Anda di halaman 1dari 20

GERAKAN INDONESIA MENGAJAR

Refleksi 1 Tahun Penugasan Pengajar Muda 17 Kabupaten Kepulauan


Sula : Wawasan Ke-Indonesiaan.

Oleh : Akbar Qurani Hidayatullah,S.H.


Apa Kata Kunci Tercetus Indonesia Mengajar ?
VISI & MISI INDONESIA MENGAJAR
METODE PENDEKATAN ABT
( ASET BASED THINKING)
PENDEKATAN INDONESIA MENGAJAR

Mengirim orang bukan


uang/barang

Berfokus pada perubahan


perilaku

Melibatkan semua pihak

Bekerja jangka panjang


PERNAH DENGAR INISIASI GERAKAN INI SEBELUMNYA ?

Ini adalah beberapa turunan dari Gerakan Indonesia Mengajar berkaitan dengan Gerakan Sosial Pendidikan, dalam
perkembangannya gerakan-gerakan seperti diatas sudah mampu untuk bergerak secara mandiri dengan melebarkan sayap lagi
guna sebanyak-banyaknya pihak yang terlibat, dan proses tersebut menghadirkan Interaksi, dari proses interaksi menghasilkan
Apresiasi hingga menumbuhkan minat untuk diri turut berkontribusi atas dunia pendidikan dari termasuk beragam latar belakang
profesi.
WAWASAN KE-INDONESIAAN SEBUAH REFLEKSI PENUGASAN 1 TAHUN SEBAGAI
PENGAJAR MUDA INDONESIA MENGAJAR KABUPATEN KEPULAUAN SULA

KARAKTER MASYARAKAT

WAWASAN KE-
NASIONALISME INDONESIAAN KONTEKS KEDAERAHAN

BUDAYA, LINGKUNGAN, SUKU


KARAKTER MASYARAKAT

Percaya ataupun tidak secara garis besar untuk mengetahui


perkembangan masyarakat dalam tugas/fungsi ataupun scope
sosialnya, pada empat tabel ini cukup untuk mewakili sebagai
suatu yang memudahkan untuk perspektif kita untuk mengenal
gaya karakter masyarakatnya khususnya untuk menyaring tingkat
interest, mengetahui power/kekuatan/potensi dari para
stakeholder khususnya yang berkaitan dengan
kepeduliaan/interest/minat untuk pendidikan.
Upaya lain untuk mengetahui Karakter Masyarakatnya ialah kita benar tahu dan mencari sekiranya siapa yang menjadi figur ataupun aktor lokal/local champion yang bisa diajak kolaborasi.

Apabila sudah berjalan hubungan baik, untuk menjaga konsistensi dapat menggunakan metode coaching, fasilitasi, ataupun design thinking guna menggali apa yang sebenarnya mereka butuhkan untuk pengembangan diri meraka sebagai bentuk apresiasi juga
dari kita untuk mereka yang kita anggap akan konsisten sebagai figur local champion.
Masih belum percaya ?
Setidaknya dengan mengenal lebih dalam karakter masyarakat, kami menemukan 4
orang yang luar biasa berkontribusi sangat hebat untuk kemajuan pendidikan akar
rumput Sula, seperti dari dalam foto tersebut terdapat : Hanis Marsela (Ketua
BUMDES Wailoba), Irawan Duwila (Pemuda & Pengusaha Lokal), Khairil Umasugi
( Sekretaris Pendidikan Kab.Kepulauan Sula), Haris Polpoke ( Pegawai Apotek). 4
orang ini turut berkontribusi atas gerakan sosial pendidikan lokal seperti : Gravity
Study Tour, Kelas Inspirasi Sula, Gerakan Sula Membaca, Pojok Literasi desa Wailoba)
BUDAYA, SUKU, LINGKUNGAN

Menjadi Pengajar Muda memperkaya saya akan perbedaan pandangan suku baik suku asli pedalaman, masyarakat suku Sula,
hingga masyarakat Suku pendatang yaitu Suku Bajo dan juga tak luput perayaan Idul Fitri dengan unsur 2 agama saling
mengunjungi dan bertukar makanan, ataupun dengan adat istiadat marga serta kondisi lingkungan yang asri yang menjadi
bukti nyata merasakan “Indonesia itu amat luas, berbeda tetap satu, kata-kata nenek moyang yang tak pernah bohong itu
saya buktikan sendiri”.
KONTEKS KEDAERAHAN
MENARIK MEMBICARAKAN KONTEKS
KEDAERAHAN INI, TERNYATA
KONTEKS PENGEMBANGAN POTENSI
JAWABANNYA ADA PADA MINDSET /
OPINI POSITIF YANG DIBANGUN

Pada 2 gambar ini adalah bahwa masih banyak yang menjaga nyala lilin
perbuatan positif. Upacara Bendera dari Hanis Marsela sudah berjalan 10
tahun dari anak-anak sedari kelas 3 SD-SMP untuk membentuk pasukan
17,8 dan 45. Pada sisi lain gambar disamping adalah seorang Zelfin
Rahimbera yang sedari SMP sudah berani inisiatif sendiri mengajarkan
sesama anak suku Kadai baca tulis dan hingga lolos 20 besar bertemu
dengan Ibu Sri Mulyani dalam rangka program Anak Sabang Merauke.
NASIONALISME

Sudah 10 tahun anak-anak di Desa Wailoba


Kabupaten Kepulauan Sula, amat sangat
menghargai berdiri nya Bendera dari mulai
terbentuknya pasukan 17, 8 dan 45 sedari
kelas 3 SD hingga SMP. Selama 1 Bulan anak-
anak ini bekerja keras dan sudah terbiasa
memaknai positif naiknya bendera Merah
Putih lambang Nasionalisme, kondisi di Desa
ini sampai dengan 2019 periode November
belum merasakan adanya listrik Pemerintah,
dan akses jalan yang amat terbatas sehingga
dikategorikan sebagai Desa Terpencil. Namun
semangat Nasionalisme nya ? Jangan Ditanya .
Lalu Bagaimana kondisi mereka dengan COVID 19 ?

Terganggu mungkin ada, tetapi jaring pengaman siklus adanya


gerakan sosial pendidikan yang sudah berpola dan mengakar
semangatnya tetap berkobar dan layaknya bara Api, yang
walaupun diterpa hingga seakan padam sesungguhnya nyala
semangatnya tetap berjalan untuk berjuang selalu.

Lantas, untuk diri kita masih semangatkah kita memberikan dampak positif baik untuk
keberlangsungan gerakan sosial pendidikan di lingkungan kita ?
Untuk informasi lebih lanjut dan detail dapat dilihat pada
website : www.indonesiamengajar.org

SEKIAN.

SUKUR EEEB EEEB / TERIMAKASIH BANYAK

Anda mungkin juga menyukai