Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Pendidikan Inklusif AUD
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada
junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW yang akan memberikan syafa’atnya
pada hari kiamat kelak. Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Inklusif AUD atas arahan yang telah
diberikan kepada penyusun dalam menyusun makalah ini, walaupun masih
banyak kekurangan dalam penulisannya. Makalah ini membahas tentang “Konsep
Pendidikan Inklusif” yang semoga dapat dijadikan bahan bacaan oleh penyusun
khususnya dan oleh pembaca umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai kebutuhan dasar setiap manusia, pendidikan menjadi aspek
paling penting untuk menjamin keberlangsungan hidup manusia agar lebih
bermartabat. Setiap manusia berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
yang berkualitas. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1)
menegaskan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.” Hal yang sama juga
ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) bahwa
“Setiap warga berhak mendapatkan pendidikan.” Bunyi dari pernyataan
Undang-Undang tersebut mengamanatkan bahwa semua warga negara
tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan. Amanat
Undang-Undang tersebut menjadi dasar lahirnya sistem layanan
penyelenggaraan pendidikan di tengah masyarakat yang disebut
pendidikan inklusif.
Pendidikan inklusif seharusnya dapat dimulai sejak anak usiadini.
Selain undang-undang dan peraturan yang mendukungterselenggaranya
pendidikan anak usia dini, secara konseptual dankajian-kajian ilmiah
mengenai perkembangan anak, telah menunjukkan adanya nilai-nilai
positif dalam pemberian layanan pendidikan sejak dini.pengaruh yang
paling mengenal dan dapat meninggalkan kesan yang lama dilakukan pada
saat yang tepat, yaitu pada masa kritis atau masa sensitif. Oleh karena itu,
perlunya rangsangan diberikan pada usia dini yang dapat meningkatkan
seluruh aspek perkembangan juga didasarkan pada pandangan tersebut.
Keterlambatan atau pengabaian pemberian rangsangan pada saat yang
tepat akan memberi dampak negatif bagi perkembangan anak.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pendidikan inklusif ?
2. Apa makna pendidikan inklusif ?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan inklusif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan inklusif.
2. Untuk mengetahui apa makna pendidikan inklusif.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan inklusif.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nuraeni, “pendidikan Inklusif di Lembaga PAUD”, Jurnal Kependidikan Edisi, Vol 13, 2014.
6
adalah kebutuhan hambatan perkembangan yang dialami oleh
seorang anak secara individual.
Sunan & Rizzo (1979) “anak kebuthan khusus merupakan anak
yang memiliki perbedaan dalam beberapa dimensi penting dari
fungsi kemanusiaannya. Mereka adalah yang secara fisik,
psikologis, kognisi atau sosial terhambat dalam mencapai
tujuan atau kebutuhan dan potensinya secara maksimal
sehingga memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga
kerja profesional.
Pendidikan inklusif menurut Sapon-Shevin (dalam Unesco,
2003) merupakan sistem layanan pendidikan yang mem-
persyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani disekolah-
sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama dengan anak
seusianya. Hal ini menuntut konsekuensi adanya restrukturisasi
sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung
pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, artinya kaya dalam
sumber belajar dan mendapat dukungan dari semua pihak, yaitu
para siswa, guru, orang tua dan masyarakat sekitar.
Staub dan Peck (Nuraeni, 2014) mengemukakan bahwa
pendidikan inklusif adalah dengan menempatkan anak
berkelainan tingkat ringan, sedang dan berat secara penuh
dikelas reguler.
7
B. Makna Pendidikan Inklusif
Makna dari pendidikan inklusif adalah anak-anak berkebutuhan
khusus diterima dan diperlakukan sama ke dalam kurikulum,
lingkungan interaksi sosial dan konsep diri. Dalam pemikiran inklusif,
anak tanpa pengecualian dapat bersama-sama belajar di kelas tanpa ada
persiapan di kelas khusus terlebih dahulu. Untuk dapat mewujudkan
pendidikan yang inklusif tersebut, maka orientasi pembelajarannya
adalah berpusat pada anak. Artinya sekolah sebagai institusi
pendidikan yang harus membuat penyesuaian terhadap peserta didik
agar tercipta pembelajaran untuk semua bukan peserta didik yang
memiliki kelainan yang beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Smith
(2009) menjelaskan bahwa pendidikan bagi siswa berkebutuhan
khusus bertujuan untuk melibatkan setiap anak secara penuh dalam
kehidupan sekolah yang menyeluruh.2
2
Chamidah, A. N, “Pendidikan inklusif untuk anak dengan kebutuhan kesehatan khusus”.
Jurnal Pendidikan Khusus, 2010, Hlm. 64-71.
3
GOLDEN AGE, Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Volume. 1 No. 3. 2016.
8
Istilah anak dengan kebutuhan khusus ditujukan pada segolongan
anak yang memiliki kelainan atau perbedaan sedemikinan rupa dari
anak rata-rata normal dalam segi fisik, mental, emosi, sosial atau
gabungan dari ciri-ciri itu dan menyebabkan mereka mengalami
hambatan untuk mencapai perkembangan yang optimal (Sunaryo dan
Surtikanti, 2011: Menurut Peraturan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 pasal 1,
Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan
melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) inklusi adalah upaya pembinaan
yang ditujukan pada semua anak usia dini baik anak normal maupun
anak berkebutuhan khusus dalam satu kelas melalui pemberian
rangsangan untuk membantu tumbuh kembang anak agar berguna
untuk kehidupan mendatang.
Lembaga PAUD inklusi dalam menerima peserta didik
berkebutuhan khusus memiliki kriteria masing-masing. Jenis anak
kebutuhan khusus yang umumnya diterima di PAUD inklusi antara
lain hiperaktif, autis, kesulitan berbicara, kesulitan belajar, down
syndrom, dan cerebral palsy. Pengertian cerebral palsy merupakan
bentuk cacat yang disebabkan adanya gangguan yang terdapat di dalam
otak, kelainannya bersifat kekakuan dan keluyuhan (Sujarwanto ,
2005: 119)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Golden Age. 2016. Tumbuh kembang anak usia dini. Jurnal Ilmiah: Volume.1 e-
ISSN:2502-351
Ilahi, Mohammad Takdir. 2013. Pendidikan Inklusif konsep dan aplikasi. Ar-Ruzz
Media. Jogjakarta.
11