PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan penyelenggaraan pendidikan menengah atas adalah mepersiapkan peserta didik
dalam menuju pendidikan tinggi, karena itu fungsinya lebih pada penyiapan siswa dalam kerangka
akademik serta dasar-dasar pengetahuan sebagai landasan kuat untuk tumbuhnya sikap dan moral
sebagai ilmuwan. Oleh karena itu salah satu komponen terpenting dalam peningkatan kualitas
pendidikan adalah sekolah sehingga tidak ada pilihan lain pada unit terkecil inilah tumpuan harapan
kemajuannya. Perbaikan tidak mungkin dijalankan secara reaktif, sambil lalu dan sekenanya
melainkan mesti dengan cara pro-aktif, intensif dan strategis.
Sekolah akan berfungsi dengan baik dan benar apabila setiap kegiatan direncanakan dengan
matang, dilaksanakan dan dikelola dengan baik, serta selalu dikontrol dan dilakukan evaluasi dan
supervisi yang berkesinambungan. Dengan demikian semua program dan rencana dapat
dilaksanakan dan diukur sampai dimana keberhasilan atau kendala apa yang dihadapi dalam
mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, fungsi sekolah sebagai unit pelayanan teknis harus dapat
melakukan pelayanan prima terhadap peserta didik dan orang tua, serta masyarakat, melalui
berbagai kegiatan sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik memerlukan
personel, sarana dan prasarana, pembiayaan, dan dukungan yang memadai, sehingga diharapkan
dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan warga sekolah maupun masyarakat di luar
sekolah yang dilayaninya guna menghadapi persaingan global dan tantangan pendidikan di masa
depan.
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lhokseumawe sebagai pengemban tujuan
penyelenggaraan pendidikan menengah atas (SMA) tentu saja harus menyelenggarakan fungsinya
secara tepat, terpadu dan profesional yang dilakukan oleh seluruh komponen sekolah. SMA Negeri 1
Lhokseumawe diharapkan mampu mengantisipasi berbagai tantangan kedepan meningkatkan
kualitas dari sisi akademik maupun non akademik. Beberapa tantangan yang akan dihadapi antara
lain; rendahnya perluasan dan pemerataan pendidikan, kualitas dan relevansi pendidikan, rendahnya
persentase lulusan yang memenuhi syarat masuk jenjang perguruan tinggi, manajemen dan
pengelolaan sekolah yang belum efektif dan efisien serta mandiri.
Oleh karena itu, dalam hal ini SMA Negeri 1 Lhokseumawe dalam tahun pelajaran
1
2021/2022 sampai dengan tahun pelajaran 2024/2025 mencoba mewujudkan idealisme tersebut
sesuai dengan tantangan, peluang sekaligus potensi dasar yang dimiliki, baik bersumber dari kondisi
lingkungan yang ada pada sekitar tempat tinggal peserta didik dan sekolah, maupun kondisi sumber
daya pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Perwujudan idealisme tersebut berupa peningkatan mutu
pendidikan melalui berbagai program dan kegiatan serta pembiayaan yang dituangkan dalam
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS).
B. Landasan
Berikut adalah landasan hukum yang dijadikan acuan dalam penyusunan RKJM SMA Negeri 1
Lhokseumawe:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 4 ayat 1 dan 6, pasal 35 ayat 1 dan 2, dan pasal 45 ayat 1.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 1 ayat 9, pasal 49 ayat 1, pasal 50 ayat 1 dan 3, pasal 51 ayat 1, 2 dan 3,
pasal 53 ayat 1, 2 dan 3, pasal 54 ayat 1, 2 dan 4, pasal 62 ayat 1,2,3 dan 4.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007
tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
10.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana.
11.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
2
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
12.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor No. 39 tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban
Kerja Guru.
13.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan
Operasi Nonpersonalia untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB dan
SMALB.
14.Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
15.Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
16.Permendikbud No. 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 SMA/MA
17.Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
18.Permendikbud No. 64 Tahun 2014 Tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah
19.Permendikbud No. 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
20.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah;
D. Manfaat
Penyusunan RKJM merupakan suatu hal yang sangat penting , karena RKJM dapat
digunakan sebagai :
1. Pedoman kerja (kerangka acuan) dalam mengembangkan sekolah/madrasah;
2. Dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan
sekolah/madrasah; serta
3. Bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya pendidikan yang
diperlukan untuk pengembangan sekolah/madrasah.
4. Sebagai acuan bagi sekolah untuk untuk mencapai target-target peningkatan kualitas
pendidikan dalam kurun waktu tertentu.
