Anda di halaman 1dari 6

PERAN GURU DI MASA PANDEMI

Nur Kholijah*
E-mail: nur.kholijah0691@student.unri.ac.id

*Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

Pengantar
Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai
mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya Surat Edaran no.
4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di
institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah
masing-masing.

Guru sangat berperan dalam mencetak generasi bangsa. Perannya semakin penting di
masa pandemi Covid-19 di mana terdapat kebijakan proses belajar dilakukan secara online dari
rumah masing-masing. Dengan demikian, tidak akan terjadi tatap muka langsung antara guru dan
siswa. Padahal, interaksi secara langsung guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangatlah
penting untuk mengetahui kemajuan proses belajar siswa. Proses belajar daring menuntut guru
ektra memperhatikan kegiatan belajar siswanya. Sehingga siswa dapat memahami materi yang di
sampaikan secara online. Di era revolusi industri 4.0 ini, guru juga harus akrab dengan teknologi
informasi.

Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19

Dunia sedang berjuang melawan COVID-19, lembaga pendidikan harus cepat melakukan
antisipasi (Snelling & Fingal, 2020). Sebagaimana yang dilakukan pada pandemi influenza,
praktek yang paling sering diterapkan oleh sekolah adalah membatalkan atau menunda kegiatan
pembelajaran di sekolah, membatalkan kelas atau kegiatan dengan tingkat pencampuran/kontak
yang tinggi yang terjadi dalam jam belajar, dan mengurangi interaksi fisik selama menggunakan
alat transportasi (Uscher-Pines et al., 2018). Lembaga pendidikan di dunia harus ditutup
sementara, mengikuti instruksi pemerintah di negara masing-masing, sehingga mempengaruhi
sistem akademik. Mereka harus menemukan alternatif baru untuk melaksanakan pembelajaran,
dan kelas virtual/pembelajaran daring adalah jalan ke depan yang paling mungkin dilakukan
(Arora & Srinivasan, 2020).

Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses
pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan pembelajaran secara
onlineatau daring (dalam jaringan). Akan tetapi, dalam pembelajaran daring ini tidak terlepas
dari permasalahan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya, termasuk pembelajaran daring
kepada calon guru pada lembaga pendidik dan kependidikan (LPTK). Oleh karenya, diperlukan
berbagai jalan keluar sebagai solusi dan juga langkah yang diambil dimasa yang akan datang
sebagai proyeksinya.Hambatan, solusi dan proyeksi pembelajaran daring pada calon guru
penting untuk diketahui, mengingat sistem pembelajaran ini digunakan oleh dosen pada LPTK
sebagai lembaga yang mencetak calon tenaga guru dan tenaga kependidikan,sebagai akibat dari
kejadian luarbiasa yaitu wabah Covid-19. Pemerintah Indonesia melaluiKementerian Pendidikan

Mempertahankan kegiatan rutin atau normal selama keadaan darurat merupakan langkah
penanganan positif yang membantu mempercepat pemulihan setelah krisis. Kelangsungan
pendidikan selama pandemi akan tergantung pada berbagai faktor, seperti tingkat persiapan
sekolah, kesiapan orang tua/keluarga, serta kesiapan guru. Pertimbangan harus diberikan pada
kebutuhan semua siswa untuk terus memberikan pendidikan selama berlangsungnya pandemi.
Selain menggunakan copy dari bahan ajar, seperti buku, buku kerja, dan dokumen lain yang
dikirim melalui pos atau kurir, sekolah dapat menggunakan berbagai solusi berbasis teknologi
untuk meningkatkan kemungkinan siswa dapat melanjutkan aktivitas pembelajaran mereka.

Peran Guru

Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Menurut
Habel (2015: 15) Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Apabila seseorang
menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan
suatu peran. Seperti halnya guru dan peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat penting di
dalam dunia pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena pada dasarnya
peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan
diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Tanpa adanya bimbingan dan
arahan dari guru mustahil jika seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya.

Guru merupakan sosok yang mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan perkembangan anak sesuai dengan kemampuannya. Guru merupakan fasilitator
dalam pembelajaran untuk menunjang perkembangan anak, apalagi pada masa pandemi Covid-
19 guru dituntut harus mampu menunjukkan kompetensi guru dalam membimbing anak. Pada
masa pandemi ini sesuai dengan instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekolah harus
mampu melakukan pembelajaran secara daring/online, oleh karenanya baik guru maupun peserta
didik harus mampu melakukan pembelajaran daring/online. Guru harus tetap melaksanakan
tugasnya dalam mengajar dan mendidik anak meskipun tanpa harus bertatap muka langsung
dengan peserta didik. Maka sangat diperlukan peran guru dalam menunjang proses pembelajaran
secara daring/online agar pada masa pandemi Covid-19 proses belajar anak tidak menjadi
terbengkalai dan mereka tetap bisa belajar dengan senang tanpa ada rasa beban dalam proses
belajarnya.

kompetensi guru menjadi penentu utama keberhasilan proses pembelajaran, termasuk di


Indonesia. Guru akan berusaha sedapat mungkin agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan
berhasil. Guru berperan sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai
fasilitator belajar. Untuk memenuhi itu, maka guru haruslah memenuhi aspek bahwa guru
sebagai: model, perencana, peramal, pemimpin, dan penunjuk jalan atau pembimbing ke arah
pusat-pusat belajar. Guru berperan untuk mengarahkan dan memberi fasilitas belajar kepada
peserta didik (directing and facilitating the learning) agar prosesbelajar berjalan secara memadai,
tidak semata-mata memberikan informasi (Zein, 2016). Bagaimana dan apapun bentuk strategi,
model, dan media pembelajaran yang digunakan guru, sejatinya diorientasikan pada satu syarat
utama, yaitu menarik sehingga menumbuhkan minat belajar siswa (Abdullah, 2016). Hal ini juga
berlaku di masa pandemi COVID-19.

Dalam kaitannyaperan guru dalam proses pembelajaran, Gage dan Berliner (dalam
Suyono dan Hariyanto)6melihat ada tiga fungsi utama guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai
perencana (planner), pelaksana dan pengelola (organizer) dan penilai (evaluator). Sementara itu,
Abin Syamsuddin Makmur (2000)7dalam kaitan dengan pendidikan sebagai media dan wahana
transfer sistem nilai berpendapat bahwa ada lima peran dan fungsi guru, yaitu sebagai
konservator(pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma-norma kedewasaan,
innovator(pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan, sebagai transmitor(penerus) sistem nilai
tersebut kepada peserta didik, transformator(penerjemah) sistem nilai tersebut melalui
penjelmaan dalam pribadi dan perilaku, melalui proses interaksi dengan peserta didik, serta
organisator(penyelenggara) terciptanya proses edukasi yang dapat dipertanggung jawabkan
dalam proses transformasi sistem nilai. Peranan guru dianggap dominan menurut Dr. Rusman,
Mpd diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Guru sebagai demonstrator


Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi
belajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karenahal ini akan sangat
menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

b. Guru sebagai pengelola kelas


Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru hendaknya mampu
melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu
diorganisasi.

c. Guru sebagai mediator dan fasilitator


Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
untuk media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru
hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat
menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber,
buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

d. Guru sebagai evaluator


Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan penilaian untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai apa tidak, apakah materi
yang diajarkan sedah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan
sudah cukup tepat.

Penutup
Di masa pandemi lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses
pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan pembelajaran secara
onlineatau daring (dalam jaringan). Akan tetapi, dalam pembelajaran daring ini tidak terlepas
dari permasalahan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya. kompetensi guru menjadi
penentu utama keberhasilan proses pembelajaran, termasuk di Indonesia. Guru akan berusaha
sedapat mungkin agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan berhasil. Guru berperan sebagai
pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator belajar. Untuk memenuhi itu,
maka guru haruslah memenuhi aspek bahwa guru sebagai: model, perencana, peramal,
pemimpin, dan penunjuk jalan atau pembimbing ke arah pusat-pusat belajar.

Referensi
Wahyono. 2020. Jurnal Pendidikan Profesi Guru. Vol 1 No 1.
Zein, M. (2016). Peran guru dalam pengembangan pembelajaran.
Journal UIN-Alauddin, 5(2),274–285. https://doi.org/10.24252/ip.v5i2.3480
Abdullah, R.2016. Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru
Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran. Lantanida Journal, 4(1), 35-
49.https://doi.org/10.22373/lj.v4i1.1866
Abdullah Idi. 2016. Pengembangan Kurikulum Teori &Praktik.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan PembelajaranTeori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Abin Syamsuddin Makmur. 2000. Psikologi Kependidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
*Data Penulis

Nur Kholijah atau kerap di sapa Ijah. Lahir 18 Maret 2000 di Kecamatan Moro
Kabupaten Karimun, Kepri. Anak bungsu dari empat bersaudara dari Bapak Ali Akbar dan Ibu
Tamah. Mahasiswi semseter 5 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau
(UNRI) Pekanbaru. Sebelumnya Menampaki jenjang pendidikan di SDN 001 Moro, SMPN 1
Moro dan SMAN 1 Moro. Semua jenjang pendidikan di habiskan di kampung halaman.

Mempunyai Hobbi mendengarkan musik, travelling, dan nonton. Juga senang membaca
novel dan quotes motivasi. Satu moto hidup yang selalu dia banggakan: Terus belajar, selalu
berusaha, tetap tersenyum dan jangan lupa berdo’a.

Email : nkholijah7@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai