Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346715035

Analisis Keaktifan Belajar Siswa kelas Tinggi di SDN 07 Sila pada Masa
Pandemi Covid-19

Article  in  Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan · November 2020


DOI: 10.29303/jipp.v5i2.130

CITATIONS READS

0 1,022

3 authors, including:

Lalu Hamdian Affandi


University of Mataram
24 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Teacher's Professional Empowerment View project

students' school satisfaction View project

All content following this page was uploaded by Lalu Hamdian Affandi on 08 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN (Print): 2502-7069; ISSN (Online): 2620-8326

ANALISIS KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SDN 07 SILA PADA


MASA PANDEMI COVID-19

Nurfatimah, Lalu Hamdian Affandi, Ilham Syahrul Jiwandono


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Mataram
*Corresponding Author: ilham_jiwandono@unram.ac.id

Article History Abstract: Penelitian bertujuan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa kelas
Received : 27 Oktober 2020 tinggi di masa pandemi Covid-19, bentuk-bentuk keaktifan belajar siswa di
Revised : 20 November 2020 kelas tinggi pada masa pandemi Covid-19 dan solusi guru dalam meningkatkan
Accepted : 26 November 2020 keaktifan belajar siswa kelas tinggi di masa pandemi Covid-19. Pendekatan
Published : 30 November 2020 penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Informan dalam penelitian ini berjumlah 15 orang dengan rincian
4 Orang Guru di kelas tinggi, Kepala Sekolah, 6 Siswa, dan 4 orang Tua. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik Analisis data menggunakan Analisis model Milles, Huberman dan
Saldana yaitu mengumpulkan data, kondensasi data, penyajian data san
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Proses belajar
Siswa Kelas Tinggi Di SD Negri 07 Sila Pada Masa Pandemi Covid-19
dilaksanakan mulai 07:30-11:00. 2) Bentuk Keaktifan Siswa Kelas Tinggi pada
Masa Pandemi Covid-19 yaitu:Keaktifan Mendengarkan, Keaktifan membaca,
Keaktifan menulis dan mencatat, Keaktifan mengerjakan soal, Keaktifan,
keaktifan bertanya dan menjawab, Keaktifan emosi. 3) Cara guru untuk
meningkatkan keaktifan Belajar Suswa Kelas Tinggi pada Masa Pandemi
Covid-19 yaitu: (a) Dalam memulai pembelajaran guru akan melakukan
percakapan singkat dengan siswa, (b) Menggunkan metode pembelajaran
dengan tepat, (c) Penggunaan media pada kegiatan pembelajaran yang
dilakukan akan memberikan keefektifan sendiri dalam proses penyampaian
materi, (d) Membuat meteri yang akan di ajarkan,( e) Memberikan motivasi
belajar kepada siswa, (f) Melakukan diagnosa kesulitan belajar siswa.

Keywords: keaktifan belajar, pandemi Covid-19

PENDAHULUAN dikarenakan adanya wabah yang sedang


berlangsung di seluruh negara khususnya
Pendidikan merupakan suatu usaha yang Indonesia. Covid-19 atau dikenal juga dengan
diterapkan oleh pemerintahan untuk sebutan corona virus merupakan virus RNA yang
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memiliki ukuran partikel 120-160 nm.
mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan Dalam masa pandemi Covid-19 saat ini,
melalui lembaga pendidikan. Sekolah Dasar pembelajaran yang dilakukan di Sekolah Dasar
merupakan salah satu jenjang pendidikan dalam dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan
proses pembelajaran yang lebih mengarahkan pembelajaran daring dan Pembelajaran Tatap
pada pengembangan kemampuan dasar seperti Muka selama 10-15 menit. Pembelajaran daring
keterampilan berpikir dan pemahaman konsep merupakan pembelajaran secara daring yakni
sebagai dasar untuk tahap ke jenjang pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi
selanjutnya. Belajar merupakan kegiatan utama sebagai media untuk pelaksanaan pembelajaran.
dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah Sedangkan pada pembelajaran Tatap muka
yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan selama 10-15 menit adalah proses pembelajaran
tingkah laku. Perubahan itu meliputi kognitif, yang dilakukan karena adanya keputusan
afektif dan psikomotor. Kegiatan pembelajaran bersama dari guru dan kepala sekolah . Proses
memerlukan keaktifan belajar berupa, partisipasi pembelajaran ini berlansung selama 10-15 menit
dan komunikasi interaktif antara guru dan siswa. dimana siswa datang ke sekolah untuk menerima
Adapun keadaan pendidikan saat ini yang materi dan berinteraksi secukupnya dengan guru
mengharuskan semua kegiatan proses belajar sehingga adanya batasan waktu yang di tetapkan
mengajar tidak seperti pada umumnya, dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

145
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

Namun, Dengan adanya perubahan proses selama 10-15 menit dilakukan oleh setiap wali
pembelajaran yang dilakukan secara tiba-tiba kelas pada kelas tinggi berlangsung cukup baik.
akibat adanya virus Covid-19 ini tidak jarang Proses pembelajaran berlangsung dengan baik
membuat guru (pendidik), peserta didik, maupun selama 10-15 menit, guru menyampaikan materi
orangtua menjadi kaget. Perubahan ini dengan baik. Penyampaian materi henya terbatas
mengharuskan pendidik merespon dengan sikap pada point-pont penting dari muatan materi yang
dan tindakan untuk mau belajar hal-hal baru. akan dijelaskan penyampaian materi oleh wali
Pemanfaatan teknologi harus menjadi acuan bagi kelas, adanya interaksi tanya jawab antara siswa
guru untuk mampu menghadirkan proses dengan guru dan setelah itu, siswa akan di berikan
pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi tugas oleh guru kepada peserta didik dan siswa
siswa untuk mampu bereksplorasi, memudahkan kembali pulang ke rumah untuk mengerjakan
interaksi serta kolaborasi antar siswa maupun tugas yang telah diberikan. Hal ini terjadi
siswa dengan guru utamanya dalam pembelajaran berulang-ulang dalam kegiatn proses
untuk siswa kelas tinggi di sekolah dasar. Guru pembelajaran, tugas yang diberikan oleh guru
mempunyai tanggung jawab melihat segala tersebut akan di bahas secara bersama-sama
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu keesokan harinya. Hal ini menjadi tantangan bagi
proses perkembangan siswa. Pembelajaran yang guru untuk tetap dapat menciptakan
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan
merupakan sistem pembelajaran yang dapat aktif bagi siswa. Walaupun pembelajaran
dengan mudah meningkatkan motivasi siswa dilaksanakan jarak jauh atau daring, guru harus
(Afianti et al., 2020). Penyusunan materi dalam mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa
proses pembelajaran secara daring yang meskipun dalam masa pandemik seperti ini.
dilakukan oleh guru dengan siswa harus Dalam kegiatan pembelajaran ditengah pandemi
disesuaikan dengan tingkat perkembangan ini, diharapkan bahwa keaktifan siswa dalam
intelektual siswa (Jiwandono, 2020b). Hal ini mengikuti kegiatan pembelajaran tidak menurun
dilakukan agar siswa lebih mudah dalam dan berdampak pada kurangnya keinginan siswa
memahami materi yang diajarkan selama masa untuk belajar. Keaktifan yang dimaksud pada
pandemi Covid-19. penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara awal yang Keaktifan belajar adalah suatu usaha atau
dilakukan di SDN 07 Sila bahwa proses kegiatan yang dilakukan dengan giat belajar.
pembelajaran yang berlangsung pada kelas tinggi Adapun bentuk-bentuk keaktifan siswa yang
di SDN 07 Sila saat ini adalah proses menjadi bagian dari penelitian antara lain: Visual
pembelajaran daring dan pembelajaran tatap activities, Listening activities, Writing activities,
muka yang khsusunya diilakukan pada kelas V Drawing activities, Motor activities, Mental
saja dan adapun pada pembelajaran tatap muka activities, Emotional activities.
yang hanya dilakukan dalam waktu 10-15 menit Keaktifan belajar adalah suatu keadaan
di laksanakan pada kelas IV dan kelas VI. Proses atau hal siswa dapat aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru di Bentuk-bentuk keaktifan siswa dalam
kelas V pada kegiatan pembelajaran daring guru pebelajaran dapat dilihat dari keterlibatan siswa
dan siswa di hadapkan pada bebeberapa kendala dalam proses pembelajaran, seperti didskusi,
yaitu, kurangnya kemampuan siswa dalam mendengarkan penjelasan, memecahkan
memahami materi dengan baik karena masalah, aktif mengerjakan tugas membuat
keterbatasan penyampaian materi oleh guru, laporan dan mampu mempresentasikan hasil
terdapat masalah pada keuangan orang tua laporan (Oemar Hamalik, 2008). Dari pengertian
sehingga menyebabkan berbagai macam diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar
komplen dari orang tua kepada wali kelas V. adalah suatu keadaan dimana siswa dapat
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas melakukan berbagai kegiatan yang aktif baik
sangat penting khususnya dalam menciptakan jasmanai maupun rohani seperti pembelajaran
suasana pembelajaran yang kondusif (Jiwandono dalam kelas, pembelajaran jarak jauh yang lebih
et al., 2017). Mengajar tidak hanya dipahami dikenal dengan pembelajaran daring,
sebagai transfer ilmu saja, namun lebih dari itu, memecahkan masalah, mengemukakan pendapat
mengajar juga harus mampu mengembangkan guna membantu memperoleh pemahaman
potensi yang dimiliki oleh peserta didik kepada dirinya sendiri terkait materi yang
