Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK MANAJEMEN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

HYBRID DI LEMBAGA PAUD

Siti Robi’atun Ni’mah¹, Anita Afrianingsih, M. Pd²,


Fajar Putri Syaharani³, Veronica Angelli ⁴
Program Studi Pendidikan Guru PAUD, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara, Indonesia
Email: elfnikmah@gmail.com¹, anita@unisnu.ac.id²,
fajarputri@gmail.com³, veronicangelli@gmail.com⁴

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen pengelolaan hybrid
di lembaga PAUD selama masa pandemi yang dapat digunakan sebagai
pedoman kegiatan belajar mengaja. Pembelajaran hybrid dapat membantu guru
dalam proses pembelajaran agar sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan
dan tetap memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik. Metode
penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan beragam sumber
secara langsung berasal dari hasil tulisan orang lain dipublikasikan pada jurnal.
Hasil penelitian menjadi teknik pilihan dalam memanajemen pendidikan secara
Hybrid secara optimal.

Kata kunci: Anak usia dini, Manajemen PAUD, Pembelajaran Hybrid


Abstract
The purpose of this study was to determine the management of hybrid management in
PAUD institutions during the pandemic which can be used as a guide for teaching and
learning activities. Hybrid learning can help teachers in the learning process to fit the
planned goals and still provide optimal service to students. This research method uses a
literature study approach with various sources directly derived from the results of other
people's writings published in journals. The results of the research become the technique
of choice in optimally hybrid education management.
Keywords: Early childhood, PAUD management, Hybrid learning
Pendahuluan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di masa pandemic Covid-19 setidaknya


ratusan ribu sekolah ditutup dan sekitar 68 juta siswa melakukan kegiatan belajar dari
rumah, serta sekitar 4 juta guru melakukan kegiatan belajar mengajar di luar sekolah
dengan tujuan untuk mencegah penyebaran virus (Kurikulum, 2020). Surat Edaran
Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) memfokuskan belajar dari
rumah pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemic Covid-19
tanpa terbebani harus menyelesaikan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas
maupun kelulusan (Mendikbud, 2020).
Perkembangan teknologi yang semakin pesat menambah munculnya berbagai
informasi dan inovasi yang didapat di bidang pendidikan. Model pembelajaran inovatif
dengan menggunakan teknologi membantu dalam pelaksanaan pembelajaran selama masa
covid-19, hal ini dikarenakan kegiatan di sekolah sementara harus ditutup dan peserta
didik diharuskan untuk belajar dari ini. Menyikapi hal ini, Dengan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah maka sekolah dituntut untuk melakukan inovasi dalam
seluruh aspek proses pembelajaran yang ada di sekolah tersebut. Dalam hal ini
manajemen pembelajaran merupakan salah satu acuan yang penting dalam melaksanakan
proses belajar mengajar demi menunjang keberhasilah belajar pada masa pandemic
Covid-19 ini. Proses pembelajaran akan berlangsung baik, menarik dan dapat
meningkatkan motivasi minat belajar peserta didik karena ketepatan manajemen
pembelajaran yang diterapkan.
Manajemen merupakan proses untuk mencapai tujuan organisasi oleh seseorang
atau sekelompok orang melalui penggunaan berbagai fungsi yakni perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, serta pengendalian. Pembelajaran merupakan bentuk
kegiatan penyelenggaraan Pendidikan yang memadukan secara sistematis dan
berkesinambungan pada suatu kegiatan (Anita, 2019). Berdasarkan hal tersebut maka
dapat diartikan bahwa manajemen pembelajaran sebagai aktivitas atau kegiatan belajar
dan mengajar melalui penerapan prinsip pembelajaran dengan mengacu kepada langkah-
langkah pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi yang berguna
untuk mengukur ketercapaian rencana serta tujuan dari pembelajaran yang ditetapkan
(Kurniawati, 2021). Manajemen pembelajaran di Lembaga PAUD harus dilaksanakan
dengan maksimal agar tercipta suasana yang kondusif dan terjalin hubungan interpersonal
yang baik antara guru, anak, orang tua dan stakeholder lainnya (Anita, 2018).
Pembelajaran di lembaga sekolah PAUD tentu saja perlu adanya inovasi dan membuat
kebijakan manajemen pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan pandemi dengan
menggunakan model pembelajaran Hybrid.
Berdasarkan studi lieratur yang diperoleh, terdapat beberapa permasalahan yang
terjadi selama pembelajaran di masa covid-19. Permasalahan yang terjadi seperti sekolah
belum pernah melakukan model pembelajaran jarak jauh, sekolah perlu membuat
kurikulum darurat selama masa pandemic, dan inovasi pembelajaran yang menarik siswa.
dari beberapa permasalahan tersebut peneiti tertaarik untuk melakkukan penelitian yang
berjudul teknik manajemen pengelolaan pembelajaran hybrid di lembaga PAUD.

