Pendidikan
berbagi. Mungkin, bagi kita yang tinggal dipinggiran kota atau bahkan dipusat kota tidak
akan pernah membayangkan bagaimana sulitnya memperoleh ilmu agama. Lalu,
bagaimana dengan saudara dan generasi penerus bangsa yang berada dipelosok negeri ini,
terkhusus Sumatera Utara. Maka Gerakan Sumut Mengajar berkomitmen dan berinergi
pula dalam upaya memberikan pendidikan dan penyebaran agama sebagai salah satu tugas
setiap individu untuki memperjuangkan agamanya.
EKONOMI KREATIF
Terkait ekonomi kreatif adalah pemanfaatan sumber daya alam di desa pengabdian untuk dijadikan
hasil produksi yang bermanfaat melalui pemberdayaan aset yang ada di desa, Aset desa dikelolah
untuk membuat sesuatu yang bermanfaat agar desa memiliki penghasilan atau karya yang
diproduksi dari desa pengabdian sendiri Dengan Sumut Mengajar akan membuat suatu program
kerja melalui ekonomi kreatif yang bertujuan untuk membuat desa kreatif dengan segala karya
yang dihasilkan sendiri, banyak sumber daya alamdan sumberdaya manusia yang bisa di
manfaatkan menjadi sesuatu yang berguna tentunya untuk di desa pengabdian ini
LINGKUNGAN
• Semua pihak yang terlibat mengikuti kegiatan ini dengan penuh kerelaan hati. Mereka terlibat tanpa
Sukarela paksaan, baik desa maupun relawan/pegiatnya.
• •Kegiatan ini bebas dari relasi dengan institusi perusahaan/lembaga tempat pegiat bekerja, relasi dengan
Bebas motif pemasaran perusahaan dan berbagai kepentingan non-pendidikan yang tidak relevan. Satu-satunya
Kepentingan kepentingan yang ada adalah demi masa depan anak-anak Indonesia.
• Tidak ada biaya, baik yang dipungut dari relawan, sekolah atau siapapun. Tidak juga melibatkan pendanaan
Tanpa Biaya dari perusahaan atau lembaga lain. Satu-satunya pendanaan yang mungkin hanyalah iuran dari
relawan/pegiat serta donasi masyarakat.
• Bersikap terbuka dan saling belajar, baik sekolah, pegiat/relawan dan semua pihak yang terlibat. Relawan
Siap Belajar terbuka belajar khususnya bagaimana mengajar dan memahami kondisi pendidikan, sosial, keagamaan di
suatu pelosok desa.
• Para pegiat atau relawan selalu siap terjun langsung, dengan fokus pada aksi dan dampak maupun
Terjun Langsung menginpirasi seluruh penerus bangsa di pelosok sumatera utara
Siap • Terbuka untuk membangun silaturahmi, baik relawan maupun warga desa. Relawan , lembaga pendidikan,
bersilaturahmi dan warga terbuka, saling rendah hati dan tulus untuk menjalin hubungan menyelsaraskan tujuan.
• Semua pihak percaya bahwa ini bukan tentang diri relawan, bukan tentang para pengurus sekolah maupun
Tulus pengurus agama dan tokoh agama, tetapi demi anak-anak Indonesia yang akan lebih percaya diri dan siap
berjuang menyongsong cita-cita dan bangsa yang lebih baik.
Prinsip Pengelolaan Gerakan Sumut Mengajar
Pengarah
Sosialisasi Pembekalan
an
Rekrutmen Rekrutmen adalah proses pengumpulan para pemuda yang ingin berpartisipasi menjadi bagian perubahan
Sumatera Utara. Rekrutmen ini menggunakan penyebaran melalui media social maupun personal. Dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi
untuk mampu mengikuti proses seleksi. Syarat tersebut berupa pengisian biodata pribadi, riwayat jenjang pendidikan, kelebihan, kelemahan,
hingga kompetensi yang dimiliki dan menghasilkan sebuah tulisan essay. Dengan memberikan batas waktu untuk proses rekrutmen berharap
dapat menumbuhkan rasa disiplin sebelum menjadi relawan Gerakan Sumut Mengajar dan Membuat praktik penyelenggaran dapat berjalan
denagn efektif dan efisien.