(Jiwandono, 2020a). Sedangkan pada proses dibahas.
pembelajaran tatap muka yang berlangsung
146
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam hal
dilakukan pada tanggal 21 september sampai pengumpulan data ini, peneliti terjun langsung
dengan 4 Oktober 2020 proses pembelajaran di pada objek penelitian untuk mendapatkan data
SDN 07 Sila Dengan demikian kegiatan proses yang valid. Maka peneliti menggunakan teknik
pembelajara yang sedang berlangsung di SD sebagai berikut:
Negri 07 Sila berdasarkan hasil wawancara dan a. Observasi
Obervasi adalah kegiatan proses pembelajaran Observasi atau pengamatan dapat
yang dilakukan sekarag adalah proses diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
pembelajaran tatap muka dari jam 07:30-11:00 secara sistematis terhadap gejala yang tampak
dimana bagi siswa kelas rendah untuk kelas 1-3 pada objek penelitian (Tersiana Andra, 2018).
pulang sekolah jam 09:00 dan untuk kelas tinggi Tujuan dari observasi adalah
yakni kelas IV, V dan VI pulang jam 11:00. mendeskripsikan kejadian yang diobservasi,
Proses pembelajaran yang dilakukan sudah aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang
sepenuhnya kembali membaik meskipun dalam terlibat dalam aktivitas, dan memaknai hasil
proses pembelajarn di kelas guru masih harus observasi berdasarkan perspektif mereka yang
melakukan kegiatan membuat rangkuman materi terlibat dalam kejadian yang diamati (bukan
dari point-point materi yang akan di sampaikan di perspektif observer).
dalam melaksanakan proses pembelajarn. Dalam penelitian ini jenis observasi
Keadaan dengan masih adanya wabah Covid-19 yang digunakan yaitu observasi partisipan.
membuat sekolah melakukan kegiatan proses Observasi partisipan merupakan observasi
pembelajaran berdasarkan protokol kesehatan dimana peneliti terlibat aktif dengan kegiatan
yakni, siswa di anjurkan menggunakan masker, di yang sedang diamati dan mencatat perilaku
sediakannya tempat cuci tangan untuk siswa, yang muncul pada saat itu. Observer yang
tidak berjabat tangan dengan guru dan dalam menggunakan metode partisipan ini ikut ambil
kegiatan istrahat siswa tidak boleh dalam keadaan bagian dalam konteks yang diamati kemudian
berkumpul. mencatat apa yang dilihatnya, catatan yang
dibuatnya berupa catatan selama periode
METODE tertentu misalnya seminggu, sebulan atau
lebih untuk mencari pola-pola dalam
Jenis penelitian yang digunakan Jenis observasi tersebut sehingga data yang
penelitian ini adalah penelitian kualitatif diperoleh dari observasi semacam ini lebih
deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan lengkap, tajam dan memiliki makna dari
berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka- setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2010)
angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan b. Wawancara (Interview)
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa Wawancara adalah proses memperoleh
yang sudah diteliti (Moleong, 2018) keterangan untuk tujuan penelitian dengan
Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian cara tanya jawab dan tatap muka dengan
kualitatif deskriptif berupa penelitian dengan menggunakan alat yang disebut panduan
metode atau pendekatan studi kasus (case study). wawancara (Nazir, 2005)
Penelitian ini memusatkan diri secara intensif Dalam penelitian ini wawancara yang
pada satu obyek tertentun yang mempelajari digunakan adalah wawancara mendalam
sebagai suatu kasus. (Indepth Interview). Wawancara mendalam
Penelitian mengambil judul “Analisis bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur
Keatifan Belajar Siswa Kelas Tinggi Di SDN 07 ketat, tidak dilaksanakan dalam suasana
Sila Pada Masa Pandemi Covid-19”. Pemilihan formal dan dapat dilakukan berulang-ulang
lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa di pada informan yang sama untuk mendapat
lokasi ini sudah mulai melakukan proses kegiatan informsi yang mendalam.
belajar mengajar di sekolah. Adapun Penelitian c. Dokumentasi
ini dilaksanakan pada bulan September sampai Dokumentasi, berasal dari kata
dengan Oktober 2020. dokumen yang artinya catatan peristiwa yang
Adapun sumber data yang dijadikan sudah berlalu. Dokumen yang berbentuk
sebagai informan dalam penelitian ini adantar gambar misalnya, foto (Sugiyono, 2017).
lain; Guru kelas IV, V Dan VI, Kepala sekolah, Melalui metode dokumentasi, peneliti
siswa, dan orang tua siswa. Teknik pengumpulan gunakan untuk menggali data dokumen terkait
data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh proses pembelajaran, foto-foto documenter.
147
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

Adapun alasan digunakannya dokumentasi kesimpulan yang tentatif, kabur, kaku, dan
yaitu: meragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu
1. Dokumen digunakan karena merupakan di verifikasi, verivikasi diilakukan dengan
sumber yang stabil, kaya, dan mendorong. melihat kembali reduksi data maupun display
2. Dokumen berguna sebagai bukti untuk data sehingga kesimpulan yang di ambil tidak
pengujian. menyimpang.
3. Dokumen bersifat alamiah, sesuai dengan Analisis data adalah upaya yang dilakukan
kontekas sehingga sesuai digunakan dalam dengan jalan bekerja dengan data,
penelitian kualitatif. mengorganisirkan data, memilah-milahnya
4. Dokumen tidak reaktif sehingga tidak sukar menjadi satuan yang dapat di kelola,
ditemukan dengan teknik isi. mensintesisnya, mencari dan menemukan pola,
Dalam penelitian ini dokumen yang akan menemukan apa yang penting dan apa yang
dilihat oleh peneliti adalah kegiatan proses dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan
pembelajaran siswa. Data tersebut sangat berguna orang lain.
sebagai bahan pemahaman tentang siswa. Dalam penelitian ini digunakan uji
Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini keabsahan data uji credibility. Credibility adalah
adalah untuk memperoleh gambaran bagaimana tingkat kepercayaan suatu proses dan hasil
proses pembelajaran di sekolah berlangsung. penelitian (Zaenal Arifin, 2012). Uji credibility
Teknik analisis data yang digunakan oleh antara lain dilakukan dengan perpanjangan
penulis adalah teknik analisis data berdasarkan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
Miles Dan Hubermen. Adapun bagiannya adalah: penelitian, triangulasi metode, menggunakan
(1) Pengumpulan data, Pengumpulan data adalah bahan referensi, dan melakukan member check.
hal pertama yang harus dilakukan. Dimulai
dengan menyatukan semua bentuk datah mentah HASIL DAN PEMBAHASAN
kedalam bentuk transkip atau bahasa tertulis. jika
masih berbentuk rekaman atau audio maka harus Pembelajaran di abad ke-21 menuntut guru
di ubah kedalam bentuk transkip. Jika masih ada untuk kreatif dalam proses pembelajaran
catatan-catatan spesifik maka harus di rubah (Jiwandono, 2020c). Berdasarkan hasil observasi,
menjadi bentuk transkip; (2) Kondensasi data wawancara dan dokumentasi yang telah
merujuk pada proses memilih, menyederhanakan, dilakukan oleh peneliti selama penelitian
mengabstrakkan, atau mentransformasikan data dilakukan mulai pada tanggal 21 September
yang mendekati keseluruhan bagian dari catatan sampai dengan 4 Oktober 2020, berikut dapat
lapangan secara tertulis, wawancara, dokumen- disajikan paparan data hasil penelitian. Adapun
dokumen. (3); Penyajian data dilakukan setelah paparan data sesuai dengan tujuan penelitian
data selesai direduksi atau dirangkum. Data yang yaitu (1) keaktifan Belajar Siswa kelas Tinggi Di
diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan masa Pandemi Covid-19 Di SD Negri 07 Sila
dokumentasi dianalisis kemuaidan disajikan Pada masa pandemi Covid-19 (2) Bentuk-Bentuk
dalam bentuk catatan wawancara, catatan Keaktifan Siswa yang muncul pada Kelas Tinggi
lapangan dan catatan dokumetasi. Data yang di Masa Pandemi Covid-19 (3) Cara guru untuk
sudah di sajikan dalam bentuk catatan-catan akan meningkatkan keaktifan Belajar Suswa Kelas
diberi kode data untuk mengorganisasi data, Tinggi di Masa Pandemi Covid-19. Adapun
sehingga peneliti dapat menganalisis degan tepat sebagai berikut merupakan paparan dari hasil
dan cepat serta mudah. Data ini tersususn data dari informan penelitian:
sedemikian rupa sehingga memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan 1. Keaktifan Belajar Siswa Kelas Tinggi Di
pengambilan tindakan. (4) Langkah terakhir SD Negeri 07 Sila
dalam penelitian kualitatif model interaktif ini
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. a. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Di
Berdasarkan data yang sudah di reduksi dan SD Negeri 07 Sila
disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang di Dalam keadan masa pandemi Covid-19
dukung dengan bukti yang kuat pada tahap yang sudah membaik di SDN 07 Sila maka
pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban kegiatan proses pembelajara yang sedang
dari rumusan masalah dan pertanyaan yang telah berlangsung di SD Negri 07 Sila berdasarkan
diungkapkan oleh peneliti sejak awal. hasil wawancara dan Obervasi adalah kegiatan
Dari data tersebut akan di peroleh proses pembelajaran yang dilakukan sekarag
148
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

adalah proses pembelajaran tatap muka dari jam dirasakan pada proses pembelajaran daring bagi
07:30-11:00 dimana bagi siswa kelas rendah orang tua siswa adalah adanya perunaham biaya
untuk kelas 1-3 pulang sekolah jam 09:00 dan pembelian kuota internet bertambah, teknologi
untuk kelas tinggi yakni kelas IV, V dan VI online memerlukan koneksi jaringan internet
pulang jam 11:00. Proses pembelajaran yang yang baik, sehingga hal ini akan menambah
dilakukan sudah sepenuhnya kembali membaik beban pengeluaran orang tua.
meskipun dalam proses pembelajarn di kelas guru Dalam pelaksanaannya pembelajaran
masih harus melakukan kegiatan membuat daring yang dilakukan di SD Negri 07 Sila dapat
rangkuman materi dari point-point materi yang disimpulkan bahwa pembelajaran daring yang
akan di sampaikan di dalam melaksanakan proses dilakukan pada masa Covid-19 ini pada awalnya
pembelajarn. Keadaan dengan masih adanya tidak pernah berjalan efektif. Dalam
wabah Covid-19 membuat sekolah melakukan pembelajaran daring untuk kelas V penerapannya
kegiatan proses pembelajaran berdasarkan masih dalam tahap percobaan. Dalam penerapan
protokol kesehatan yakni, siswa di anjurkan pembelajaran daring yang dilakukan hanya
menggunakan masker, di sediakannya tempat sebatas pada interaksi Watshap yang digunakan
cuci tangan untuk siswa, tidak berjabat tangan untuk berkomunikasi terkait dengan masalah
dengan guru dan dalam kegiatan istrahat siswa tugas yang saya berikan dan materi-materi yang
tidak boleh dalam keadaan berkumpul. Menurut akan di ajarkan dapat disampaikan pada group
pendapat Bafadal (2005:11) pembelajaran dapat tersebut. Dalam pembelajaran daring sendiri
diartikan sebagai “segala usaha atau proses siswa kelas V memiliki kendala pada penggunaan
belajar mengajar dalam rangka terciptanya Hendphone yang masih terbatas. Siswa masih
proses belajar mengajar yang efektif dan banyak yang belum mempunyai hape Android
efisien”. Selain itu Rooijakkers (1991)juga yang bisa di gunakan sehingga mengharuskan
berpendapat bahwa proses pembelajaran dari siswa yang mempunyai kendala HP tersebut
merupakan suatu kegiatan belajar mengajar harus datang kerumah temannya yang terdekat
menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan ataupun langsung datang untuk belajar langsung
peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga ke rumah gurunya. Pembelajaran seperti ini tidak
pendidik dan peserta didik dan sumber belajar berlangsung lama karena dengan banyaknya
dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka faktor juga seperti rasa malas pada anak dan
keterlaksanaan program pendidikan. bahkan orang tua tak jarang untuk
mengikutsertakan anak dalam bekerja di
b. Dampak Pelaksanaan Proses kebun/ladang.
pembelajaran Daring Kelas V Di SD
Negri 07 Sila Tabel 1. Daftar siswa yang tidak memiliki
Beberapa dampak yang dirasakan murid Fasilitas HP
pada proses pembelajaran secara online di rumah
adalah para musid dipaksa untuk belajar jarak No Nama Jenis kelamin
jauh tanpa sarana dan prasarana yang memadai di 1. M. Alfian (L)
rumah. Fasilitas ini sangat penting untuk 2. Jumadil (L)
kelancaran proses belajar mengajar, untuk 3. Naufal Ardiyansyah (L)
pembelajaran online di rumah seharusnya 4. Desta Adi Pratama (L)
disediakan dulu fasilitisa seperti leptop, ataupun 5. Alfika (P)
hendphone yang akan memudahkan murid untuk
menyimak proses pembelajaran online. Dan
2. Bentuk-Bentuk Keaktifan Belajar Siswa
kendala selanjutnya adalah muris belum pernah
Kelas Tinggi Di Masa Pandemi Covid-19
mengalami keadaan untuk melakukan
pembelajaran jarak jauh sehingga membuat
Dalam penelitian bentuk-bentuk keaktifan
murid perlu beradaptasi dengan adanya metode
belajar siswa baik secara fisik ataupun psikis pada
belajar jarak jauh karena selama ini proses
kelas tinggi dalam kegiatan proses pembelajaran
pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
tatap muka, muiid terbiasa berada di sekolah
untuk berinteraksi dengan teman-temannya,
a. Keaktifan Mendengarkan
bermain dan bercabda dengan guru dan teman-
Perhatian merupakan pemusatan
temannya serta bertatap muka dengan para
energi psikis yang tertuju kepada suatu objek
urunya di dalam kelas. Dampak lain yang
149
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

