Anda di halaman 1dari 12

e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017


PENGGUNAAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN

Mardia Hi. Rahman, Rohima Wahyu Ningrum


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Khairun
e-mail: mardiah.rahman@ymail.com

ABSTRAK. Pembelajaran di perguruan tinggi menuntut untuk mengembangkan kemampuan


akademik mahasiswa (hard skill) dan kemampuan personal (soft skill). Salah satu model pembelajaran
yang dapat mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kecakapan hidup terutama pada matakuliah
fisika lingkungan adalah model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Pembelajaran
berbasis proyek ini lebih memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi mahasiswa,
dimana peran dosen hanya menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi mahasiswa
dalam merancang sebuah proyek yang mereka lakukan. Tujuan penelitian ini adalah pertama, untuk
meningkatkan sikap kepedulian lingkungan dan kemampuan kognitif mahasiswa dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Kedua, untuk memetakan sikap kepedulian
lingkungan mahasiswa setelah mempelajari materi-materi fisika lingkungan dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan masing-
masing variabel sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning. Peningkatan sikap kepedulian lingkungan mahasiswa setelah
pembelajaran dengan model project based learning berada pada kategori sangat yaitu sebesar 80,4%.
Prestasi belajar setelah pembelajaran dengan model project based learning mengalami peningkatan
yang secara rata-rata berada pada kategori tinggi sebesar 62,6 %.

Kata Kunci: kepedulian lingkungan, prestasi belajar, project based learning

ABSTRACT. Learning in college demands to develop students' academic skills (hard skills) and
personal skills (soft skills). One of the learning models that can encourage students to develop life
skills, especially in the environmental physics course is a project based learning model. This project-
based learning focuses on meaningful life issues for students, where lecturer roles only present
problems, ask questions and facilitate students in designing a project they undertake. The purpose of
this research is first, to improve the attitude of environmental awareness and cognitive ability of
students by using project-based learning model. This project-based learning focuses on meaningful
life issues for students, where lecturer roles only present problems, ask questions and facilitate
students in designing a project they undertake. The purpose of this research is first, to improve the
attitude of environmental awareness and cognitive ability of students by using project-based learning
model. Second, to map the attitude of students' environmental awareness after studying the materials
of environmental physics by using the model of project-based learning. The results showed that there
is an increase of each variable before learning and after learning using project based learning model.
Increased attitude of students' environmental awareness after learning with project based learning
model is in the very category that is equal to 80.4%. Learning achievement after learning with project
based learning model experienced an increase which on average was in the highest category of 62.6%

Keywords: environmental awareness; learning achievement; project based learning

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 66
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017

PENDAHULUAN bahwa kegiatan pendidikan hendaknya


tertuju pada pengembangan kreativitas
Pembelajaran di perguruan tinggi
peserta didik agar kelak dapat memenuhi
menuntut untuk mengembangkan
kebutuhan pribadi, kebutuhan masyarakat
kemampuan akademik mahasiswa (hard
dan kebutuhan negara. Dari sisi lain
skill) dan kemampuan personal (soft skill).
evaluasi yang dilakukan dosen masih
Tuntutan tersebut mendorong dosen agar
terbatas pada evaluasi kognitif atau sebatas
dalam pembelajaran dapat membelajarkan
evaluasi pada paper and pensil. Sedangkan
mahasiswa sesuai dengan tujuan dan
penilaian terhadap kinerja ilmiah
kebutuhan. Kenyataan menunjukkan
mahasiswa sering tidak dilakukan,
bahwa pembelajaran saat ini lebih
sehingga mahasiswa lebih sering belajar
berorientasi pembelajaran yang lebih
menghafal materi kuliah daripada berusaha
terpusat pada dosen bukan pembelajaran
untuk memahami dan menerapkan materi
yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
kuliah yang telah dipelajari.
mahasiswa.
Salah satu model pembelajaran yang
Pembelajaran seharusnya diarahkan
dapat mendorong mahasiswa untuk
untuk dapat mengembangkan semua ranah
mengembangkan kecakapan hidup
pengetahuan mahasiswa misalnya
terutama pada matakuliah fisika
pemecahan masalah, inkuiri, proyek
lingkungan adalah model pembelajaran
maupun penemuan. Dimyati dan Mudjiono
berbasis proyek (project based learning).
(2009) mengatakan bahwa proses belajar
Pembelajaran berbasis proyek merupakan
sebagai kegiatan yang interaktif hendaknya
penerapan dari pembelajaran aktif. Secara
dapat menggarap semua domain kognitif,
sederhana pembelajaran berbasis proyek
afektif, dan psikomotorik sebagai tindak
didefinisikan sebagai suatu pengajaran
belajar dalam rangka keutuhan pribadi
yang mencoba mengaitkan antara
pebelajar. Kegiatan belajar yang bersifat
teknologi dengan masalah kehidupan
interaktif diharapkan dapat memberi
sehari-hari yang akrab dengan mahasiswa.
kesempatan untuk mengembangkan
Trianto (2011) mengatakan bahwa model
seluruh ranah dan seluruh kecerdasan yang
pembelajaran berbasis proyek memiliki
kuat bagi pencapaian kompetensi akademik
potensi yang amat besar untuk membuat
dan personal mahasiswa dari
pengalaman belajar yang lebih menarik
setiapmatakuliah yang diinginkan. Sejalan
dan bermanfaat bagi peserta didik.
dengan itu Munandar (1999) mengatakan

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017 | 67


e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017


Pembelajaran berbasis proyek ini lebih pendidikan budaya dan karakter bangsa,
memusatkan pada masalah kehidupan yang yang berdasarkan pada agama, pancasila,
bermakna bagi mahasiswa, dimana peran budaya dan tujuan pendidikan nasional.
dosen hanya menyajikan masalah, Deskripsi peduli lingkungan adalahsikap
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi dantindakan yang selalu berupaya
mahasiswa dalam merancang sebuah mencegah kerusakan pada lingkungan dan
proyek yang mereka lakukan. Penggunaan mengembangkanupaya-upaya untuk
model pembelajaran berbasis proyek akan memperbaikikerusakanalamyangtelahterja
menambah kreativitas mahasiswa dalam di. Adapun indikatornya adalah: dapat
merancangkan sebuah proyek. Proyek merencanakan dan melaksanakan berbagai
yang dilakukan mahasiswa disesuaikan kegiatan pencegahan kerusakan
dengan waktu yang telah disepakati lingkungan (Wibowo, 2012).
bersama. Dengan model pembelajaranini, Pembahasan dan penelitian tentang
mahasiswa diharapkan mampu mengatur penggunaan model pembelajaran berbasis
waktu dalam menyelesaikan proyeknya proyek untuk menumbuhkan kepedulian
mulai dari perencanaan, pembuatan, terhadap lingkungan telah banyak
ujicoba sampai pada tahap presentasi dilakukan dan diantaranya oleh Duwi
proyek. Kerja sama anggota kelompok Nuvitalia (2014). Hasil penelitiannya
untuk menyelesaikan proyek sangat mengatakan bahwa 48,57 % mahasiswa
dituntut dalam pembelajaran berbasis memiliki kepedulian terhadap lingkungan
proyek agar dapat menghasilkan sebuah terutama sikap menjaga dan memelihara
proyek yang sesuai dengan tujuan atau lingkungan. Selanjutnya Lia Laela Sarah
sebuah karya yang baik. (2015), dalam penelitiannya mengatakan
Dalam melaksanakan setiap kegiatan bahwa siswa dalam pembelajaran konsep
terutama kegiatan menciptakan sebuah global warming dengan menggunakan
proyek perlu diperhatikan manfaat dan model pembelajaran berbasis proyek
kemanfaatan hasil yang dibuat, artinya mampu menunjukkan kompetensi ranah
setiap karya yang dihasilkan tidak pengetahuan, sikap maupun keterampilan
mengganggu lingkungan tetapi malah dalammenyelesaikanproyeknya.
menimbulkan rasa peduli mahasiswa pada Penelitian Rais (2010), menunjukkan
lingkungan sekitar. Peduli lingkungan bahwa aktivitas yang terbangun diantara
adalah salah satu indikator nilai untuk kelompok proyek berlangsung dengan