Seleksi Seleksi adalah proses pemilihan relawan yang bersungguh-sungguh dalam memantapkan diri menjadi bagian dari
Gerakan Sumut Mengajar. Proses seleksi ini terdiri atas dua tahap. Pertama, tahap ini merupakan tahap penyeleksian berkas dan karya tulis
Essay. Jadi, seluruh calon relawan yang telah mendaftar dan membuat karya tulis essay akan dipantau oleh tim penyeleksi untuk dilihat sejauh
mana kesungguhannya dalam menjadi relawan. Kedua, tahap kedua merupakan tahap penyeleksian setelah dinyatakan lulus pada tahap pertama.
Tahap kedua ini merupakan tes wawancara. Dalam tes wawancara para tim penyeleksi berusaha mengetahui lebih jauh bagaimana tentang calon
relawan. Dengan harapan mampu mendapatkan relawan yang berkompetensi dan bersungguh dalam menjadi bagian dari perubahan.
Pengarah Pengarahan adalah proses lanjutan dari hasil seleksi. Jadi, para relawan yang sudah dinyatakan lulus dalam proses
seleksi akan dikumpulkan untuk mendapatkan pengarahan selanjutnya oleh pihak Panitia Project Gerakan Sumut Mengajar. Pengarahn ini
berisi tentang tahap selanjutnya untuk melaksanakan beberapa pembekalan sebagai persiapan menuju pengabdian di pelosok desa.
Pembekalan
Pembekalan adalah persiapan yang harus dilakukan dan diikuti relawan untuk mendapatkan memantapan
secara materi, fisik dan fisikis. Pembekalan ini dilakukan berdasarakan waktu yang telah disekapati dan disesuaikan dengan kesibukan para
relawan. Dengan pengisi pembicara dalam proses pembekalan merupakan para tokoh atau seseorang yang ahli dibidangnya. Dimana materi
pembekalan ini diawali dengan pengenalan kepada relawan tentang Sejarah Gerakan Sumut Mengajar, Lalu dilanjut dengan bagaimana menjadi
relawan yang berkualitas hingga public speaking maupun materi lainnya yang dapat menunjang pelaksanaan pengabdian berjalan dengan baik.
Pengabdian Pengabadian yang dilakukan para relawan selama kurang lebih dua minggu. Para relawan ditempatkan di
pelosok desa yang ada di Sumatera Utara tanpa menginformasikan sebelumnya tentang kondisi dan keadaan desa tersebut. Sehingga, hal ini
harus mampu ditangani oleh para relawan sebagai tahap proses pembelajaran untuk menjadi relawan yang mampu berkembang dan fleksibel.
Selama proses pelaksanaan ini para relawan akan melakukan beberapa kegiatan di desa, mulai dari pendidikan, kegiatan social, agama, maupun
mengikuti kebudayaan dan lingkungan sekitar desa.
Laporan Laporan merupakan produk yang dihasilkan oleh para relawan setelah melaksanakan proses pelaksanaan.
Dalam laporan ini para relawan memberikan serangkain kegiatan dan kondisi yang ada di Desa Pengabdian melalui bentuk produk. Laporan itu
sendiri terdiri atas Laporan pertanggung jawaban, Narasi, Dokumentasi, Maupun Video selama proses pengabdian yang menceritkan keunikan
pelosok des di Sumatera Utara. Sehingga, dengan adanya produk ini dapat memberikan bukti nyata kepada khyalayak umum bagaimana kondisi
sesungguhnya di pelosok Desa Sumatera Utara.
PROGRAM KEGIATAN UMUM
Program kegiatan umum adalah program yang harus dilakukan oleh para relawan selama proses pengabdian. Program ini memiliki kategori yaitu
;Pendidikan 40%,Sosial 30%, dan Agama 30%. Proses pengabdian relawan diseluruh pelosok desa akan melakukan program kegiatan yang
sama. Sebagaimana telah disusun berdasarkan beberapa kelas yang dapat dilakukan bersama anak-anak ataupun warga desa.Kelas tersebut antara
lain sebagai berikut :
A. Kategori Pendidikan
1. Kelas Bencana
Kelas Bencana adalah program yang harus dilakukan relawan untuk memberikan
penyuluhan ataupun bimbingan terkait siaga bencana. Hal ini dapat dilakukan relawan
melalui beberapa hal seperti tata praktik siaga kebakaran, siaga gempa, siaga longsor,
siaga sunami, maupun siaga gunung melus. Keseluruhan tata pratik yang harus dilakukan dalam kelas bencana disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi tempat pengabdian. Dengan harapan apa yang telah dilakukan dalam proses Kelas Bencana dapat dipergunakan
oleh masyarakat yang pada umumnya tidak mengerti dengan hal tersebut.
