Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum.................................................................................6
B. Prinsip-prinsip penyelenggaraan Pendidikan Inklusi................................7
C. Jenis dan Model Kurikulum Pendidikan Inklusi.......................................8
D. Tujuan Kurikulum Pendidikan Inklusi...................................................14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Inklusif adalah suatu filosofi pendidikan dan sosial.
Dalam pendidikan inklusif, semua orang adalah bagian yang berharga
dalam kebersamaan, apapun perbedaan mereka. Pendidikan inklusif berarti
bahwa semua anak, terlepas dari kemampuan maupun ketidakmampuan
mereka, jenis kelamin, status sosial-ekonomi, suku, latar belakang budaya
atau bahasa dan agama menyatu dalam komunitas sekolah yang sama.
Pendidikan inklusif merupakan pendekatan yang memerhatikan cara
mentransformasikan sistem pendidikan, sehingga dapat merespon
keanekaragaman peserta didik yang memungkinkan guru dan peserta didik
merasa nyaman dengan keanekaragaman tersebut, serta melihatnya lebih
sebagai suatu tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar dari pada
melihatnya sebagai suatu problem.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kurikulum?
2. Bagaimana prinsip penyelenggaraan pendidikan Inklusi?
3. Bagaimana jenis dan model kurikulum pendidikan Inklusi?
1
Kemendikbud. (2011). Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Jakarta:
Kemendikbud
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kurikulum
2. Mengetahui prinsip penyelenggaraan pendidikan Inklusi
3. Mengetahui jenis dan model kurikulum pendidikan Inklusi
4. Mengetahui tujuan kurikulum pendidikan Inklusi
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu
curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi,
istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di
Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh
oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
2
Suci, R. (2012). Pedoman Umum Inklusif. Bandung; Replika
Keterangan:
eskalasi (escalation) = kenaikan, duplikasi (duplicating) = peniruan,
modifikasi (modification) = perubahan, subtitusi (substitution) =
penggantian, dan omisi (omission) = penghapusan.
a. Model Eskalasi
Eskalasi (escalation) berarti kurikulum standar nasional
dinaikkan tingkat kualifikasi materinya baik secara horizontal
maupun vertikal sesuai dengan tuntutan potensi siswa cerdas
istimewa dan/atau bakat istimewa. Penaikan tuntutan kurikulum
standar nasional secara fertikal berarti materi kurikulum bagi siswa
cerdas istimewa dan atau bakat istimewa tingkat kesukarannya
dinaikkan. Sedangkan Penaikan tuntutan kurikulum standar nasional
secara horizontal berarti materi kurikulum bagi siswa cerdas
istimewa dan atau bakat istimewa diperluas.
Tujuan eskalasi kurikulum standar nasional adalah agar
siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
c. Model Modifikasi
d. Model Substitusi
Substitusi berarti mengganti. Substitusi kurikulum bagi
peserta didik berkebutuhan khusus berarti mengganti isi kurikulum
standar nasional dengan materi yang lain. Penggantian dilakukan
karena isi kurikulum nasional tidak memungkinkan diberlakukan
kepada anak berkebutuhan khusus , tetapi masih bisa diganti dengan
hal lain yang kurang lebih sepadan ( memiliki nilai sama ). Substitusi
bisa terjadi pada tujuan pembelajaran, materi, proses, atau evaluasi.
2. Kurikulum Kekhususan
Layanan kekhususan adalah interfensi khusus berdasarkan kelainan
atau kebutuhan khusus peserta didik untuk mengatasi kelainan yang
disandangnya atau mengoptimalkan potensi khusus yang perlu
dikembangkan. Bentuk layanan kekhususan diantaranya adalah sebagai
berikut.
3
Kemendikbud. (2011). Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Jakarta:
Kemendikbud
4
Garnida, Dadang. (2015). Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung: PT Refika Aditama.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan rancangan pembelajaran yang berguna
sebagai pedoman ketercapaian guru terhadap tujuan yang telah ditentukan
lewat proses belajar mengajar. Adapun jenis kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum reguler yang harus disesuaikan pada program
pembelajaran, dikarenakan pada anak berkebutuhan khusus memiliki
hambatan yang cukup variatif.
Proses pengembangan kurikulum dari reguler, sangatlah berguna
membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dan mengatasi
hambatan belajar yang dialami siswa semaksimal mungkin dalam latar
inklusi.Pembelajaran inklusif menekankan pada siswa, agar memiliki
kesempatan yang sama dengan siswa non inklusif.
B. Saran
Guru yang mengajarkan siswa pada sekolah inklusif, haruslah guru
yang memiliki keterampilan komunikasi dengan siswa nya. Hal lain yang
perlu diperhatikan oleh seorang guru yang kelak mengajar di sekolah
inklusif adalah guru yang kreatif dalam mengembangkan materi dari
kurikulum reguler tersebut, khususnya untuk anak yang memiliki
kebutuhan khusus.
Sebaiknya dalam pengelolaan kurikulum untuk siswa yang
berkebutuhan khusus, dikelola dengan lebih baik. Misalnya pemerintah
yang fokus terhadap dunia pendidikan, membuat petunjuk atau berupa soal
yang dikhusukan untuk siswa yang berkebutuhan khusus guna membantuk
para guru pembimbing.