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 68
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017

penuh semangat, mahasiswa melalui Pembelajaran berbasis proyek


pengamatan terlihat menikmati cara belajar merupakan model pembelajaran yang
yang dikembangkan berdasarkan skenario menggunakan masalah sebagai langkah
project-based learning. Mahasiswa secara awal dalam mengumpulkan dan
kritis mengungkapkan ide-ide dalam mengintegrasikan pengetahuan baru
kelompok kolaboratif, mulai dari berdasarkan pengalamannya dalam
merencanakan sesuatu tentang cara beraktifitas secara nyata. Peserta didik
memperoleh pengetahuan,memproses memiliki kesempatan untuk menggali
secara kolaboratif dan bermakna, materi dengan berbagai cara ataupun gaya
menyimpulkan, hingga saling tukar belajarnya sendiri yang bermakna bagi
informasi diantara kelompok sebelum dirinya serta melakukan eksplorasi secara
kemudian dilakukan presentase kelompok. kolaboratif baik dengan sesama
Memelihara dan menjaga lingkungan kelompoknya, dengan guru maupun
memerlukan banyak faktor yang perlu dengan masyarakat luas. Pembelajaran
disertakan. Materi-materi fisika lingkungan berbasis proyek menurut Trianto (2014)
harus dapat diintegrasikan dengan materi- adalah model pembelajaran yang
materi fisika yang lain terutama materinya melibatkan siswa/mahasiswa dalam
berhubungan dengan lingkungan, sehingga kegiatan pemecahan masalah dan memberi
kesadaran lingkungan dapat ditumbuhkan. peluang mahasiswa bekerja secara otonom
Penggunaan model pembelajaran mengkonstruksi belajar mereka sendiri dan
berbasis proyek diharapkan untuk puncaknya menghasilkan produk karya
mendorong mahasiswa mencapai mahasiswa bernilai realistik. Selanjutnya
kompetensi/kemampuan yang disyaratkan Nashriah, (2014) mengatakan bahwa
yaitu kemampuan kognitif, sikap dan pembelajaran berbasis proyek ini tidak
psikomotorik. Keil, et,al (2009) dalam hanya mengkaji hubungan antara informasi
Hosnan (2014) mendefinisikan dan praktek, tetapi juga memotivasi
pembelajaran berbasis proyek (project mahasiswa untuk merefleksi apa yang
based learning) sebagai“the instructional mereka pelajari dalam pembelajaran dalam
strategy of empowering learners to pursue sebuah proyek nyata.
content knowledge on their ownand Pembelajaran berbasis proyek
demsontrate their new under standings menurut Hasnawati (2015), adalah model
through a variety of presentation models”. pembelajaran yang menggunakan proyek

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017 | 69


e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017


sebagai kegiatan proses pembelajaran dan 8) kelas memiliki atmosfer yang
untuk mencapai kompetensi sikap, memberi toleransi kesalahan
pengetahuan dan keterampilan. Penekanan danperubahan.
pembelajaran terletak pada aktivitas- Karakteristik pembelajaran berbasis
aktivitas mahasiswa untuk menghasilkan proyek menunjukkan bahwa proses
produk dengan menerapkan keterampilan pembelajaran harus memposisikan
meneliti, menganalisis, membuat, sampai mahasiswa sebagai pemeran utama dalam
dengan mempresentasikan produk pembelajaran. Mahasiswa aktif mengambil
pembelajaran berdasarkan pengalaman keputusan, bertanggung jawab dalam
nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil proses pembuatan proyek dan selalu
projek dalam bentuk desain, skema, karya mencari informasi yang terkait dengan
tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, proyek yang dibuat.
dan nilai-nilai. Pendekatan ini Setiap model pembelajaran memiliki
memperkenankan mahasiswa untuk sintaks yang berbeda-beda yang
bekerja sama secara mandiri maupun disesuaikan dengan karakteristik model
berkelompok dalam mengkontsruksikan tersebut. Sintaks model pembelajaran
produk nyata. berbasis proyek menurut Anita (Hosnan,
Pembelajaran berbasis Proyek 2014) antara lain:
menurut Buck Institute for Education 1. Tahapan Perencanaan Proyek.
(1999) memiliki karakteristik diantaranya : Pada tahap ini guru merumuskan tujuan
1) mahasiswa sebagai pembuat keputusan, pembelajaran yang ingin, dicapai,
dan membuat kerangka kerja, 2) terdapat menentukan topik yang akan dibahas,
masalah yang pemecahannya tidak membentuk kelompok mahasiswa untuk
ditentukan sebelumnya, 3) mahasiswa merencanakan proyek yang akan
sebagai perancang proses untuk mencapai dilakukan yang beranggotakan 4 orang,
hasil, 4) mahasiswa bertanggungjawab merancang dan menyusun LKS,
untuk mendapatkan dan mengelola merancang kebutuhan sumber belajar,
informasi yang dikumpulkan, 5) menetapkan rancangan penilaian.
melakukan evaluasi secara kontinu, 6)
2. Tahap Pelaksanaan
mahasiswa secara teratur melihat kembali
Pada tahap ini mahasiswa masing-
apa yang mereka kerjakan,7) hasil akhir
masing kelompok melaksanakan proyek
berupa produk dan dievaluasi kualitasnya,
dengan melakukan investigasi atau

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 70
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017

berpikir dengan kemampuannya 3. Menyusun jadwal. Dosen dan


berdasarkan pada pengalaman yang mahasiswa berkolaborasi menyusun
dimiliki. Kemudian diadakan diskusi jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
kelompok. Sementara dosen proyek.
membimbing mahasiswa yang 4. Memonitor mahasiswa dan kemajuan
mengalami kesulitan dengan bertindak proyek. Dosen bertanggung jawab
sebagai fasilitator. melakukan monitor terhadap aktivitas
3. Tahap penilaian mahasiswa selama menyelesaikan
Pada tahap ini, dosen melakukan proyek.
evaluasi terhadap hasil kerja masing- 5. Menguji hasil yaitu dosen melakukan
masing kelompok. Berdasarkan penilaian untuk mengukur keberhasilan
penilaian tersebut, dosen dapat proyek yang dilaksanakan mahasiswa
membuat kesimpulan apakah kegiatan dan memberi umpan balik.
tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan 6. Mengevaluasi pengalaman, pada akhir
bagian mana yang perlu diperbaiki. proses pembelajaran, dosen dan
Pengimplementasian pembelajaran mahasiswa melakukan refleksi terhadap
berbasis proyek tidak terlepas dari aktivitas dan hasil proyek yang telah
kurikulum, pertanggungjawaban, realisme, dilaksanakan.
belajar aktif, umpan balik, pengetahuan Fisika lingkungan merupakan salah satu
umum, pertanyaan yang memacu, matakuliah yang harus diambil oleh
investigasi konstruktif, serta otonomi. mahasiswa. Fisika lingkungan merupakan
Sedang Daryanto (2014) menyatakan ilmu pengetahuan yang mendasari tentang
bahwa sintaks pembelajaran berbasis gejala-gejala dalam alam semesta,
proyek adalah : termasuk di muka bumi sehingga terbentuk
1. Penentuan pertanyaan mendasar. konsep dan prinsip. Pembelajaran fisika
Pembelajaran dimulai dengan lingkungan mengarah pada bagaimana
pertanyaan esensial yang dapat mahasiswa dapat memahami konsep-
memberi penugasan peserta didik dalam konsep fisika dan mengaplikasikan dalam
melakukan aktivitas. kehidupan terutama pada lingkungan hidup
2. Mendesain perencanaan proyek. sekitar. Mahasiswa dituntut untuk
Perencanaan dilakukan kolaborasi memanfaatkan lingkungan sebagai media
antara pengajar dengan peserta didik.