5. Dapat digunakan sebagai panduan bagi sekolah dalam memanfaatkan subsidi pendidikan
baik yang berasal dari pemerintah maupun dari non pemerintah.
6. Sebagai sumber inspirasi bagi seluruh warga sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan pembelajaran,dan
7. Sebagai tolak ukur bagi keberhasilan implementasi berbagai program peningkatan mutu
pendidikan disekolah.
4
BAB III PROSES PENYUSUNAN RKJM
Pada Bab ini memuat komponen yang meliputi rekomendasi hasil EDS serta proses
penetapan skala prioritas
BAB IV RENCANA KERJA 4 TAHUN
Dalam Bab ini menguraikan rencana kerja empat tahun secara komprehensif.
Biasanya dibuat dalam bentuk matriks, memuat program, kegiatan, indikator
keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan,
penanggungjawab atau pelaksana.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi penegasan terhadap komitmen untuk melaksanakan RKJM SMA
Negeri 1 Lhokseumawe tahun 2021 – 2025 secara konsisten yang implementasinya
dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan ( RKT ) terdiri dari tujuan, harapan,
kebermanfaatan RKJM, rencana pengembangan sekolah dan rekomendasi.
5
BAB II
PROFIL SEKOLAH
A. IDENTITAS SEKOLAH
NPSN : 10105619
Kurikulum : 2013
Alamat Sekolah : Jl Darussalam Kp. Jawa Lama Kecamatan Banda Sakti Kota
Lhokseumawe
Email : sman1lhokseumawe@gmail.com
sman1lsw@yahoo.co.id
No. Hp : 085277326994
6
B. IDENTITAS KEPALA SEKOLAH
6. HP : 085277326994
C. VISI SEKOLAH
“Terwujudnya Generasi yang Berkualitas, Unggul, Berkarakter, dan Mampu Bersinergi dalam
Persaingan Abad 21 Berlandaskan Imtaq.
”.
D. MISI SEKOLAH
1. Meningkatkan kualitas lulusan sehingga mampu masuk Perguruan Tinggi Negeri ternama
2. Mengembangkan kecakapan pengetahuan dan keterampilan melalui penyelengaraan
pembelajaran Sistim Kredit Semester ( SKS ) secara efektif dan efisien.
3. Menumbuhkan budaya literasi dan menghasilkan karya cipta yang kreatif dan inovatif
melalui pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.
4. Membangun karakter yang berwawasan Pancasila dalam menghadapi tantangan abad 21.
5. Mewujudkan sekolah yang bersih , Rapi, Estetika dan Hijau ( BEREH )
7
6. Memberikan layanan prima kepada warga sekolah khususnya dan masyarakat pada
umumnya
7. Menjalin hubungan yang baik antara Stakeholder dan masyarakat dengan semangat
kekeluargaan
8. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) dalam proses pembelajaran dan
pengelolaan sekolah.
9. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT melalui pembinaan
keagamaan.
E. TUJUAN SEKOLAH
1) Menciptakan dan menyelenggarakan proses pendidikan yang berorientasi pada target
pencapaian efektivitas proses pembelajaran berdasarkan konsep MPMBS.
2) Mewujudkan sistem kepemimpinan yang kuat dalam mengakomodasikan, menggerakkan
dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
3) Mengelola tenaga kependidikan secara efektif berdasarkan analisis kebutuhan, perencanaan,
pengembangan, evaluasi kerja, hubungan kerja, imbal jasa yang memadai.
4) Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga sekolah berdasarkan pada keterampilan/skill
dan profesionalisme.
5) Menciptakan sistem kebersamaan melalui teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis
dalam rangka menghasilkan output pendidikan yang tinggi.
6) Menciptakan sikap kemandirian secara kelembagaan melalui peningkatan sumber daya yang
memadai.
7) Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh warga sekolah dan
masyarakat dengan dilandasi sikap tanggung jawab, dan dedikasi
8) Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang transparan (terbuka) dalam
pengambilan keputusan, pengelolaan annggran dan sebaginya.
9) Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output siswa dalam bidang akademik maupun
non akademik secara berkelanjutan (sustainabilitas).
10) Memprioritaskan pelayanan pendidikan kepada siswa dalam rangka meminimalisir bahkan
menghasilkan angka droup out.
8
11) Memberikan rasa kepuasan bagi seluruh warga sekolah (staf) sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.
12) Mengembangkan sistem seleksi penerimaan siswa baru dan melakukan pembinaan pada
calon siswa
F. SASARAN
Sasaran adalah tantangan utama yang akan dicapai sekolah/madrasah dalam waktu 4 tahun
ke depan dan telah disesuaikan dengan faktor kesiapan sekolah/madrasah. Penetapan sasaran
sekolah ini bertujuan untuk dijadikan panduan dalam menyusun program dan kegiatan yang akan
dilakukan dalam waktu tertentu guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah
dirumuskan.
G. DATA GTK
KEADAAN SISWA
KELAS X KELAS XI KELAS XII
JML
SISWA
Rombel
Rombel
Rombel
JML
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Rombel
Total
Total
Total
L P L P L P
9
136 173 309 10 129 169 298 9 155 187 342 11 949 30
I. DATA SARPRAS
Peternakan
Pemasaran
Komputer
R.Prsktek
KELENGKAPAN DAN
R.Prktek
Gambar
Pustaka
Biologi
Bahasa
KEADAAN RUANG/LAB
Kimia
Kelas
IPA
Jumlah 34 1 1 1 1 5
Kelengkapan Alat L L L L L L
Keadaan B B B B B B
Ruan/Tempat/Sekretariat
Tata Usaha
Serbaguna
Kesiswaan
Konselling
Olah raga
Pimpinan
Pramuka
Sirkulasi
Jamban
UKS
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 27 - - 1 1
Kelengkapan Alat L L L L L L L KL KL
Luas (M2) 60 144 120 56 96 72 72 2 374 270
Keadaan B B B B B B B B RB
10
BAB III
PROSES PENYUSUNAN RKJM
13
h. Evaluasi Standar Penilaian Pendidikan
1) Sekolah harus memiliki program penilaian yang tersusun rapi dan terinci
pelaksanaannya
2) Program penilaian yang sudah jadi harap selalu dikaji ulang disesuaikan SK/KD
3) Jenis penilaian yang disusun oleh guru sebaiknya bervariasi sesuai dengan
kompetensi ketercapaian yang harus ditempuh siswa
4) Kepala Sekolah harus memantau penyusunan soal-soal ulangan agar ssuai SK/KD
A. IdentifikasiPermasalahanBerdasarkanStandarPelayanan Minimal
SesuaidenganketentuandalamPeraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 23
Tahun 2013 tenganPerubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
DalamPermendiknasNomor 15 Tahun 2010 TentangStandarPelayanan Minimal Pendidikan
Dasar di Kabupaten/Kota, terdapat 13 indikatorpemenuhan SPM yang
merupakantanggungjawabsekolah/madrasahtentangStandarPelayanan Minimal Pendidikan
Dasar, identifikasipermasalahan yang ada pada Sekolah Dasar Negeri Kalimulya 1 Kecamatan
Cilodong Kota Depok dalampemenuhanStandarPelayanan Minimal Pendidikan Dasar adalah
Evaluasi pemenuhan standar nasional pendidikan oleh satuan pendidikan dalam hal ini SMAN 1
Lhokseumawe. Instrumen yang digunakan dikembangkan dengan mengacu pada 8 standar
nasional pendidikan. Satuan pendidikan dapat menggunakan instrumen yang dikembangkan
sendiri atau instrumen yang dikembangkan pihak lain seperti pemerintah maupun badan
akreditasi. Pelaksanaan pemetaan mutu ini dilakukan di bawah supervisi kepala sekolah dan
pengawas sekolah. Setelah diverifikasi oleh kepala sekolah, data ini kemudian disimpan pada
database sekolah.
Adapun IndikatorPencapaianStandarPelayanan Minimal Pendidikan Dasar oleh
Sekolah/Madrasah terdiridari yang dipaparkanberikut :
1. SetiapSMA/MI menyediakanbukuteks yang sudahditetapkankelayakannya oleh
Pemerintahmencakupmatapelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS
denganperbandingansatu set untuksetiappesertadidik;
2. SetiapSMA/MI menyediakansatu set peraga IPA dan bahan yang terdiridari model
kerangkamanusia, model tubuhmanusia, bola dunia (globe), contohperalatanoptik, kit IPA
untukeksperimendasar, dan poster/carta IPA; 4) SetiapSMA/MI memiliki 100
14
judulbukupengayaan dan 10 bukureferensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200
judulbukupengayaan dan 20 bukureferensi;
3. Setiap guru tetapbekerja 37,5 jam per minggu di satuanpendidikan,
termasukmerencanakanpembelajaran, melaksanakanpembelajaran,
menilaihasilpembelajaran, membimbingataumelatihpesertadidik, dan
melaksanakantugastambahan;
4. Satuanpendidikanmenyelenggarakan proses pembelajaranselama 34 minggu per
tahundengankegiatantatapmukasebagaiberikut :
a) Kelas I – II : 18 jam per minggu;
b) Kelas III : 24 jam per minggu;
c) Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau
d) Kelas VII - IX : 27 jam per minggu;
5. Satuanpendidikanmenerapkankurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) sesuaiketentuan
yang berlaku;
6. Setiap guru menerapkanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) yang
disusunberdasarkansilabusuntuksetiapmatapelajaran yang diampunya;
7. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program
penilaianuntukmembantumeningkatkankemampuanbelajarpesertadidik;
8. Kepalasekolah/madrasah melakukansupervisikelas dan memberikanumpanbalikkepada guru
dua kali dalamsetiap semester;
9. Setiap guru
menyampaikanlaporanhasilevaluasimatapelajaransertahasilpenilaiansetiappesertadidikkepad
akepalasekolah/madrasah pada akhir semester
dalambentuklaporanhasilprestasibelajarpesertadidik;
10. Kepalasekolah/madrasah menyampaikanlaporanhasilulanganakhir semester (UAS) dan
ulangankenaikankelas (UKK) sertaujianakhir (US/UN) kepada orang tuapesertadidik dan
menyampaikanrekapitulasinyakepadaDinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor
Kementerian Agama di kabupaten/kota pada setiapakhir semester; dan
11. Setiapsatuanpendidikanmenerapkanprinsip-prinsipmanajemenberbasissekolah/ madrasah
(MBS/M). IndikatorPencapaianStandarPelayanan Minimal Pendidikan Dasar oleh
Pemerintah.
15
Adapun identifikasi permasalah pemenuhanStandarPelayanan Minimal Pendidikan di
SMAN 1 Lhokseumawe, meliputi :
1. Standar Kompetensi Kelulusan
a. Pemenuhan kompetensi lulusan pada peserta didik terutama dalam kompetensi
sikap/karakter dan keterampilan memerlukan inovasi dan kreativitas guru dalam
menerapkan pembelajaran.
b. Pengembangan Sikap dan Karakter Peduli Lingkungan masih rendah
c. Beberapa inovasi kegiatan kepedulian lingkungan yang dapat diterapkan di satuan
pendidikan misalnya, kerja bakti, penanaman pohon, dan pemilahan sampah. Kepala
satuan pendidikan dan pendidik harus terlibat dalam kegiatan peduli lingkungan, agar
menjadi teladan pada peserta didik.
d. Pengembangan Sikap dan Karakter Kepemimpinan belum dilaksanakan secara optimal.
e. Meningkatkanpenggunaanberbagaireferensibelajar oleh
siswadalammemahamikompetensidasarsuatumateriuntukpelajaran IPA, IPS, PKn dan
PAI bagisiswakelas X, XI dan XII
f. Peningkatankebiasaanberperilakusantun oleh siswakelas X, XI dan XII terhadap Guru
g. Pembiasaanmerealisasikankaryaseni dan budaya, kebugaranjasmani,
sertapenggunaanteknologi yang sehatdalampendidikan di sekolahbagiseluruhsiswa
2. Standar Isi
a. Belum efektifnya tugas pokok bidang pengembangan kurikulum dalam hal ini Tim
Pengembang Kurikulum Sekolah dalam mengembangkan Kurikulum Satuan Pendidikan.
Kualitas KTSP
b. Proses pembelajaran kurang efektif
c. Keterbatasan kapasitas guru dalam menjalankan pembelajaran
d. Keterbatasan kapasitas guru dalam memberikan keteladanan dalam berkomunikasi
3. Standar Proses
a. Penyusunan RPP oleh guru dikembangkandengantidakhanyamengacu pada
silabussajaakantetapi jugaberorientasi pada kondisisekolah dan pesertadidik.
16
b. Proses pembelajaran berjalan berjalan sesuai standar
c. Optimalisasipemanfaatanlingkungansekolah dan perpustakaansebagaisumberbelajar oleh
segenapwargasekolah
d. Peningkatanpengelolaankelasdenganbaik, berkualitas dan
menyenangkansehinggaanakdidiklebihbahagiadalambelajar dan mencapaiketuntasan
minimal mulaidarikelas 1 sampaidengankelas 6.
e. Sasaranpembelajaranmencakuppengembanganranahsikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Kurikulumnasionalmenerapkanpembelajaranberbasispenyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning) untukmemperkuatpendekatanilmiah dan tematikterpadu
(tematikantarmatapelajaran) belum dikembangkan secara optimal.
f. Pembelajarandenganpendekatanilmiahmerupakanpembelajaran yang
memadukanantarakomponenpengetahuan, keterampilan dan sikappesertadidik. Belum
diterpkan secara menyeluruh.
g. Semuakegiatanpembelajaranbelum
melibatkanpesertadidiksecaraaktifsehinggapembelajaran yang membosankan yang
hanyaterfokus pada pendidik.
Pesertadidikbelumdiberikebebasandalammengkonstruksikanpemikiran,
pengembangankonsep dan temuan.
h. Pesertadidikbelum dibiasakanmengaturdirinyauntukmendapatkanfakta-fakta yang
terjadi. Pendidikhanyasebagaifasilitator, waktubelajardidominasi oleh pesertadidik,
pendidikmendorongpesertadidikuntukaktif, bertanggungjawabdalam proses-proses
penemuanpembelajaranmerekasendiri.
17
c. Pemanfaatan IT sebagai media pembelajaran
d. Meningkatkan aktivitas pengembangan diri guru (PKB) dengan melibatkan Kelompok
Kerja Guru.
e. Mengembangkan mekanisme sistem pengembangan profesional untuk jenjang promosi,
dan mutasi.
6. Standar Pengelolaan
Tantangan yang dihadapiberkaitandenganstandarpengelolaandiantaranya:
a. Mengembangkanvisi, misisertatujuansekolahdenganmekanisme yang
akuntabelsertasesuaidengan SNP
kemudianmengimplementasikannyadalamseluruhkegiatanpendidikan di sekolah
b. Melakukankemitraandenganpihak-pihakterkait yang dapatmendorongcepatnya proses
pendidikan yang berkualitas, sepertidepartemen-departemen, instansipemerintah,
penegakhukum, lembagasosial dan swadayamasyarakat, sertaperusahaan- perusahaan
yang komitmendenganpendidikan
c. Menciptakanlingkunganbelajar yang kondusif dan bersahabat di
tengahpemukimanpenduduk yang heterogen dan majemuk
18
d. Melaksanakanpelayananmutupendidikansertaevaluasi PTK minimal setahunsekali.
7. Standar Pembiayaan
Tantangan yang dihadapiberkaitandenganstandarpembiayaandiantaranya:
a. Efektifitas dan efisiensipenggunaananggaransekolahdenganmemperhatikanskalaprioritas
yang telahditetapkan oleh aturan yang berlaku
b. Akuntabilitasdalampelaporansesuaimekanisme yang telah di aturdalamperaturanterkait.
8. Standar Penilaian
Tantangan yang dihadapiberkaitandenganstandarpenilaiandiantaranya:
a. Menyusun perencanaan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian
b. Melaksanakanpenilaiandenganmenggunakanteknikpenilaian yang berlaku dan
diakuitingkatakurasinya.
c. Melakukanpenilaiansecaraadil, sahih, menyeluruh dan
transparanmenyangkutmatapelajaran yang
disampaikansertaperilakusiswaterkaitbudipekerti.
d. Mengembangkan model penilaian yang efektif.
Berdasarkan raport mutu Siswa belum memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif.
1. Standar Proses
19
B. Proses Penyusunan Skala Prioritas
C. Tantangan Nyata
1. Kurikulum
Kurikulum yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Lhokseumawe adalah K-13 tahun 2013
yang telah disusun oleh sekolah, telah dilengkapi dengan silabus, rencana proses pembelajaran, dan
penunjang lainnya. Adapun yang menjadi kelemahan adalah belum tersusunnya kurikulum yang
adaptif dengan karakteristik peserta didik yang heterogen
2. Proses Pembelajaran
Proses belajar yang dilakukan di SMA Negeri 1 Lhokseumawe sudah berjalan dengan baik
suasana kondusif dan motivasi belajar siswa sangat tinggi. Adapun beberapa program seperti e–
learning telah dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah, para guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
sudah terbiasa dalam merencanakan, mengembangkan dan mengevaluasi siswa. Sedangkan yang
menjadi kekuatan dan keunggulan adalah penggunaan ICT dan pembelajaran yang berbasis riset,
mulai dilaksanakan. Proses pelaksanaannya, mereka (guru) akan mampu karena semangat dan
suasana kerja yang kondusif. Proses belajar dengan berbagai variasi metode telah dilaksanakan
optimal.
3. Penilaian
Nilai UN, UAS, dan portofolio masing siswa tersedia dan terdokumentasi dengan baik.
Kepala sekolah melakukan evaluasi diri (self appraisal) yang dihimpun dalam portofolio dan
terdokumentasi dengan baik. Masing-masing guru telah melakukan evaluasi diri (self appraisal)
yang dihimpun dalam portofolio dan terdokumentasi dengan baik dan perlu dikembangkan lebih ke
arah yang lebih baik
4. Pendidik
Hampir semua guru di SMA Negeri 1 Lhokseumawe mampu melakukan aktivitas riset
secara baik dan telah dikembangan dalam proses pembelajaran. Untuk seluruh guru telah dilakukan
pelatihan intensif sehingga mampu berkomunikasi dan melakukan proses belajar berbasis riset.
Dilihat dari motivasi menunjukkan tingkat yangt tinggi di kalangan guru.
5. Tenaga Kependidikan
Kepala Sekolah dapat melakukan aktivitas penelitian dengan baik, dapat mengoperasika
ICT, dan menguasai MBS, perlu peningkatan kemampuan berbahasa Inggris. Tersedia 1 laboran
20
Fisika yang memiliki kompetensi untuk melakukan tugasnya. Tersedia 1 laboran Kimia yang
memiliki kompetensi untuk melakukan tugasnya. Tersedia 1 laboran Biologi yang memiliki
kompetensi untuk melakukan tugasnya. Tersedia teknisi Lab. Komputer yang memiliki kompetensi
untuk melakukan tugasnya. Tersedia teknisi Lab. Bahasa/Multimedia yang memiliki kompetensi
untuk melakukan tugasnya. Tersedia Pustakawan yang memiliki kompetensi untuk melakukan
tugasnya.
6. Sarana Prasarana, Pengelolaan Dan Pembiayaan
Relative memiliki kesiapan yang tinggi untuk mendukung pengembangan ke sekolah
berbasis riset akan tetapi media pendidikan seperti notebook, LCD, TV, CCTV dan Wi Fi perlu
ditingkatkan baik jumlah maupun kapasitasnya.
Pengelolaan sekolah sudah menerapkan prinsip transparansi dan akuntabel sehingga sangat
mendukung ke arah pengembangan pendidikan modern dan berkualitas.
Pembiayaan yang bersumber dari komite sekolah perlu ditingkatkan dengan tetap
memperhatikan adanya beasiswa untuk kalangan tidak mampu, penganggaran yang terukur dan
akurat masih perlu ditingkatkan sehingga tidak terjadi pemborosan anggaran, serta perlunya
penggalian anggaran dari berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan di SMA Negeri 1
Lhokseumawe seperti para alumni.
D. Sasaran Sekolah
1. Akreditasi
Tujuan meningkatkan dan menyempurnakan saran BNSP sehingga dapat sesuai dengan standar
sekolah berbasis multi talent dengan kualifikasi A sempurna.
2. Kurikulum
Tujuan menyempurnakan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang adaptif dengan
kurikulum berbasis riset, melengkapi silabus, bahan ajar, rencana pelaksanaan pembelajaran,
melengkapi software pembelajaran berbasis ICT, instrument penilaian untuk mata pelajaran hard
science seperti matematika, fisika, kimia, biologi dan bahasa inggris dalam jumlah dan kualitas
memadai. Tersedianya fasilitator untuk membimbing proses penelitian yang baik.
21
3. Proses Belajar mengajar
Tujuan meningkatkan proses pembelajaran dengan pendekatan competency based dan multi
metode serta kearah contextual teaching and learning. Proses belajar mengarah ke belajar aktif,
kreatif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Di samping itu perlu dikembangkan lebih
sempurna proses belajar berbasis multiple inteligence sehingga diharapkan proses belajar
memiliki korelasi yang baik dengan peningkatan kemampuan riset siswa.
4. Penilaian
Penilaian ditujukan bukan hanya hasil kognitif siswa tetapi juga ke arah proses pembelajaran
secara komprehensif termasuk pengembangan karakter. Tujuan meningkatnya nilai Ujian
Nasional dan Ujian Sekolah serta diterapkan sistem protofolio dan dapat diakses dengan baik
oleh siswa dan seluruh warga sekolah. Memiliki based data penilaian lengkap baik proses
maupun produk dari belajar siswa. Tersedianya kisi – kisi soal utama, soal perbaikan dan
pengayaan untuk seluruh mata pelajaran.
5. Pendidik
Tujuan Peningkatan kemampuan/ kualifikasi guru mata pelajaran, guru BK, kepala sekolah,
dalam keahlian masing-masing serta kemampuan melakukan proses penelitian dan ICT.
Peningkatan kemampuan pembelajaran di kelas, kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan
pendidik.
6. Tenaga Kependidikan
Tujuan peningkatan kemampuan/kualifikasi tenaga kependidikan dan tenaga pendukung
(pustakawan, kepala TU, laboran, tenaga admninistrasi, dsb) dalam keahlian masing – masing
plus kemampuan riset dan ICT.
7. Sarana dan Prasarana
Tujuan Pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pembelajaran dan
penginventarisasian sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar berbasis research.
Pengadaan, dan pendayagunaan, serta pemeliharaan dan perawatan hasil – hasil riset para siswa
dan buku di sekolah.
8. Pengelolaan
Tujuan pengelolaan Pendidikan Berbasis Multipple Inteligences secara efektif dan efisien
dengan menerapkan MBS, prinsip prinsip total quality management (fokus pada pelanggan,
perbaikan secara terus menerus, dan keterlibatan total warga sekolah). Dengan penerapan MBS,
proses belajar mengajar yang pro-perubahan (kreatif, inovatif, eksperimentatif, inisiatif), berpikir
22
sistem (berpikir holistic/tidak parsial, saling terkait dan terpadu).
9. Pembiayaan
Tujuan Memiliki sistem anggaran yang mencakup rencana dan pengendalian anggaran yang
diintegrasikan dengan sistem perencanaan dan akuntansi dan mampu menggali sumber – sumber
anggaran dari stake holder dan pemerintah kota/provinsi. Prinsip pembiayaan yang tepat sasaran,
transparan, dan akuntabel tetap menjadi pedoman utama.
7. Manajemen Sekolah
Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian,
pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik
personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan merupakan faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena
Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan
semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien sesuai dengan Sistem manajemen ISO 9001:2008. Oleh karena itu
beberapa aspek manajemen sekolah yang perlu dikembangkan sehingga sesuai dengan sekolah bertaraf
internasional antara lain: merumusan kebijakan sekolah secara tertulis mengenai semua aspek
24
manajemen dan administrasi, struktur organisasi sekolah yang jelas, pemisahan Unit Keuangan dan
Akuntansi dari unit Administrasi, merumuskan deskripsi tugas dan tanggung jawab untuk semua
unit kerja, merumuskan wewenang, peran dan tanggung jawab antar unit kerja.
8. Pembinaan Kesiswaan
Ada tiga masalah utama yang perlu mendapat perhatian dalam bidang kesiswaan yaitu masalah
penerimaan siswa baru, masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar, serta masalah bimbingan.
Pembinaan kesiswaan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan wawasan siswa
sesuai dengan tuntutan kompetensi di kurikulum 2013 menuju the world class senior high school.
Pembinaan kesiswaan diharapkan dapat memacu kemampuan siswa baik dari sisi akademik maupun
non akademik, sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Prestasi akademik maupun non akademik
dibina secara teratur, terarah dan dikelola oleh pembimbing profesional.
9. Pengembangan Kultur Sekolah
Pengembangan kultur sekolah sangat penting karena berperan untuk: memperbaiki kinerja
sekolah, membangun komitmen warga sekolah, membuat suasana kekeluargaan, kolaborasi,
ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan bekerja keras, dan tidak mudah mengeluh. Kultur
sekolah yang positif sangat diperlukan dalam usaha pengembangan sekolah berbasis Multipple
Inteligences. Lebih jauh lagi pengembangan lingkungan sekolah yang kondusif seperti bebas dari
asap rokok, rindang, sejuk, bersih dan indah menjadi prasarat untuk keberhasilan program ini.
10. Sosialisasi Program Sekolah Berbasis Multiple Inteligences
Sosialisasi program Sekolah Pendidikan Berbasis Multipple Inteligences dilakukan seawal
mungkin, kepada warga sekolah yang meliputi guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, komite
sekolah pada berbagai kesempatan untuk mendapatkan kesepahaman, persamaan persepsi sehingga
dapat melangkah secara bersama dan terjalin kekompakan. Setelah terjadi kristalisasi kebersamaan
pemikiran di lingkungan internal sekolah maka sosialisasi dilakukan ke berbagai pihak eksternal
seperti dinas pendidikan kota, siswa SMP/MTs, dan pemerintah daerah.
25
BAB IV
RENCANA KERJA 4 TAHUN
26
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah salah satu strategi wajib yang Indonesia
tetapkan sebagai standar dalam mengembangkan keunggulan pengelolaan sekolah. Penegasan ini
dituangkan dalam USPN Nomor 20 tahun 2003 pada pasal 51 ayat 1 bahwa pengelolaan satuan
pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah.
MBS merupakan model aplikasi manajemen institusional yang mengintegrasikan seluruh
sumber internal dan eksternal dengan lebih menekankan pada pentingnya menetapkan kebijakan
melalui perluasan otonomi sekolah. Sasarannya adalah mengarahkan perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan. Spesifikasinya berkenaan dengan visi, misi,
dan tujuan yang dikemas dalam pengembangan kebijakan dan perencanaan. MBS merupakan salah
satu strategi meningkatkan keunggulan sekolah dalam mencapai tujuan melalui usaha
mengintegrasikan seluruh kekuatan internal dan eksternal. Pengintegrasian sumber daya dilakukan
sejak tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi atau kontrol. Strategi penerapannya
dikembangkan dengan didasari asas keterbukaan informasi atau transparansi, meningkatkan
partisipasi, kolaborasi, dan akuntabilitas.
Demikian sekilas tentang profil, rancangan, pengembangan dan program yang diajukan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah dan pelaksanaan Pendidikan Berbasis Research di
SMA Negeri 1 Lhokseumawe sebagai wujud dari MBS dan usaha meningkatkan mutu dan
keunggulan sekolah. Upaya mengantarkan putra-putri bangsa untuk mendapatkan pelayanan
pendidikan yang setara dengan pendidikan di negara maju, merupakan komitmen kami. Maka kami
berusaha dan bekerja keras untuk meraih cita-cita tersebut, salah satu wujudnya adalah dengan
terselenggarakannya Sekolah dengan Proses Pendidikan Berbasis Multipple Inteligences di Kota
Lhokseumawe.
Dalam penyusunan Rencana Kegiatan Sekolah ini ditemui beberapa kendala, kendala
tersebut muncul mengingat RKS merupakan hal yang baru. Penyusunannya memerlukan konsentrasi
dan kemampuan Tim RKS yang sangat tinggi dan merupakan suatu tantangan besar bagi Tim RKS.
Penyelesaian penyusunan RKS diusahan menghasilkan dokumen yang akurat, akuntabel, berbobot
dan dapat di pertanggung jawabkan kepada semua pihak.
RKS ini di buat di maksudkan sebagai acuan dalam pedoman kerja selama empat tahun
27
kedepan (tahun pelajaran 2021/2022 sd. 2024/2025) dan merupakan Rencana Kegiatan Jangka
Menengah (RKJM) SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Penyusunannya di dasarkan atas pengalaman dan
prediksi sumber dana yang berasal dari pemerintah dan stake holder. Jika nanti dalam pelaksanaan
dan perjalanan prediksi-prediksi tersebut meleset dari rencana yang telah di susun akan di tinjau
ulang dan segera di adakan revisi secepatnya.
B. Saran
Tujuan SMA adalah melayani siswa agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi dan dapat
memenuhi syarat kompetensi untuk dapat hidup mandiri. Siswa memiliki kompetensi sehingga
dapat hidup dengan mangandalkan potensi dirinya secara kompetitif. Mutu sekolah ditentukan oleh
seberapa besar daya sekolah untuk mewujudkan mutu lulusan sesuai dengan syarat yang ditentukan
bersama. Kejelasan tujuan merupakan prasyarat efektifnya sekolah. Kriteria mutu yang
digambarkan dengan sejumlah kriteria pencapaian tujuan dengan indikator yang jelas menjadi
bagian penting yang perlu sekolah rumuskan. Keuntungan dengan memperjelas indikator dan
kriteria mutu pada pencapaian tujuan akan memandu sekolah memformulasikan strategi,
mengimplementasikan strategi dan mengukur pencapaian kinerja.
SMA Negeri 1 Lhokseumawe sudah berkomitmen penuh untuk meningkatkan mutu lulusan
dan terobosan yang dilakukan dengan penerapan Pendidikan Berbasis Research. Tanpa kerjasama
seluruh pihak yang terkait dengan dunia pendidikan maka tujuan ini tidak akan tercapai. Mudah –
mudahan niatan baik ini di kabulkan oleh Allah swt. Amin.
Lhokseumawe,
Menyetujui
Komite Sekolah Kepala Sekolah
28