pelajaran atau dapat dikatakan sebagai salah satunyanya adalah Kegiatan-kegiatan


banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai Visual Activies: membaca, melihat gambar-
aktivitas belajar. Dengan begitu, siswa gambar, mengamati eksperimen,
dituntut untuk memperhatikan pada saat demonstrasi, pameran, mengamati orang
terjadinya proses belajar agar mudah lain bekerja, atau bermain. Sehingga dapat
menyerap pelajaran. Dalam mendengarkan disimpulkan bahwa membaca besar
hendaknya tidak ada hal-hal yang dapat pengaruhnya terhadap belajar. Hampir
mengganggu konsentrasi siswa. Gangguan sebagian besar kegiatan belajar adalah
dalam belajar memang selalu ada, namun hal membaca, agar dapat belajar dengan baik,
itu dapat diupayakan agar berkurang. Siswa maka perlulah membaca dengan baik pula,
hendaknya mendengarkan penjelasan guru karena membaca adalah alat belajar.
dalam pembelajaran, karena mendengarkan
merupakan aktivitas belajar yang diperlukan c. Keaktifan Menulis Dan Mencatat
agar materi yang disampaikan dapat diterima Hasil observasi di temukan bahwa
oleh siswa. Dalam hasil observasi yang Siswa-siswa kelas tinggi pada SD Negri 07
dilakuka kegiatan menengarkan siswa-siswa Sila sebagian besar sudah bisa menulis
kelas tinggi di SD Negri 07 Sila dalam hal dengan baik dan benar, meskipun masih di
mendengarkan penjelasan guru cukup baik. jumpai siswa kelas tinggi yang masih
Meskupin akan ada saja sebagian siswa yang menulis dengan penulisan yang belum baik
masih tidak terlalu menfokuskan terhadap dan benar, seperti; penggunaan huruf kapital
penjelasana guru. Kegiatan mendengar yang harusnya pada awal kalimat, nama
dalam proses belajar yang sangat menonjol orang dan nama tempat masih banyak
adalah mendengar dan melihat. Apa yang melakukan kesalahan yakni ada sebagian
kita dengar dapat menimbulkan tanggapan siswa pada kelas VI dan V yang masih
dalam ingatan-ingatan. menuliskan huruf kapital di tengah-tengah
Sejalan dengan uraian di atas, kalimat. Mencatat atau menulis dikatakan
perhatian yang diberikan siswa terhadap sebagai aktifitas belajar apabila anak didik
materi yang disampaikan oleh guru di dalam dalam menulis khususnya siswa
kelas akan mempengaruhi prestasi belajar. mempunyaiebutuhan serta tujuan, dan
Demikian jika aktivitas belajar tidak menggunakan set tertentu agar catatan itu
sungguh-sungguh maka hasil prestasi nantinya, berguna bagi pencapaian tujuan
belajatnya akan rendah. Dalam Mengikuti belajar. Menulis yang dimaksud disini
kegiatan belajar hendaknya berusaha adalah apabila dalam menulis siwa
mengunakan alat indra dengan sebaik- menyadari akan motivasi serta tujuan dalam
baiknya, seperti: pendengaran, penglihatan, menulis.
dan sebagainya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah
(Zain, 2010) menjelaskan bahwa Keaktifan
b. Keaktifan Membaca menulis da mecatata merupakan bagian
Berdasarkan hasil observasi yang terpenting dalam kegiatan proses
dilakukan dalam penelitian adalah Kegiatan pembelajaran. Mencatat materi yang sedang
Visual Activies yakni membaca adalah dijelaskan oleh guru dan dijadikan sebagai
kegiatan yang selalu mucul dalam kegiatan bahan catatan/ ringkasan yang di tuliskan
proses pmbelajaran yang berlangsung pada yang berisi point-point materi yang bisa di
kelas tinggi. Dalam hasil observasi yang gunakan untuk belajar ketika menghadapi
dilakukan kegiatan membaca ini dilakukan ujian.
oleh guru ketika siswa-siswa diminta untuk
membaca teks bacaan yang ada pada buku d. Keaktifan mengerjakan soal
tema siswa. Dalam kemampuan membaca Dalam setiap pembelajaran guru
pada kelas IV ada 4 orang siswa yang belum akan memberikan sebuah tugas baik yang
mampu membaca dan masih mengeja, dan akan di kerjakan pada aat proses
pada kelas V ada 2 siswa yang masih belum pembelajaran berlangsung yang terdapat
lacar memabaca lancar. pada buku maupun tugas atau soal akan
Berdasarkan pendapat Paul B. diberikan ketika selesai pembelajaran.
Diedrich (Dalam Ahmad Rohani, 2010) Pemberian tugas/soal yang dilakukan oleh
membagi keaktifan menjadi 8 bagian dan guru biasanya dgunakan untuk tujuan agar
150
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik, Kegiatan-kegiatan Oral activities (kegiatan-
karena siswa akan melaksanakan latihan- kegiatan lisan) seperti mengajukan
latihan selama melakukan tugas, sehingga pertanyaan, , mengemukakan pendapat , dan
pengakaman siswa dalam melakukan interupsi dalam kegiatan.
sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dalam hasil
observasi yang di lakukan dalam f. Keaktifan Bertanya Dan Menjawab
mengerjakan soal/ tugas yang diberikan oleh Dari hasil observasi yang dilakukan
guru khususnya kelas VI sudah sangat dalam kemampuan bertanya dan menjawab
mampu mengerjakan tugas dengan batas tidak semua siswa mempunyai keberanian
waktu yang telah ditentukan, berbeda untuk mengajukan pertanyaan, yang
dengan kelas IV dan V dimana dalam menunjukan keberanian menjawab dan
mengerjakan tugas individu masih ada siswa bertanya adalah rata-rata yang masuk
yang bekerja sama dengan teman dan ranking 5-10 besar di kelas khususnya kelas
bahkan menyontek teman serta V dan VI. Adapun pada siswa kelas IV
mengumpulakan tugas tidak tepat waktu. masih belum semua berani mengajukan atau
sedangjan Menurut Sadirman, menjawab pertanyaan karena kebanyakan
(Sardiman, 1990) kemampuan di artikan siswa masih merasa malu dan kurang
sebagai proses didapatkannya pemecahan, percaya diri. Kegiatan menjawab dan
dimengertinya persoalan. Kemampuan bertanya pada kelas IV muncul ketika guru
diartikan sebagai menguasai sesuatu dengan menunjuk atau menyuruh siswa tersebut
pikiran. Menyelesaikan adalah memecahkan untuk menjawab.
soal, masalah dan sebagaianya.
g. Keakatifan emosi
e. Keaktifan menyatakan ide atau Keaktifan emosi sendiri adalah rasa
pendapat. senang atau rasa ketertarikan dalam
Dari hasil observasi yang dilakukan mengikuti pembelajaran. Sehingga dalam
meskipun tidak semua siswa mampu hal ini siswa hendaklah senantiasa berusaha
menyampaikan ide atau pemdapat tapi mencintai pelajarannya, karena dengan
keaktifan siswa sebagian mampu mencintai pelajarannya akan menambah
memunculkan suatu pendapat dalam hasil belajar peserta didik itu sendiri.
kegiatan diskusi yang berlangsung. Peserta didik hendaknya senantiasa
Menyatakan ide, yakni tercapainya berusaha mencintai apa yang akan dan yang
kemampuan melakukan proses berpikir yang telah dipelajari, serta gembira, berani dan
kompleks ditunjang oleh kegiatan belajar tenang ketika proses pembelajaran
melalui pernyataan atau mengekspresikan berlangsung Berdasarkan hasil observasi
ide. Ekspresi ide ini dapat diwujudkan yang dilakukan siswa rata-rata mempunyai
melalui kegiatan diskusi, melakukan keteratikan terhadap kegiatan proses
eksperimen, atau melalui proses penemuan pembelajaran di kelas.
melalui kegiatan semacam itu, taraf
kemmapuan kognitif yang dicapai lebih baik 3. Solusi Guru Dalam Meningkatkan
dan lebih tinggi dibandingkan dengan hanya Keaktifan Belajar Siswa Kelas Tinggi Di
sekedar melakukan penginderaan, apalagi SD Negri 07 Sila.
penginderaan yang dilakukan hanya sekedar
mendengar semata-mata. Pada waktu belajar Guru adalah satu komponen manusiawi
siswa harus aktif dalam menerima bahan dalam proses belajar mengajar, yang ikut
pelajaran yang disampaikan guru dan berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
berusaha menimpan dalam otak, kemudian manusia yang pontensial di bidang
mampu mengutarakan kembali secara pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan
teoritisingatan akan berfungsi, mencamkan salah satu bagian terpenting pada unsur bidang
atau menerima kesan-kesan dari luar, pendidikan harus berperan secara aktif dan
menyimpan pesan dan memproduksi kesan. menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
Sejalan dengan uraian di atas, profesional. Dalam keadaan yang terjadi pada
Menurut Paul B. Diedrich (Dalam Ahmad masa pandemi Covid-19 guru di tutunt dapat
Rohani, 2010)) membagi keaktifan menjadi memberikan mutu pembelajaran yang baik untuk
8 bagian dan salah satunyanya adalah siswa. adapun cara yang dilkakukan oleh guru
151
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa Dalam kegiatan pembelajaran yang


kelas tiggi sebgai berikut: berlangsung di SD Negri 07 Sila guru akan
memberikan motivasi dalam bentuk pujian
1. Dalam memulai pembelajaran guru seperti pujian terhadap siswa yang mampu
akan melakukan percakapan singkat menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga
dengan siswa. mampu memberikan suasana yang
menyenangkan bagi anak dan
Percakapan singkat yang dilakukan meningkatkan kepercayaan diri anak.
oleh guru dikelas sangat bagus dan menarik Sejalan dengan hasil di atas,
untuk diterapkan dalam memulai Menurut Sardiman (2014:90) dengan
pembelajaran dikelas. Hal ini akan memberikan motivasi, siswa dapat
membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk mengembangkan aktivitas dan inisiatif,
mebgikuti kagiatan belajar mengajar. dapat mengarahkan dan memelihara
Melakukan percakapan awal dengan siswa ketekunan dalam melakukan kegiatan
sangat mempengaruhi suasana antara siswa belajar. Motivasi adalah sebuah dorongan
dengan guru. Jika guru membuka proses yang diberikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran dengan sikap tegas dan galak proses pembelajaran di sekolah agar siswa
maka dalam kegiatan proses pembelajaran mampu melakukan proses pembelajaran
yang berlangsung siswa akan merasakan dengan baik dan menyenangkan.
tekanan sehingga tidak fokus secara alami
dalam mengikuti kegiatan proses 4. Melakukan diagnosa kesulitan belajar
pembelajaran. siswa
Berdasarkan hasil wawancara yag
2. Menggunkan metode pembelajaran dilakukan, dalam melakukan kegiatan
dengan tepat proses pembelajaran guru harus
Dari hasil observasi dan mempunyai kemampuan dalam
wawancara yang dilakukan dalam kegiatan mendiagnosa kesulitan belajar siswa
proses pembelajaaran guru SD Negri 07 dengan baik karena guru harus mengetahui
Sila selalau terbiasa menggunakan media karakteristik siswa yang berbeda-beda.
Gambar. Mialnya pada materi tentang Guru harus mengamati, menilai dan
mengetahui kebuadayan dan ragam tari di menemukan tingkat kemampuan pada
indonesia guru menggunakan media seorang siswa sehingga mampu
gambar untuk menyampaikan materi memberikan pembelajaran dengan baik
dengan cara menempel gambar. Media bagi siswa. Dalam melakukan proses
benda kongkrit dalam pengajaran paling belajar mengajar seorang guru harus
baik dalam menampilkan benda kongkrit mampu mengetahui karakteristik dan
ataupun benda nyata tentang ukuran dan tingkat kemampuan siswa dalam kelas.
manfaatnya, dengan menggunakan media Sejalan dengan uraian di atas,
benda kongkrit para siswa akan lebih Menurut Abdul Aziz (2017) dalam
banyak belajar dan dapat menjadikan siswa mengajar seorang guru biasanya
lebih mudah dalam memahami konsep- menjumpai siswa yang tidak menunjukan
konsep yang disampaikan guru. ,pertumbuhan dan kemampuan seperti yang
Sejalan dengan hal tersebut, diharapkan, sehingga disinilah perannya
Menurut W. Brown (Sadirman, 2014:144) seorang guru untuk mendiagnosa kesulitan-
mengemukakan bahwa tugas dan pearan kesulitan belajar siswa dan sebaiknya
guru antara lain: menguasai dan memberikan saran yang tepat dalam
mengembangkan materi pelajaran, mengatasinya
merencana dan mempersiapkan pelajaran
sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi KESIMPULAN
kegaiatan siswa. Hal ini dapat dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian dan
oleh seorang guru agar kegiatan proses
pembahasan yang diperoleh melalui observasi,
pembelajaran terarah.
wawancara dan dokumentasi, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
3. Memberikan motivasi belajar kepada
siswa 1. Keaktifan Belajar Siswa Kelas Tinggi Pada
152
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

Masa Pandemi Covid-19. Keaktifan belaar 1. Bagi Guru


siswa dapat dilhat pada Pelaksanaan Proses Guru merupakan tenaga profesional di
pembelajaran siswa kelas tinggi di SD Negri bidang pendidikan sehingga untuk menjadi
07 Sila yaitu; Kegiatan proses pembelajaran guru yang lebih profesional guru harus
tatap muka dari jam 07:30-11:00 dimana bagi memenuhi berbagai komptensi berdasarkan
siswa kelas rendah untuk kelas 1-3 pulang Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
sekolah jam 09:00 dan untuk kelas tinggi mengenai standar kompetesi guru yaitu; 1)
yakni kelas IV, V dan VI dari jam 07:30 kompetensi Pedagogik, 2) kompetemsi
sampai dengan jam 11:00. Pada Proses Sosial, 3) kompetensi Intelektual, 4)
pembelajaran yang dilakukan di SD Negri 07 Komptensi Profesional.
Sila dalam kegiatan belajar mengajar sudah 2. Bagi siswa
sepenuhnya kembali membaik meskipun Dalam mengikuti proses pembelajaran siswa
dalam proses pembelajarn di kelas guru harus mempunyai motivasi belajar yang
masih harus melakukan kegiatan membuat bagus sehingga akan mempengaruhi pada
rangkuman materi dari point-point materi hasil belajar yang baik.
yang akan di sampaikan di dalam 3. Bagi orang Tua
melaksanakan proses pembelajarn. Keadaan Orang tua mempunyai berbagai macam
dengan masih adanya wabah Covid-19 tanggung jawab dalam medidik dan
membuat sekolah melakukan kegiatan proses mengupayakan kesejahteraan untuk anak
pembelajaran berdasarkan protokol orang tua seharusnya bukan memberikan
kesehatan yakni, siswa di anjurkan semata-mata anak dalam bentuk materi tapi
menggunakan masker, di sediakannya tempat orang tua ikut andil dalam kegiatan
cuci tangan untuk siswa, tidak berjabat pembelajaran di rumah apalagi dalam
tangan dengan guru dan dalam kegiatan keadaan Covid-19 seperti ini.
istrahat siswa tidak boleh dalam keadaan
berkumpul. REFERENSI
2. Adapun Bentuk-Bentuk Keaktifan Belajar
Siswa yang muncul pada proses pembelajara Abdul Aziz (2017). Metode Dan Model-Model
pada Kelas tinggi di masa Pandemi Covid-19 Mengajar. Rineka Cipta.
yaitu; 1) Keaktifan Mendengarkan, 2)
Keaktifan membaca, 3) Keaktifan menulis Afianti, D., Witono, A. H., & Jiwandono, I. S.
dan mencatat, 4) Keaktifan mengerjakan (2020). Identifikasi Kesulitan Guru Dalam
soal, 5) Keaktifan menyatakan Pengelolaan Kelas Di SDN 7 Woja
ide/berpendapat, 6) keaktifan bertanya dan Kecamatan Woja Kabupaten Dompu.
menjawab, 7) Keaktifan mengolah ide, 8) Jurnal Elementaria Edukasia, 3(2), 203–
Keaktifa emosi. 213.
3. Solusi Guru Dalam Meningkatkan Keaktifan
Belajar Siswa Kelas Tinggi Di SD Negri 07 Ahmad Rohani (2010). Pengelolaan Pengajaran.
Sila yaitu; 1) Dalam memulai pembelajaran Rineka Cipta.
guru akan melakukan percakapan singkat
dengan siswa, 2) Menggunkan metode Jiwandono, I. S. (2020a). Analisis Metode
pembelajaran dengan tepat, 3) Penggunaan Pembelajaran Komunikatif Untuk PPKN
media pada kegiatan pembelajaran yang Jenjang Sekolah Dasar. Elementary School
dilakukan akan memberikan keefektifan Education Journal), 4(1), 9–19.
sendiri dalam proses penyampaian materi, 4)
Membuat meteri yang akan di ajarkan, 5) Jiwandono, I. S. (2020b). Pemanfaatan Dan
Memberikan motivasi belajar kepada siswa, Penggalian Nilai-Nilai Filosofis Wayang
6) Melakukan diagnosa kesulitan belajar Dalam Upaya Menumbuhkan Karakter
siswa. Mahasiswa Prodi PGSD. Didaktis: Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, 20(1),
SARAN
74–81.
Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan di
atas, maka saran atau rekomendasi pemecahan Jiwandono, I. S. (2020c). Permainan Tradisional
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Sebagai Upaya Meningkatkan Karakter
Disiplin dan Jujur Mahasiswa Pendidikan
153
Nurfatimah, et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 145 – 154
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130

Guru Sekolah Dasar. INVENTA: Jurnal


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1), 11–
19.

Jiwandono, I. S., Degeng, N. S. I., &


Kusmintardjo (2017). Peran Guru Dalam
Menciptakan Lingkungan Belajar Yang
Kondusif Di Sdn Wonorejo 01 Lawang.
Prosiding TEP & PDs Transformasi
Pendidikan Abad 21, 6(21), 721–726.
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.ph
p/sntepnpdas/article/view/935

Moleong, L. J. (2018). Metode Penelitian


Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Ghalia


Indonesia.

Oemar Hamalik (2008). Perencanaan


pengajaran berdasarkan pendekatan
sistem. Bumi Aksara.

Rooijakkers (1991). Mengajar dengan Sukses.


Grasindo.

Sardiman (1990). Interaksi dan Motivasi Belajar


Mengajar. Rajawali Press.

Sugiyono (2010). Metode penelitian kuantitatif


kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Sugiyono (2017). Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Tersiana Andra (2018). Metode Penelitian. Start


Up.

Zaenal Arifin (2012). Penelitian Pendidikan


Metode dan Paradigma Baru. Remaja
Rosdakarya.

Zain, S. B. D. & A. (2010). Strategi Belajar


Mengajar. Rineka Cipta.

154

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai