Anda di halaman 1dari 9

NAMA : WAHYUNI

NIM : 200209094
MK : EUNTERPRENEUSHIP PENDIDIKAN

ARTIKEL 1
JUDUL ARTIKEL Pengembangan perangkat pembelajaran
terpadu model networked untuk
menumbuhkan jiwa entrepreneurship siswa
sekolah dasar

NAMA PENULIS Hariyati, Prabowo, Suryanti

PENDAHULUAN Pembelajaran terpadu model networked ini


dapat menjawab tuntutan era globalisasi. Era
globalisasi menuntut agar semua manusia
mampu bersaing secara kompetitif. Makin
sempitnya lapangan pekerjaan membuat makin
bertambahnya pengangguran di Indonesia.
Untuk mengatasi permasalahan sosial ini salah
satu alternatif untuk pemecahannya adalah
dengan penanaman jiwa kewirausahaan
(entrepreneurship) pada generasi muda.
Seperti hasil penelitian Arwiya Eka (2016)
Sekolah dan orang tua merupakan kunci sukses
entrepreneurship sejak dini (Nurseto, 2010).
Pengembangan jiwa kewirausahaan lebih
efektif apabila dilakukan sejak kecil. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Free Entreprise dari Pittsburg University
bahwa pendidikan wirausaha paling efektif
dimulai pada pendidikan prasekolah Larry R.
Dole (1997) bersama dengan tim mahasiswa
Arkansas membantu guru-guru di delta sungai
Missisipi untuk mengembangkan,
mengimplementasikan, dan melakukan tes
program inovasi dalam bentuk perusahaan-
perusahaan bisnis dalam rangka pembelajaran
di Sekolah Dasar.
Telah ditemukan pula bahwa untuk
menumbuhkan pentingnya kewirausahaan
perlu pendidikan kewirausahaan seperti
diungkapkan Soleimanpour Untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal baik
dari aspek kognitif, psikomotor, maupun
afektif, perlu adanya rancangan pembelajaran
yang sesuai dengan tahapan perkembangan
anak usia sekolah dasar.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai
adalah pembelajaran terpadu model
networked. Melalui pembelajaran terpadu
model networked, pendidik mengembangkan
minat peserta didik dan memberdayakan
komponen yang ada di masyarakat yang sesuai
dengan minat peserta didik tersebut.

METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian


pengembangan dengan mengembangkan
perangkat pembelajaran terpadu model
networked yang dalam pengembangannya
menggunakan model Kemp. Desain uji coba
menggunakan one group pretest-posttest
design dengan teknik analisis deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data pengamatan


yang dilakukan oleh pengamat terhadap
keterlaksanaan masing-masing komponen
RPP dalam proses belajar mengajar pada uji
coba terbatas dan ujicoba luas kelas replikasi I,
II, dan III, menunjukkan bahwa rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan baik.
Berdasarkan analisis, pembahasan hasil, dan
temuan penelitian, pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu model networked untuk
menumbuhkan jiwa entrepreneur dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan validitas dari validadator,
perangkat pembelajaran yang dikembangkan
valid.
2. Keterbacaan Bahan Ajar Siswa berada pada
tingkat independen atau dapat dibaca.
3. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dapat dilaksanakan dengan
baik.
4. Siswa memberikan respon yang positif
terhadap pembelajaran menggunakan
perangkat pembelajaran terpadu model
networked.
5. Hasil pembelajaran dengan menggunakan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dapat meningkatkan hasil belajar aspek
kogntif, afektif, dan psikomotor.
6. Perangkat pembelajaran terpadu model
networked dapat menumbuhkan jiwa
entrepreneurship.
7. Kendala-kendala yang muncul selama
pelaksanaan pembelajaran menggunakan
perangkat pembelajaran terpadu model
networked dapat diatasi.

KELEBIHAN  Penjelasan yang dijelaskan sangat


mendetil dan terperinci
 Maksud sipenulis dalam jurnal
tersebut tersampaikan dengan baik
 Menyajikan abstrak dan kesimpulan

KEKURANGAN  Bahasa yang dipakai sulit dipahami


dan susah dicerna
 Penulis hanya memakai satu sudut
pandang saja
 peneliti belum menemukan perangkat
pembelajaran terpadu model
networked di tempat peneliti mengajar
 Tidak didorong melakukan penelitian
lanjutan
 Mengandung istilah yang hanya
berlaku pada bidang tertentu

SARAN Penelitian tentang Perangkat pembelajaran


terpadu model networked ini secara
keseluruhan dapat dikatakan efektif dalam
meningkatkan penguasaan konsep materi, dan
menumbuhkan jiwa entrepreneur sehingga
diharapkan dilakukan penelitian lanjutan pada
materi yang lain

MASUKAN PENELAAH Sebaiknya peneliti melakukan penelitian


lajutan untuk mengetahui apakah model
perangkat pembelajaran terpadu model
networked yang dikembangkan efektif untuk
menumbuhkan jiwa entrepreneurship pada
siswa
ARTIKEL 2
JUDUL ARTIKEL Implementasi Pendidikan Kewirausahaan
(Entrepreneurship) di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

NAMA PENULIS Muhamad Afandi

PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi suatu negara


dipengaruhi juga dari produktivitas tenaga
kerja yang terserap pada lapangan kerja. Hal
ini terjadi karena tenaga kerja berkontribusi
terhadap pendapatan negara. Salah satu solusi
yang dapat dilakukan adalah dengan
menyiapkan generasi masa depan negara kita
melalui pendidikan kewirausahaan atau
entrepreneurship sejak pendidikan di tingkat
dasar (SD/MI). Entrepreneurship merupakan
kegiatan menciptakan dan mengelola suatu
usaha baru. Unsur utama dari entrepreneurship
adalah kreativitas dan inovasi. Kedua istilah
tersebut berbeda, namun memiliki keterkaitan.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang
dalam menghasilkan sesuatu yang baru dan
berbeda. Sedangkan inovasi adalah produk
atau jasa yang dihasilkan dari proses
kreativitas tersebut. Ringkasnya, kreativitas
adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking
new things), sedangkan inovasi adalah
melakukan sesuatu yang baru (doing new
things). Keduanya harus ada dalam
entrepreneurship, karena menemukan ide-ide
kreatif saja tidak cukup, harus
diimplementasikan dalam usaha nyata dan
inovatif. Entrepreneurship atau kewirausahaan
adalah usaha kreatif yang dibangun
berdasarkan inovasi untuk menghasilkan
sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah,
memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja
dan hasilnya berguna bagi orang lain.8
Entrepreneurship sebagai sebuah proses yang
melibatkan usaha oleh pelaku (entrepreneur)
yang berani menanggung resiko baik modal,
waktu, atau komitmen karir dalam rangka
menyediakan produktifitas tertentu berbasis
pada manajemen yang baik. Entrepreneur
harus dipahami tidak secara sempit terbatas
pada konteks bisnis saja, tetapi juga dapat
diterapkan pada bidang lainnya seperti
pendidikan, kedokteran, arsitektur, pekerjaan
sosial dan lain sebagainya.

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan


pendekatan kualitatif. Jenis data penelitian
ini adalah data kualitatif dan sumber datanya
berupa data skunder. Data skunder merupakan
data-data yang telah ada pada obyek penelitian
atau penelitian- penelitian terdahulu yang telah
dilakukan yang bersumber dari berbagai
dokumen yang dianggap relevan dengan
masalah yang dibahas.

HASIL DAN PEMBAHASAN  Tahap perencanaan entrepreneurship di


SD/MI
Pada tahap ini guru memilih materi
pelajaran kemudian memasukan nilai-
nilai pendidikan entrepreneurship yang
akan dikembangkan dalam RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
materi pelajaran. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) meliputi: identitas
mata pelajaran, Kompetensi Inti (KI),
Kompetisi Dasar (KD), materi ajar,
metode, alokasi waktu, kegiatan
pembelajaran, penilaian pembelajaran,
dan sumber belajar. Melalui kurikulum
2013, peserta didik diharapkan
memiliki keseimbangan dalam sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang
akan diterapkan dalam
kehidupannya. Ketiga dimensi tersebut
dikembangkan melalui Kompetensi
Inti (KI) yang kemudian dirinci dalam
Kompetensi (KD) dari masing-masing
mata pelajaran. KD tersebut bekerja
secara akumulatif yaitu menghimpun
KD dari setiap matapelajaran,
kemudian saling memperkuat dan
memperkaya antar mata pelajaran dan
antar jenjang pendidikan, sehingga
tercapai pendidikan yang
berkesinambungan dan bermakna.
Tahap perencanaan, meliputi:
perumusan tujuan program, visi dan
misi program pendidikan
entrepreneurship, memilih materi
pelajaran kemudian memasukan nilai-
nilai pendidikan entrepreneurship yang
akan dikembangkan dalam RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran);
 Tahap pelaksanaan, meliputi: kelas,
mata pelajaran entrepreneurship,
teritegrasi dengan mata pelajaran,
kegiatan pengembangan diri, kultur
sekolah.
 Tahap evaluasi, meliputi kegiatan
penilaian pendidikan entrepreneurship
yang didasarkan pada nilai-nilai
entrepreneurship yang telah
terinternalisasi dan terimplementasi
yang membentuk karakter dan perilaku
yang terlihat pada aktivitas peserta
didik di sekolah.

KELEBIHAN  Sudah terdapaat abstrak dan


kesimpulan
 Dasar teori yang digunakan beragam
 Sumber-sumber dan literatur yang
banyak sekali tersususun secara
sistematis

KEKURANGAN  Terlalu banyak konsep materi


 Hasil pembahasan dan penemuan
tidak terlalu mendetil
 Kesimpulan yang disampaikan tidak
terlalu detil atau terperinci
 Penulis hanya menjelaskan secara
umum tujuan dari penelitian tidak
dijelaskan secara khusus
SARAN Teori yang dijelaskan harus benar benar
dipahami oleh sipenulis tidak hanya
dipaparkan saja tetapi dikaitkan dengan hasil
pembahasan dan temuannya dari hasil
observasi.
MASUKAN PENELAAH Sebaiknya hasil pembahasan dan temuan yang
diobservasi dijelaskan secara mendetil supaya
pembaca lebih mengerti dan memahami apa
yang ingin disampaikan penulis.

ARTIKEL 3
JUDUL ARTIKEL Implementasi Nilai dan Sikap Serta Semangat
Entrepreneur untuk Memecahkan Masalah
Sumber Daya Manusia di Sekolah

NAMA PENULIS Nasyariah Siregar1, Helty , Pitriyani, Firman

PENDAHULUAN Menurut Schumpeter (Adinugraha, 2018)


menyatakan bahwa entrepreneur mempunyai
andil besar dalam pembangunan ekonomi
melalui penciptaan inovasi, lapangan kerja dan
peningkatan kesejahteraan. Kenyataannya
dilapangan bahwa terjadi kesenjangan antara
lapangan kerja dan lulusan institusi
pendidikan. Pendidikan perlu menyiapkan
generasi yang berjiwa tangguh, terampil serta
kompeten, karena generasi masa depan tak
hanya mencari atau menunggu pekerjaan
namun dapat menciptakan lapangan kerja.
Salah satunya ialah pendidikan yang
berorientasi pada jiwa entrepreneurship
(kewirausahaan). Pendidikan kewirausahaan
bertujuan untuk membentuk SDM secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki
karakter, pemahaman dan keterampilan
sebagai wirausaha.
Pada penelitian ini membahas tentang konsep
pendidikan entrepreneurship, nilai
entrepreneurship, sikap entrepreneurship,
semangat entrepreneurship, faktor yang
mempengaruhi semangat entrepreneurship,
pentingnya semangat entrepreneurship,
sumber daya manusia di sekolah, kualitas
sumber daya manusia dan implementasi nilai
dan sikap serta semangat entrepreneur untuk
memecahkan masalah sumber daya manusia
di sekolah.
METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian studi
literatur. Menurut (Arikunto, 2013) metode
penelitian studi literatur adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data
sekunder berupa hasil penelitian dari berbagai
artikel, sumber pustaka dan dokumen yang
sesuai dengan tema. Terdapat beberapa hal
yang dilakukan oleh peneliti, yaitu
(a) mengumpulkan literatur kemudian
melakukan review terhadap beberapa istilah
penting dalam penelitian. Beberapa literatur
diperoleh dari berbagai sumber referensi.
Istilah penting yang didefinisikan dalam
penelitian ini adalah strategi pengembangan
karakter entrepreneurship di sekolah,
(b) mengumpulkan literatur hasil penelitian
relevan. Hasil penelitian yang relevan
diperoleh dan digunakan untuk memperkaya
proses analisis, sehingga hasil analisis mampu
memunculkan kesimpulan yang obyektif,
(c) melakukan analisis secara mendalam
berdasarkan semua literatur yang telah
diperoleh dengan menyusun pembahasan.
Pembahasan dilakukan untuk menyimpulkan
tentang strategi pengembangan karakter
entrepreneurship di sekolah,
(d) menyusun kesimpulan berdasarkan hasil
analisis. Kesimpulan yang diperoleh adalah
pernyataan yang sesuai dengan tujuan
penelitian,
(e) mengajukan saran berdasarkan temuan-
temuan yang diperoleh

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan penelitian yaitu


bahwa pendidikan yang berwawasan
kewirausahan menjadi lebih bermanfaat dan
akan memberikan peluang tumbuh dan
berkembangnya kearah potensi kreativitas dan
inovasi anak yang pada akhirnya pribadi yang
memiliki karakter mandiri, kreatif, inovatif,
bertanggung jawab, disiplin dan konsisten
akan memilki kemampuan kewirausahaan.
Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan
nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-
cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Implementasi nilai dan sikap serta semangat
entrepreneur untuk memecahkan masalah
sumber daya manusia di sekolah dapat
dilakukan melalui kegiatan integrasi pada
semua mata pelajaran, bahan ajar, kultur
sekolah dan pengembangan diri.

KELEBIHAN  Memaparkan secara jelas dan lengkap


mulai dari pendahuluan atau latar
belakang dari permasalahan jurnal
tersebut
 Terdapat kesesuaian antara tujuan
jurnal dan kesimpulan yang
didapatkan
 Metode dan desain penelitian yang
lengkap serta dijelaskan secara detil

KEKURANGAN  Terdapat beberapa bahasa yang sulit


dipahami khususnnya bagi pembaca
dari kalangan umum
 Pembahasan dan hasil penelitian yang
dipaparkan tidak terlalu mendetil

SARAN Sebaiknya bahasa yang digunakan harus


bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami
oleh pembaca secara umum

MASUKAN PENELAAH Seharusnya pemaparan materi lebih ditegaskan


dan dijelaskan lebih detil didalam kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai