Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INOVASI INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA

GURU

BANU KISWORO, M.Pd

DISUSUN OLEH:

NAILA NAJIHATUN (201621001)

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH CIREBON

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN KIMIA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Inovasi Inovasi pembelajaran Kimia. Shalawat serta
salam tercurah limpahkan kepada Rasululah SAW yang sayafaatnya akan kita nantikan kelak.

Makalah yang berjudul Inovasi Inovasi Pembelajaran Kimia merupakah sedikit contoh inovasi
pembelajaran kimia yang berorientasi pada perubahan ilmu teknologi. Dengan dibuatnya
makalah ini diharapkan baik penulis maupun pembaca dapat terinspirasi dalam proses
pembelajaran baik secara umum maupun khususunya bidang kimia. Proses pembelaran dalam
dunia pendidikan terus mengalami perubahan dan perbaikan, dahulu proses pembelajran
sangat bertumpu pada guru sebagai sumber utama dalam pembelajaran, tetapi dengan
berkembangnya teknologi dan juga metode pembelajaran itu sendiri maka guru bukanlah satu
satunya sumber belajar, namun banyak hal yang bisa digunakan sebagai sumber belajar
bahkan saat ini pembelajran wajib fokus pada peserta didik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Kimia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada piahk yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kritik dan saran saya harapkan yang sifatnya membangun.

Kuningan, Oktober 2020

Naila Najihatun
BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Pembelajaran adalah suatu rangakain kegiatan yang dirancang untuk melakukan proses
belajar pada siswa. Kemajuan ilmu teknologi tentunya akan berpengaruh besar pada proses
dan cara pembelajaran yang dilakukan. Suatu perubahan, pembaruan pada proses
pembelajaran adalah inovasi dalam pembelajaran. Pada tingkatan SMA pembelajaran Kimia
umumnya pelajaran yang dianggap menjadi pelajaran sulit. Dari pandangan tersebut dalam
makalah ini akan membahas bagaimana proses pembelajaran kimia tidak lagi dianggap
menjadi pelajaran sulit. Suatu inovasi pembelajaran tentunya menjadi tugas bagi para
pengajar, perlunya inovasi dalam proses pembelajaran akan sangat berpengaruh besar
pada peserta didik terhadap pelajaran itu sendiri. Eggen dan Kauchak (dalam Widada,
2004:13) juga mengemukakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa secara
aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan). Siswa
tidak hanya secara pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru, tetapi dalam
pembelajaran sangat perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam
pengorganisasian pelajaran dan pengetahuannya.

Inovasi pembelajaran perlu dilakukan untuk mempermudah penyampaian pengajaran


dibidang ilmu kimia baik teori maupun prakteknya. Penerapan inovasi pembelajaran
diharapkan dapat membuka pemikiran baik pengajar maupun peserta didik, yang
selanjutnya mengetahui minat dan bakat peserta didik yang dimiliki. Setiap peserta didik
memiliki kemampuan yang berbeda beda sehingga dengan inovasi pembelajaran kimia ini
minat peserta didik terhadap pembelajaran kimia akan semakin tinggi dan tidak lagi
dianggap pelajaran yang sulit. Dalam proses pembelajaran yang terjadi, guru banyak
memberikan informasi atau hanya menerangkan, kemudian memberikan contoh dan siswa
diminta untuk mengerjakan soal seperti contoh, akibatnya siswa tidak dapat
mengungkapkan alasan atas jawaban mereka. Makalah ini membahas inovasi inovasi
pembelajaran khususnya mata pelajaran Kimia SMA, sehingga peserta didik aktif ketika
proses pembelajaran berlansung.

Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia
sangat perlu dilakukan karena berhubungan dengan peningkatan kualitas lulusan dalam
mengisi lapangan kerja bidang kimia. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran
juga telah mendorong pergeseran pembelajaran dari pembelajaran konvensional kepada
pembelajaran mandiri sehingga kesan. Dengan dilakukannya penelitian inovasi inovasi
pembelajaran kimia diharapkan peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dan minat yang
tinggi terhadap pemebalajarn kimia. Untuk memecahkan masalah yang ada perlu suatu
metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran,
sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Dengan demikian guru
tidak sebagai satu-satunya sumber belajar di kelas, melainkan guru lebih menempatkan diri
sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing, baik belajar secara individu
maupun belajar secara kelompok.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Apa pengertian inovasi pembelajaran
1.2.2. Apa saja inovasi inovasi pembelaran kimia
1.2.3. Apa saja faktor faktor yang mendukung dalam inovasi inovasi pembelajarn kimia
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
1.3.1. Menjelaskan pengertian inovasi pembelajaran
1.3.2. Menjelaskan faktor faktor yang mendukung inovasi pembelajaran kimia
1.3.3. Menjelaskan inovasi inovasi pembelajaran kimia
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Inovasi

Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara barang-barang buatan
manusia, yang diamati dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok
orang (masyarakat). Oleh karena itu inovasi pendidikan sangat perlu. Dalam bukunya Miles
yang diterjemahkan oleh Wasty Soemanto: inovasi adalah macam-macam perubahan
genus. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus untuk mencapai tujuan-tujuan
system. Hal yang baru itu dapat berupa hasil invention atau discovery yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau
kelompok masyarakat, jadi perubahan ini direncanakan dan dikehendaki. Inovasi dapat
diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk
menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Dilihat dari bentuk atau wujudnya
“sesuatu yang baru” itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan.

2.2. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Dari sudut pandang
behavioristik, pembelajaran sebagai proses pengubahan tingkah laku siswa melalui
pengoptimalan lingkungan sebagai sumber stimulus belajar. Sejalan dengan banyaknya
paham behavioristik yang dikembangkan para ahli, pembelajaran ditafsirkan sebagai upaya
pemahiran ketrampilan melalui pembiasaan siswa secara bertahap dan terperinci dalam
memberikan respon atau stimulus yang diterimanya yang diperkuat oleh tingkah laku yang
patut dari para pengajar (Yunus, 2014). Pembelajaran dari sudut pandang teori kognitif,

Pembelajaran dari sudut pandang teori interaksional didefinisikan sebagai proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan konsep ini, pembelajaran dipandang memiliki kualitas baik jika interaksi yang
terjadi bersifat multi arah, yakni guru-siswa, siswaguru, siswa-siswa, siswa-sumber belajar,
dan siswa-lingkungan belajar (Yunus, 2014). Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang
sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui
berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Menurut Sudjana (1989) belajar merupakan
proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Untuk mencapai keberhasilan dalam
kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu
tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran. masing-masing komponen tersebut
saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Istilah umum yang dikenal dalam
kegiatan belajar mengajar adalah model pembelajaran dan strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran. Menurut Iskandarwassid (2009)
strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh
pengajar mulai Inovasi pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 tiga dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran,
seperti dideskripsikan sebagai berikut.

2.3. Inovasi Pembelajaran Kimia


Inovasi Pembelajaran Kimia diintegrasikan di dalam buku ajar Kimia SMA, terutama untuk
menjadikan pembaca buku lebih mudah memahami dan mengerti konsep materi kimia yang
abstrak dan kompleks menjadi bahan yang nyata dan lebih sederhana. Inovasi
pembelajaran kimia adalah suatu pendekatan pengajaran meliputi strategi, metode dan
prinsip pengajaran yang dipergunakan dalam pembelajaran kimia di SMA. Inovasi
pembelajaran kimia juga mengalami perkembangan sejalan dengan kemajuan dan
perkembangan teknologi. Melalui inovasi maka pembelajaran yang ada dikembangkan dan
ditingkatkan untuk melahirkan pembelajaran baru yang menarik.

2.3.1. Pembelajaran dengan Metode Saintifik


2.3.1.1. Pengertian Pembelajaran dengan Metode Saintifik
Pembelajaran dengan Metode Saintifik merupakan teknik-teknik investigasi atas
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya (Materi Diklat Guru Implementasi Kurikulum
2013, 2013: 2, diunduh dari www.puskurbuk.net). Sedangkan menurut M. Lazim
(2013:1), Pendekatan saintifik didefinisikan sebagai berikut: Pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik/ ilmiah
adalah suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa menjadi subjek aktif
melalui tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu mengkonstruk pengetahuan baru atau
memadukan dengan pengetahuan sebelumnya. Pendekatan saintifik/ ilmiah terbukti
lebih efektif dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.

2.3.1.2. Penerapan Pendekatan Santifik

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses


seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan (M. Lazim, 2013:2).

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud


meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (5M).
Pendekatan ini merujuk kepada teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena, cara
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan dengan
pengetahuan sebelumnya.
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.
Keunggulan metode mengamati adalah peserta didik senang dan tertantang dan
mudah pelaksanaannya.
2) Bertanya
3) Mengumpulkan data/ Mengekplorasi
Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan pengetahuan
sebanyak dari berbagai sumber pengetahuan
4) Menalar
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
5) Mengkomunikasikan
Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.

2.3.2. Inovasi Pembelajaran Menggunakan Media

Media pembelajaran dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan


penguasaan objek pembelajaran. Beberapa media pembelajaran yang sering
dipergunakan dalam pembelajaran diantaranya media cetak, elektronik, model dan
peta.7 Media cetak banyak dipergunakan untuk pembelajaran dalam menjelaskan
materi kuliah yang kompleks sebagai pendukung buku ajar. Pembelajaran dengan
menggunakan media cetak akan lebih efektif jika bahan ajar sudah dipersiapkan
dengan baik yang dapat memberikan kemudahan dalam menjelaskan konsep yang
diinginkan kepada peserta didik.

Media elektronik seperti video banyak dipergunakan di dalam pembelajaran kimia.


Penggunaan video sangat baik dipergunakan untuk membantu pembelajaran,
terutama untuk memberikan penekanan pada materi kuliah yang sangat penting
untuk diketahui oleh peserta didik. Harus
disadari bahwa video bukan diperuntukkan untuk menggantungkan pengajaran
pada materi yang diperlihatkan pada video, sehingga pengaturan penggunaan
waktu dalam menggunakan video sangat perlu, misalnya maksimum 20 menit.
Inovasi pembelajaran dengan menggu- nakan video dalam percobaan yang
menuntut keterampilan seperti pada kegiatan praktikum sangat efektif bila
dilakukan dengan penuh persiapan. Sebelum praktikum dimulai, video
dipergunakan untuk membantu mahasiswa memberikan arahan terhadap apa yang
harus mereka amati selama percobaan. Selanjutnya, video diputar kembali pada
akhir praktikum untuk mengklarifikasi hal-hal penting yang harus diketahui oleh
peserta didik dari percobaan yang sudah dilakukan.

Media lain yang dipergunakan dalam pembelajaran kimia adalah peta konsep.
Penggunaan media peta konsep di dalam pembelajaran sudah dilakukan sejak
tahun 1977, yaitu dalam pengajaran Biologi, dan sejak itu media peta konsep
berkembang dan telah dipergunakan dalam pembeljaran kimia. Media peta konsep
bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis,
yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan
konsep belajar dan pemecahan masalah. Peta konsep merupakan media
pembelajaran yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai
dari inti perma- salahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai
hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan
mempermu- dah pemahaman suatu topik pelajaran. Langkah yang dilakukan
dalam inovasi pembelajaran dengan media peta konsep adalah memikirkan apa
yang menjadi ‘pusat’ topik yang akan diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap
sebagai konsep ‘inti’ dimana konsep-konsep pendukung lain dapat diorganisasikan
terhadap konsep inti, kemudian menuliskan kata, peristilahan dan rumus yang
memiliki arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti, dan pada
akhirnya membentuk satu peta hubungan integral dan saling terkait antara konsep
atas-bawah-samping.
2.3.3. Inovasi Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

Adaptasi teknologi baru terhadap kebutuhan pembelajaran bidang kimia menjadi


salah satu sasaran inovasi pembelajaran. Kemajuan dalam teknologi komunikasi
dan informasi telah memudahkan manusia untuk dapat saling berhubungan
dengan cepat, mudah dan terjangkau serta potensil untuk inovasi pembelajaran.
Perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap inovasi
pembelajaran. Penemuan berbagai jenis teknologi yang dapat digunakan menjadi
fasilitas pembelajaran seperti komputer, CD-ROM dan LAN telah mendorong
pemanfaatnya dalam inovasi pembelajaran. Pendekatan penggunaan teknologi
baru yang dipadukan dengan teori paedagogik telah melahirkan pembelajaran e-
learning. E-learning telah memberikan penga- ruh sangat besar dalam inovasi
pembelajaran. E-Learning identik dengan penggunaan teknologi internet untuk
menyampaikan materi kuliah. Sensitivitas pembelajaran kimia terhadap perubahan
dan kemajuan yang sangat cepat mengharuskannya untuk menggunakan teknologi
informasi dalam komunikasi dan pembelajaran. Inovasi model pembelajaran
berbasis teknologi informasi diawali dari penggunaan komputer dalam
pembelajaran secara offline dan kemudian berkembang dengan penggunaan web
dalam pembelajaran secara online.

2.3.4. Pembelajaran Menggunakan Komputer

Penggunaan komputer dalam pembelajaran kimia sangat mengun- tungkan karena


dapat memberikan kesempatan luas kepada peserta didik dan guru untuk
mengembangkan kemampuannya dalam investigasi dan analisis, sekaligus dapat
membentuk pengetahuan dan pemahaman yang baru dalam melihat suatu
permasalahan, serta mendapatkan cara peme- cahan masalah melalui
pembelajaran. Pembelajaran menggunakan komputer sangat baik digunakan
dalam pengumpulan, visualisasi dan analisis data sederhana dan kompleks.
Dengan menggunakan komputer maka pengumpulan data dapat dilakukan
sebanyak mungkin, visualisasi data dapat dilakukan bervariasi, dan pengolahan
data dapat dilakukan sangat cepat setelah mendapatkan data pengamatan dari
percobaan laboratorium. Banyak studi telah dilakukan yang menjelaskan
pentingnya penggunaan komputer dalam pembelajaran kimia. Saat ini penggunaan
komputer sebagai alat belajar sangat menguntungkan karena telah tersedia
berbagai jenis software dan hardware yang memudahkan untuk mengintegrasikan
komputer dengan peralatan elektronik lain seperti video, camera dan instrumen
laboratorium. Penggunaan komputer dalam pembelajaran akan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, akan tetapi membutuhkan
inovator yang terampil dan berpengalaman.

Pertimbangan utama yang dibutuhkan dalam penggunaaan komputer dalam


pembelajaran adalah ketersediaan dan kemauan guru (inovator) untuk
menggunakannya dalam inovasi pembelajaran. Misalnya, seorang guru telah
melakukan inovasi pembelajaran untuk materi kuliah tertentu menggunakan PC di
rumahnya, tetapi komputer yang tersedia di kampus tidak mampu mengoperasikan
pembelajaran tersebut karena keterbatasan dalam software maupun hardware
sehingga akan menghambat pengembangan inovasi itu sendiri. Ketidaksiapan
peserta didik dan guru dalam mengaplikasikan model pembelajaran yang
disebabkan keterbatasan pengetahuan dalam pengoprasian komputer dalam
pembelajaran juga dapat menjadi kendala dalam inovasi pembelajaran.

2.3.5. Inovasi Pembelajaran Menggunakan Web

Penggunaan komputer sebagai alat bantu komunikasi dan pembela- jaran telah
dilakukan di perguruan tinggi dan menganggapnya sebagai satu kewajiban dan
kebutuhan.12 Perkembangan penggunaan komputer dalam pembelajaran telah
mendorong pengaturan peralatan komputer sebagai alat bantu belajar yang
disebut dengan computer managed learning (CML). CML didesain untuk
membantu peserta didik dalam jumlah besar dapat belajar secara mandiri dari
sumber belajar yang sudah disediakan dalam komputer, LAN dan world wide web
(www). Model pembelajaran menggunakan CML menguntungkan karena kepada
peserta didik diberikan kebebasan untuk mendapatkan berbagai jenis sumber
belajar yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Pembelajaran CML menyediakan berbagai jenis metodologi yang disesuaikan
dengan materi kuliah yang akan diberikan kepada peserta didik, sehingga peserta
didik dapat memilih cara termudah dan yang sesuai dengan kemampuannya. CML
melalui web sangat efisien untuk penyampaian materi kuliah dan membe- rikan
kesempatan kepada peserta didik belajar dari mana saja dan kapan saja tanpa
dibatasi tempat dan waktu belajar.

Pada saat ini inovasi pembelajaran dengan menggunakan komputer berkembang


sangat pesat terutama setelah tersedianya komputer “superhighway” dan
“internet”. Melalui internet maka kendala keter- jangkauan terhadap informasi antar
perguruan tinggi dan sumber belajar dapat diatasi. Internet bukan hanya sebagai
sarana informasi dan komuni- kasi, tetapi merupakan sumber belajar yang sangat
penting karena materi pembelajaran saat ini sudah banyak yang tersedia di dunia
maya (web). Sumber belajar melalu internet ini sangat dibutuhkan oleh guru di
dalam meningkatkan kualitas pengajarannya. Prinsip utama model pembelajaran
berbasis web adalah memberikan tanggung jawab besar terhadap peserta didik.
Pembelajaran berbasis web memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam
pengelolaan waktu belajar sehingga peserta didik dapat mengoptimalkan
pembelajarannya dengan cara menggunakan sumber belajar dalam waktu tidak
terbatas. Penggunaan internet dalam pembelajaran sangat menguntungkan bagi
peserta didik dan guru karena dapat mengakses informasi ilmiah secara lengkap
dan jelas.

Inovasi pembelajaran berbasis web dalam pembelajaran kimia banyak yang sudah
berhasil seperti dijelaskan oleh Cann dan Dickneider. Biasanya bahan ajar yang
disediakan dalam pengajaran berbasis web terdiri atas modul yang dilengkapi
dengan instruksi penggunaannya. Materi kuliah dapat juga disertai dengan
presentasi Power Point yang dapat diakses oleh peserta didik secara online.
Pembelajaran berbasis web harus dilengkapi dengan berbagai jenis software yang
dapat diakses dan didownload oleh peserta didik sehingga materi kuliah dan bahan
yang diperlukan oleh maha- siswa dapat diakses sendiri oleh peserta didik tanpa
harus dituntun oleh guru. Tersedianya fasilitas yang lengkap di dalam web akan
memberi peluang bagi peserta didik untuk mempelajari semua materi yang
disediakan secara optimum. Model pembelajaran web ini juga menyediakan
fasilitas “pertolongan” (help) bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
mengerti materi pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis web juga harus menyediakan bahan evaluasi berupa
bank soal dalam berbagai variasi, sederhana dan mudah untuk dikerjakan dan
hasil penilaian cepat diperoleh. Pada umumnya evaluasi didesain dalam bentuk
pilihan berganda, benar-salah, dan ja- waban singkat dengan jumlah kata terbatas.
Untuk membantu peserta didik mengetahui apakah jawabannya benar atau salah
maka hasil penilaian harus dapat diperoleh secara online. Fasilitas remedial juga
harus tersedia untuk menolong peserta didik dalam meningkatkan
pengetahuannya dan memperoleh jalan keluar apabila jawabanya tidak benar.
Pembelajaran menggunakan internet memang sulit untuk diikuti di beberapa
perguruan tinggi di Indonesia karena cepatnya perubahan yang terjadi dalam
bidang penelitian dan pengembangan sering tidak diikuti oleh penyediaan dana
dan fasilitas pendukung.

2.4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pembelajaran

Beberapa komponen yang perlu dibenahi agar inovasi model pembelajaran dapat
efektif untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah guru profesional,
peserta didik, sarana dan prasarana pembelajaran, proses pembelajaran, kurikulum,
monitoring dan evaluasi. Masing-masing komponen ini akan dijelaskan secara
singkat sebagai berikut.
2.4.1. Guru Profesional
Guru yang profesional sangat menentukan dalam inovasi pembelajaran karena
berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran. Profesionalisme guru
meliputi penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta
strategi penerapannya. Guru profe- sional dituntut untuk mempunyai komitmen
kepada peserta didik dalam pembelajaran, menguasai materi kuliah yang diajarkan
serta mengetahui cara pembelajarannya, bertanggung jawab memantau hasil
belajar siswa melalui berbagai jenis evaluasi, mampu berpikir sistematis tentang
apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Guru profesional akan
selalu berusaha untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk memudahkan
penyampaian materi kuliah kepada peserta didik.

Dalam proses pembelajaran, hasil belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh
faktor berikut: (1) Gaya pribadi guru dan bentuk pengajaran yang digunakan,
termasuk diantaranya adalah nada suara, perhatian dan penekanan; (2) Materi
pelajaran yang disajikan, dan (3) Keterampilan atau teknik penyampaian materi
kuliah yang digunakan. Faktor (1) dan (2) mungkin sulit untuk diubah, akan tetapi
faktor (3) dapat dengan mudah diperbaiki melalui pembelajaran dan pengalaman.
Agar pengajaran berhasil dengan baik maka beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu per- siapan, pelaksanaan dan umpan balik. Persiapan pengajaran yang baik
akan dapat digunakan sebagai jaminan hasil dalam pelaksanaan pembelajaran.
Persiapan bukan hanya mempelajari apa yang akan diajarkan. Yang utama dalam
persiapan pengajaran adalah strategi penyusunan materi kuliah dan pengaturan
penyampaian materi agar lebih sistematis dan mudah dimengerti. Dalam hal ini
perlu inovasi pembelajaran yang sesuai untuk penyampaian materi kuliah.
Keterbatasan pengetahuan inovator akan menjadi penghalang dalam inovasi
pembelajaran.
2.4.2. Peserta didik

Agar mutu pembelajaran dapat ditingkatkan, maka tidak terlepas dari peserta didik
yang ikut serta dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus ditempatkan
sebagai pusat kegiatan pembelajaran sehingga inovasi pembelajaran harus selalu
mempertimbangkan kebutuhan mahasiswa. Hal yang harus selalu dipikirkan
bahwa kelompok peserta didik yang berbeda mempunyai kemampuan berbeda,
sehingga memotivasi mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan
karena rendahnya daya juang peserta didik seperti sekarang ini akan
mengakibatkan keenganan belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
terhadap kualitas lulusan. Untuk memotivasi peserta didik dalam belajar diperlukan
inovasi pembelajaran agar proses pembelajaran dapat memberikan suasana
kondusif terhadap peserta didik dan dapat menuntun mereka belajar aktif, bebas
menggali dan membentuk kompetensi ilmu, keterampilan, sikap perilaku dan
kepribadian profesi.
2.4.3. Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Sarana dan prasarana pembelajaran sangat menentukan dalam penerapan inovasi


pembelajaran. Inovasi pembelajaran akan
sulit berkembang bila tidak didukung oleh sarana dan prasarana pembelajaran.
Penyediaan dan penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran secara optimum
akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Gedung dan ruang kuliah serta
perlengkapannya perlu mendapat perhatian dari segi kelayakannya untuk
mendukung penerapan model pembelajaran yang dipersiapkan. Laboratorium
sebagai ajang latihan dan praktek peserta didik perlu dilengkapi dengan fasilitas
yang sesuai untuk inovasi pembelajaran. Lemahnya faktor penunjang sarana dan
prasarana akan menjadi kendala dalam inovasi pembelajaran. Keterbatasan
keuangan yang tidak terpenuhi dalam mendukung pelaksanaan inovasi
pembelajaran juga harus disiasati dalam mensukseskan inovasi pembelajaran.
2.3.4. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan inovasi


pembelajaran dan juga inovasi pembelajaran dapat meningkatkan proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran bukanlah hanya semata-mata transfer
pengetahuan dan keterampilan, yaitu menjadikan peserta didik dari tidak tahu
manjadi tahu, akan tetapi harus mampu mem- bina peserta didik manjadi kreatif,
mahir dan terampil. Proses pembelajaran hendaknya mampu menumbuhkan,
menyempurnakan dan meningkatkan pola laku tertentu dalam diri peserta didik,
yaitu kerangka dasar dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam usaha
mempertahankan hidup di masyarakat agar peserta didik dapat bertindak secara
rasional dan mampu menimbulkan kebiasaan baik bagi diri sendiri.
Guru harus menyadari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi saat ini
yang mengarah pada terjadinya peradaban manusia menjadi global. Informasi
terkini secara bebas telah dapat diakses oleh peserta didik. Informasi tersebut
mungkin masih tabu bagi sebagian orang, atau mungkin bagi orang lain sulit untuk
dijelaskan, sehingga banyak perubahan-perubahan yang telah terjadi menjadi
membingungkan. Oleh sebab itu, agar komunikasi antara guru dan peserta didik
berjalan dengan baik maka inovasi pembelajaran juga harus disesuaikan dengan
perubahan yang terjadi. Guru harus memberikan kesempatan dan ruang gerak
kepada peserta didik untuk menjelaskan apa yang sudah mereka ketahui dan
menanyakan apa yang mereka inginkan. Dengan demikian, inovasi pembelajaran
harus dapat menggairahkan proses pembelajaran agar peserta didik dibina dan
diarahkan untuk memiliki pola pikir, keterampilan dan kebiasaan terbuka, tanggap
dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2.3.5. Kurikulum

Inovasi pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kurikulum pembelajaran. Untuk


menghasilkan model pembelajaran yang berkualitas maka kurikulum yang
digunakan juga harus mengikuti program-program yang ada di dalamnya. Dalam
penerapan model pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perubahan
kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan model
pembelajaran atau perubahan secara bersama-sama. Menyelaraskan model
pembelajaran dengan kurikulum dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik
dan guru untuk membe- rikan masukan yang berguna kepada inovator dalam
melakukan inovasi pembelajaran yang lebih baik.

2.3.6. Evaluasi dan Monitoring

Agar model pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka semua pihak harus
dilibatkan dalam inovasi sebelum penerapannya di lapangan. Evaluasi dan
monitoring harus dilakukan untuk mengetahui tingkat penolakan dari sekelompok
tertentu atas hasil inovasi. Evaluasi sangat penting untuk mengetahui tingkat
keberhasilan model pembelajaran, yaitu melihat pengaruh model pembelajaran
dalam meningkatkan prestrasi belajar peserta didik. Melalui hasil evaluasi akan
diketahui kekuatan dan kelemahan model pembelajaran terutama bila memerlukan
penyempurnaan pada penggunaan berikutnya.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Inovasi pembelajaran sangat diperlukan dalam peningkatan penguasaan mahasiswa
terhadap materi perkuliahan. Keberhasilan inovasi pembelajaran dalam meningkatkan
prestasi mahasiswa sangat ditentukan oleh kesesuaian model pengajaran dengan
materi kuliah dan tujuan pembelajaran. Beberapa komponen yang perlu
dipertimbangkan dalam inovasi pembelajaran adalah guru, mahasiswa, sarana dan
prasarana pembelajaran, proses pembelajaran, kurikulum, monitoring dan evaluasi.

3.2. Saran
Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah inovasiinovasi tersebut efektif
dalam proses pembelajaran kimia. Dan inovasi mana yang lebih cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran kimia.
DAFTAR PUSTAKA

AMR, M Taufiq, P.HD. 2002, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana

Haristanto, Budi. 2014, Inovasi Pembelajaran Di Era Digital. Bandung: UNPAD Press

MGMP Bahasa Indonesia Man Jombang. 2002, Ragam Metode Pembelajaran. Jombang:
Pemeral Edukatif

Elfira Rasa Pane: Jurnal Pembelajaran Inovatif Kimia Dasar Yang Menyenangkan

Manihar, Situmorang: Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan
Inetgritas Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Muh, Khalifah Mustami: Jurnal Inovasi Model Model Pembelajaran Bidang Sains Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar.

Anda mungkin juga menyukai