Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan aktivitas pembelajaran dengan
model project based learning 2) peningkatan kompetensi kognitif untuk pencapaian
pembelajaran kewirausahaan 3) peningkatan kompetensi afektif untuk pencapaian sikap
pembelajaran 4) peningkatan kompetensi psikomotor dalam pencapaian keteramiplan
pembelajaran kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research
(CAR) dengan mengacu desain penelitian dari Mc Taggart. Subjek penelitian adalah
mahasiswa semester V yang mengikuti mata kuliah manajemen usaha makanan dan
minuman. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, angket pre-test dan
post-test. Teknik analisis data menggunakan ITEMAN dan statistik deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa:1) peningkatan aktivitas pembelajaran sebesar 22%. 2)
peningkatan kompetensi kognitif sebesar 82.2%; 3) peningkatan kompetensi afektif sebesar
35.02%; dan 4) peningkatan kompetensi psikomotor sebesar 10%. Simpulan penelitian ini
bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan kompetensi
kewirausahaan mahasiswa secara signifikan dan mahasiswa mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dan menciptakan produk baru.
Abstract
This research aims to find: 1) enhancement learning activities with the project based
learning model 2) enhancement cognitive competencies for the achievement of
entrepreneurial learning 3)enhancement affective competencies for attaining learning
attitudes 4) enhancement psychomotor competencies in achieving entrepreneurship learning
skill. This study uses Classroom Action Research (CAR) by referring to the research design
of Mc Taggart. The subjects of the study were the fifth semester students who took courses in
food and beverage business management. Research data were collected through
documentation, observation, pre-test and post-test questionnaires. Data analysis techniques
using ITEMAN and descriptive statistics. The results showed that: 1) an increase in learning
activities by 22%. 2) increased cognitive competence by 82.2%; 3) increase affective
competence by 35.02%; and 4) increased psychomotor competence by 10%. The conclusion
of this research is that the Project Based Learning learning model can significantly enhance
student entrepreneurship competencies and students are able to develop creative thinking
skills in solving problems and creating new products
seseorang juga tergantung pada pola pikir dan kewirausahaan adalah pendekatan yang di
cara pandang menghadapi masalah hal ini dalamnya dapat mengubah pola pikir ke aarah
sangat penting dimiliki oleh seorang peserta berpikir kreatif serta dapat menyelesaikan
didik. Pentingnya pembelajaran yaitu permasalahan yang ada dan pada akhirnya
membentuk peserta didik yang terampil akan tercapainya tujuan pembelajaran
memecahkan masalah dan bijak membuat kewirausahaan. Pendekatan yang tepat pada
keputusan, berpikir kreatif, mampu pembelajaran kewirausahaan harus menggiring
mengkomunikasikan gagasannya dengan efektif mahasiswa memiliki pemikiran yang kritis dan
serta mampu bekerja secara individu maupun kreatif serta memiliki inovasi dalam
kelompok. berwirausaha. Pendekatan yang tepat adalah
Pembelajaran yang bijak yaitu di dalamnya dengan pembelajaran berbasis proyek pada
mampu menyeimbangkan antara pembelajaran pembelajaran kewirausahaan.
berbasis guru dan pembelajaran berbasis siswa. Pembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran tersebut menjadi smemecahkan merupakan pendekatan pembelajaran yang di
masalah, keterampilan dalam menggunakan dalamnya berisi langkah pembelajaran yang
teknologi dan media informasi, serta dapat mengaktifkan konsep berpikir mahasiswa
bekerja, dan bertahan dengan menggunakan sehingga pola pikir peserta didik bekerja secara
keterampilan untuk hidup (life skills). kreatif dan inovatif. Pembelajaran berbasis
Keterampilan hidup atau life skills tersebut proyek berawal dari sebuah permasalahan yang
didapatkan dari pendidikan formal di perguruan nantinya akan di wujudkan menjadi sebuah
tinggi. proyek hasil karya mahasiswa. Pembelajaran
Perguruan tinggi vokasi merupakan berbasis proyek menekankan belajar
penghasil pekerja yang dibutuhkan oleh dunia kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang
industri, sehingga perguruan tinggi vokasi harus kompleks seperti memberi kebebasan
dapat meningkatkan kualitas lulusannya agar mahasiswa untuk bereksplorasi merencanakan
dapat digunakan dan terserap oleh industry. aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara
Pengetahuan dan keterampilan yang relevan kolaboratif, dan menghasilkan suatu produk.
dengan dunia industri, harus ditanamkan pada Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
setiap mata kuliah yang relevan sebagai bekal permasalahan komplek yang diperlukan
masuk di dunia industry. mahasiswa dalam melakukan insvestigasi dan
Kenyataan yang ada di lapangan sesuai memahaminya.
dengan observasi mengajar mahasiswa Menurut Boss & Kraus (2007:11)
semester IV di temukan beberapa kendala yang “Project-based learning powered by
terjadi. Kendala atau permasalahan tersebut colltemporary technologies-is a strategy certain
adalah pada saat pembelajaran kewirausahaan to turn traditional classrooms upside down. Then
mahasiswa kesulitan dalam membuat students learn by engaging in real-world
pertanyaan yang terkait dalam pembelajaran projects. nearly every aspect of their experience
tersebut karena kesulitan dalam mencari bahan changes”.Sependapat dengan Internasional
pembelajaran kewirausahaan. Selain bahan Journal of Technology and Education (2003)
pembelajaran yang sulit untuk ditemukan, “Project-based learning (PBL) is a well known
permasalahan selanjutnya adalah kurangnya method for imparting thinking competencies and
kemampuan mahasiswa dalam menemukan dan creating flexible learning environments”.
mengelola informasi yaitu merupakan dampak ProjectBased Learning (PjBL) adalah sebuah
dari keterbatasan informasi yang didapat model atau pendekatan pembelajaran yang
akibatnya belum mampu dalam menemukan inovatif, yang menekankan belajar kontekstual
formulasi pemecahan masalah dan melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
mengembangkan permasalahan tersebut
menjadi sebuah ide inovasi usaha. Dalam METODE PENELITIAN
mengembangkan sebuah ide, kemampuan
mahasiswa masih minim pada terbentuknya
sebuah produk usaha, sehingga masih sebatas Jenis penelitian yang digunakan pada
teoritis saja dalam mengimplentasikannya. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
Pada kenyataanya pembelajaran (PTK) dengan desain dari McTaggart, R.
kewirausahaan belum melakukan praktek Penelitian tindakan kelas, yakni pencermatan
kewirausahaan hanya sebatas teoritis saja. Dari terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang
permasalahan yang muncul dalam mata kuliah fokus pada upaya untuk merubah kondisi ril ke
kewirausahaan di atas maka harus menemukan kondisi yang diharapkan.
pendekatan yang tepat untuk memecahkan
masalah mengenai situasi tersebut. Pendekatan
yang tepat untuk permasalahan kompetensi
Penerapan Project Based Learning Untuk Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Di 3
Aks-Akk Yogyakarta
Eka Rachmawati *, Titik Sulistyani , Lina Mufidah , Heppi Marta Cristina4
1 2 3
HASIL
Hasil penelitian mengenai, data
peningkatan aktivitas peserta didik ditampilkan
pada tabel 1:
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Tabel 1. Hasil Aktivitas Peserta Didik
(McTaggart, R., 1993:4) N Indikator Siklus I Siklus %
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah N II Capaian
o
mahasiswa seni kuliner semester IV dengan 1 Belajar dalam 76,32 % 82,89% 6,57%
jumlah 38 orang yang sedang menempuh mata .1 lingkungan
kuliah kewirausahaan. Lokasi penelitian kelompok
bertempat di Akademi Kesejahteraan Sosial 2 Bekerjasama 80,26 % 89,47% 9,21%
2. dalam
“AKK” Yogyakarta beralamat di Jalan Nitikan no mendefinisikan
69 Umbulharjo, Yogyakarta. Perguruan tinggi permasalahan dan
vokasi yang memiliki tiga bidang studi yaitu seni mengambil
kuliner, desain busana dan tata rias. Penelitian keputusan
alternative
dilaksanakan pada bulan Februari – April 2021. pemecahan
Penelitian disamping dengan masalah
menggunakan metode yang tepat, juga perlu 3 Menentukan 76,32 % 90,78% 14,46%
memilih teknik dan alat pengumpulan data yang .3 kegiatan dan
langkah yang
relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul akan diambil
data yang tepat memungkinkan diperolehnya dalam pengerjaan
data yang objektif. Secara garis besar, proyek
Suharsimi Arikunto (2006 : 150) membedakan 4 Merencanakan 68,42 % 89,47% 21,05%
.4 waktu pengerjaan
metode pengumpulan data dalam penelitian 5 Menyiapkan 73,68 % 89,47% 15,79%
menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Pada .5 laporan dan
penelitian ini digunakan metode observasi presentasi
langsung, angket, pretest-postest serta 6 Melakukan refleksi 77,63 % 88,15% 10,52%
.6 terhadap aktivitas
dokumentasi. dan hasil proyek
Data yang telah diperoleh dalam penelitian yang sudah
adalah data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dijalankan
tindakan kelas merupakan penelitian kasus 7 Evluasi selama 71 % 89,47% 18,47 %
7. proses
disuatu kelas yang hasilnya tidak untuk menyelesaikan
digeneralisasikan, maka analisis data cukup proyek
dengan mendeskripsikan data yang terkumpul. Total 66,46 % 88, 46% 22 %
Teknik statis yang digunakan adalah statistik
deskriptif (Pardjono, dkk, 2007:57). Data Perolehan skor masing-masing mahasiswa
penelitian dianalisis dengan menyajikan tabel dalam pelaksanaan PjBL juga mengalami
dan prosentase. Data dalam prosentase peningkatan. Pada akhir siklus II aktivitas
dideskripsikan dan diambil kesimpulan tentang mahasiswa dalam melaksanakan PjBL berada
https://doi.org/10.30599/jipfri.vxix.xx
4 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
REFERENCES
https://doi.org/10.30599/jipfri.vxix.xx