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017 | 71


e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017


belajar dan peduli akan keberlangsungan memainkan perannya dalam membentuk
lingkungan. kesadaran terhadap lingkungan. Perlu ada
Peduli lingkungan harus ditumbuhkan pembentukan karakter terhadap lingkungan
pada diri setiap mahasiswa karena dengan pada diri peserta didik. Karakter ini bisa
kepedulian terhadap lingkungan maka dimulai dari persoalan sepele, seperti
mereka dapat berusaha untuk melestarikan. penyediaan tempat sampah yang memadai,
Sri Narwanti (2011) mengatakan bahwa, sampai pada perumusan actionplan tentang
peduli lingkungan merupakan sikap dan program-program kepedulian lingkungan.
tindakan yang berupaya mencegah Melalui pembentukan karakter ini
kerusakan pada lingkungan alam di diharapkan lahir generasi yang memiliki
sekitarnya, dan mengembangkan upaya- kepedulian lingkungan.
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam Kita hidup di dunia tidaklah sendirian,
yang sudah terjadi. Upaya-upaya tersebut melainkan bersentuhan satu sama lain
seharusnya dimulai dari sendiri dan yaitu sesama manusia, hewan tumbuh-
dilakukan dari hal-hal kecil seperti tumbuhan, air, udara serta tanah.
membuang sampah pada tempatnya, Kesemuanya itu dikenal dengan nama
menanam pohon, menghemat penggunaan lingkungan. Oleh sebab itu, dalam
listrik dan bahan bakar. Jika kegiatan- kehidupan yang serba kontemporer ini
kegiatan tersebut dilakukan oleh semua perlu mengenal lingkungan dengan baik
orang maka akan didapatkan lingkungan sehingga kelak dapat dipakai efisien
yang bersih,sehat danterjadi penghematan mungkin.
pada sumber daya alam yang tidak dapat Dalam hal pengenalan dengan
diperbaharui. lingkungan ini perlu mengetahui
Kerusakan lingkungan dipengaruhi oleh lingkungan fisik. Yang dimaksud dengan
faktor alam, perilaku manusia dan lingkungan fisik yaitu hal-hal yang
penggunaan teknologi yang tidak ramah bersentuhan dengan kita yaitu zat padat,
lingkungan. Untuk itu diperlukan zat cair, udara/gas, bunyi, cahaya, panas,
kesadaran dan kepedulian dari semua listrik, magnet dan radioaktif. Untuk
pihak untuk menjaga lingkungan. Terkait mengenal lingkungan fisik dengan baik
dengan hal tersebut Bagus Mustakin perlu mempelajari fisika lingkungan yaitu
(2011) menjelaskan bahwa, sekolah atau ilmu fisika yang berkaitan dengan
lembaga pendidikan seharusnya lingkungan. Materi fisika lingkungan yaitu

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 72
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017

zat padat, zat fluida meliputi zat cair (air), dan data sikap kepedulian lingkungan
udara/gas, minyak, akustika (bunyi), optika diperoleh dengan angket. Data prestasi
(cahaya), termodinamika (panas), listrik belajar dan sikap kepedulian mahasiswa
dan magnet. Pada materi fisika lingkungan, pendidikan fisika semester II tahun
pembahasan dititikberatkan pada akademik 2016/2017 yang diperoleh
pengenalan zat/objek, kemudian dianalisis dengan menggunakan
penggunaan/pemanfaatan lingkungan bagi statistik deskriptif untuk melihat
kehidupan kita (Gabriel, J.F., 2001). peningkatan prestasi belajar dan sikap
kepedulian mahasiswa.
METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan metode
Data hasil penelitian prestasi
penelitian kelas yang difokuskan pada
belajar yang diperoleh pada saat pre-test
penggunaan project based learning dalam
dan post-test kemudian dianalisis dengan
pembelajaran fisika lingkungan untuk
statistik deskriptif. Hasil analisis diperoleh
meningkatkan kepedulian lingkungan
rerata nilai pre-test adalah 47,89 dan rerata
mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa.
nilai post-test adalah 62,89. Hasil analisis
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
data penelitian disajikan dalam Tabel 1
kepedulian lingkungan mahasiswa dan
berikut:
prestasi belajar mahasiswa dengan
menggunakan model pembelajaran project
Tabel 1
based learning. Variabel dalam penelitian Rangkuman Hasil Analisis statistik
ini adalah kepedulian lingkungan dan Deskriptif Data Hasil Belajar
Komponen Pre-test Post-test
prestasi belajar yang dapat dilihat dari Jumlah Sampel 46 46
Nilai Maksimum 75 90
kemampuan mahasiswa menyelesaikan Nilai Minimum 15 30
Rentang 60 60
soal-soal tes yang dirancang dan skor sikap Rata-Rata 47,89 62,89
kepedulian mahasiswa dengan Standar Deviasi 16,059 16,059

menggunakan angket. Subyek dalam Hasil analisis data kemudian dibuat


penelitian ini adalah mahasiswa semester distribusi frekuensi untuk masing-masing
II (dua) program studi pendidikan fisika data seperti terlihat pada tabel 2 berikut:
tahun akademik 2016/2017 yang
mengontrak mata kuliah fisika lingkungan.
Data prestasi belajar diperoleh melalui tes,

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017 | 73


e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017


Tabel 2 Tabel 3
Distribusi Frekuensi Data Pre-test dan Post- Rangkuman Hasil Analisis statistic
test Deskriptif Data Sikap Kepedulian
Frekuensi Frekuensi Komponen Sebelum Sesudah
No Interval (%) (%) Jumlah Sampel 46 46
Pre-test Pre-test
1 81 – 100 0 0 8 17,39 Nilai Maksimum 63 78
2 65 – 80 7 15,22 14 30,43 Nilai Minimum 32 45
3 40 – 64 25 54,35 19 41,30
4 < 40 14 30,43 5 10,87 Rentang 31 33
Rata-Rata 50,11 66,72
Standar Deviasi 9,527 6,228
Dari hasil analisis data yang
diperoleh terlihat bahwa prestasi belajar Tabel 4
Distribusi Frekuensi Sikap Kepedulian
mahasiswa saat pre-test yang berada pada Sebelum dan Sesudah pembelajaran
Freku Freku
kategori rendah sebanyak 14 mahasiswa Interv ensi Persent ensi
Perse
No ntase
al Sebel ase (%) Sesud
atau sebesar 30,43 %, kategori cukup um ah
(%)

sebanyak 25 mahasiswa atau sebesar 54,35 65 –


1 0 0 37 80,4
80
%, kategori tinggi sebanyak 7 mahasiswa 50 –
2 32 69,6 8 17,4
64
atau sebesar 15,22 % dan yang berada pada
35 –
3 8 17,4 2 2,2
sangat tinggi tidak ada. Setelah 49
4 < 35 6 13 0 0
dilaksanakan post-test kemampuan prestasi Dari hasil analisis data yang
belajar mahasiswa yang berada pada diperoleh terlihat bahwa sikap kepedulian
kategori sangat tinggi sebanyak 8 lingkungan mahasiswa sebelum
mahasiswa atau sebesar 17,39 %, kategori pembelajaran dengan model project based
tinggi sebanyak 14 mahasiswa atau sebesar learning yang berada pada kategori kurang
30,43 %, kategori cukup sebanyak 19 sebanyak 6 mahasiswa atau sebesar 13%,
mahasiswa atau sebesar 41,30 %, dan pada kategori cukup baik sebanyak 8 mahasiswa
kategori rendah sebanyak 5 mahasiswa atau sebesar 17,4 %, kategori baik
atau sebesar 10,89 %. sebanyak 32 mahasiswa atau sebesar 62,6
Data penelitian sikap kepedulian % dan yang berada pada sangat baik tidak
lingkungan mahasiswa yang diperoleh dari ada. Setelah dilaksanakan pembelajaran
hasil pengisian angket yang diberikan sikap kepedulian lingkungan mahasiswa
sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan yang berada pada kategori sangat baik
menggunakan model project based sebanyak 37 mahasiswa atau sebesar 80,4
learning dan setelah pembelajaran %, kategori baik sebanyak 8 mahasiswa
kemudian dianalisis dan diperoleh hasil atau sebesar 17,4 %, kategori cukup baik
seperti terlihat pada tabel 3 dan 4 berikut:

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 74
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017

sebanyak 2 mahasiswa atau sebesar 2,2 %, tersisa 8 mahasiswa, artinya terjadi


dan pada kategori kurang baik tidak ada. peningkatan sebesar 52,2 %. Untuk
Dari hasil analisis data terlihat kategori cukup sebelum pembelajaran
bahwa ada peningkatan masing-masing terdapat 8 mahasiswa , tetapi setelah
variabel sebelum pembelajaran dan pembelajaran tersisa 2 mahasiswa sehingga
sesudah pembelajaran dengan dapat dikatakan terjadi peningkatan
menggunakan model pembelajaran project sebesar 15,2 % dan kategori tidak baik
based learning. Hasil ini dapat dilihat dari sebelum pembelajaran terdapat 6
gain (selisih) hasil pre-test dan post-test. mahasiswa yang tidak memiliki sikap
Peningkatan prestasi belajar untuk kategori peduli pada lingkungan, tetapi setelah
sangat tinggi sebesar 17,39 %, kategori pembelajaran semua mahasiswa memiliki
tinggi meningkat sebesar 15,21%. Untuk sikap peduli pada lingkungan atau dapat
kategori cukup terjadi peningkatan sebesar dikatakan meningkat sebesar 13 %.
13,05 % (dari 25 mahasiswa tersisa 19), Hasil analisis data memperlihatkan
dan pada kategori rendah terjadi bahwa prestasi belajar dan sikap
peningkatan sebesar 19,56 % (dari 14 kepedulian mahasiswa meningkat setelah
mahasiswa yang berada pada kategori pembelajaran dengan menggunakan model
rendah tersisa 5 mahasiswa setelah pembelajaran project based learning. Ini
pembelajaran). berarti model pembelajaran project based
Hasil analisis sikap kepedulian learning efektif digunakan pada
lingkungan mahasiswa terjadi peningkatan pembelajaran fisika lingkungan, karena
dari masing-masing kategori yaitu untuk model ini dapat memberikan kesempatan
kategori sangat baik meningkat 80,4 %. pada mahasiswa dalam kegiatan
Pada kategori ini sebelum pembelajaran menyelesaikan masalah, serta memberikan
tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap peluang kepada mahasiswa untuk
kepedulian terhadap lingkungan sekitar, bekerjasama menyelesaikan suatu
tetapi setelah pembelajaran terdapat 37 kegiatan/proyek dan menghasilkan produk
mahasiswa memiliki sikap kepedulian karya mahasiswa. Model pembelajaran ini
yang sangat baik. Pada kategori baik merupakan model yang menggunakan
sebelum pembelajaran terdapat 32 proyek sebagai inti pembelajaran. Model
mahasiswa yang memiliki sikap ini mengharapkan mahasiswa dapat
kepedulian, tetapi setelah pembelajaran melakukan kegiatan yang dapat

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017 | 75


e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017


mengeksplor semua kemampuan sejalan dengan pendapat Sani, 2014
mahasiswa untuk menghasilkan suatu tentang kelebihan model pembelajaran
karya untuk meningkatkan pemahaman project based learning yaitu : 1)
(pengetahuan) tentang materi yang meningkatkan motivasi belajar peserta
dipelajari. Serta dapat menumbuhkan sikap didik; 2) meningkatkan kemampuan
kepeduliannya terhadapap lingkungan. Hal pemecahan masalah; 3) membuat peserta
ini senada dengan pendapat Trianto (2011) didik menjadi lebih aktif dan berhasil
yang mengatakan bahwa model memecahkan problem-problem yang
pembelajaran berbasis proyek memiliki kompleks; 4) meningkatkan kolaborasi; 5)
potensi yang amat besar untuk membuat mendorong peserta didik untuk
pengalaman belajar yang lebih menarik mengembangkan dan mempraktikkan
dan bermanfaat bagi peserta didik. Dalam keterampilan yang dimiliki; 6)
pembelajaran berbasis proyek, peserta meningkatkan keterampilan peserta didik
didik terdorong lebih aktif dalam belajar. dalam mengelola sumber; 7) memberikan
Pendidik hanya sebagai fasilitator, pengalaman kepada peserta didik dalam
mengevaluasi produk hasil kerja peserta pembelajaran dan praktik mengorganisasi
didik yang ditampikan dalam hasil proyek proyek.
yang dikerjakan, sehingga menghasilkan Hasil penelitian dan pendapat para
produk nyata yang dapat mendorong ahli tentang model pembelajaran project
kreativitas peserta didik agar mampu based learning mengisyaratkan bahwa
berpikir kritis dalam menganalisa faktor pembelajaran dengan model ini jika
dalam setiap konsep pembelajaran. dikelola dengan baik akan membuat
Hasil penelitian yang diperoleh mahasiswa atau peserta didik dapat
mempelihatkan bahwa model mengembangkan kemampuannya untuk
pembelajaran project based learning efektif menyelesaikan suatu proyek yang telah
digunakan untuk mencapai tujuan direncanakan serta dapat meningkatkan
pembelajaran yang diinginkan karena sikap peduli pada lingkungan, karena
model ini memungkinkan mahasiswa dalam pembelajaran pendidik meminta
untuk membangun dan menemukan makna mahasiswa untuk memanfaatkan barang-
dari proses pembelajaran yang dilakukan barang bekas yang dapat dijadikan sebagai
dan mahasiswa lebih aktif dalam bahan dasar dari produk yang dihasilkan,
melakukan pembelajaran. Hasil penelitian

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 76
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017

misalnya rak telur, kaleng bekas, Lingkungan: Proseding Seminar


Nasional Sains dan Pendidikan
styrofoam, sisa-sisa kayu dan lain-lain.
Sains IX Fakultas Sains dan
Matematika UKSW, Salatiga 21
KESIMPULAN Juni 2014, Vol 5 No. 1.
Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan.
Dari hasil analisis penelitian dan Hipokrates. Jakarta.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Konstekstual dalam Pembelajaran
penggunaan model pembelajaran project Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia.
Munandar. 1999. Kreativitas &
based learning pada mata kuliah Fisika
Keberbakatan Strategi
Lingkungan dapat meningkatkan sikap Mewujudkan Potensi Kreatif &
Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka
kepedulian lingkungan dan prestasi belajar,
Utama.
mahasiswa semester II program studi Sri Narwanti. 2011. Pendidikan Karakter
Pengintegrasian 18 Nilai
pendidikan fisika tahun akademik
Pembentuk Karakter dalam Mata
2016/2017. Rata-rata sikap kepedulian Pelajaran. Yogyakarta: Familia.
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran
mahasiswa pada lingkungan dan prestasi
Inovatif Berorientasi
belajar mahasiswa berada pada kategori Konstruktivisme. Jakarta: Tim
Prestasi Pustaka.
baik.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Rajawali Press

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta : Rineka
Cipta.
Duwi Nuvitalia. 2014. Pembelajaran
Berbasis Proyek pada Mata Kuliah
Fisika Lingkungan Untuk
Menumbuhkan Kepedulian Pada

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017 | 77

Anda mungkin juga menyukai