Anda di halaman 1dari 11

TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

AGAMA ISLAM

DOSEN PEMBIMBING:

Rully Herdita Ramadhani,S.H.,M.H

DISUSUN OLEH:

Erik Setiawan : 150510200125


Felisha Hoirunnisa M.W : 150510200224

Nisa Sakiila Arsadianti : 200110200229

Putri Sahrani : 230110200063

Sevina Aullia Putri : 110110200342

UNIVERSITAS PADJADJARAN

TPB AGAMA

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula kami
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul „Keutamaan Dan Pentingnya Umat Islam Menggunakan
Hukum Islam‟ bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah TPB Agama Islam. Pada
makalah diuraikan menganai hukum islam dan penerapannya yang harus diutamakan. Selama
proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Rully Herdita Ramadhani,S.H.,M.H selaku dosen mata kuliah TPB Agama Islam
2. Anggota kelompok yang sudah ikut andil dalam penyusunan makalah ini
3. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb
Jatinangor, 7 Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................ 2

Daftar Isi ................................................................................................................................... 3

I. Pendahuluan ......................................................................................................................... 4

I.I. Latar Belakang .................................................................................................................. 4

I.II. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

I.III Tujuan ............................................................................................................................. 4

II. Pembahasan ......................................................................................................................... 4

II.I. Pengertian Hukum ........................................................................................................... 4

II.II. Hukum Islam .................................................................................................................. 6

II.III. Tujuan Penerapan Hukum Islam .................................................................................. 7

II.IV. Hukum Islam di Indonesia............................................................................................ 8

III. Kesimpulan ........................................................................................................................ 9

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 11

3
KEUTAMAAN DAN PENTINGNYA UMAT
ISLAM MENGGUNAKAN HUKUM ISLAM

I. Pendahuluan
I.I. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan totalitas syari‟ah,sumber utama hikmah. Ia merupakan sumber


syariah. Al-qur‟an diwahyukan pertama di Makkah dan dilanjutkan di Madinah. Prinsip
prinsip universal diwahyukan di Makkah.Prinsip-prinsip ini antara lain mencakup keimanan
kepada Tuhan, Nabi dan hari kiamat. Prinsip-prinsip ini diikuti oleh aturan aturan umum
semisal salat, zakat dan lain-lain.Bersamaan dengan prinsip, diwahyukan pula ketentuan-
ketentuan umum etika tentang keadilan, keutamaan, kesabaran dan lain-lain.Ketentuan-
ketentuan ini biasanya mendiagnosa praktek-praktek keagamaan dan social zaman pra-Islam.

Sedikit sekali ketentuan-ketentuan khusus tambahan yang menyinggung aturan-aturan


kontrak, larangan minum keras, ketentuan-ketentuan hukum pidana dan lain-lain
(Muhammad Khalid Mas‟ud,1987). Pandangan muslim tradisional, yang kemudian diterima
oleh sejumlah sarjana modern, mempertahankan bahwa Islam mulai dengan wahyu Tuhan
dalam al-Qur‟an dan keputusan-keputusan Nabi Muhammad SAW. Keputusan-keputusan ini,
sebagaimana diabadikan dalam kumpulan besar literatur hadits merupakan pondasi hukum
Islam.

I.II. Rumusan Masalah

1. Mengapa hukum Islam harus diutamakan dan diterapkan oleh umat Islam?

I.III. Tujuan

1. Mengetahui alasan hukum Islam harus diutamakan dan diterapkan oleh umat Islam

II. Pembahasan
II.I. Pengertian Hukum

Hukum adalah suatu tatanan perbuatan manusia. “Tatanan” adalah suatu sistem
aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah peraturan. Hukum adalah
seperangkat peraturanperaturan yang mengandung semacam kesatuan yang kita pahami
melalui sebuah sistem. Mustahil untuk menangkap suatu hakikat hukum jika kita membatasi
perhatian kita pada satu peraturan yang tersendiri. Hubungan yang mempertautkan

4
peraturanperaturan khusus dari suatu tatanan hukum juga penting bagi hakikat keberadaan
hukum. Hakikat hukum hanya dapat dipahami dengan sempurna berdasarkan pemahaman
yang jelas tentang hubungan yang membentuk tatanan hukum tersebut (Hans Kelsen, 2010).
Dalam the Oxford English Dictionary, definisi hukum adalah “Kumpulan peraturan (the body
of rules), baik peraturan tersebut bersumber dari perundangan resmi maupun dari adat
kebiasaan, yang oleh suatu negara atau masyarakat dipandang sebagai mengikat bagi anggota
atau warganya”.

Menurut Hooker istilah hukum berlaku bagi setiap aturan atau norma dimana perbuatan-
perbuatan terpola. Sedangkan Black-stone mengatakan bahwa hukum dalam pengertian yang
lebih luas dan komprehensif berarti suatu aturan bertindak, dan diterapkan secara tidak
pandang bulu kepada segala macam perbuatan, baik yang bernyawa maupun tidak, rasional
maupun irasional (Muhammad Muslehuddin, 1991). Untuk mengerti apakah hukum yang
sebenarnya perlu diketahui apakah makna hukum. Menurut tanggapan umum makna hukum
ialah mewujudkan keadilan dalam hidup bersama manusia. Makna ini tercapai dengan
dimasukkannya prinsip-prinsip keadilan dalam peraturan-peraturan bagi kehidupan bersama
itu. Menurut pandangan orang hukumyang sebenarnya adalah hukum positif yang merupakan
realisasi dari prinsipprinsip keadilan (Theo Huijbers, 1990). Dilihat sebagai aturan-aturan
perilaku universal yang akan bisa diterima sebagai masuk akal dan wajar, maka hukum alam
sesungguhnya adalah hukum Tuhan, terutama karena tujuan-tujuan alam, sebagaimana
falsafah menyebutkannya, tidak lain adalah tujuan-tujuan dari yang Maha Pencipta.

Oleh Karena itu kita bisa mengatakan bahwa hukum dalam arti yang sebenarnya adalah
hukum Tuhan. Tuhan adalah Yang Berdaulat atas segala yang ada dan kepada Tuhanlah
dikembalikan keputusan atas segala masalah. Demikian menurut Al-Qur‟an. Firman Allah,
dalam surat Fathir ayat 4, menegaskan:
‫اأ‬ “Dan jika mereka mendustakan
kamu (sesudah kamu beri peringatan), maka sungguh telah didustakan pula rasulrasul
sebelum kamu. Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan”(Qs.Fathir:4).
Kehendak Tuhan –menurut doktrin hukum alam- sama dengan alam bila alam dipahami
sebagai ciptaan Tuhan, dan hukum alam sebagai ungkapan dari kehendak Tuhan. Oleh karena
itu, menurut doktrin ini, hukum yang menentukan alam mempunyai karakter yang sama
seperti peraturan hukum yang dikeluarkan oleh pembuat undang-undang hukum tersebut
merupakan perintah yang ditujukan kepada alam, dan alam mematuhi perintah ini, yakni
hukum alam ini, persis sebagaimana manusia mematuhi hukum yang dikeluarkan oleh

5
pembuat undang-undang (Hans Kelsen, 2010). Sepanjang menyangkut manusia, hukum
Tuhan mengandung prinsip-prinsip yang luas yang memberi kemungkinan bagi penafsiran
untuk menampung kebutuhankebutuhan masyarakat yang terus meningkat, prinsip-prinsip
tersebut juga bisa diperluas dengan qiyas (analogi) untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkembang dalam kehidupan. Lebih lanjut ada Kaedah Darurat dan Kebutuhan yang
bisa digunakan apabila masih ada sesuatu yang sangat penting yang tidak dicakup oleh
hukum.

II.II. Hukum Islam

Hukum Islam adalah firman Allah SWT. yang berhubungan dengan perbuatan orang
mukallaf yang bersifat memerintahkan terwujudnya kemaslahatan dan mencegah terjadinya
kejahatan, firman tersebut berupa amar (perintah), nahi (larangan), takhyir (pilihan) atau
menjadi sesuatu sebab, syarat atau penghalang sesuatu hukum. Secara garis besar hukum
dapat dibagi ke dalam dua jenis: 1) Hukum taklifi 2) Hukum wad‟i. Penggunaan istilah
hukum Islam kurang dikenal dalam literatur-literatur klasik. Para ulama biasanya
menggunakan istilah syariat Islam, hukum syarak, syariat, fiqih dan syarak. Sedangkan para
penulis Barat mempergunakan beberapa istilah antara lain, Mohammadan Law dan Islamic
Law.

Diperkirakan istilah hukum Islam yang digunakan di Indonesia merupakan


terjemahan dari istilah Islamic Law sebagaimana yang diperkenalkan oleh penulis penulis
Barat tersebut (Amir Syarifudin, dkk, 2002). Hukum Islam mempunyai sifat sebagai
kewajiban agama yang harus dilaksanakan oleh orang-orang beriman. Hukum Tuhan tetaplah
hukum Tuhan meski tidak seorangpun yang mau melakukannya. Hukum Islam pertama-tama
mempertimbangkan hakhak masyarakat, sedangkan hak-hak perorangan hanya dilindungi
sepanjang hak hak tersebut tidak bertentangan dengan hakhak dan kemaslahatan umat.
Sedang Mahmud Syaltut mendefinisikan syariat sebagai peraturan yang diturunkan oleh
Allah kepada manusia agar dijadikan pedoman dalam berhubungan dengan Tuhannya,
sesamanya, lingkungannya, dan dalam kehidupannya.

Berbeda dengan hukum-hukum sekuler ciptaan manusia yang bisa keliru, hukum Tuhan yang
bebas dari kesalahan itu memperoleh sumber utamanya dari Kehendak Tuhan sebagaimana
diwahyukan kepada Rasul Muhammad SAW. Hukum Tuhan ini bertujuan membentuk satu
masyarakat orang-orang beriman, meskipun mereka terdiri dari aneka suku bangsa dan dari
tempat-tempat yang terpisah jauh, tentu saja tidak mungkin memisahkan teori-teori politik

6
atau hukum dari ajaran-ajaran Rasul, yang menetapkan aturan-aturan perilaku mengenai
kehidupan keagamaan, rumah tangga, sosial maupun politik.

II.III. Tujuan Menjalankan Hukum Islam

Adapun tujuan mengapa umat islam diutamakan untuk menggunakan hukum islam.
Telah diuraikan diantaranya.
1. Agama : merupakan pedoman hidup manusia
2. Jiwa :Hukum Islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan
mempertahankan hidupnya.
3. Akal : Akal sehat akan berguna agar manusia bias berfikir tentang Alhha
SWt, alam semesta dan dirinya sendiri
4. Keturunan : Agar keberlanjutan kehidupan manusia yang beriman dan berakal
dapat diteruskan
5. Harta : Agar manusia dapat mempertahankan hidup dan melangsungkan
kehidupannya

Dalam pandangan penegak Islam syariat, hukum Islam adalah hukum yang wajib
ditegakan jika ingin tercapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat baik di Indonesia maupun
dunia. Hal ini dikarenakan hukum Islam mempunyai banyak keistimewaan dibandinkann
dengan hukum positif yang diterapkan oleh manusia. Keistimewaan ini dapat dirinci sebagai
berikut („Audah, 2016: 11-20):

1. Hukum positif tidak memiliki keadilan hakiki karena dibuat oleh manusia dengan
hawa nafsu dan kepentingan, sedangkan hukum Allah memiliki keadilan hakiki
karena berasal dari yang Maha Adil.
2. Hukum manusia hanya berdasarkan pertimbangan kekinian dan berdasar
pengalaman, karena manusia tidak dapat mengetahui msa depan.
3. Hukum manusia memiliki prinsip yang terbatas yang teorinya baru muncul sekitar
abad 19. Berbeda dengan hukum Islam yang sudah ada sejak zaman rasul yang
sudah sempuna dan masalahah disegala ruang dan waktu.
4. Hukum positif hanya mengatur hubungan antar manusia. Hukum yang hanya
mengandalkan aspek hukuman sering membuat penjahat untuk mencari celah
pembenaran atas perilaku buruk mereka demi terbebas dari jerat hukum. Sedangkan
dalam hukum Islam, aspek keridhoan Allah dan takut akan murkaNya menjadi
faktor utama ketaatan.

7
5. Hukum positif mengabaikan aspek akhlak dan menganggap pelanggaran hukum
hanya sebatas yang membahayakan individu dan masyarakat. Contoh: Hukum zina
tidak di sanksi jika tidak ada paksaan dari satu pihak.
6. Hukum mencerminkan pembuatnya, ketika pembuatnya adalah manusia, maka hal
ini harus dipahami bahwa manusia penuh dengan kukurangan meskipun ada
kelebihannya. Sedangkan hukum Islam mencerminkan kesempurnaan dan
keagungan pembuatnya.
7. Hukum positif memiliki kaedah yang bersifat temporal, dan hukum Islam bersifat
tidak temporal. Hal ini dikarenakan kaedah dalam hukum Islam bersifat elastis dan
umum dan juga berasal dari nash Islam yangbersifat tinggi dan mulia

II.IV. Hukum Islam di Indonesia

Hukum Islam yang berlaku di Indonesia, pada dasarnya ada dua, yaitu hukum Islam
yang berlaku secara normatif dan yang berlaku secara yuridis. Hukum Islam yang
menyangkut hubungan antara manusia dengan tuhan pada dasarnya adalah normatif yang
sanksinya adalah sanksi kemasyarakatan. Sedangkan yang bersifat yuridis adalah yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda di dalam masyarakat, yang mana
Indonesia sudah mengakomodir hal ini dalam beberapa Undang-Undangnya. Hukum Islam
sebelum dipositifkan, pada dasarnya termasuk dalam kategori living law (labendes
recht/hukum yang hidup), yaitu Hukum Islam dan Hukum Positif; Perbedaan, Hubungan, dan
Pandangan Ulama 167 hukum yang secara umum digunakan untuk mencegah munculnya
perkara dan apabila muncul perkara, hukum tersebut digunakan untuk menyelesaikan perkara
tersebut tanpa bantuan saran institusi hukum negara (Cotterral, 2012: 38). Jadi tanpa
dipositifkan sekalipun, sebenarnya hukum Islam sudah diterima oleh masyarakat Indonesia
secara luas tanpa paksaan dari pihak berkuasa. Sehingga langkah pemerintah mengakomodir
hukum ini sebagai hukum positif agar dapat sah secara administrasi negara tentu juga
merupakan hal yang tepat dan dapat diterima oleh umum.

Sebagai contoh bahwa Indonesia telah mengakomodir hukum Islam adalah beberapa
peraturan berikut (Mu‟allim, 2013: 3):

1. Sila pertama Pancasila: Ketuhanan yang Maha Esa. Sila ini merupakan landasan bagi
sila-sila yang lain dan juga seluruh aturan undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Sehingga seluruh aturan yang ada tidak boleh melenceng dari norma agama.
2. Pasal 29 ayat 1: Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.

8
3. Keputusan Uji Materi MK tentang UU PNPS Nomor 1 tahun 1965 tentang
pencegahan, penyalahgunaan, dan/ atau penodaan agama. MK menandaskan,
Indonesia adalah bangsa yang bertuhan, bukan bangsa yang atheis. d. Impres No. 1
tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
4. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
5. UU No. 3 tahun 2006 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1989 tentang PA.
6. UU No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
7. UU No. 20 tahun 2003 tentang pasal 20 tentang pendidikan agama.
8. UU No 41 tahun 2004 tentang Wakaf.
9. UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
10. UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaran Ibadah Haji.
11. UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
12. UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Selama negara tidak melanggar prinsip-prinsip syariah dalam perjalanannya, maka


sudah selayaknya kita mendukung perjuangan negara tersebut. Terlebih, sebenarnya sistem
pemerintahan itu merupakan perkara duniawi yang kita lebih tahu di dalamnya (sebagaimana
hadis “kamu lebih tahu tentang urusan duniamu”), sedangkan yang wajib dan menjadi
tujuannya adalah tegaknya keadilan dan keamanan bagi seluruh bangsa. Dalam hal ini, dirasa
cukup dengan menjadikan substansi dan pinsip-prinsip Islam (tidak perlu seutuhnya
dinamakan hukum Islam) untuk masuk dalam sistem hukum negara. Dan justru ketika
terbentuk negara Islam akan tetapi kita (sebagai muslim) tidak bisa menunjukan Islam
raḥmatan lil „ālamīn, hanya akan mencederai Islam itu sendiri tanpa kita sadari, sebagaimana
banyak terjadi di negara Islam dewasa ini.

III. Kesimpulan

Keutamaan hukum Islam adalah ketika hukum dan ketentuan yang telah diatur dapat
dijalankan oleh umat islam itu sendiri. Sementara zaman yang terus maju, semakin banyak
aturan dan hukum yang dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan. Manusia merasa hukum
buatannya dapat melebihi hukum yang telah Tuhan tetapkan. Namun, hukum buatan tersebut
malah mempersulit manusia dan membawa manusia kedalam kebatilan jauh dari ketaatan
terhadap Allah swt. Sebagai umat Islam, kita sepatutnya menjalankan hukum dan ketentuan
yang telah diatur dalam agama Islam. Tidak akan ada hukum manusia yang bisa setara
dengan hukum Allah swt. Hukum islam memiliki keistimewaan diantarnya kemudahan, tidak

9
sulit dilakukan dan jauh dari kesempitan. Sebagai warga Indonesia kita harus bersyukur
dengan populasi umat Islam terbanyak di dunia, sehingga tidak banyak gangguan dalam
menjalankan hukum Islam. Dengan menjalankan syariat dan akidah yang telah ditentukan
dalam agama islam, besar harapan umat Islam dapat mencapai kedamaian di dunia ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. (2016). Wawasan Alquran tentang hukum.

FahrezaWidyananda, R. (2020). 5 tujuan Hukum Islam beserta sumber dan pengertiannya.


hukum islam. Retrieved from https://www.merdeka.com/jatim/5-tujuan-hukum-islam-
beserta-sumber-dan-pengertiannya-wajib-diketahui-kln.html?page=2

Yudha, A. K. (2017). jurnal hukum novelty. hukum islam dan hukum positif .

11

Anda mungkin juga menyukai