Metode

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan beberapa literature (study


literature) dari jurnal-jurnal manajemen pendidikan. Studi literatur ini dilakukan dengan
menganalisa teknik manajemen pengelolaan PAUD dengan menggunakan pembelajaran
Hybride. Dari hasil studi literature, dapat diketahui bagaimana teknik dalam manajemen
pendidikan di masa pandemic menggunakan pembelajaran Hybrid.

Pembahasan

Hybrid learning muncul sebagai dampak dari pemanfaatan teknologi berbasis


internet dalam bidang pendidikan. Internet menjanjikan kemudahan dan kemampuan
masif dalam menyajikan materi. Internet mampu menawarkan perolehan informasi
dengan cepat. Pembelajaran hybride adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan
inovasi daan kemajuan teknologi melalui system online learning dengan interaksi dan
partisipasi dari model pembelajaran tradisional (Hendrayati, 2021).
Banyak ahli memberikan definisi mengenai hybrid learning. Moebs dan
Weibelzahl mendefinisikan hybrid learning sebagai pengintegrasian pembelajaran online
dan tatap muka (face-to-face) ke dalam satu aktivitas pembelajaran. Sementara itu,
Semler mengartikan hybrid learning sebagai kombinasi terbaik dari aspek pembelajaran
online, tatap muka, dan praktik dengan memanfaatkan berbagai macam sumber informasi
untuk memberikan pengalaman berharga bagi peserta didik. Dan Thorne
menggambarkannya sebagai peluang untuk mengintegrasikan kemajuan inovatif dan
teknologi yang dimiliki pembelajaran online dengan pembelajaran tradisional
(Ahmadillah, 2021).
Sebuah penerapan inovasi lebih ditujukan untuk sebuah perubahan, salah satunya
adalah adanya peningkatan ke arah yang lebih baik. Sebuah inovasi implementasinya
bukan hanya sebuah ide-ide dan pengetahuan saja, akan tetapi harus kearah bagaimana
cara untuk bisa meningkatkan ide-ide serta pengetahuan itu menjadi meningkat dan bisa
dijadikan suatu gambaran dari tercapainya sebuah inovasi itu sendiri. inovasi dalam
pembelajaran itu merupakan salah satu hal yang harus mendapatkan perhatian khusus,
adapun yang menjadi aspek inovasi itu sendiri adalah seperti keuangan, sarana prasarana,
sumber daya, proses pembelajaran. Agar tujuan dari inovasi itu bisa tercapai peranan kita
sebagai seorang pendidik dalam pembelajaran itu sangatlah penting, karena seorang
pendidik merupakan salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan pembelajaran,
dimana pendidik itu adalah sebagai perencana, pelaksana dan sekaligus menjadi evaluator
dalam keberhasilan pembelajaran itu sendiri (Firdaos, 2021).
Hybrid learning adalah model yang menggabungkan antara inovasi dan kemajuan
teknologi dalam online learning dengan interaksi dan partisipasi dari model pembelajaran
konvensional atau tatap muka.  Model ini mengombinasikan pembelajaran di kelas dan
online dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia. Adapun tahapan hybrid
learning adalah:
a. Penyajian materi oleh guru
materi yang akan disampaikan sebagai bahan pembelajaran dipersiapkan guru
b. Pemberian latihan soal
pemberian latihan soal diberikan sebagai umpan balik untuk mengetahui sampai
mana pemahaman murid
c. Penggunaan layanan internet untuk membantu pengerjaan latihan soal
pengertjaan soal dapat dilakukan melalui penggunaan layanan internet untuk
mempermudah akses pengerjaan
d. Pembahasan latihan soal
pembahasahan latihan soal dilakukan sebagai evaluasi untuk mengetahui jawaban
yang diberikan benar atau salah sehinga murid mengetahui alasan dan jawaban
yang benar (Makhin, 2021).

Kelebihan model hybrid diantaranya yaitu berkontribusi dalam pengembangan


dan mendukung strategi interaktif pada pembelajaran tatap muka dan jarak jauh,
mengembangkan kegiatan terkait hasil pembelajaran karena fokus kepada interaksi siswa
dan bukan sekedar penyebaran konten, lebih banyak menawarkan informasi bagi siswa
dan memberi timbal balik lebih cepat dalam komunikasi antara guru dan siswa,
memungkinkan siswa mengakses materi kapan saja dan dimana saja dan dapat
melanjutkan sesuai kemampuan mereka, meningkatkan efektivitas kerja guru. Tetapi,
kekurangan dari model ini yaitu membutuhkan fasilitas teknologi yang memadai serta
membutuhkan biaya yang cukup besar, memungkinkan adanya perbedaan sumber daya,
dan memungkinkan adanya kendala teknis karena banyak melibatkan penggunaan
teknologi.

Implementasi manajemen pembelajaran hybrid di PAUD perlu adanya sarana dan


prasarana pendukung dalam proses pembelajaran di sekolah. Beberapa sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran akses internet dan aplikasi
pembelajaran daring, ruang kelas yang sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan
pemerintah, dan sarana lain yang mendukung pembelajaran. Pengaturan ruang kelas
menjadi salah satu perhatian seperti bentuk kelas, meja, kursi anak, jumlah anak-anak
dalam satu kelas. Pendidikan saat ini mengharuskan jumlah siswa terbatas dalam kegiatan
pembelajaran luring atau tatap muka. Pada masa Pandemi Covid-19 Pembelajaran online
dengan e-learning tidak akan terlepas dari internet, karena seluruh interaksi pada proses
pembelajaran di e-learning selalu membutuhkan jaringan internet yang memadai.
Jaringan internet yang tersedia disekolah akan sangat berpengaruh pada tugas guru dalam
proses pembelajaran di sekolah.
Langkah manajemen proses pembelajaran yang pertama adalah perencanaan.
Pembelajaran yang berhasil diawali dengan pemahaman guru yang baik pada
perencanaan pembelajaran. Sebelum melakukan proses pembelajaran, guru harus
merancang pembelajaran dengan mengembangkan kurikulum yang ada. Guru adalah
pendidik profesional yang bertanggung jawab untuk mengembangkan perencanaan
pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi anak. Perencanaan
pembelajaran yang dibuat oleh guru dimaksudkan agar tujuan yang sdudah ditetapkan
dapat tercapai (Apriyanti dalam Taulany, 2020).
Tahapan pembelajaran daring di lembaga Taman Kanak-kanak, adalah sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan; tahapan ini dimulai dari memeriksa kondisi keluarga siswa, lalu
memilih tipe belajar apakah daring, luring, atau belajar bauran (blended
learning). Selanjutnya mempersiapkan anak, mempersiapkan orang tua,
mempersiapkan rppm bertema, serta mempersiapkan panduan komunikasi antara
guru dengan keluarga siswa.
2. Tahap pelaksanaan; keluarga berdiskusi dengan anak mengenai kegiatan yang
akan dikirimkan, keluarga juga mencari berbagai sumber belajar (buku, video,
gambar terkait tema, dan lain sebagainya), anak merdeka mengikuti ide guru atau
idenya sendiri, adanya interaksi, anak bermain, dan dokumentasi kegiatan.
3. Tahap pasca pelaksanaan; keluarga melaporkan hasil PFH dengan
mendokumentasikan kegiatan anak, anak diberikan kemerdekaan menyampaikan
hasil kerjanya kepada guru, guru wajib menjawab setiap respon anak atau
keluarga, guru melakukan penilaian pembelajaran & tracker story, selanjutnya
mengevaluasi dan menindak lanjuti PFH yang telah dilakukan.
Selain tiga tahapa tersebut, lembaga juga perlu memberikan perangkat penguatan
dengan cara menyiapkan perangkat yang pendukung yang diperlukan sesuai kondisi
keluarga seperti: alat dan bahan perencanaan; narasi/video pijakan sebellum main untuk
anak; narasi/video/foto parenting untuk keluarga. Sedangkan Manajemen adalah usaha
untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan sejumlah kelompok aktivitas.
Manajer atau pimpinan harus melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
penggerakan (pengarahan) dan pengendalian (Denico, 2018).
Model pembelajaran hybrid learning memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan model pembelajaran ini adalah dapat digunakan untuk menyampaikan
pembelajaran kapan saja dan dimana saja karena pembelajaran ini terjadi
secara online dan tatap muka, yang keduanya memiliki kelebihan yang saling melengkapi
yaitu pembelajaran ini lebih efektif, efesien dan meningkatkan aksesbilitas. Dengan
adanya pembelajaran kombinasi ini peserta didik semakin mudah untuk mengakses bahan
pembelajaran. Kekurangan pembelajaran hybrid adalah dengan penggunaan teknologi
secara pasif dan tidak dapat membina sikap, memberikan contoh perilaku yang baik atau
mengembangkan potensi kreativitas.
Tiga alasan pemilihan model blended learning atau hybrid learning di atas
karena:
1. Berkontribusi dalam pengembangan dan dukungan strategi interaktif tidak
hanya dalam mengajar tatap muka, tetapi juga dalam pendidikan jarak jauh.
Mengembangkan kegiatan terkait dengan hasil pembelajaran yaitu fokus pada
interaksi peserta didik, bukan hanya penyebaran konten. Selain itu, dapat
menawarkan lebih banyak informasi yang tersedia bagi peserta didik, umpan
balik yang lebih baik dan lebih cepat dalam komunikasi yang lebih kaya
antara guru dan murid.
2. Belajar merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi pertumbuhan
pembelajaran lingkungan. Peserta didik dapat mengakses materi setiap saat
dan dimana saja. Selanjutnya, mereka dapat melanjutkan sesuai dengan
kemampuannya. Sebagai konsekuensinya, peserta didik harus memiliki
motivasi yang tinggi
3. Peningkatan efektivitas biaya terutama berlaku untuk guru-guru yang
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Guru Tetap Yayasan (GTY) di
mana orang secara permanen sibuk dan hamper tidak pernah mampu untuk
menghadiri kelas-kelas penuh waktu tatap muka. Namun model blanded
learning memungkinkan mereka setelah menyelesaikan pekerjaan mereka,
keluarga dan komitmen sosial lainnya untuk mulai belajar.

Kesimpulan

Pembelajaran hybrid di Lembaga PAUD dapat membantu guru dalam


mengoptimalkan pembelajaran anak usia dini, utamanya di era pandemi covid-19.
Pembelajaran hybrid harus disusun secara teliti dan sistematis agar tidak ada yang
terlewat. Maka dari itu penyusunan pembelajaran hybrid membutuhkan manajemen
pengelolaan. Manajemen pengelolaan meliputi teknik serta tahapan dalam melakukan
pembelajaran hybrid. Dengan adanya kajian terkait teknik manajemen pengelolaan
pembelajaran hybrid di Lembaga PAUD, kami berharap pendidik PAUD lebih
memahami teknik manajemen pengelolaan pembelajaran yang tepat khususnya pada
pembelajaran hybrid di Lembaga PAUD
Daftar Pustaka

Afrianingsih, Anita., & Iman, Nurul., & Mufid. 2019. Kemandirian Anak melalui
Integrasi Outdoor and Indoor Learning terhadap Perkembangan Sosial
Emosional. Jurnal Realita, Vol. 4 No. 7. Available : http://e-
journal.undikma.ac.id/index.php/realita/article/view/2152/1490. Diakses pada
tanggal 24 Juli 2022
Afrianingsih, Anita., & Setiardi, Dicky., & Mufid. 2018. Pengembangan Sikap Perilaku
Anak melalui Proses Pembelajaran di Kelas Inklusi dan Reguler. Junal of SECE,
Vol. 1, No. 2. Available :
https://www.e-journal.ivet.ac.id/index.php/sece/article/view/675/666. Diakses
pada tanggal 24 Juli 2022.
Ahmadillah, Ayu Nilna Amelia. 2021. PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL
HYBRID LEARNING TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA
MATA PELAJARAN PAI DI MASA PANDEMI. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Available:
http://digilib.uinsby.ac.id/50213/2/Ayu%20Nilna%20Amelia
%20Ahmadillah_D91217043.pdf diakses tanggal 23 Juli 2022
Denico, Ahmad. 2018. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI DI KB CERDAS KECAMATAN BATU HAMPAR KABUPATEN
ROKAN HILIR. Jurnal Islam Anak Usia Dini Vol. 1 No. 2 Bulan Oktober.
Available: https://core.ac.uk/download/pdf/322503379.pdf diakses tanggal 23
Juli 2022
Firdaos, Rijal., DKK. 2021. Efektifitas Pembelajaran Selama Pelaksanaan PTMT.
Akademi Pustaka: Tulungagung. Available: https://osf.io/mejkz/download
diakses tanggal 23 Juli 2022
Fitriyah, Qonita Faizatul., & Salpina., & Paramitasari, Rts Desi. 2022. Pengembangan
Kurikulum Berbasis Life Skill di TK Ceria Demangan Yogyakarta. Jurnal Tunas
Siliwangi, Vol. 8, No. 1. Available:
Hendrayati, Heny., & Pamungkas, Budhi. 2021. Implementasi Model Hybrid Learning
pada Proses Pembelajaran Mata Kuliah Statistika II Di Prodi Manajemen FPEB
UPI. Jurnal JER, Diakses
melalui :https://ejournal.upi.edu/index.php/JER/article/download/3430/2422.
Diakses tanggal 5 Juli 2022.
http://ejournal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/tunassiliwangi/article/view/
2425/1383. Diakses tanggal 3 Juli 2022
kurniawati. 2021. Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh Pada Mata Pelajaran PAI dan BP
SMP di Kota Tegal. Jurnal Quality, Vol. 9, No. 1. Diakses melalui:
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Quality/article/view/10015. Diakses
pada tanggal 8 Juni 2022.
Makhin, M. 2021. Hybrid Learning: Model Pembelajaran Pada Masa Pandemi di SD
Negeri Bungurasih Waru Sidoarjo. Jurnal MUDIR, Vol. 3, No. 2. Available:
https://ejournal.insud.ac.id/index.php/MPI/article/download/312/190. Diakses
pada tanggal 11 Juli 2022.
Taulany, Himmah. 2020. Manajemen Proses Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
Pasca Pandemi Covid-19. Seminar Nasional Pascasarjana Issn: 2686 6404.
Available: https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snpasca/article/download/
565/484 diakses tanggal 23 Juli 2022

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:n80_Umj9lTUJ:https://
sinta.kemdikbud.go.id/journals/detail%3Fid
%3D7273+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Heh,, penulisan dapuse salah dan terlalu sedikit

Minimal 10 dapus

Anda mungkin juga menyukai