Anda di halaman 1dari 8

JPPII, Vol X No X, Tahun XXXX

p-ISSN: 2615-742X e-ISSN: 2615-7438

IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED BLENDED


LEARNING DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN: A Systematic Literature Review

Evy Fitria Islamiati


Pendidikan IPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Bali
e-mail: evy.fitria.islami@gmail.com

Abstrak
Sistematika review adalah suatu metode penelitian untuk melakukan identifikasi, evaluasi, dan
interpretasi terhadap semua hasil penelitian yang relevan terkait pertanyaan penelitian tertentu, topik
tertentu atau fenomena yang menjadi perhatian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
implementasi model project based blended learning dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran
menggunakan metode sistematika review. Metode sistematika review yang digunakan mengacu pada
artikel Fitroh & Utama (2017). Dalam metode ini dilakukan empat tahap yaitu review identifikasi,
penyaringan artikel awal, penyaringan artikel lebih lanjut dan evaluasi artikel. Pada tahap aktivitas
penyaringan awal ditemukan 20 artikel, setelah dilakukan penyaringan lanjutan didapatkan 3 artikel.
Kemudian, tahapan evaluasi artikel dilakukan untuk meninjau implementasi model project based
blended learning dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pada artikel 1 menyatakan melalui
model PB2L, siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan melalui proses
pembelajaran materi sifat koligatif larutan dengan project pembuatan es krim, sehingga dapat
meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran. Pada artikel 2 menyatakan PB2L lebih efektif
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa, nilai rata-rata siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata kelas kontrol dan siswa menjadi lebih aktif dan interaktif
selama proses pembelajaran sehingga mereka yakin dan tidak ragu dalam berbagi pendapat dan
mengemukakan ide dalam belajar. Pada artikel 3 menyatakan ada peningkatan kemampuan HOTS
Siswa dengan model project based blended learning, dibandingkan dengan siswa yang belajar
blended learning saja. Hal tersebut dibuktikan dari berbagai pengujian dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan model project based blended learning dalam kategori sangat baik.

Kata kunci: Sistematika review; model project based blended learning; efektivitas pembelajaran

Abstract
Systematic review is a research method for identifying, evaluating, and interpreting all
relevant research results related to certain research questions, certain topics or phenomena of
concern. The purpose of this study is to determine the implementation of the project based blended
learning model in increasing the effectiveness of learning using the systematic review method. The
systematic review method used refers to the Fitroh & Utama article (2017). In this method four stages
are carried out, namely identification review, initial article screening, further article screening and
article evaluation. At the initial screening activity stage, 20 articles were found, after further screening,
3 articles were obtained. Then, the article evaluation stage is carried out to review the implementation
of the project-based blended learning model in increasing learning effectiveness. In article 1 it states
that through the PB2L model, students got meaningful and fun learning through the learning process
of material colligative properties of solutions with ice cream making projects, so as to increased
student interested in the learning process. In article 2 it states that PB2L were more effective for
improving students' mathematical communication skills, the average score of experimental class
students were higher than that of the control class and students became more active and interactive
during the learning process so that they were confident and did not hesitate in sharing opinions and
expressing ideas in learning. Article 3 states that there are an increased in students' HOTS abilities
with the project-based blended learning model, compared to students who only study blended
learning. This is evidenced from various tests and implementation of learning activities using the
project-based blended learning model in the very good category.

Keywords: Systematic review; project-based blended learning models; learning effectiveness

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia| 1


JPPII, Vol X No X, Tahun XXXX
p-ISSN: 2615-742X e-ISSN: 2615-7438

1. Pendahuluan
Era revolusi industri 4.0 pada abad 21 ini membawa perubahan industri semakin
pesat akibat dari kemajuan sains dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pesatnya perkembangan industri menuntut negara harus bergerak cepat dalam membangun
masa depan bangsa dan negara menjadi terdepan (Eliyasni, et al. 2019). Menghadapi era
revolusi industry 4.0, generasi muda harus memiliki beberapa keterampilan dasar yakni
seperti Kemampuan berfikir kritis atau Critical Thinking, kemampuan menggunakan informasi
ilmiah dalam pemecahan masalah atau Problem Solving dan kemampuan berbahasa dan
berbudi pekerti yang baik atau Language Skill (Mutakinati, 2018). Selain itu, era digital pada
abad 21 membawa dampak yang tidak dapat dipandang sebelah mata oleh dunia
Pendidikan. Implikasi globalisasi sangat berimbas pada bentuk pelayanan pendidikan yang
diberikan guru kepada siswa (Nurhayati, et al. 2021). Manusia yang akan mampu bertahan
hidup di abad 21 dan era revolusi industri 4.0 adalah manusia yang kompetitif, cerdas dan
siap menghadapi perubahan (Rochmawati, et al. 2020). Oleh sebab itu, guna terjaganya
keberlansungan hidup manusia di era digital ini melalui penyempurnaan tatanan Pendidikan
yakni dapat ditingkatkan secara mutu dan kualitasnya melalui kegiatan belajar yang aktif,
kreatif dan menyenangkan bagi siswa (Zainuddin, 2018). Indonesia selama ini tengah
berupaya secara terus menerus merancang dan melaksanakan pembelajaran inovatif yang
mampu menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif. Namun seperti sudah menjadi
warisan, pembelajaran konvensional dengan mengandalkan metode ceramah menjadi
strategi pembelajaran popular di Indonesia (Fahlevi, 2022). Padahal Guru memberikan
pengaruh paling besar terhadap ketercapaian hasil belajar siswa terutama dalam hal
pemilihan metode pembelajaran. Seorang guru dituntut agar cermat dalam memilah dan
menetapkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran demi kelancaran belajar
siswa (Duarte, et al. 2019).
Menurut Widdiharto (dalam Wahyu, 2016) berpendapat bahwa kebanyakan guru dalam
mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan peserta didik dalam berfikir, metode
yang digunakan kurang bervariasi dan sebagai akibat motivasi belajar peserta didik menjadi
sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis, untuk itu,
dibutuhkan metode mengajar yang dapat menumbuhkan suasana menyenangkan, berkesan
tetapi tetap focus pada materi pembelajaran. Model pembelajaran merupakan landasan
praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implikasinya pada tingkat operasional kelas. Banyaknya
model pembelajaran, memberikan banyak pilihan bagi pendidik dalam menyampaikan
pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang inovatif, memiliki banyak kelebihan adalah
model Project Based Learning (PjBL) (Hujjatusnaini, et all. 2022). Model PjBL memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja
proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek, kreatifitas dan motivasi peserta didikakan
meningkat (Aldabbus, 2018). PjBL berfokus pada inti kurikulum, memfasilitasi peserta didik
untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, pemberian tugas-tugas, student centered serta
menghasilkan produk yang nyata (Marliyani, et al. 2020). Model pembelajaran PjBL, peran
guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja dari peserta didik
meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan (Yustina, et al.
2020).
Selain model pembelajaran berbasis proyek, sebuah usaha penyelesaian guna menutup
kelemahan dari metode konvensional diperlukan system e-learning, sebuah pembelajaran
yang inovatif dan berbasis teknologi di Era Digital. Model Blended Learning merupakan
alternative yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran (Hasamah, 2015). Model
blended learning yakni penggabungan antara model pembelajaran konvensional (tatap
muka) dengan model pembelajaran berbasis e-learning dengan memanfaatkan media
elektronik. Artinya, blended learning merupakan model pembelajaran konvesional yang
didukung oleh model pembelajaran berbasis e-learning sehingga proses pembelajaran akan
berjalan dengan optimal karena kelebihan dari kedua model tersebut akan dapat saling
melengkapi dari masing-masing kekurangan kedua model pembelajaran tersebut (Dziuban,

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia| 2


JPPII, Vol X No X, Tahun XXXX
p-ISSN: 2615-742X e-ISSN: 2615-7438

dkk. 2018). Melalui model blended learning, guru dan siswa secara bertahap beradaptasi
dengan kemajuan teknologi pendidikan namun tetap didukung metode yang biasa di lakukan
yaitu tatap muka. Model blended learning menawarkan kemungkinkan untuk memperoleh
keuntungan dari suatu kelas yang mendukung interaksi secara langsung dan fleksibilitas dari
pembelajaran secara online maupun dengan pemanfaatan media pembelajaran (Guzer dan
Caner, 2014).
Menurut Wahyudi & Winanto (2018) model pembelajaran Project based learning dan
model pembelajaran blended learning atau disingkat PB2L membuat pendidik mampu
memfasilitasi peserta didik untuk mengungkapkan fakta, ide, dan kesimpulan melalui tugas
proyek yang diberikan. Selain itu, peserta didik juga dilatih untuk memiliki kemampuan
mencari dan menggali informasi dari berbagai sumber melalui internet. PB2L merupakan
konsep pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan
pembelajaran daring (synchronous dan asynchronous) berbasis proyek (Hariyono & Andrini,
2020). Dalam penerapannya, integrasi PjBL dan blended learning dapat meningkatkan
motivasi dan kemampuan komunikasi siswa. Tujuan dari perpaduan pembelajaran tatap
muka dengan pembelajaran berbasis daring pada model belajar PjBL yang efektif adalah
untuk mampu meningkatkan aktivitas siswa, selain itu pendidik dan peserta didik dapat
berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung kapanpun dan dimanapun,kemudian para
peserta didik juga dapat mencari materi proyek dari berbagai sumber tanpa ada batasan
(Surahman, et al. 2019).
Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah perlunya informasi yang relevan dari
penelitian-penelitian sebelumnya terkait implementasi model pembelajaran berbasis project
based blended learning dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran di Era digital ini. Dari
masalah tersebut, dapat diselesaikan dengan metode sistematika review. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui implementasi model Project Bases Blended Learning (PB2L)
dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran menggunakan metode sistematika review.

2. Metode
Metodologi pada penelitian ini adalah menggunakan metode sistematika review yang
diambil dari (Fitroh & Utama, 2017). Dalam metode ini dilakukan empat tahap yaitu review
identifikasi, penyaringan artikel awal, penyaringan artikel lebih lanjut, dan evaluasi artikel.
Penelitian ini untuk menjawab mengenai pentingnya implementasi model pembelajaran
project based blended learning dalam melaksanakan proses pembelajaran disekolah.
Peneliti menganalisis masalah yang ada dengan melakukan sytematic literature review.
Selanjutnya peneliti memilih jurnal-jurnal yang dapat digunakan untuk penelitian ini. Data
literatur yang digunakan pada penelitian ini adalah “Google Cendikia” Yang merupakan
website beralamatkan “https://scholar.google.co.id/schhp?hl=id”. Bidang (database) yang
dipertimbangkan dalam pencarian antara lain literatur mengenai model pembelajaran project
based learning, blended learning dan implementasi model project based blended learning
dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pencarian tersebut berkaitan dengan tiga
jenis lapangan; abstrak, judul, dan kata kunci. Tepatnya pencarian hanya disempurnakan
untuk jurnal penerbitan 10 tahun terakhir, artikel merupakan jurnal internasional, berbahasa
inggris dan artikel bukan merupakan artikel literatur review ataupun sistematika review.
Proses pencarian ini dianggap sebagai proses penyaringan artikel sebelumnya. Memilih
beberapa artikel berdasarkan kriteria (misalnya jenis jurnal khusus) yang dilakukan yaitu
memilih isi artikel yang lebih spesifik terkait bahan tugas. Kriteria tersebut dikategorikan
sebagai kriteria Inklusi dan Eksklusi.

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil identifikasi penelusuran istilah “implementasi model pembelajaran
project based blended learning dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran” didapatkan
hasil penyaringan pertama 20 artikel dari jurnal yang berbeda, dilakukan identifikasi terhadap
artikel-artikel yang didapatkan. Kemudian dilakukan penyaringan lanjutan didapatkan 3
artikel yang membahas lebih spesifik mengenai implementasi model pembelajaran project

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia| 3


JPPII, Vol X No X, Tahun XXXX
p-ISSN: 2615-742X e-ISSN: 2615-7438

based blended learning dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran. Berikut 3 artikel yang
direview pada penelitian ini.
Tabel 1. Artikel hasil penyaringan lanjutan
No Nama jurnal
1 Jurnal Scientia
2 Journal of Mthematics Education Research
3 Jurnal Iqra’

Pada jurnal pertama dengan judul penelitian The Effectiveness of Project Based Learning
with the Blended Learning System to Improve 21 st Century Skills During the Covid-19
Pandemic oleh Eris Nurhayati, Dedi Riyan Rizaldi dan Ziadatul Fatimah pada tahun 2021
menjelaskan bahwa model pembelajaran berbasis proyek dengan sistem blended learning
dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar kimia. Penelitian yang telah dilakukan Eris
Nurhayati dkk, merupakan penelitian Tindakan kelas. Populasi penelitian adalah seluruh
siswa dikelas XII IPA SMAN 3 Mataram sebanyak 102 siswa yang terbagi dalam 3 kelas,
dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti melakukan pembelajaran materi kimia yaitu Sifat
Koligatif Larutan, kompetensi dasar 3.1. Pada materi tersebut siswa mempelajari konsep
sifat koligatif larutan dengan cara menyenangkan yaitu melalui proyek pembuatan Es Krim.
Implementasi pembelajaran berbasis proyek dalam bentuk proyek pembuatan es krim
membuat siswa ditantang dengan rasa ingin tahu mereka tentang "Bagaimana cara
membuat es krim?" dan "Apa hubungan pembuatan es krim dengan sifat koligatif larutan?".
Ini adalah titik awal pembelajaran berbasis proyek yang efektif. Sehingga memicu
serangkaian pertanyaan dan pemikiran kritis yang mengarah pada pemecahan masalah.
Pembelajaran berbasis proyek dimulai dengan pertanyaan yang diikuti dengan solusi
investigasi, siswa mencari tahu dengan menggunakan teknologi sehingga rasa ingin tahu
mereka dapat terjawab, dalam hal ini model blended learning di implementasikan.
Selanjutnya, siswa menciptakan pengetahuan baru sebagai informasi untuk dikumpulkan
dan dipahami. Dalam proses pembelajaran, siswa tetap dapat berdiskusi dengan guru dan
bekerja dalam kelompok yang dapat dilakukan secara online atau tatap muka dengan tetap
memperhatikan protokol COVID-19. Dari proyek yang telah dilaksanakan, siswa mampu
memperoleh penemuan dan pengalaman serta merefleksikan pengetahuan yang baru. Pada
penelitian ini Implikasi model pembelajaran berbasis proyek dengan sistem blended learning
di SMAN 3 Mataram adalah penggunaan Google Classroom sebagai media Learning
Management System (LMS). Guru dan siswa berkomunikasi melalui media google
classroom dan whatsapp group. Guru membagikan materi, lembar kerja siswa, dan tugas
melalui LMS. Setelah siswa melaksanakan “proyek pembuatan es krim”, siswa membuat
dokumentasi berupa pembuatan video dan mengupload video yang telah siswa buat ke
channel YouTube milik murid. Kegiatan pembuatan video merupakan tahap ke-5 dalam
sintak model pembelajaran pada penelitian yang dilakukan. Dalam video tersebut siswa
menyampaikan pemahamannya melalui presentasi. Diharapkan selain dapat menemukan
solusi dari permasalahan yang dipelajari, mahasiswa juga dapat memberikan gambaran
kepada orang lain melalui produk yang dihasilkan berupa video. Melalui model pembelajaran
project based blended learning pastinya siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna
dan menyenangkan. Sehingga tujuan memiliki keterampilan dalam kehidupan menghadapi
abad 21 dapat terpenuhi.
Sementara dalam jurnal kedua dengan judul Mathematics Communacation Skills of
Student on Project Blended Learning (PB2L) with Moodle oleh Lia Marlianiy, SB Waluya dan
E Cahyono pada tahun 2020 menjelaskan bahwa PB2L dapat menjadi model pembelajaran
yang efektif untuk mencapai keterlibatan siswa yang lebih baik dengan memberikan
kefokusan terhadap siswa, menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
mengajarkan siswa untuk lebih teliti, bertanggung jawab hingga dapat memberikan
pemahaman dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Penelitian
ini dilakukan pada siswa kelas X IPA SMAN Garawangi. Sampel terdiri dari 67 siswa yang
terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok kelas control (menggunakan model konvensional)

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia| 4


JPPII, Vol X No X, Tahun XXXX
p-ISSN: 2615-742X e-ISSN: 2615-7438

sebanyak 34 siswa dan kelompok kelas eksperimen (menggunakan model PB2L) sebanyak
33 siswa. Dalam penelitian ini terdapat 5 indikator pencapaian siswa dalam belajar
matematika yaitu keterampilan komunikasi dengan baik antara lain: siswa mampu
menyatakan atau menghubungkan kejadian sehari-sehari dalam bahasa matematika, siswa
mampu membuat konjektur (bentuk contoh atau gambar), mampu menyusun argument,
mampu merumuskan definisi dan generalisasi dengan kategori tinggi, sedang dan rendah.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai keterampilan komunikasi siswa kelompok
eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Rata-rata kemampuan komunikasi
matematika sebesar 68 untuk kelas eksperimen dan 56 untuk kelas control. Berdasarkan
analisis di kelas eksperimen, siswa dengan kemampuan komunikasi matematika yang buruk
ada 2 orang, mereka dapat menyatakan dan menghubungkan kejadian sehari-hari ke dalam
bahasa matematika namun tidak dapat membaca representasi matematika, tidak dapat
menyimpulkan hasil akhir penyelesaian dengan tepat, siswa belum mengerti bagaimana
membuat konjektur, argumen, rumusan definisi dan generalisasi. Kemudian siswa dengan
kemampuan komunikasi matematika sedang terdiri dari 24 orang, siswa dapat
mengungkapkan kembali penjelasan matematika tertentu dengan menggunakan bahasa
mereka sendiri. Mereka dapat menjelaskan dan mengilustrasikan ide, situasi, dan hubungan
matematika ke dalam gambar, grafik, dan model matematika terstruktur namun siswa tidak
dapat membaca representasi matematika secara akurat tetapi mereka dapat menyatakan
dan menghubungkan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dengan bahasa atau ide
matematika mereka sendiri meskipun mereka memiliki kesalahan dalam menyimpulkan
perhitungan akhir dan mereka dapat membuat konjektur susunan argument merumuskan
definisi, dan menggeneralisasi walaupun tidak terstruktur. Sedangkan siswa dengan kategori
tinggi hampir mampu mengerjakan kelima indikator kemampuan komunikasi matematika
tersebut dengan baik dan terstruktur Siswa berketerampilan komunikasi matematika tinggi
berjumlah 7 orang. Siswa dengan kategori tinggi dapat mengerjakan lima indikator
matematika keterampilan komunikasi dengan baik, dapat benar-benar memahami dengan
pemahaman atau representasi matematika tertentu ditambah mereka mampu membuat
konjektur, menyusun argument dan menggeneralisasi secara matematis dan akurat.
Kemudian analisis kefektifan pembelajaran menggunakan PB2L terhadap kemampuan
komunikasi matematika siswa diperoleh nilai uji Z proporsional sebesar 4,72 > 1,69. Artinya,
nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa telah memenuhi batas minimum
passing grade (BLA). Sehingga dapat dikatakan bahwa proporsi nilai kelulusan kelompok
eksperimen mencapai 75%. Hal ini dikarenakan PB2L memungkinkan siswa untuk lebih aktif
dan interaktif selama pembelajaran sehingga mereka yakin dan tidak ragu dalam berbagi
pendapat dan mengemukakan ide matematika.
Pada jurnal 3, dengan judul Blended Learning and Project Learning: The Method to
Improve Students’ Higher Order Thinking Skill (HOTS) oleh Rifda Eliyasni, Ari Kiswanto
Kenedi dan Inaad Mutlib Sayer pada tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dengan desain eksperimen semu. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Padang yang berjumlah 90
orang. Populasi diklasifikasi menjadi 3 kelompok yaitu kelas tinggi (A), kelas sedang (B) dan
kelas rendah (C), berjumlah 30 orang per kelas. Pembagian tingkatan kelas berdasarkan
skor tes akhir kemampuan siswa HOTS. Kelas yang mendapat nilai HOTS siswa kurang dari
0,65 dapat dikategorikan sebagai kelas rendah. Kelas yang mendapat nilai antara 0,65
sampai 0,80 dapat dikategorikan sebagai kelas sedang. Kemudian, kelas yang mendapat
nilai lebih dari 0,80 dari siswa HOTS dapat dikategorikan sebagai kelas tinggi. Peserta dipilih
dengan teknik cluster random sampling dari tiga tingkat pembagian kelas. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel acak yaitu teknik penentuan sampel
dengan cara mencampur subjek. Dengan demikian semua mata pelajaran dianggap sama.
Pada penelitian ini kelas eksperimen menggunakan blended learning process dan project
based learning, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan model blended learning saja
dan dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan lembar observasi dan tes. Tes yang
digunakan untuk mengukur HOTS siswa menggunakan soal-soal yang digunakan
sebelumnya yang telah diuji validitasnya oleh ahli. Selain itu dilakukan uji reliabilitas dengan

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia| 5


JPPII, Vol X No X, Tahun XXXX
p-ISSN: 2615-742X e-ISSN: 2615-7438

menggunakan rumus Alpah cronbach yang diperoleh hasil 0,821 yang berarti soal tersebut
sangat reliabel dan peningkatan HOTS siswa nantinya dapat dilihat dari nilai n-Gain
(bertujuan untuk mengetahui kenaikan atau penurunan skor dan melihat keefektifannya) dan
T-Test (untuk mengetahui keunggulan blended learning dan project based learning).
Berdasarkan hasil analisis didapatkan peningkatan HOTS siswa yang belajar dengan
blended learning dan project based learning lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar
dengan menggunakan blended learning saja. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai Sig
kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,879 dan 0,057. Uji selanjutnya adalah uji kesamaan
varian menggunakan Levene Test, didapatkan nilai F = 4,256 dengan sig = 0, 027. Hal ini
membuktikan bahwa varian N-gain kemampuan HOTS siswa untuk belajar dengan blended
learning berbasis project tidak sama dengan varian N-gain kemampuan HOTS siswa yang
belajar dengan blended learning karena diperoleh nilai sig dibawah 0,05. Kemudian dengan
diperoleh t hitung = 4,374 dengan df = 392,24 dan sig (1 arah) = 0,000 dengan sig (1 arah) <
0,05. Sehingga diperoleh bahwa terdapat peningkatan kemampuan HOTS siswa yang
dibelajarkan dengan Blended Learning dan Project Based Learning daripada hanya
menggunakan Blended Learning. Karena penelitian ini dilakukan pada tingkatan kelas yang
berbeda yaitu kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah, maka perlu diteliti apakah ada
perbedaan peningkatan HOTS siswa dengan project based blended learning pada setiap
tingkatan yang berbeda. Untuk mengetahui jawabannya, perhitungan dilakukan dengan
menggunakan independent sample T-Tests terlebih dahulu kemudian uji one way ANOVA
(untuk mengetahui tingkat HOTS kelas mana yang meningkatkan kemampuan tinggi dalam
menggunakan project based blended learning). Hasil yang didapatkan adalah level kelas A
dan level kelas B diperoleh Sig = 0,027 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara
dua tingkatan kelas. Kemudian antara kelas A dan kelas C didapat Sig = 0,008 artinya ada
perbedaan yang signifikan antara dua kelas kemudian antara kelas B dan kelas C didapat
Sig = 0,582 artinya ada perbedaan yang signifikan antara dua tingkat kelas. Dilihat dari nilai
N-Gain menunjukkan bahwa kelas A memiliki N-Gain lebih tinggi dibandingkan kelas B dan
C artinya bahwa model project based blended learning sangat cocok digunakan pada kelas
yang memiliki HOTS tinggi. Selanjutnya peneliti menggunakan uji Anova dua jalur untuk
mengetahui interaksi pembelajaran antar kelas dalam meningkatkan HOTS siswa. Hasilnya
adalah terjadi interaksi antar kelas dengan siswa ketika menggunakan model project based
blended learning. Hal tersebut dibuktikan dari nilai F hitung = 24,87 dengan Sig = 0,000
artinya terdapat perbedaan rata-rata N-Gain HOTS siswa yang dibelajarkan dengan model
project based blended learning dengan siswa yang dibelajarkan hanya menggunakan model
blended learning saja. Penelitian ini juga didukung dengan menganalisis data berdasarkan
lembar observasi dosen dan mahasiswa. Berdasarkan lembar observasi dosen, didapatkan
skor 98%. Terbukti dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dosen
menggunakan model project based blended learning kategori sangat baik. Langkah demi
langkah data yang telah disiapkan oleh dosen dapat diimplementasikan dengan baik.
Dengan demikian, proses pembelajaran mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dosen juga berdampak pada proses
pembelajaran mahasiswa. Berdasarkan perhitungan kelayakan pembelajaran oleh siswa
diperoleh nilai 97,5%. Hal ini membuktikan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan
siswa termasuk dalam kategori baik. Dengan menggunakan model ini membuat siswa aktif
dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya sehingga dapat meningkatkan HOTS.

4. Simpulan dan Saran


Pada tahap aktivitas penyaringan awal ditemukan 20 artikel dan setelah dilakukan
penyaringan lanjutan didapat 3 artikel. Kemudian, tahapan evaluasi artikel dilakukan untuk
meninjau implementasi model project based blended learning dalam meningkatkan efektifitas
pembelajaran. Aspek-aspek yang mempengaruhi yaitu review, penyaringan pencarian, tahun
topic dan jenis database literature. Database literatur menggunakan database
www://scholar.co.id kemudian dapat diklasifikasikan secara rinci dan memberikan lebih
banyak artikel sebagai literature sehingga dapat menjawab studi ini dengan lebih akurat.
Berdasarkan 3 artikel yang dibahas terkait implementasi model project based blended

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia| 6


JPPII, Vol X No X, Tahun XXXX
p-ISSN: 2615-742X e-ISSN: 2615-7438

learning dalam menngkatkan efektivitas pembelajaran. diperoleh pada jurnal 1, menjelaskan


bahwa model pembelajaran berbasis proyek dengan system blended learning dapat
meningkatkan minat siswa dalam belajar kimia. Hal ini dibuktikan pada proses pembelajaran
yang dilakukan siswa aktif dalam mengimplementasi pembelajaran berbasis proyek dalam
bentuk proyek pembuatan es krim pada materi sifat koligatif larutan dan kemudian siswa
mempersentasikan melalui video yang diupload ke youtube masing-masing. Melalui model
pembelajaran project based blended learning pastinya siswa mendapatkan pembelajaran
yang bermakna dan menyenangkan. Sehingga tujuan memiliki life skills dan 21st Century
skills dapat terpenuhi. Kemudian jurnal 2, dapat disimpulkan bahwa PB2L dengan moodle
lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa, nilai rata-rata
siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata kelas control. Berdasarkan hasil
analisis kemampuan komunikasi siswa kelas eksperimen dengan kategori rendah, sedang
dan tinggi didapatkan hanya ada 2 orang dengan kategori rendah, 24 orang dengan kategori
sedang dan 7 orang dengan kategori tinggi. Pada jurnal 3, Temuan penelitian ini adalah
penggunaan model project based blended learning berpengaruh signifikan dalam
meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari data
hasil: diperoleh t hitung = 4,374 dengan df = 392,24 dan sig (1 arah) = 0,000 dimana sig (1
arah) < 0,05. Artinya ada peningkatan kemampuan Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Siswa dengan model project based blended learning, dibandingkan dengan siswa yang
belajar blended learning saja. Penelitian dengan menggunakan model project based blended
learning ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini
mengimplikasikan penggunaan model project based blended learning sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Dalam membuat artikel review ini, peneliti masih sangat memiliki banyak kekurangan,
diharapkan ada perbaikan untuk penyempurnaan artikel ini.

Ucapan Terimakasih
Terimakasih saya ucapkan kepada dosen inovasi pendidikan bapak Prof. Dr. I Ketut
Suma. M.Si., yang telah memberikan arahan terkait artikel ini dan terimakasih untuk semua
dosen-dosen di Undiksha yang telah mengajar dan membimbing kami selama semester 1,
sehingga pada akhirnya beberapa artikel bisa diterbitkan atas arahan dan bimbingan bapak
ibu dosen.

Daftar Pustaka
Aldabbus, Shaban. 2018. Project-Based Learning: Implementation & Challenges.
International Journal of Education, Learning and Development. Volume. 6., No. 3:71-79.
Duarte, Abel J., Benedita Malheiro., Elisabet Arno., Ignasi Perat., Manuel F. Silva., Pedro
Fuentes-Diura., Pedro Guedes and Paulo Ferreira. 2019. Engineering Education for
Sustainable Development: The European Project Semester Approach. Manuscript
ID/EEA/50014/2019.
Dziuban, Charles., Charles R. Graham., Pasty D. Moskal., Anders Norberg dan Nicole
Sicilia. 2018. Blended Learning: The new normal and emerging technologies.
International journal of education technology in higher education. DOI 10.1186/s41239-
017-0087-5.
Eliyasni, Rifda., Ari Kiswanto Kenedi and Inaad Mutlib Sayer. 2019. Blended Learning and
Project Learning: The Method to Improve Students’ Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Jurnal Iqra’. Volume. 4., No. 2:2527-4449.
Fahlevi, Mahfudz Reza. 2022. Kajian Project Bases Blended Learning sebagai Model
Pembelajaran Pasca Pandemi dan Bentuk Implementasi Kurikulum Merdeka. Jurnal
Sustainable. Volume, 5. No. 2:230-249.
Ferdiansyah, Handy. Zulkifli N, Rahman Yakub dan Agussalim. 2021. Penggunaan Model
Blended Leraning terhadap Hasil Belajar di Masa Pandemi Covid-19. EDUMASPUL-
Jurnal Pendidikan. Volume. 5, No. 2: 329-334.
Fitroh, & Utama, D. N. 2017. Synthesizing a Soft System Methodology Use in. (017
Fifth International Conference on Information and Communication Technology (ICoICT),

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia| 7


JPPII, Vol X No X, Tahun XXXX
p-ISSN: 2615-742X e-ISSN: 2615-7438

(pp. 489 - 482). Kuala Lumpur.


Guzer, Bayram dan Hamit Caner. 2014. The past, present and future of blended learning: an
in depth analysis of literature. Procedia-Social and behavioral Science. 116:4596-4603.
Hariyono, & Andrini, V. S. 2020. Contribution of Project-Based Blended Learning (PjB2L)
Learning Model to Technoprenuership Ability in Higher Education. International Journal of
Advanced Multidisciplinary Scientific Research, 3(4), 1–15.
https://doi.org/10.31426/ijamsr.2020.3.4.3211.
Hasamah. 2015. Thinking Skills for Environmental Sustainability Perspective of New
Students of Biology Education Departement Of New Students Of Biology Education
Department ThroughBlended Bases Learning Model. Indonesian Journal of Science
Education. Volume. 4, No 2: 110-119.
Hujjatusnaini, N., A.D. Corebima., S. R. Prawiro dan A. Gofirr. 2022. The Effect of Blended
Project-Based Learing Integrated With 21st Century Skills on Pre-Service Biology
Teachers’ Higher-Order Thinking Skills. Indonesian Journal of Science Education.
Volume. 11, No. 1: 104-118.
Marlianiy, Lia., SB Waluya dan E Cahyono. 2020. Mathematics Communacation Skills of
Student on Project Blended Learning (PB2L) with Moodle. Unnes Journal of Mthematics
Education Research. Volume. 10, No. 1: 83-89.
Mutakinati, Lely. 2018. A Research on Critical Thinking Skill, Attitudes and Career Interests
Through Project Based Learning in STEM Education among Japan and Indonesian
Middle School Students. Dissertation. Shizuoka University.
Nicky Hockly. 2018. Blended Learning. Journal Technology for the language teacher.
Volume 72, No.1: 97.
Nurhayati, Eris., Dedi Riyan Rizaldi dan Ziadatul Fatimah. 2021. The Effectiveness of Project
Based Learning with the Blended Learning System to Improve 21 st Century Skills During
the Covid-19 Pandemic. Jurnal Scientia. Volume 9, No. 2. ISSN 2302-0059.
Rochmawati, Annisa., Riyanto dan Saiful Ridho. 2020. Analysis of 21st Century Skills of
Student on Implementation Project Based Learning and Problem Posing Models in
Science Learning. Journal of Primary Education. Volume. 9, No. 1: 58-67.
Smith, Karen dan John Hill. 2018. Defining the nature of blended learning through its
depiction in current research. Higher Education Research and Development. DOI:
10.1080/07294360.2018.1517732.
Surahman, Ence., Dedi Kuswandi., Sulthoni., Agus Wedi., Zahid Zufar at Thaariq. 2019.
Students’ Perception of Project-Based Learning Model in Blended Learning Mode Using
Sipejar. Advances in Social Science. Education and Humanities research. Volume. 372,
No. 5:183-190.
Wahyu, Rahma. 2016. Implementasi Model Project Based Learning (PjBL) Ditinjau dari
Penerapan Kurikulum 2013. Teknoscienza. Volume. 1, No. 1:49-60.
Wahyudi & Winanto, Adi. 2018. Development of Project-based Blended Learning (PjB2L)
Model To Increase Pre-Service Primary Teacher Creativity. Journal of Education Science
and Technology. Volume. 4, No. 2: 93–109. https://doi.org/10.26858/est.v4i2.5563.
Yustina., W. Syafii dan R. Verianto. 2020. The Effects of Blended Learning and Project
Based Learning on Pre-Service Biology Teachers’ Creative Thinking Through Online
Learning in The Covid-19 Pandemic. Indonesian Journal of Science Education. Volume.
9, No. 3: 408-420.
Zainuddin., Zamzami dan Cut Muftia Keumala. 2018. Blended Learning Method Within
Indonesia Higher Education Institutions. Jurnal Pendidikan Humaniora. Volume. 6, No.
2: 69-77.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia| 8

Anda mungkin juga menyukai