2. Kelas Inpirasi
Kelas Inpirasi adalah program yang dilakukan relawan guna menarik minat dan bakat
serta memotivasi kepada anak-anak di pelosok desa Sumatera Utara untuk menggapai
mimpi dan cita-citanya. Kelas inpirasi ini dapat diisi dengan memberikan cerita berbagai
profesi seperti Polisi, TNI, Masinis, Pilot, Dokter,Guru, Pemadam Kebakaran dan
Presiden. Maka, setelah kelas inpirasi ini diharapkan anak-anak akan mencintai dan
bermimpi untuk menggapai salah satu dari profesi yang menjadi keinginannya.
3. Kelas Seni dan Budaya
Kelas Seni dan Budaya adalah kelas yang dilakukan oleh relawan untuk
memperkenalkan kesenian ataupun kebudayaan Sumatera Utara khususnya, dan
Indonesia secara umum. Dimana selama proses tersebut akan dapat memberikan
dampak positif berupa pertahanan dan pewarisan budaya terhadap generasi
selanjutnya. Proses Kelas Seni dan Budaya ini dapat dilakukan misalnya dengan
menari, puisi, melukis, bernyanyi,dan berbagai seni lainnya. Melalui kelas seni dan
budaya ini pula secara tidak langsung akan memberikan
dampak pertukaran budaya antara relawan dengan warga setempat. Dengan begitu, dapat memberikan suasana pengabdian yang
mengandung unsur pertahanan budaya.
4. Kelas Kreativitas
Kelas Kreativitas adalah program yang dilakukan relawan untuk menarik kreativitas
anak-anak pelosok desa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara misalkan pembuatan
mahkota dari daun. Pembuatan mahkota dari daun ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan daun-daun yang berjatuhan. Kemudian, membuat bunga gantung dari
botol bekas, ataupun memanfaatkan bungkus diterjen untuk membuat hiasan ruangan berupa bunga. Selain menarik daya kreativitas, hal
ini juga dapat memberikan pola pikir kepada anak-anak bahwa benda atau berbagai hal yang ada dilingkungan dapat digunakan untuk
berkreasi.
5. Kelas Singgah Baca
Kelas Singgah baca adalah program umum yang harus dilakukan para relawan.
Kegiatan ini berupa membantu anak-anak untuk mengerjakan tugas, memberikan
materi pembelajaran sesuai materi sekolah selanjutnya, memberikan materi umum
tentang ilmu lingkungan hidup sekitar, ataupun mengajarkan beberapa hal yang dapat
menarik minat anak-anak dalam belajar.
6. Kelas Role Play
Kelas Role Play adalah program bermain peran yang dilakukan outdoor. Kegiatan ini secara
umum dilakukan dengan belajar dan bermain. Hal ini harapkan dapat memberikan kenikmatan
dalam belajar terhadap anak-anak di desa yang pada umumnya masih kaya akan bermain.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara misalkan, relawan mengajar anak-anak untuk duduk
diruang terbuka secara melingkar. Lalu, anak-anak diperintahkan untuk mengambil beberapa
daun yang setiap anak
tidak boleh sama serta dianjuran mengambil daun yang telah jatuh. Kemudian, setiap akan akan diberikan beberap detik untuk mengubah
daun tersebut menjadi benda apa saja dan mempraktekannya. Kemudian, diakhir relawan dapat menjelaskan tentang pembusukan daun
mulai dari berwarna hijau hingga kecokelatan.
B. Kategori Sosial
1. Kelas Sore Sehat
Kelas Sore sehat adalah program yang dilakukan relawan pada saat pengabdian guna mempererat
persaudaraan dan rasa kasih antara relawan, anak-anak , dan warga setempat. Hal ini dapat
dilakukan para relawan dengan senam, bermain bola bersama anak-anak, ataupun bermain olaraga
lain bersama masyarakat setempat.
2. Kelas Bakti Sosial
Kelas Bakti Sosial adalah program yang dilakukan sebagai wujud bakti terhadap lingkungan. Hal
ini dapat dilakukan relawan dengan cara bergotong royong membantu masyarakat, bersih-bersih
lingkungan desa, membuat taman bunga dilingkungan desa, ataupun membuat banksampah.
Selain beberapa hal tersebut, para relawan juga dapat menjelaskan tentang berbagai jenis sampah
yang dapat bermanfaat untuk masyarakat. Seperti penjelasan sampah organik dan non organik
yang harus dipilah karna berbeda dalam proses pembusukannya.
3. Kelas Hidup Bersih dan Sehat
Kelas ini merupakan program yang sangat dibutuhkan masyarakat desa pada umumnya.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan melalui kelas hidup bersih dan sehat yaitu; cara
mencuci tangan yang baik, sikat gigi yang baik, dan penjelasan kebiasaan sebelum tidur
untuk mencuci wajah, tangan, dan kaki serta sikat gigi ataupun berbagai kesehatan yang
menunjang dan dibutuhkan masyarakat.
C. Ketegori Agama
1. Kelas Mengaji
Kelas mengaji adalah program umum yang harus dilakukan para relawan sebagai wujud
tujuan dari gerakan sumut mengajar untuk memperhatikan salah satu ranah yaitu agama.
Kegiatan ini dapat disi relawan seperti mengaji siang
atau sore bahkan magrib mengaji di malam hari. Hal ini diharapkan dapat menarik minat
anak-anak untuk menyeimbangkan akan pentingnya belajar dan mengaji.
2. Sholat 5 Waktu Berjamaah
Sebagai relawan yang tangguh dan bersungguh-sungguh dalam menjelankan kebaikan , tentunya
harus mendekatkan diri dengan yang maha baik. Selain itu, dengan menjalankan kegiatan sholat 5
waktu berjamaah ini akan mempu menarik perhatian masyarakat minat anak-anak dan masyarakat
setempat akan kewajiban seseorang dalam beragam, terkhusus agama islam.
3. Menghadiri Pengajian dan Imam serta muadzin masjid untuk lelaki
Sebagai relawan yang tinggal beberapa minggu disuatu desa maka, para relawan harus
merangkul dan memperkenalkan diri kepada seluruh elemen masyarakat. Untuk itu,
menghadiri pengajian merupakan salah satu program yang dapat melibatkan masyarakat
dan relawan berinteraksi. Melalui interaksi ini pula diharapkan dapat menyebarkan
kebaikan kepada ibu/ bapak perwiritan.
D. Kategori ekonomi kreatif
Melatih kemampuan relawan dalam berkreatifitas melalui ekonomi kreatif diharapkan melalui pelatihan ini para relawan bisa
melatih kemampuan diri untuk memanfaatkan barang bekas menjadi nilai jual yang bisa dipasarkan salah satunya melalui program
pelatihan kerajinan tangan yang akan dilakukan seriap relawan yang mengabdi.
1. Mengexplore Potensi Desa
Memperdayakan sumber alam atau aset yang ada di desa semacam memberdayagunakan potensi yang bisa di kelolah sendiri
oleh desa. Bertujuan untuk meningkatkan kababilitas desa agar bisa menghasilkan produk sendiri, di harapkan produk yang di
hasilkan mempunyai margin yang tinggi, semua ini untuk menjadikan desa yang produktif akan sumber daya alam yang
dimiliki.
E. Kategori Lingkungan
1. Eco-Brick
Ecobrick adalah metode untuk meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik
(sanpah yang tak dapat diuraikan atau membutuhkan waktu lama untuk terurai) hingga benar-benar keras dan padat. Tujuan dari
ecobrick sendiri adalah untuk mengurangi sampah berbahan dasar plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk
dijadikan sesuatu yang berguna. Contoh pemanfaatannya adalah untuk pembuatan meja, kursi, tembok, maupun barang kesenian
lainnya yang bahkan memiliki nilai jual. Metode ini terbukti mengurangi jumlah sampah plastik.
2. Jelajah sampah
Pengelolaan sampah di negeri ini merupakan permasalahan klasik, sepele namun belum juga teratasi sepenuhnya. Menurut Direktur
Jendral Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 (Bahan Bebahaya dan Beracun) dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Tuti Hendrawati Mintarsih, menyebut total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik
mencapai angka 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Berdasarkan data Jenna Jambeck, seorang peneliti sampah
dari Universitas Georgia, Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik yang mencapai sebesar 187,2 juta ton
setelah China yang mencapai 262,9 juta ton. Belum lagi, penggunaan plastik di Indonesia merupakan sampah yang merupakan
sumber utama penumpukan bobot sampah, terlebih plastik diuraikan dalam waktu 1 millenium atau sekitar 1000 tahun. Belum lagi,
pemusnahan plastik dengan cara dibakar hanya akan mempurburuk kesehatan karena zat Dioksi yang dihasilkannya. Maka, prinsip
3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), dan Recycle (Mendaur ulang) selayaknya kita terapkan dalam
mengatasi sampah plastik, dengan cara simpel namun efektif, yaitu Ecobrick.
Program ini merupakan program andalan gerakan sumut mengajar diharapkan seluruh relawan melakukan kebaikan dan dibebaskan
menambahkan program.