Anda di halaman 1dari 36

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MI. ROUDLOTUS SIBYAN


SOWAN KIDUL KEDUNG JEPARA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat


Guna Memperoleh Ijin Penelitian skripsi
Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

O l e h:
AKHMAD SYUKRON
NIM151310003473

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(UNISNU) JEPARA
2019

1
PROPOSAL PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

Partisipasi Masyarakat merupakan peran serta atau keikutsertaan dan

keterlibatan seseorang secara perseorangan atau berkelompok dalam suatu

kegiatan. Conyer menjelaskan bahwa pendekatan dalam partisipasi

masyarakat adalah adanya keterlibatan langsung masyarakat dalam proses

pembangunan.1

Pengelolaan Madrasah sebagai pendidikan formal masih tertinggal bila

dibandingkan dengan pengelolaan pendidikan umum setingkat yang berada

dibawah penyelenggaraan pendidikan nasional. Salah satu kelemahannya

yaitu terlalu banyaknya mata pelajaran yang diajarkan, kualitas guru yang

rendah, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang, serta para siswa

kebanyakan dari keluarga kurang mampu.2

Proses pendidikan di Madrasah dipengaruhi juga oleh adanya

lingkungan masyarakat yang kondusif. Artinya lingkungan masyarakat juga

memiliki Partisipasi dalam pendidikan. Apabila lingkungan masyarakat

mendukung akan keberadaan Madrasah maka proses pendidikan akan

berjalan dengan efektif dan kualitas pendidikan, baik umum maupun agama

Islam akan lebih bagus. Sehingga pendidikan, khususnya pendidikan agama

Islam bisa menjadi alternatif pendidikan modern.

1
Mansyur Ramly, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2016), h. 185
2
Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 147-
148.

1
2

Proses pendidikan di Madrasah dipengaruhi juga oleh adanya

lingkungan masyarakat yang kondusif. Artinya lingkungan masyarakat juga

memiliki peranan dalam pendidikan. Apabila lingkungan masyarakat

mendukung akan keberadaan Madrasah maka proses pendidikan akan

berjalan dengan efektif dan kualitas pendidikan, baik umum maupun agama

Islam akan lebih bagus. Sehingga pendidikan, khususnya pendidikan agama

Islam bisa menjadi alternatif pendidikan modern. Madrasah dalam hal ini

Madrasah Ibtidaiyah Roudlotus Sibyan merupakan Madrasah Ibtidaiyah yang

berada di Desa Sowan Kidul Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Dalam

beberapa periode MI Madrasah Ibtidaiyah Roudlotus Sibyan mengalami

peningkatan jumlah siswa yang cukup banyak. Selain kepercayaan dari

masyarakat, banyak orang tua yang memindahkan anaknya dari SD ke

Madrasah Ibtidaiyah Roudlotus Sibyan tersebut. Hal ini disebabkan karena

kualitas pendidikan agama Islam yang kurang di Sekolah Dasar serta adanya

kegiatan tambahan keagamaan pada Madrasah Ibtidaiyah Roudlotus Sibyan

yang tidak ada di sekolah-sekolah lain seperti halnya hafalan surat-surat di juz

30, hafalan asmaul khusna, sebelum masuk sekolah, shalat dhuha di jam

istirahat secara berjamaah, serta shalat dhuhur berjamaah sepulang kegiatan

belajar mengajar di madrasah.3

Perwujudan dari usaha masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan formal, maka tentu keberadaan pendidikan tersebut di bawah

tanggung jawab masyarakat. Karena urusan pendidikan adalah urusan

3
Mudhori, Ketua Komite MI Roudlotus Sibyan Sowan Kidul, Wawancara Pribadi ,
Jepara, 16 Oktober 2019.
3

bersama, bukan eksklusif menjadi urusan pemimpin dan pakar-pakar

pendidikan saja. Oleh karena itu kebijakan pendidikan baru bisa berjalan

lancar atau mantap hanya berkat dukungan masyarakat, yaitu berupa

partisipasi aktif segenap warga masyarakat.4

Hubungan madrasah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan

suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan

pertumbuhan pribadi peserta didik di madrasah. dalam hal ini madrasah

sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih

besar, yaitu masyarakat. Hubungan yang harmonis antara madrasah dan

masyarakat ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah

menyadari dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Namun,

tidak berarti pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya

pendidikan, hubungan kerjasama ini tidak perlu dibina. Pada masyarakat yang

kurang menyadari akan pentingnya pendidikan, madrasah dituntut lebih aktif

dan kreatif untuk menciptakan hubungan kerja sama yang lebih harmonis.5

Berdasarkan observasi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal

5 September 2019, penulis mendapatkan data awal dari wawancara Kepala

Madrasah tersebut bahwa madrasah sebenarnya telah menerapkan manajemen

berbasis madrasah. Bapak Kholid Hamidi, S.Ag selaku Kepala Madrasah di

MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul mengatakan bahwa :

Manajemen yang baik merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan
oleh kepala madrasah untuk mengembangkan madrasah yang

4
Kartini Kartono, Tujuan Pendidikan Harus Singkron Dengan Tujuan Manusia,
(Bandung: Mandar Maju, 2013), h. 11
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi, dan Implementasi,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012), h. 74-75.
4

dipimpinnya sehingga seorang kepala madrasah senantiasa harus


berupaya seoptimal mungkin bekerja sama dengan pihak komite
madrasah beserta dewan guru yang ada di dalamnya untuk
merencanakan bersama segala hal yang akan dilakukan atau menjadi
program madrasah di awal tahun pelajaran. Oleh karena itu, pada awal
tahun pelajaran MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul senantiasa
melakukan kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat dan
mengevaluasi progam apa saja yang sudah berjalan dan yang belum
berjalan dengan maksimal. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan
program baru yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran berikutnya.6

MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul juga sejak tahun 2014 menjalin

kerjasama dengan beberapa pihak terkait yang dapat mendukung semua

program kerja madrasah. Salah satunya adalah membuat MOU atau

kesepakatan dengan pihak organisasi keagamaan di lingkungan desa Sowan

Kidul seperti Majlis Taklim Al-Muttaqien, Jamiyah Niswah dan ketua-ketua

RT terdekat untuk ikut mensukseskan program madrasah salah satunya adalah

program BTA yang dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum’at

pada pukul 06.30 sampai dengan pukul 07.30.

Salah satu hal yang manarik penulis dari MI. Roudlotus Sibyan Sowan

Kidul berkenaan dengan partisipasi masyarakat kepada madrasah adalah

adanya peran serta masyarakat untuk ikut serta dalam memajukan dan

mengembangkan madrasah tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Bapak Kholid Hamidi, S.Ag selaku Kepala Madrasah yang

mengatakan bahwa :

Peran serta masyarakat di MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul bukan


hanya terlihat pada keaktifan mereka dalam mengikuti semua kegiatan
yang dilaksanakan di madrasah seperti pertemuan rutin wali murid
setiap salapanan (5 minggu sekali), tetapi hal lain untuk
mengembangkan madrasah juga dapat dilihat pada keterlibatan
6
Kholid Hamidi, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Roudlotus Sibyan, Wawancara Pribadi,
Jepara, 5 September 2019.
5

masyarakat ketika madrasah setiap tahun harus membangun lokal ruang


kelas baru, mereka pun banyak yang terketuk hatinya untuk ikut
menyumbangkan sebagian dari rejeki yang dimilikinya untuk
membantu madrasah, seperti ada yang menyumbangkan tenaganya,
makanan selama pembangunan untuk tukang, ada yang menyumbang
material, maupun dalam bentuk uang. bukan hanya itu saja, setiap tahun
ketika madrasah melaksanakan kegiatan Harlah MI, merekapun terlibat
di dalamnya dalam kepanitiaan sehingga dengan keterlibatan mereka
dalam setiap kegiatan madrasah, maka masyarakat semakin merasa
memiliki madrasah dan meingkatkan loyalitas mereka pada MI.
Roudlotus Sibyan Sowan Kidul. Pada aspek pembelajaran, masyarakat
juga banyak yang menjadi donatur tetap dari beberapa kegiatan di
madrasah seperti donatur anak yatim, donatur program BTA dan
ubudiyah, serta donatur pembangunan.7

Dari hasi wawancara diatas dapat dipahami bahwa masyarakat tidak

hanya aktif dalam kegiatan rutin wali murid, tetapi juga terlibat dalam

membangun lokal ruang kelas baru, dengan menyumbangkan sebagian dari

rejeki yang dimilikinya untuk membantu madrasah, seperti ada yang

menyumbangkan tenaganya, harta bendanya. Pada aspek pembelajaran,

masyarakat juga banyak yang menjadi donatur tetap dari beberapa kegiatan di

madrasah seperti donatur anak yatim, donatur program pembelajaran di

Madrasah.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis berkeinginan untuk

mengadakan penelitian tentang “Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan Agama Islam di MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung

Jepara”

B. Penegasan Masalah
Untuk menghindari istilah perlu diberi penegasan dari penjelasan

istilah yang memberi informasi yang jelas tentang arah dan tujuan penelitian.

7
Ibid,.
6

Maka penulis perlu memberi penjelasan tentang arti atau makna dari beberapa

istilah tersebut yaitu :

1. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi adalah hal turut serta (pengikut-sertaan dalam suatu

kegiatan) baik langsung maupun tidak langsung.8 Masyarakat adalah setiap

kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga

mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir mengenai dirinya

sebagai kesatuan sosial yang mempunyai batas-batas tertentu”.9

Dari pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pengertian

partisipasi masyarakat ialah keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat

terhadap suatu kegiatan atau organisasi sosial untuk mewujudkan keinginan

dan kepentingan bersama, yaitu keikutsertaan masyarakat dalam

peningkatan mutu pendidikan di MI. Roudlotus Sibyan desa Sowan Kidul

khususnya masyarakat di sekitar lingkungan madrasah yaitu RT. 12, RT 10,

RT 13 dan RT 15 Kecamatan Kedung, yang terdiri dari wali murid, komite

sekolah, para pengurus dan tokoh masyarakat.

2. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam

Peningkatan adalah menaikkan (derajat, taraf).10 Mutu diartikan

ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf atau derajat (kepandaian,

kecerdasan, dan sebagainya).11

8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2015), h. 732
9
Abu Ahmadi, Pengantar Sosiologi, (Semarang: CV. Ramadhani, 2014), h. 35
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1999), h. 33.
11
Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Peningkatan Mutu Berhasis
Sekolah, (Jakarta : Depdiknas, 2000), h. 5.
7

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran

agama Islam, yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati,

dan mengamalkan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidup demi

keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun diakherat kelak 12.

Jadi, yang dimaksud dengan peningkatan mutu pendidikan agama

Islam adalah upaya menaikkan siswa baik dari segi kognitif, afektif, maupun

psikomotorik melalui bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidup demi

keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun diakhirat kelak.

Dalam hail ini mutu pendidikan agama Islam mengacu pada Standar

Nasional Pendidikan sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang

bermutu, yang meliputi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar

proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan, standar

penilaian pendidikan. Dari delapan standar itu peneliti mengambil 3 dari 8

standar yaitu: Standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan pendidikan.

12
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia , 2018), h. 36
8

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian dan penegasan istilah di atas,

dapat ditentukan pembatasan masalah dan rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

a. Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pendidikan agama Islam di

MI Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara.

b. Masyarakat yang terlibat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama

Islam di MI Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara adalah

komite madrasah, wali murid tokoh agama dan tokoh pemerintah.

D. Rumusan Masalah
Untuk membatasi pembahasan skripsi ini, penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana partisipasi masyarakat Sowan Kidul di MI. Roudlotus

Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara?

b. Bagaiamana mutu pendidikan agama Islam MI. Roudlotus Sibyan

Sowan Kidul Kedung Jepara?

c. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan

agama Islam di MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk menjelaskan partisipasi masyarakat Sowan Kidul di MI. Roudlotus

Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara.


9

2. Untuk menjelaskan mutu pendidikan agama Islam MI. Roudlotus Sibyan

Sowan Kidul Kedung Jepara

3. Untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu

pendidikan agama Islam di MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung

Jepara.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini memiliki manfaat bagi ilmu pengetahuan, yaitu :

Sebagai bagian dari kontribusi akademik dalam bidang pendidikan agama

Islam khususnya yang berkaitan dengan upaya masyarakat dalam

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi praktisi pendidikan ;

Sebagai bahan pertimbangan dan kerangka acuan bahwa betapa pun

masyarakat juga punya andil dan antusias untuk memajukan serta

mengembangkan pendidikan Islam dengan berbagai bentuk bantuan

tenaga, usaha dan materi.

b. Bagi para pengelola MI Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keteladanan agar lebih concern

dalam mengembangkan pendidikan sebagai bentuk pengabdian

kepada masyarakat, agama dan bangsa.

c. Bagi masyarakat ;
10

mampu menambah rasa kepedulian dan rasa kesadaraan bahwa

pendidikan Islam juga sangat butuh partisipasi masyarakat. Demi

proses pendidikan anak-anaknya di masa sekarang dan yang akan

datang.

G. Kajian Pustaka
2. Kajian Teori

a. Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan

Partisipasi mengandung arti keikutsertaan. Menurut Kamus Besar

Indonesia partisipasi adalah “sejumlah orang yang turut berpartisipasi

dalam suatu kegiatan; keikutsertaan dan Partisipasi serta”.13

Partisipasi masyarakat merupakan modal dasar atas keberhasilan

sebuah sekolah, baik fisik, psikologis, maupun hasil kelulusan sekolah,

sebab akan membentuk lingkungan yang kondusif, saling menjaga,

berinteraksi, dan saling membutuhkan demi peningkatan kualitas sekolah.

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan sebuah sarana yang

sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan

pribadi peserta didik di sekolah.14

Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat mencakup

hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah

setempat, sekolah dengan komite, dan sekolah dengan masyarakat desa

Sowan Kidul khususnya masyarakat di sekitar lingkungan madrasah yaitu

13
Yulius S, et, al, Kamus Baru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Usaha Nasional, 2014), h.
679.
14
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 51.
11

RT. 12, RT 10, RT 13 dan RT 15 Kecamatan Kedung. 15 Hubungan yang

terjalin diharapkan menghasilkan keuntungan satu sama lain.

b. Mutu pendidikan agama Islam

Mutu/kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu;

kadar, derajat atau taraf; mutu.16 Dengan kata lain, keunggulan yang

dimiliki oleh seseorang atau kelompok. Kualitas atau mutu mula-mula

digunakan oleh Plato dan Aristoteles untuk menyatakan esensi suatu benda

atau hal dan merupakan atribut yang membedakannya dengan benda/hal

lainnya.17

Beberapa ahli pendidikan mendefinisikan pendidikan Islam secara

istilah, menurut Abdurrahman Saleh Abdullah mengartikan bahwa

pendidikan adalah proses yang dibangun oleh masyarakat untuk membawa

generasi-generasi baru ke arah kemajuan dengan jalan-jalan terentu sesuai

dengan kemampuan mereka yang berguna untuk mencapai tingkat

kemajuan yang paling tinggi18

Proses pendidikan sebagai bagian yang sangat penting bagi

tercapainya pendidikan yang bermutu tinggi. Sebagaimana dikemukakan

oleh Umar Tirtorahardjo bahwa “permasalahan dari mutu pendidikan lebih

terletak pada masalah proses pendidikan”,19 karena terdapat komponen

15
Suryosubroto, B, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2014), h. 160.
16
Yulius, Op.cit. h.332.
17
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alumni, 2012), h. 33.
18
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 15.
19
Umar Tirtorahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan bekerjasama dengan Rineka Cipta, 2018), h. 233.
12

yang akan sangat menentukan tercapainya suatu pendidikan yang

diharapkan.20

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan agama Islam di Madrasah

sudah sepatutnya dilakukan khususnya oleh masyarakat yang beragama

Islam. Dalam Islam sendiri, partisipasi disebut sebagai jihad. Karena hal

ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap berkembangnya

agama Islam dan jihad fi sabilillah.

3. Kajian Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan acuan dan perbandingan, peneliti telah menemukan

beberapa penelitian yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, antara lain

berjudul :

a. Ifa Mustofiah (3101174) mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang dalam skripsinya yang berjudul “Partisipasi Komite Sekolah

Dalam Manajemen Berbasis Sekolah Pada Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sultan Fatah Demak.”

