GURU
DISUSUN OLEH:
PENDIDIKAN KIMIA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Inovasi Inovasi pembelajaran Kimia. Shalawat serta
salam tercurah limpahkan kepada Rasululah SAW yang sayafaatnya akan kita nantikan kelak.
Makalah yang berjudul Inovasi Inovasi Pembelajaran Kimia merupakah sedikit contoh inovasi
pembelajaran kimia yang berorientasi pada perubahan ilmu teknologi. Dengan dibuatnya
makalah ini diharapkan baik penulis maupun pembaca dapat terinspirasi dalam proses
pembelajaran baik secara umum maupun khususunya bidang kimia. Proses pembelaran dalam
dunia pendidikan terus mengalami perubahan dan perbaikan, dahulu proses pembelajran
sangat bertumpu pada guru sebagai sumber utama dalam pembelajaran, tetapi dengan
berkembangnya teknologi dan juga metode pembelajaran itu sendiri maka guru bukanlah satu
satunya sumber belajar, namun banyak hal yang bisa digunakan sebagai sumber belajar
bahkan saat ini pembelajran wajib fokus pada peserta didik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Kimia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada piahk yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kritik dan saran saya harapkan yang sifatnya membangun.
Naila Najihatun
BAB I PENDAHULUAN
Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia
sangat perlu dilakukan karena berhubungan dengan peningkatan kualitas lulusan dalam
mengisi lapangan kerja bidang kimia. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran
juga telah mendorong pergeseran pembelajaran dari pembelajaran konvensional kepada
pembelajaran mandiri sehingga kesan. Dengan dilakukannya penelitian inovasi inovasi
pembelajaran kimia diharapkan peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dan minat yang
tinggi terhadap pemebalajarn kimia. Untuk memecahkan masalah yang ada perlu suatu
metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran,
sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Dengan demikian guru
tidak sebagai satu-satunya sumber belajar di kelas, melainkan guru lebih menempatkan diri
sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing, baik belajar secara individu
maupun belajar secara kelompok.
Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara barang-barang buatan
manusia, yang diamati dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok
orang (masyarakat). Oleh karena itu inovasi pendidikan sangat perlu. Dalam bukunya Miles
yang diterjemahkan oleh Wasty Soemanto: inovasi adalah macam-macam perubahan
genus. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus untuk mencapai tujuan-tujuan
system. Hal yang baru itu dapat berupa hasil invention atau discovery yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau
kelompok masyarakat, jadi perubahan ini direncanakan dan dikehendaki. Inovasi dapat
diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk
menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Dilihat dari bentuk atau wujudnya
“sesuatu yang baru” itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan.
Istilah pembelajaran dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Dari sudut pandang
behavioristik, pembelajaran sebagai proses pengubahan tingkah laku siswa melalui
pengoptimalan lingkungan sebagai sumber stimulus belajar. Sejalan dengan banyaknya
paham behavioristik yang dikembangkan para ahli, pembelajaran ditafsirkan sebagai upaya
pemahiran ketrampilan melalui pembiasaan siswa secara bertahap dan terperinci dalam
memberikan respon atau stimulus yang diterimanya yang diperkuat oleh tingkah laku yang
patut dari para pengajar (Yunus, 2014). Pembelajaran dari sudut pandang teori kognitif,
Pembelajaran dari sudut pandang teori interaksional didefinisikan sebagai proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan konsep ini, pembelajaran dipandang memiliki kualitas baik jika interaksi yang
terjadi bersifat multi arah, yakni guru-siswa, siswaguru, siswa-siswa, siswa-sumber belajar,
dan siswa-lingkungan belajar (Yunus, 2014). Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang
sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui
berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Menurut Sudjana (1989) belajar merupakan
proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Untuk mencapai keberhasilan dalam
kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu
tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran. masing-masing komponen tersebut
saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Istilah umum yang dikenal dalam
kegiatan belajar mengajar adalah model pembelajaran dan strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran. Menurut Iskandarwassid (2009)
strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh
pengajar mulai Inovasi pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 tiga dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran,
seperti dideskripsikan sebagai berikut.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik/ ilmiah
adalah suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa menjadi subjek aktif
melalui tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu mengkonstruk pengetahuan baru atau
memadukan dengan pengetahuan sebelumnya. Pendekatan saintifik/ ilmiah terbukti
lebih efektif dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.
Media lain yang dipergunakan dalam pembelajaran kimia adalah peta konsep.
Penggunaan media peta konsep di dalam pembelajaran sudah dilakukan sejak
tahun 1977, yaitu dalam pengajaran Biologi, dan sejak itu media peta konsep
berkembang dan telah dipergunakan dalam pembeljaran kimia. Media peta konsep
bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis,
yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan
konsep belajar dan pemecahan masalah. Peta konsep merupakan media
pembelajaran yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai
dari inti perma- salahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai
hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan
mempermu- dah pemahaman suatu topik pelajaran. Langkah yang dilakukan
dalam inovasi pembelajaran dengan media peta konsep adalah memikirkan apa
yang menjadi ‘pusat’ topik yang akan diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap
sebagai konsep ‘inti’ dimana konsep-konsep pendukung lain dapat diorganisasikan
terhadap konsep inti, kemudian menuliskan kata, peristilahan dan rumus yang
memiliki arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti, dan pada
akhirnya membentuk satu peta hubungan integral dan saling terkait antara konsep
atas-bawah-samping.
2.3.3. Inovasi Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
Penggunaan komputer sebagai alat bantu komunikasi dan pembela- jaran telah
dilakukan di perguruan tinggi dan menganggapnya sebagai satu kewajiban dan
kebutuhan.12 Perkembangan penggunaan komputer dalam pembelajaran telah
mendorong pengaturan peralatan komputer sebagai alat bantu belajar yang
disebut dengan computer managed learning (CML). CML didesain untuk
membantu peserta didik dalam jumlah besar dapat belajar secara mandiri dari
sumber belajar yang sudah disediakan dalam komputer, LAN dan world wide web
(www). Model pembelajaran menggunakan CML menguntungkan karena kepada
peserta didik diberikan kebebasan untuk mendapatkan berbagai jenis sumber
belajar yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Pembelajaran CML menyediakan berbagai jenis metodologi yang disesuaikan
dengan materi kuliah yang akan diberikan kepada peserta didik, sehingga peserta
didik dapat memilih cara termudah dan yang sesuai dengan kemampuannya. CML
melalui web sangat efisien untuk penyampaian materi kuliah dan membe- rikan
kesempatan kepada peserta didik belajar dari mana saja dan kapan saja tanpa
dibatasi tempat dan waktu belajar.
Inovasi pembelajaran berbasis web dalam pembelajaran kimia banyak yang sudah
berhasil seperti dijelaskan oleh Cann dan Dickneider. Biasanya bahan ajar yang
disediakan dalam pengajaran berbasis web terdiri atas modul yang dilengkapi
dengan instruksi penggunaannya. Materi kuliah dapat juga disertai dengan
presentasi Power Point yang dapat diakses oleh peserta didik secara online.
Pembelajaran berbasis web harus dilengkapi dengan berbagai jenis software yang
dapat diakses dan didownload oleh peserta didik sehingga materi kuliah dan bahan
yang diperlukan oleh maha- siswa dapat diakses sendiri oleh peserta didik tanpa
harus dituntun oleh guru. Tersedianya fasilitas yang lengkap di dalam web akan
memberi peluang bagi peserta didik untuk mempelajari semua materi yang
disediakan secara optimum. Model pembelajaran web ini juga menyediakan
fasilitas “pertolongan” (help) bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
mengerti materi pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis web juga harus menyediakan bahan evaluasi berupa
bank soal dalam berbagai variasi, sederhana dan mudah untuk dikerjakan dan
hasil penilaian cepat diperoleh. Pada umumnya evaluasi didesain dalam bentuk
pilihan berganda, benar-salah, dan ja- waban singkat dengan jumlah kata terbatas.
Untuk membantu peserta didik mengetahui apakah jawabannya benar atau salah
maka hasil penilaian harus dapat diperoleh secara online. Fasilitas remedial juga
harus tersedia untuk menolong peserta didik dalam meningkatkan
pengetahuannya dan memperoleh jalan keluar apabila jawabanya tidak benar.
Pembelajaran menggunakan internet memang sulit untuk diikuti di beberapa
perguruan tinggi di Indonesia karena cepatnya perubahan yang terjadi dalam
bidang penelitian dan pengembangan sering tidak diikuti oleh penyediaan dana
dan fasilitas pendukung.
Beberapa komponen yang perlu dibenahi agar inovasi model pembelajaran dapat
efektif untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah guru profesional,
peserta didik, sarana dan prasarana pembelajaran, proses pembelajaran, kurikulum,
monitoring dan evaluasi. Masing-masing komponen ini akan dijelaskan secara
singkat sebagai berikut.
2.4.1. Guru Profesional
Guru yang profesional sangat menentukan dalam inovasi pembelajaran karena
berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran. Profesionalisme guru
meliputi penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta
strategi penerapannya. Guru profe- sional dituntut untuk mempunyai komitmen
kepada peserta didik dalam pembelajaran, menguasai materi kuliah yang diajarkan
serta mengetahui cara pembelajarannya, bertanggung jawab memantau hasil
belajar siswa melalui berbagai jenis evaluasi, mampu berpikir sistematis tentang
apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Guru profesional akan
selalu berusaha untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk memudahkan
penyampaian materi kuliah kepada peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, hasil belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh
faktor berikut: (1) Gaya pribadi guru dan bentuk pengajaran yang digunakan,
termasuk diantaranya adalah nada suara, perhatian dan penekanan; (2) Materi
pelajaran yang disajikan, dan (3) Keterampilan atau teknik penyampaian materi
kuliah yang digunakan. Faktor (1) dan (2) mungkin sulit untuk diubah, akan tetapi
faktor (3) dapat dengan mudah diperbaiki melalui pembelajaran dan pengalaman.
Agar pengajaran berhasil dengan baik maka beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu per- siapan, pelaksanaan dan umpan balik. Persiapan pengajaran yang baik
akan dapat digunakan sebagai jaminan hasil dalam pelaksanaan pembelajaran.
Persiapan bukan hanya mempelajari apa yang akan diajarkan. Yang utama dalam
persiapan pengajaran adalah strategi penyusunan materi kuliah dan pengaturan
penyampaian materi agar lebih sistematis dan mudah dimengerti. Dalam hal ini
perlu inovasi pembelajaran yang sesuai untuk penyampaian materi kuliah.
Keterbatasan pengetahuan inovator akan menjadi penghalang dalam inovasi
pembelajaran.
2.4.2. Peserta didik
Agar mutu pembelajaran dapat ditingkatkan, maka tidak terlepas dari peserta didik
yang ikut serta dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus ditempatkan
sebagai pusat kegiatan pembelajaran sehingga inovasi pembelajaran harus selalu
mempertimbangkan kebutuhan mahasiswa. Hal yang harus selalu dipikirkan
bahwa kelompok peserta didik yang berbeda mempunyai kemampuan berbeda,
sehingga memotivasi mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan
karena rendahnya daya juang peserta didik seperti sekarang ini akan
mengakibatkan keenganan belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
terhadap kualitas lulusan. Untuk memotivasi peserta didik dalam belajar diperlukan
inovasi pembelajaran agar proses pembelajaran dapat memberikan suasana
kondusif terhadap peserta didik dan dapat menuntun mereka belajar aktif, bebas
menggali dan membentuk kompetensi ilmu, keterampilan, sikap perilaku dan
kepribadian profesi.
2.4.3. Sarana dan Prasarana Pembelajaran
2.3.5. Kurikulum
Agar model pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka semua pihak harus
dilibatkan dalam inovasi sebelum penerapannya di lapangan. Evaluasi dan
monitoring harus dilakukan untuk mengetahui tingkat penolakan dari sekelompok
tertentu atas hasil inovasi. Evaluasi sangat penting untuk mengetahui tingkat
keberhasilan model pembelajaran, yaitu melihat pengaruh model pembelajaran
dalam meningkatkan prestrasi belajar peserta didik. Melalui hasil evaluasi akan
diketahui kekuatan dan kelemahan model pembelajaran terutama bila memerlukan
penyempurnaan pada penggunaan berikutnya.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Inovasi pembelajaran sangat diperlukan dalam peningkatan penguasaan mahasiswa
terhadap materi perkuliahan. Keberhasilan inovasi pembelajaran dalam meningkatkan
prestasi mahasiswa sangat ditentukan oleh kesesuaian model pengajaran dengan
materi kuliah dan tujuan pembelajaran. Beberapa komponen yang perlu
dipertimbangkan dalam inovasi pembelajaran adalah guru, mahasiswa, sarana dan
prasarana pembelajaran, proses pembelajaran, kurikulum, monitoring dan evaluasi.
3.2. Saran
Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah inovasiinovasi tersebut efektif
dalam proses pembelajaran kimia. Dan inovasi mana yang lebih cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran kimia.
DAFTAR PUSTAKA
AMR, M Taufiq, P.HD. 2002, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana
Haristanto, Budi. 2014, Inovasi Pembelajaran Di Era Digital. Bandung: UNPAD Press
MGMP Bahasa Indonesia Man Jombang. 2002, Ragam Metode Pembelajaran. Jombang:
Pemeral Edukatif
Elfira Rasa Pane: Jurnal Pembelajaran Inovatif Kimia Dasar Yang Menyenangkan
Manihar, Situmorang: Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan
Inetgritas Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Muh, Khalifah Mustami: Jurnal Inovasi Model Model Pembelajaran Bidang Sains Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar.