Anda di halaman 1dari 8

Inovasi Pendidikan Dalam Pembelajaran Sejarah di Abad 21

Kamelia Amiruddin

Email: Kameliaamr127@gmail.com
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Peran guru sangat penting dalam menentukan arah dan model pembelajaran di dalam kelas
maupun di luar kelas. Untuk itu guru berperan sebagai manager dan sekaligus pemimpin yang
merancang berbagai pembaharuan program dan praktik pembeajaran. Kemampuan
kepemimpinan diharapkan mampu menghasilkan inovasi baru dalam membelajarkan anak
didik. Dalam hal ini inovasi pembelajaran dapat berupa pengembangan model-model
pembelajaran, strategi, dan penggunaan berbagai media belajar yang memudahkan peserta
didik mencapai hasil belajar terbaik.

PENDAHULUAN
Inovasi ialah penemuan suatu hal yang sama sekali baru yg artinya yang akan terjadi
ciptaan manusia. Sesudah itu, inovasi sesuatu (objek) yg sebelumnya tidak ada dilakukan
memakai penciptaan bentuk baru. Discovery sebenarnya merupakan inovasi (objek) yg telah
terdapat semenjak usang, tetapi belum diketahui manusia. penemuan sendiri artinya inovasi
baru menuju perbaikan dan terpola (Rusdiana, 2014:44). Oleh sebab itu, penemuan ialah
upaya buat menemukan objek baru menggunakan melakukan aktivitas penemuan.
Inovasi menjadi penemuan untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam
pendidikan. inovasi pendidikan meliputi hal-hal yang bekerjasama menggunakan komponen
sistem pendidikan, baik dalam arti sempit, yaitu taraf forum pendidikan, juga arti luas, yaitu
sistem pendidikan nasional (Rusdiana, 2014:48). penemuan dalam dunia pendidikan bisa
berupa apa saja, produk ataupun sistem. Misalnya saja, seorang pengajar yang menciptakan
media pembelajaran mock up sebagai bahan untuk pembelajaran. Sistem misalnya, cara
penyampaian materi pada kelas menggunakan tanya jawab ataupun yang lainnya yg bersifat
metode. Inovasi bisa dikreasikan sinkron pemanfaatannya, yg membangun hal baru,
memudahkan dalam dunia pendidikan, serta menunjuk di kemajuan. Tujuan inovasi
pendidikan untuk mengejar ketertinggalan yang didapatkan oleh kemajuan ilmu serta
teknologi sehingga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan
kemajuan tersebut serta mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah serta luar
sekolah bagi setiap warga negara. contohnya, menaikkan daya tampung usia sekolah SD,
SLTP, SLTA, dan PT. Arah penemuan pendidikan ini sendiri pada Invetion (penemuan)
meliputi inovasi/penciptaan perihal suatu hal yang baru, Development (pengembangan).
Pembaharuan harus mengalami pengembangan sebelum masuk pada dimensi skala yg besar,
Diffusion (penyebaran). Persebaran Ilmu baru berasal asal pada pemakai/penyerap yg terakhir
dan Adaption (penyerapan) (Rusdiana, 2014:50). Maka dari itu, inovasi di abad ke 21 ini
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia

INOVASI PENDIDIKAN DI ABAD 21


Inovasi pendidikan bukan hanya sebagai usaha perubahan pendidikan yang berdiri
sendiri, tetapi juga harus melibatkan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti
penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Di sisi, keberhasilan sebuah inovasi
pendidikan tidak hanya ditentukan dengan satu faktor saja, tetapi juga oleh masyarakat dan
fasilitas yang lengkap. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan
adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program atau tujuan.
Upaya dunia pendidikan dapat lebih inovatif dibutuhkan guru yang berkompeten dan
memiliki kreativitas yang tinggi. guru harus mempunyai cara menyampaikan pembelajaran
supaya belajar itu menarik serta simpel dimengerti (Rusdiana, 2014:52). peran pengajar pada
penemuan pada sekolah tidak terlepas dari tatanan pembelajaran yang dilakukan pada kelas.
guru sebagai ujung tombak dalam aplikasi pendidikan ialah pihak yang sangat berpengaruh
pada proses belajar mengajar. Para pendidik wajib kreatif serta inovatif pada menciptakan
proses belajar mengajar supaya siswa-peserta didik yang diajarkannya sebagai siswa-peserta
didik yang berprestasi di bidang akademik maupun non akademik (Rusdiana, 2014:52).
alasan lain yaitu agar peserta didik-siswa lebih memiliki semangat yg lebih tinggi.
Basis buat berinovasi merupakan lebih di taraf dasar asal aktivitas atau perbaikan
seorang. inovasi adalah lebih di pengembangan produk da respon perilaku terhadap
perbedaan-perbedaan. pengajar yang inovatif adalah yg aktif mencari pandangan baru-
inspirasi baru, serta mengalami proses aplikasi yang terus berkesinambungan, tidak
terhenti dalam satu ketika saja melainkan terus berlangsung. serta mengalami proses
perubahan. Perubahan ini mesti memberikan sifat-sifat baru serta asli buat mencapai
keberhasilan dalam aplikasi kurikulum pada sekolah. Kecakapan serta keberhasilan
penggunaan pendekatan yang inovatif perlu diubahsuaikan menggunakan biaya, ketika,
energi dan penggunaannya. yang akan terjadi penemuan pengajar yang sudah
dilaksanakan pada sekolah serta bisa dibuktikan keberhasilannya.
Untuk dapat merencanakan proses pembelajaran secara inovatif yang mampu
memberikan pengalaman yang berguna bagi peserta didik, guru perlu memperhatikan
komponen penting proses pembelajaran. Proses pembelajaran dimulai dari perencanaan
pembelajaran, kemudian kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan
yang baik dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran dan untuk menentukan kualitas dari
pembelajaran maka diperlukannya evaluasi dalam pembelajaran dan hasil dari evaluasi tadi
menjadi pertimbangan dalam rangkai perencanaan pembelajaran selanjutnya (Heri Susanto,
2014:85). Dari komponen proses pembelajaran itu guru dapat merencanakan kegiatan
dan strategi pembelajaran yang relevan dengan tujuan belajar. Perkembangan teknologi
informasi telah memasuki berbagai kehidupan, termasuk dunia pendidikan lebih khususnya
pembelajaran telah diintervensi oleh keberadaan teknologi ini. Seiring dengan perkembangan
aplikasi teknologi informasi dalam dunia pendidikan, maka berbagai bahan belajarpun telah
diproduksi dan dikonsumsi oleh pembelajar melalui medium teknologi informasi dalam
bentuk kemasan yang sangat bervariasi. Dengan memasuki era teknologi informasi, maka
banyak pihak penyelenggara pendidikan mulai melakukan penerapan konsep distance
learning sebagai alternatif pembelajaran yang dianggap lebih efektif dan efisien, terutama
sekali sebagai pengaruh.
Terdapat beberapa istilah yang terkait pada Inovasi di dalam strategi pembelajaran
seperti model, metode, cara, teknik, dan pendekatan (Heri Susanto, 2014:94). Agar
pembelajaran sejarah berjalan dengan baik, diperlukan metode pengajaran baru dan
berdasarkan hal-hal yang berkenaan pada kehidupan sehari-hari siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran berlangsung akan lebih berarti dan menyenangkan bagi siswa serta siswa
merasa tidak tertekan pada proses pembelajaran bisa penggunaan metode Mind Mapping
(teknik yang dapat memungkinkan kita untuk menggunakan seluruh kemampuan untuk
belajar dan berpikir) (Prawitasari, 2015:150) dan Hypnoteaching (perpaduan pengajaran yang
menggabungkan pikiran sadar dan bawah sadar) (Prawitasari, 2015:147). Model dalam
pembelajaran juga diperlukan agar dapat membantu memperjelas prosedur, hubungan serta
keadaan keseluruhan dari apa yang telah di rancangkan. Untuk menemukan model
pembelajaran yang tepat agar mencapai kemampuan siswa, diperlukan model evaluasi untuk
mengetahui seberapa jauh pencapaian kemampuan siswa dalam berpikir sejarah (Heri
Susanto., et al, 2020:7896). Adapun pendekatan pembelajaran yang merupakan bagian
penting agar mencapai hasil belajar. Berhasil atau tidak dalam pembelajaran ditentukan pada
pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik. Pada proses penilaian yang
dilakukan oleh guru selama belajar-mengajar dilakukan dengan penilaian diskusi kelompok,
penilaian sikap dan penilaian kelompok (Efendi., et al, 2021:23).

INOVASI PEMBELAJARAN SEJARAH ABAD 21

Pada abad 21 era globalisasi kita dituntut untuk mahir dalam penguasaan teknologi
dan juga penguasaan dibidang pendidikan. Oleh karena itu kemahiran yang kita miliki
dapat membantu pelajaran dalam mengarungi kehidupan di era teknologi dengan lebih
yakin pada bidang pendidikan, sikap motivasi dan pencapaian yang dimiliki mampu
mendorong kita dalam kemahiran di abad 21 dengan lebih mudah dan cepat, serta
melahirkan masyarakat yang menguasai diberbagai bidang dan mampu bersaing dengan
negara-negara maju. Karateristik pembelajaran di abad ke-21 adalah adanya penggunaan
mesin (komputasi) dan bisa dilakukan dari mana saja (komunikasi), tersedianya mampu
menjangkau segala pekerjaan (otomatisasi), mendapatkan informasi dimana pun dan kapan
pun, serta meluasnya cakrawala intelektual, dll. jika pendidikan dikaitkan dengan abad ke-
21 maka ada 4 pilar yang dapat menyonsong abad 21 seperti belajar untuk mengetahui
(Learning to how), belajar untuk melakukan (Learning to do), belajar untuk mengaktulisasi
diri sebagai individu mandiri yang memiliki kepribadian (Learning to be), dan belajar
untuk hidup bersama (Learning to live together).

Pada abad 21, dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi merupakan
alat yang sangat membantu dalam mencapai proses pembelajaran dimana mengutamakan
keterampilan kecakapan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Pada kurikulum 2013
proses pembelajaran sejarah diarahkan dalam pembelajaran sejarah kritis agar dapat
memecahkan masalah yang terjadi sekarang secara rasional (Moh. Zaenal Arifin Anis., et
al., 2020:170). Menurut Heri Susanto, et al (2021:178) Pembelajaran sejarah bisa tercapai
jika dalam proses pembelajaran dilakukan secara efektif dengan memanfaatkan media yang
sesuai kebutuhan. Pada kondisi saat ini di masa pandemi para peserta didik harus belajar
secara online, peran teknologi pada era pandemi sangatlah besar. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi seorang guru yang belum pernah melakukan pembelajaran secara daring,
guru kesulitan mengontrol peserta didik ketika memberikan materi, saat pengumpulan
tugas yang menyebabkan menurunnya minat belajar siswa (Moh. Zaenal Arifin Anis., et
al., 2021:62). Misalnya saja proses belajar-mengajar yang dilakukan dirumah melalu daring
atau menggunakan aplikasi atau web yang biasa disebut E-laerning. E-laerning dapat
membantu dalam segala jenis pembelajaran. Selain e-laerning sebagai sarana pembelajaran
bisa juga menggunakan media WhatshApp, Telegram, Zoom, Gmeet, dll.

Untuk itu peran teknologi dalam pembelajaran sejarah juga sangat penting dimana teknologi
bisa mempermudahkan proses pembelajaran sejarah dan menciptakan inovasi serta
kreativitas dalam bidang sejarah misalnya saja pada media animasi yang menjelaskan
tentang peristiwa sejarah manusia purba, selain itu media lain nya yang dapat digunakan
dalam pembelajaran sejarah seperti Film Dokumenter yang merupakan media yang
menampilkan objek atau gambar bergerak disertai efek suara (audio-visual) yang dibuat
berdasarkan fakta dan menggambarkan suatu keadaan atau realita tanpa ada skenario (Heri
Susanto, et al., 2021:66-67). Dalam pembelajaran, media film dokumenter memiliki manfaat
secara konkrit menggambarkan suatu peristiwa dalam bentuk audio-visual, sehingga
membuat siswa tidak berimajinasi, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, membuat
peristiwa masa lalu dapat disaksikan di masa sekarang, dan memberi stimulasi kognitif
kepada siswa untuk berpikir menganalisis dan menghubungkan peristiwa dalam film dengan
kehidupan sekarang (Heri Susanto., et al., 2021:73-74). Kreativitas yang timbul dari
teknologi bisa meningkatkan ketertarikan peserta didik pada pelajaran sejarah. Kontribusi
sejarah dalam pendidikan, yang mana mengandung nilai-nilai landasan penting dalam
karakter peserta didik dikehidupan sehari-harinya (Aida Afrina., et al., 2021:2). Maka
disinilah peran guru sebagai perantara antara peserta didik dan sumber media. Guru juga
diharapkan mampu berperan sebagai Korektor, Inspirator, Informan, Organisator, Motivator,
Inisiator, Fasilitator, Mediator dan pembimbing bagi peserta didiknya (Susanto, 2020:32-
35).
SIMPULAN

Pembelajaran merupakan inti dari sebuah pendidikan dimana terjadi interaksi antar
guru, siswa, dan sumber media belajar. Didalam pembelajaran sejarah memilki peran
penting dari sebuah pembelajaran bukan hanya proses mentrasfer ide tetapi proses
kedewasaan siswa dalam memahami jati diri, identitas serta kepribadian bangsa melalui
pemahaman peristiwa sejarah dimasa lalu. Inovasi Pendidikan dibuat untuk Tujuan inovasi
pendidikan untuk mengejar ketertinggalan yang didapatkan oleh kemajuan ilmu serta
teknologi sehingga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan
kemajuan tersebut serta mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah serta luar
sekolah bagi setiap warga negara. Dalam metode pembelajaran bisa mengunakan Mind
Mapping dan Hypnoteaching. Di era abad 21 peran teknologi sangatlah penting dan
menuntut siswa lebih inovatif agar menguasai dan mempermudahkan mereka dalam belajar
terlebih lagi di masa pandemi ini teknologi sangatlah membantu pendidik maupun murid
pada proses belajar-mengajar.
Pada kurikulum 2013 proses pembelajaran sejarah diarahkan dalam pembelajaran
sejarah kritis agar dapat memecahkan masalah yang terjadi sekarang secara rasional.
Pembelajaran sejarah bisa tercapai jika dalam proses pembelajaran dilakukan secara efektif
dengan memanfaatkan media yang sesuai kebutuhan. Peran teknologi dalam pembelajaran
sejarah juga sangat penting dimana teknologi bisa mempermudahkan proses pembelajaran
sejarah dan menciptakan inovasi serta kreativitas dalam bidang sejarah. Dalam pembelajaran,
media film dokumenter memiliki manfaat secara konkrit menggambarkan suatu peristiwa
dalam bentuk audio-visual, sehingga membuat siswa tidak berimajinasi, mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, membuat peristiwa masa lalu dapat disaksikan di masa
sekarang, dan memberi stimulasi kognitif kepada siswa untuk berpikir menganalisis dan
menghubungkan peristiwa dalam film dengan kehidupan sekarang. Kreativitas yang timbul
dari teknologi bisa meningkatkan ketertarikan peserta didik pada pelajaran sejarah.

6
REFERENSI

Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.

Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning. PalArch's
Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.

Anis, M. Z. A., Sriwati, S., & Mardiani, F. (2020). Sisi Abu-Abu Kausalitas Dan Evaluasinya
Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal Socius, 9(2), 169-180.

Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan, 5(1), 60-69.

Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran Pada
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History Education,
1(1), 21-25.

Prawitasari, M. (2015). Metode Pembelajaran Hypnoteaching Melalui Mind Mapping dalam


Pembelajaran Sejarah (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA PGRI 6 Banjarmasin).

Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING


DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.

Rusdiana. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Susanto, H. (2020). Profesi Keguruan. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).

7
Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme
Nusantara sampai Reformasi). Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin (1986-
2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

Anda mungkin juga menyukai