Dalam skripsi ini kajiannya lebih memfokuskan pada partisipasi komite

sekolah dalam manajemen berbasis sekolah dan menyimpulkan bahwa

upaya yang dapat dilakukan komite sekolah untuk meningkatkan kinerja

guru adalah dengan memberikan ide, gagasan, aspirasi, sarana, tenaga

dan materi”.21

20
Umar Tirtorahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2010), h. 233.
21
JurusanTarbiyah, Mardiyah, Pengaruh Peran Guru yang Sudah Ditashih dalam
Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Metode Qiro’ati Terhadap Kefasihan Anak dalam Membaca
AlQur’an di TPQ Al-Mustaqim Bungu Mayong Jepara Tahun Ajaran 2008/2009, 2008
13

Persamaan skripsi Mustofiah dengan peneltian ini adalah

partisipasi masyarakat dalam skripsi Mustofiah diwakili oleh komite

sekolah dalam hal meningkatkan lembaga madrasah.

Perbedaanya dalam skripsi Mustofiah meneliti tentang

Manajemen Berbasis Sekolah pembelajaran pendidikan Agama Islam

(PAI) di Madrasah Ibtidaiyah (MI), sedangkan dalam penelitian ini

meneliti tentang mutu pendidikan di Madrasah.

b. Miftahul Hidayah, (2011) berjudul: Partisipasi Masyarakat Dalam

Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul

Islamiyah Tenggur Rejotangan Tulungagung, hasil penelitian yang

diperoleh di MI Tarbiyatul Islamiyah partisipasi masyarakat dalam

bentuk sarana itu cukup baik, ini terbukti semua pengadaan gedung MI

dari hasil gotong royong masyarakat. Dalam bentuk pengadaan guru

cukup baik, ini dapat dilihat pada jumlah guru dan karyawan yang

sebagian besar dari masyarakat disekitar MI Tarbiyatul Islamiyah.

Sedangkan dalam bentuk tenaga baik, ini terlihat terlihat ketika sekolah

setiap mengadakan kerja bakti dan acara sosial selalu didukung dengan

sepenuh hati serta aktif dalam kegiatan tersebut oleh masyarakat. Faktor

ekonomi ini yang dominan jika ekonomi mayarakat baik akan mudah

dalam berpartisipasi, sebaliknya jika ekonomi masyarakat ekonominya

jelek juga akan sulit untuk berpartisipasi.22

22
Miftahul Hidayah, Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Tenggur Rejotangan Tulungagung, (Tulungagung:
IAIN, 2011).
14

Persamaan skripsi Umar dengan skripsi ini terletak pada Partisipasi

Masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam di

Madrasah. Sedangkan perbedaannya

c. Siti Samroh (2017), berjudul Partisipasi Masyarakat dalam

pengembangan Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Purwojati Kabupaten

Banyumas, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, partisipasi

masyarakat dalam pengembangan sumber daya manusia madrasah

ibtidaiyah dengan menumbuhkan kondisi keterbukaan dan sikap aling

percaya, dan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat.

Partisipasi masyarakat dilakukan dalam bentuk pengambilan keputusan,

pelaksanaan program, pemanfaatan program serta evaluasi program

madrasah difasilitasidan dijembatani oleh madrasah yang berfungsi

mewadahi aspirasi dan kebutuhan masyarakat serta menggalang dan

menyalurkan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan. Kedua,

partisipasi masyarakat dalam pengembangan sarana dan prasarana

madrasah ibtidaiyah terlihat dari keikutsertaan masyarakat dalam

memberikan sumbangsih pemikiran dengan merencanakan pengadaan

sarana prasarana yang dibutuhkan madrasah, dan mengusukan untuk

pertimbangan pengelolaan rencana anggaran belanja madrasah ( RABM).

Partisipasi masyarakat diwujudkan dengan memberikan sarana

penunjang pendidikan berupa masjid, lapangan sepakbola dan rumah

warga.23

23
Siti Samroh, Partisipasi Masyarakat dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah di
Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas, (Purwokerto: IAIN, 2017).
15

Perbedaan dengan Skripsi Siti Samroh pada pengembangan

Madrasah Ibtidaiyah partisipasi masyarakat pada sarana dan prasarana

madrasah ibtidaiyah dengan memberikan sumbangsih pemikiran dengan

merencanakan pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan madrasah,

ketika diminta madrasah untuk musyawarah, tetapi pada penelitian ini

pihak masyarakat terlibat ikut kegiatan didalam madrasaha seperti di

majlis taklim sambil.

d. Heru Juabdin Sada (2017), berjudul Partisipasi Masyarakat Dalam

Pendidikan Perspektif Pendidikan Islam, Hasil dari kajian ini didapatkan

bahwa Partisipasi masyarakat dalam pendidikan Islam dapat

meningkatkan manajemen yang berkualitas dan unggul.24

e. K.A. Rahman (2012), berjudul Peningkatan Mutu Madrasah Melalui

Penguatan Partisipasi Masyarakat, dalam jurnal ini menyatakan bahwa

Mutu dalam konteks pendidikan adalah sebuah proses untuk melakukan

secara benar sejak awal dan melakukan perbaikan secara terus menerus

mulai dari penetapan visi-misi, tujuan, operasionalisasi, monitoring, dan

evaluasi yang ditujukan bagi substansi pendidikan yang bermakna, mulai

dari input-proses, dan out-put, hingga ke tingkat outcome. Dalam dunia

pendidikan, termasuk madrasah, kepuasan masyarakat akan terwujud bila

madrasah menunjukkan mutu yang berkesinambungan dan lulusan

madrasah dapat bermanfaat bagi masyarakat.25

24
Heru Juabdin Sada , Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Perspektif Pendidikan
Islam, 2017.
25
K.A.Rahman, Peningkatan Mutu Madrasah Melalui Penguatan Partisipasi
Masyarakat, Jurnal Pendidikan Islam :: Volume I, Nomor 2, Desember 2012/1434
16

f. Fathul Maujud, (2017) jurnal berjudul: Partisipasi Masyarakat Dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah (Studi Kasus Di Madrasah

Ibtidaiyah Islahul Muta’allim Pagutan Kota Mataram), Hasil penelitian

ini yaitu: (1) Bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan di madrasah dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu

input, proses, dan output. (2) Partisipasi partisipasi masyarakat dalam

meningkatkan muru pendidikan dibagi ke dalam Partisipasi perencana

dan pengawas. (3) Hambatan yang dihadapi masyarakat adalah masalah

kesibukan dalam bekerja, kurangnya informasi tentang program

madrasah, dan masih minimnya pengetahuan sebagian besar masyarakat

tentang pentingnya arti partisipasi.

Sedangkan perbedaan keduanya pada skripsi Ifa Mustofiah

lebih memfokuskan pada Partisipasi komite sekolah dalam manajemen

berbasis sekolah upaya yang dapat dilakukan komite sekolah untuk

meningkatkan kinerja guru. Sedangkan pada skripsi ini meningkatkan

mutu pendidikan agama islam dengan melibatkan masyarakat lebih luas

yang terdiri dari komite, wali murid, tokoh agama maupun tokoh

pemerintah dalam partisipasi peningkatan mutu pendidikan agama Islam

di MI.

Persamaan dengan penelitian Skripsi Umar adalah dalam mutu

pendidikan agama islam sedangkan perbedaannya skripsi Umar

partisipasi dalam manajemen, kurikulum pembelajaran pendidikan agama


17

Islam, dan partisipasi ikut serta menjadi tenaga pengajar, tim evaluasi

pembelajaran PAI.

Berdasarkan skripsi yang telah peneliti paparkan di atas, secara

umum banyak memiliki kemiripan dengan penulis, yaitu tentang

partisipasi masyarakat maupun peningkatan mutu pendidikan. Namun,

setiap penelitian memiliki pembahasan dan titik tekan yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih menitikberatkan pada

partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di

Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian yang akan diteliti belum ada pada

penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga jelas bahwa penelitian yang

diteliti murni keasliannya.

H. Metode Penelitian.
Metode merupakan suatu hal yang sangat penting demi tercapainya

suatu tujuan penelitian. Karena metode mempelajari dan membahas tentang

cara-cara yang ditempuh dengan setepat-tepatnya dan sebaik-baiknya. Untuk

mencapai tujuan tersebut, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.26

Dalam metode penelitian yang penulis gunakan dengan cara-cara yang

ada hubungannya dengan penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research),

yang pada hakekatnya untuk mempelajarisecara intensif tentang tentang

26
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta :
LP3ES,2016), h. 68
18

latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan.27 Pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang pada hakikatnya data

hasil peneltian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang

ditemukan di lapangan.28

Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.29 Dalam hal ini yang

akan diamati adalah partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu

Pendidikan Agama Islam di MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung

Jepara.

Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa permasalahan yang akan dipecahkan lebih tepatnya

bila menggunakan metode kualitatif karena dengan metode kualitatif lebih

sensitif (aktif-reaktif dan dapat diadaptasikan) dengan mempertimbangkan

saling berpindahnya pengaruh dan pola nilai yang mungkin harus dihadapi

dalam penelitian. Di samping itu data yang didapat lebih lengkap, lebih

mendalam dan lebih dapat dipercaya. Melalui penggunaan metode

kualitatif seluruh kejadian dalam suatu konteks sosial dapat ditemukan

serta data yang bersifat perasaan, norma, nilai, keyakinan, kebiasaan,

sikap, mental dan budaya yang dianut seseorang maupun sekelompok

orang dapat diketemukan.30 Dengan demikian partisipasi masyarakat


27
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,( Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada,
2009), h. 22
28
Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, (Bandung:Alfa Beta, 2016), h. 14
29
Ibid, h. 15
30
Sugiyono, Op. cit., h. 18
19

dalam peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam di MI. Roudlotus

Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara dapat terungkap secara jelas dan

mendalam. Dalam penelitian ini penulis menggunakan expost facto, yaitu

data dikumpulkan sesudah kejadian.31

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya.32 Data

primer diperoleh dari penelitian lapangan (field reseach) melalui

prosedur dan teknik pengambilan data melalui wawancara (interview),

observasi, dan dokumentasi.

Data primer tersebut berupa instrumen wawancara, hasil

wawancara, arsip dokumen obyek peneltian,leger dan lain sebagainya.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber informasi yang didapat

diperpustakaan dan jasa informasi yang tersedia .33 Sumber sekunder

merupakan sumber penunjang yang dibutuhkan untuk memperkaya

data atau menganalisa data dan atau menganalisa permasalahan yaitu

pustaka yang berkaitan dengan pembahasan dan dasar teoritis.34 Data

kepustakaan tersebut meliputi buku-buku maupun arsip dan literatur

yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

31
Ibid., h. 16
32
Sumadi Suryabrata, Op. Cit., h. 85
33
Masri Singarimbun, Op. Cit., h. 70
34
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit fakultas
Psikologi UGM, 2009), h. 10
20

Data skunder tersebut berupa buku literature sebagai refrensi

penulisan skripsi. dan buku lain yang berhubungan dengan teori

Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama

Islam di MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara.

3. Subyek dan obyek Penelitian

Untuk menentukan subyek penelitian ditentukan kesesuaian antara

kebutuhan sumber informasi yang terkait dengan permasalahan penelitian.

Yaitu jaringan informan utama (key informan) yang diwawancarai yaitu

kepala sekolah dan guru serta jaringan informan pendukung lainya.

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah sebagai berikut :

a. Kepala MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara Tahun

Pelajaran 2018/2019.

b. Guru MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara Tahun

Pelajaran 2018/2019.

c. Komite MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara Tahun

Pelajaran 2018/2019.

d. Wali murid MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara

Tahun Pelajaran 2018/2019.

e. Tokoh masyarakat MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung

Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019.

Obyek penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di Madrahah Ibtidaiyah

Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara.


21

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dipertanggungjawabkan di dalam

penelitian ini penulis menggunakan data atau keterangan tata cara

mengadakan penelitian lapangan. Penelitian ini digunakan untuk mencari

data dan mengumpulkan data lapangan, yang dimaksud di sini adalah

lokasi tempat penelitian yaitu Siswa MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul

Kedung Jepara.

Untuk mengetahui beberapa jenis data dan teknik pengumpulan data

yaitu dengan metode-metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu memperhatikan sesuatu dengan menggunakan

mata. Didalam pengertian psikologik, observasi disebut juga

pengamatan.35 Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung

mengenai peningkatan mutu pendidikan dengan subjek penelitian

adalah sebagai berikut : Kepala MI, Guru MI, Komite MI, Wali murid

MI, Tokoh masyarakat MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul, peneliti

mengobservasi pada subyek diatas karena Kepala MI sebagai orang

yang memahami tentang madrasah, kepada Guru MI, karena guru

yang mengetahui tentang mutu madrasah, Komite MI, karena komite

adalah orang yang mengetahui tentang sarana dan prasaran termasuk

juga menerap aspirasi dari masyarakat, Wali murid MI, karena wali

murid orang yang tahu tentang hasil dari out put madrasah atau mutu

35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2012), h. 133
22

pendidikan agama Islam, Tokoh masyarakat MI, karena tokoh

masyarakat merupakan orang yang membimbing dan mendidik

masyarakat, sehingga jawaban dari mereka bisa untuk menjawab

rumusan masalah nomor 3 di bab I yaitu tentang partisipasi

masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam di MI.

Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara. Dengan tujuan untuk

mendapatkan data tentang sarana dan prasarana, pengelolaan, standar

pembiayaan pendidikan, penilaian pendidikan.

Adapun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat dan hanya sebagai

pengamat independen.36 Artinya peneliti tidak termasuk guru yang

mengajar Siswa MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara.

Adapun yang diamati dalam penelitian ini adalah sarana dan

prasarana, pengelolaan, pembiayaan pendidikan.

b. Wawancara/ Interview

Wawancara/ Interview yaitu alat pengumpul informasi dengan

cara mengajukan sejumlah pernyataan secara lisan untuk dijawab

secara lisan pula.37 Sutrisno Hadi mendefinisikan interview adalah

suatu proses Tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih

berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain

dan mendengarkan dengan telinga sendiri suranya.38

36
Sugiyono, Op. Cit., h. 204
37
Amirul Hadi, Metodologi Peneltian Pendidikan, (Bandung:Pustaka Setia, 2009), h.
135
38
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta:Andi Offset, 2010), h. 192
23

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur. Wawancara

berstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan,

dengan tujuan mencari jawaban terhadap hipotesis kerja.39 sedangkan

wawancara tak berstruktur yaitu wawancara yang pertanyaannya

biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan

keadaan dan ciri yang unik dari respondennya.40

Metode ini digunakan mewawancarai secara langsung mengenai

peningkatan mutu pendidikan dengan subjek penelitian adalah sebagai

berikut : Kepala MI, Guru MI, Komite MI, Wali murid MI, Tokoh

masyarakat MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul, peneliti

mengobservasi pada subyek diatas karena Kepala MI sebagai orang

yang memahami tentang madrasah, kepada Guru MI, karena guru

yang mengetahui tentang mutu madrasah, Komite MI, karena komite

adalah orang yang mengetahui tentang sarana dan prasaran termasuk

juga menerap aspirasi dari masyarakat, Wali murid MI, karena wali

murid orang yang tahu tentang hasil dari out put madrasah atau mutu

pendidikan agama Islam, Tokoh masyarakat MI, karena tokoh

masyarakat merupakan orang yang membimbing dan mendidik

masyarakat, sehingga jawaban dari mereka bisa untuk menjawab

rumusan masalah nomor 3 di bab I yaitu tentang partisipasi


39
Lexy J. Moleong, Metodologi Peneltian Kualititaif,(Bandung:Remaja Rosda Karya,
2015), h.190
40
Ibid, h. 191
24

masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam di MI.

Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara. Dengan tujuan untuk

mendapatkan data tentang sarana dan prasarana, pengelolaan, standar

pembiayaan pendidikan, penilaian pendidikan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, jurnal pribadi, buku referensi,, notulen, rapat,

leger, agenda dan sebagainya.41

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat

dokumentasi. Misalnya jumlah siswa, guru dan staf serta jumlah sarana

yang lain. Sedangkan jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan

tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.

5. Teknik Keabsahan Data

Data yang berasal dari observasi, dokumentasi dan wawancara

kemudian didiskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap

kenyataan. Dalam analisis ini peneliti mendiskripsikan Partisipasi

Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di MI.

Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara Tahun Pelajaran

2018/2019.

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik

triangulasi, yang diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data
41
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 206
25

dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber yang

ada.42

Untuk menguji kredibilitas data (derajat kepercayaan) dalam

teknik triangulasi hal itu dapat dicapai dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Membandingkan hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil

wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa-apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

peneltian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.43

6. Teknik Analisis Data

42
Sugiyono, Op. Cit., h. 330
43
Lexy J. Moleong , Op. Cit., h. 331
26

Setelah data-data terkumpul, selanjutnya disusun secara sistematis

dan dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan model interaktif

“Miles and Huberman” dengan menggunakan metode-metode sebagai

berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data) data yaitu merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.44 Dengan

demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah dalam melakukan pengumpulan data

pada tema penelitian Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan Agama Islam di MI. Roudlotus Sibyan Sowan

Kidul Kedung Jepara .

b. Data Display (Penyajian data) yaitu penyajian data yang dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori,

flowcart dan sebagainya sehingga mudah memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.45 Dengan demikian data yang disajikan yaitu data

tentang partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan

Agama Islam di MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara

dapat dipahami dengan mudah.

c. Conclusion Drawing/Vervication

44
Ibid, h. 338
45
Ibid, h. 341
27

Yaitu melakukan interpretasi data dan melakukan penyempurnaan

dengan mencari data baru yang diperlukan guna pengambilan

kesimpulan. Dalam menyimpulkan data digunakan cara berpikir

deduktif (data yang bersifat umum ke khusus) dan induktif (berdasar

data yang khusus ke umum).46

I. Sistematika Penulisan Skripsi


Untuk memudahkan dalam memahami isi maka penulis membagi

sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :

1. Bagian Muka Terdiri dari:

Pada bagian ini akan dimuat halaman, di antaranya ; halaman

judul, abstrak penelitian, halaman persembahan, halaman motto, halaman

pengesahan, halaman nota pembimbing, kata pengantar,daftar isi dan daftar

tabel. halaman lampiran-lampiran.

2. Bagian isi. Terdiri dari beberapa bab:

Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang Latar belakang masalah,

penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan peneltian, manfaat penelitian

metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II Landasan Teori, berisi tentang partisipasi masyarakat, yang

meliputi ; pengertian, dasar dan tujuan partisipasi masyarakat, bentuk-

bentuk partisipasi masyarakat, alasan-alasan perlunya partisipasi

masyarakat, partisipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah, dan

upaya-upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kebijaksanaan

pendidikan. Tentang Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam, yang

46
Ibid, h. 345
28

meliputi ; pengertian, dasar dan tujuan pengembangan pendidikan islam,

faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan Islam dan upaya

pengembangan pendidikan Islam. Kemudian Tentang Partisipasi

Masyarakat Terhadap Pengembangan Pendidikan Islam

Bab III Kajian Objek Penelitian, berisi tentang pertama, Data

Umum Tentang MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara,

Kedua, Data Khusus Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan Agama Islam di MI. Roudlotus Sibyan Sowan Kidul

Kedung Jepara, yang meliputi partisipasi masyarakat dalam

pengembangan pendidikan Islam di MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul

Kedung Jepara. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan

pendidikan Islam di MI. Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara

Bab IV Analisis Hasil Penelitian, berisi tentang Analsis tentang

partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan Islam di MI.

Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara. Analisis Bentuk

partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan Islam di MI.

Roudlotush Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara.

Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan, saran dan kata penutup.

3. Bagian Akhir Terdiri dari:

Daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Peneliti


29

Ahmad Syaifuddin, M.Pd Akhmad Syukron


NIM. 131310003473

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an,


(Jakarta : Rineka Cipta, 2009)
Ahmadi, Abu, Pengantar Sosiologi, (Semarang: CV. Ramadhani, 2014)
30

Hadi, Amirul, Metodologi Peneltian Pendidikan, (Bandung:Pustaka Setia, 2009)


Al-Abrasy, Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 2012)
Suryosubroto, B, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004)
Yulius S, et, al, Kamus Baru Bahasa Indonesia , (Surabaya: Usaha Nasional,
1984)
Polak, J.B.A.F. Maijor dan Van Hoeve, Sosiologi Suatu Pengantar Ringkasan,
(Jakarta: Ikhtiyar Baru, 2013)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2015)
Moleong, Lexy J., Metodologi Peneltian Kualititaif,(Bandung:Remaja Rosda
Karya, 2005)
JurusanTarbiyah, Mardiyah, Pengaruh Partisipasi Guru yang Sudah Ditashih
dalam Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Metode Qiro’ati Terhadap
Kefasihan Anak dalam Membaca AlQur’an di TPQ Al-Mustaqim Bungu
Mayong Jepara Tahun Ajaran 2008/2009, 2008
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta :
LP3ES,2016)
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alumni, 2012)
Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, (Bandung:Alfa Beta, 2016)
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009)
Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
Umar, Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama
Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2016, (Salatiga: IAIN,
2016)
K.A.Rahman, Peningkatan Mutu Madrasah Melalui Penguatan Partisipasi
Masyarakat, Jurnal Pendidikan Islam :: Volume I, Nomor 2, Desember
2012/1434
Heru Juabdin Sada , Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Perspektif
Pendidikan Islam, 2017.
Samroh, Siti, Partisipasi Masyarakat dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah
di Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas, (Purwokerto: IAIN, 2017).
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2012)
31

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian,( Jakarta : PT. Radja Grafindo


Persada, 2009)
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, (Yogyakarta:Andi Offset, 2010)
Kartini Kartono, Tujuan Pendidikan Harus Singkron Dengan Tujuan Manusia,
(Bandung: Mandar Maju, 2013).
Tirtorahardjo, Umar, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2010).

PEDOMAN

WAWANCARA DENGAN KOMITE MADRASAH IBTIDAIYAH


ROUDLOTUSH SIBYAN SOWAN KIDUL KEDUNG JEPARA
32

1. Dalam kaitannya dengan partisipasi, apakah komite madrasah ikut


berpartisipasi dalam pengembangan madrasah?
2. Partisipasi apa yang diberikan kepada pihak madrasah?
3. Apakah dalam setiap pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
madrasah dilakukan atas persetujuan dari komite madrasah?
4. Bagaimana jika terjadi tidak keselarasan antara komite dengan pihak
madrasah?
5. Partisipasi apa yang banyak dilakukan oleh komite kepada madrasah?
6. Dalam kaitan Partisipasi komite madrasah sebagai penghubung antara
madrasah dengan masyarakat (wali murid ), sudahkah dilakukan?
7. Bagaimana pelaksanaan Partisipasi tersebut?
8. Adakah masyarakat yang memberikan partisipasinya melalui komite
madrasah?
9. Bagaimana tanggapan komite madrasah terhadap pemberian partisipasi
tersebut?
10. Bagaimana cara komite madrasah dalam menyalurkan partisipasi tersebut
kepada madrasah?
11. Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat
tersebut?
12. Kendala internal/eksternal? Bagaimana cara untuk menyelesaikannya?
13. Kemajuan apa yang dapat dilihat di madrasah berkaitan dengan adanya
partisipasi dari masyarakat?
14. Harapan apa yang diinginkan dari komite madrasah terhadap patisipasi dari
masyarakat tersebut?
15. Dari setiap tahunnya apakah partisipasi masyarakat mengalami kestabilan
atau tidak?

PEDOMAN

WAWANCARA DENGAN WALI MURID MADRASAH IBTIDAIYAH


ROUDLOTUSH SIBYAN SOWAN KIDUL KEDUNG JEPARA
33

1. Dalam kaitannya dengan partisipasi, apakah wali murid madrasah ikut


berpartisipasi dalam pengembangan madrasah?
2. Partisipasi apa yang diberikan kepada pihak madrasah?
3. Apakah dalam setiap pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
madrasah dilakukan atas persetujuan dari wali murid?
4. Bagaimana jika terjadi tidak keselarasan antara wali murid dengan pihak
madrasah?
5. Partisipasi apa yang banyak dilakukan oleh wali murid kepada madrasah?
6. Dalam kaitan Partisipasi wali murid sebagai penghubung antara madrasah
dengan masyarakat (wali murid ), sudahkah dilakukan?
7. Bagaimana pelaksanaan Partisipasi tersebut?
8. Adakah masyarakat yang memberikan partisipasinya melalui wali murid?
9. Bagaimana tanggapan wali murid terhadap pemberian partisipasi
tersebut?
10. Bagaimana cara wali murid dalam menyalurkan partisipasi tersebut
kepada madrasah?
11. Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat
tersebut?
12. Kendala internal/eksternal? Bagaimana cara untuk menyelesaikannya?
13. Kemajuan apa yang dapat dilihat di madrasah berkaitan dengan adanya
partisipasi dari masyarakat?
14. Harapan apa yang diinginkan dari wali murid terhadap patisipasi dari
masyarakat tersebut?
15. Dari setiap tahunnya apakah partisipasi wali murid mengalami kestabilan
atau tidak?

PEDOMAN

WAWANCARA DENGAN WALI MURID MADRASAH IBTIDAIYAH


ROUDLOTUSH SIBYAN SOWAN KIDUL KEDUNG JEPARA
34

1. Dalam kaitannya dengan partisipasi, apakah guru madrasah ikut


berpartisipasi dalam pengembangan madrasah?
2. Partisipasi apa yang diberikan guru kepada pihak madrasah?
3. Apakah dalam setiap pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
madrasah dilakukan atas persetujuan dari guru?
4. Bagaimana jika terjadi tidak keselarasan antara guru dengan madrasah?
5. Partisipasi apa yang banyak dilakukan oleh guru kepada madrasah?
6. Dalam kaitan Partisipasi guru sebagai penghubung antara madrasah
dengan masyarakat (wali murid ), sudahkah dilakukan?
7. Bagaimana pelaksanaan Partisipasi tersebut?
8. Adakah masyarakat yang memberikan partisipasinya melalui wali murid?
9. Bagaimana tanggapan guru terhadap pemberian partisipasi tersebut?
10. Bagaimana cara guru dalam menyalurkan partisipasi tersebut kepada
madrasah?
11. Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat
tersebut?
12. Kendala internal/eksternal? Bagaimana cara untuk menyelesaikannya?
13. Kemajuan apa yang dapat dilihat di madrasah berkaitan dengan adanya
partisipasi dari masyarakat?
14. Harapan apa yang diinginkan dari guru terhadap patisipasi dari masyarakat
tersebut?
15. Dari setiap tahunnya apakah partisipasi guru mengalami kestabilan atau
tidak?

PEDOMAN OBSERVASI
35

Aspek yang di observasi Hasil Keterangan


No
pengamatan
Lokasi Madrasah Ibtidaiyah
1 Roudlotush Sibyan Sowan Kidul
Kedung Jepara
Situasi dan kondisi Madrasah
2 Ibtidaiyah Roudlotush Sibyan Sowan
Kidul Kedung Jepara
Situasi dan kondisi masyarakat di
sekitar Madrasah Ibtidaiyah
3
Roudlotush Sibyan Sowan Kidul
Kedung Jepara
Kegiatan partisipasi masyarakat di
4 Madrasah Ibtidaiyah Roudlotush
Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara
Kegiatan rapat yang diselenggarakan
madrasah maupun komite Madrasah
5
Ibtidaiyah Roudlotush Sibyan Sowan
Kidul Kedung Jepara
Sarana dan prasarana yang dimiliki
6 Madrasah Ibtidaiyah Roudlotush
Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara
Kinerja para pengurus Madrasah
7 Ibtidaiyah Roudlotush Sibyan Sowan
Kidul Kedung Jepara
Budaya Organisasi yang berkembang
8 di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotush
Sibyan Sowan Kidul Kedung Jepara

Anda mungkin juga menyukai