Disusun oleh :
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................5
ISI....................................................................................................................5
A. Simpulan....................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Dunia pendidikan secara umum telah dikenal berbagai macam
bentuk kegiatan tentang upaya mencapai kesuksesan dalam mewujudkan
Pendidikan yang berkualitas dan melahirkan anak didik yang mampu
menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya. Diantara bentuk
kegiatan itu adalah Evaluasi terhadap kegiatan yang telah atau akan
dilaksanakan dengan berbagai macam tujuan yang diinginkan.
Evaluasi dalam pendidikan adalah merupakan proses bagaimana seperti
Pembelajaran yang telah dilaksanakan mendapat hasil yang sesuai dengan
harapan atau belum mencapai tujuan tersebut secara sempurna, sehingga
perlu melakukan perbaikan dan peningkatan efektifitas Pembelajaran yang
lebih baik lagi.
Realita di dunia Pendidikan yang Kita hadapi ternyata masih terdapat
kekurangan yang cukup memperihatinkan dalam masalah Evaluasi ini.
Terbukti dengan kurangnya kepedulian terhadap Ujian-Ujian yang bersifat
Evaluatif, Misalnya Banyak sekali Opini yang beredar di Masyarakat
tentang Penolakan terhadap UN atau Ujian Nasional. Padahal, jika kita
sadari hal itu sangat mempengaruhi semangat peserta didik untuk
Meningkatkan semangat belajarnya. Kenyataan ini jika dibiarkan terus
tanpa ada Solusi maka yang terjadi adalah “Kesinisan Massal” terhadap
bentuk Evaluasi Pendidikan Seperti UN dan Sebagainya baik dari Peserta
didik, tenaga didik bahkan Pengelola Pendidikan.
Seharusnya, UN dapat dijadikan parameter tingkat keberhasilan
pendidikan Nasional. Akan tetapi ada fenomena yang kurang baik terhadap
5
pendidikan kita bahwa” UN adalah Proyek Menteri Pendidikan”. Ini sangat
amat lebih memperihatinkan.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat evaluasi Pendidikan ?
2. Bagaimana hadist tentang evaluasi Pendidikan ?
3. Apa Objek, Tujuan, Fungsi dan Prinsip dari Evaluasi pendidikan islam
?
4. Apa jenis-jenis evaluasi?
5. Bagaimana prinsip-prinsip evaluasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat evaluasi Pendidikan
2. Memahami hadist tentang evaluasi Pendidikan
3. Mengetahui Objek, Tujuan, Fungsi dan Prinsip dari Evaluasi
pendidikan islam.
4. Mengetahui jenis-jenis evaluasi
5. Mengetahui prinsip-prinsip evaluasi
1
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6007/2/T2_942012701_BAB
%20II.pdf diakses pada tanggal 15 maret 2023, pukul 14.55 WIB
6
BAB II
ISI
A. Hakikat Evaluasi Pendidikan
Pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk
memelihara, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan manusia agar ia dapat memiliki makna dan
tujuan hidup yang hakiki. Shalih Abd Al-Aziz dan Abd Al-Aziz Abd Al-
Majid menyatakan : innama al-hayat madrasah (bahwasanya hidup adalah
salah satu lembaga pendidikan). Sebagai suatu proses pendidikan
bertujuan untuk menimbulkan perubahan-perubahan yang diinginkan pada
setiap si terdidik. Proses pendidikan tidak terlepas dari beberapa
komponen yang mendukungnya, dan salah satu komponen yang urgent
adalah penilaian atau evaluasi.2
2
Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Kalam Mulia, 2002), hal.
195-196.
3
Ibid. hal. 196.
4
http://google.com/evaluasidalampendidikanIslam. Diakses pada tanggal 4 april 2023,
Pukul 12.23 WIB.
7
proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia
pendidikan).5
.َّمت لِغَ ٍذ َو َّات ُقواهللَ ِإ َّن اهللَ َخبِريٌ مِب َا َت ْع َملُو َن ٌ َين ََأمنُوا َّات ُقواهللَ َولتَنظُر ن
َ فس َما قَد
ِ َّ
َ يَأيُّها الذ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (AS al-Hasyr: 18).
8
memperhatikan amalan apa yang telah kalian persiapkan untuk hari kiamat
kelak, apakah amal sholeh yang akan menyelamatkan dirimu? Ataukah
amal kejelekan yang justru akan menyengsarakannya?".
9
kerugian, menunggu dalam waktu yang lama pada hari kiamat kelak, dan
kesalahannya sebagai penuntun pada kehinaan dan siksaannya".
ٌ اجُز َم ْن َأْتبَ َع َن ْف َسهُ َه َو َاها َومَتَىَّن َعلَى اللَّ ِه قَ َال َه َذا َح ِد
يث َح َس ٌن قَ َال ِ ت والْع
ِ ِ
َ َ ل َما َب ْع َد الْ َم ْو
10
ب َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة َويُْر َوى ُّ ب َن ْف َسهُ يِف
َ َالد ْنيَا َقْب َل َأ ْن حُي
َ اس َ اس ُ َو َم ْعىَن َق ْولِِه َم ْن َدا َن َن ْف َسهُ َي ُق
َ ول َح
ف ِ اسبُوا َوَتَزيَّنُوا لِْل َع ْر
ُّ ِض اَأْل ْكرَبِ َوِإمَّنَا خَي ِ ِ
َ ََع ْن عُ َمَر بْ ِن اخْلَطَّاب قَ َال َحاسبُوا َأْن ُف َس ُك ْم َقْب َل َأ ْن حُت
ون بْ ِن ِم ْهَرا َن قَ َال اَل
ِ الد ْنيا ويروى عن ميم ِ ِ ِ
ُ ْ َ ْ َ َ ُْ َ َ ُّ ب َن ْف َسهُ يِف
َ اس
َ اب َي ْو َم الْقيَ َامة َعلَى َم ْن َح
ُ احْل َس
ب َش ِري َكهُ ِم ْن َأيْ َن َمطْ َع ُمهُ َو َم ْلبَ ُسهُ – الرتمذي ِ ِ ِ
ُ ب َن ْف َسهُ َك َما حُيَاس
َ يَ ُكو ُن الْ َعْب ُد تَقيًّا َحىَّت حُيَاس
11
Yunus Tabi’iet tabi’ien Tua (Tsiqah), Amru bin Aun Tabi’u atba’ Tua
(Tsiqah), Sufyan bin Abi Waki’ Tabi’u atba’ Tua (Dha’ief ) dan Abdullah
bin Abdurrahman tabi’u atba’ Pertengahan (Tsiqah).
Jadi, secara keseluruhan berkaitan dengan sanad hadits di atas bias
dikatakan bahwa hadits tersebut bias dijadikan hadits hasan menurut Imam
Turmudzi sebab sanad hadits tersebut didominasi oleh Perawi yang
Tsiqah.
12
menjawab: “Para anbiya’ kemudian…) Al-Hadits. At-Tirmidzi menilai:
“Hadits ini hasan shahih.” Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi
yang memenuhi kriteria hadis shahih, namun terdapatjalur lain yang
bernilai hasan sesuai dengan rumusan al-Tirmidzi.
Hadits-hadits itu jelas menunjukkan bahwa seorang mukmin
makin bertambah imannya, makin besar ujian yang menimpanya.
Demikian pula sebaliknya. Jadi hadits-hadits itu dengan sendirinya
membantah orang-orang yang mengira bahwa manakala seorang mukmin
ditimpa cobaan; seperti dipenjara, diasingkan atau dipecat dari jabatannya
dan lain sebagainya, adalah pertanda bahwa ia tidak diridhai oleh Allah.
Dugaan semacam itu salah sama sekali. Sedangkan Rasulullah sendiri,
adalah orang yang paling mulia, namun sekaligus dia sebagai orang yang
paling dashyat cobaannya, bila dibandingkan dengan para nabi lainnya.
Bahkan pertanda buruk, seperti yang telah disebutkan pada hadits berikut
ini.
ِ ِإ ِ ِإ ِ ِإ
ُب َق ْو ًما ْابتَالَ ُه ْم فَ َم ْن َرض َي َفلَه َ َّن َعظْ َم اجْلََزاء َم َع َعظْ ِم الْبَالَء َو َّن اهللَ َت َعاىَل َذا
َّ َأح
.ط
ُ الس ْخ
ُّ ُط َفلَه
َ الرضٰى َو َم ْن َس َخ
ِّ
Artinya : “Sesungguhnya besarnya pembalasan (pahala) itu bersama
dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya manakala Alalh
mencitani suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang
siapa relah, maka untuknyalah kerelaah (Allah), barangsiapa
yang murka, maka untuknya pula kemurkaan itu.”
Hadits ini dikeluarkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan
Abubakar Al-Bazzar bin Najih dalam Ats-Tsani Min Hadithi dari Sa’ad
bin Sinan, dari Anas, dari Nabi r. At-Tirmidzi menilai: “Hadits ini hasan
gharib.”
C. Objek, Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pendidikan
Instrumen Istilah murid mengandung kesungguhan belajar, memuliakan
guru, keprihatinan guru terhadap murid. Dalam konsep murid ini
13
terkandung keyakinan bahwa mengajar dan belajar itu wajib dalam
perbuatan mengajar dan belajar itu ada barokah. Sebutan murid bersifat
umum. Di dalam Islam, istilah ini diperkenalkan oleh kalangan shufi.
Istilah murid dalam tasawuf mengandung pengertian orang yang sedang
belajar, menyucikan diri, dan sedang berjalan menuju Tuhan.
Objek evaluasi pendidikan Islam dalam arti yang umumnya adalah
peserta didik, atau dalam arti khusus adalah aspek-aspek tertentu yang
terdapat pada peserta didik. Evaluasi pendidikan Islam dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu evaluasi diri sendiri (self evaluation / instropeksi)
dan evaluasi terhadap orang lain (peserta didik).
Evaluasi terhadap diri sendiri adalah dengan menggalakkan instropeksi
atau penghitungan diri sendiri dengan tujuan meningkatkan kreatifitas dan
produktivitas (amal saleh) pribadi. Apabila dalam proses evaluasi tersebut
ditemukan beberapa keberhasilan, maka keberhasilan itu hendaknya
dipertahankan atau ditingkatkan, tetapi apabila ditemukan beberapa
kelemahan dan kegagalan, maka hendaknya hal itu segera diperbaiki
dengan cara meningkatkan ilmu, iman dan amal.
Umar bin Khattab berkata; “Hasibu an fusakum qobl an tuhasabu”
(Evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi). Statemen ini berkaitan
dengan kegiatan evaluasi terhadap diri sendiri. Asumsi yang mendasar
statement tersebut adalah bahwa Allah SWT mengutus dua malaikat Raqib
dan Atid sebagai supervisor dan evaluator terhadap manusia. Karena itulah
manusia dituntut selalu waspada dan memperhitungkan segala tindakannya,
agar kehidupannya kelak tidak merugi.
Evaluasi terhadap diri orang lain (peserta didik) merupakan bagian dari
kegiatan pendidikan Islam. Kegiatan ini tidak sekedar boleh, tetapi bahkan
diwajibkan. Kewajiban di sini tentunya berdasarkan niat amar ma’ruf nahi
munkar, yang bertujuan untuk perbaikan (islah) perbuatan sesama umat
Islam. Syarat penilaian ini adalah harus bersifat komparabel, segera dan
tidak dibiarkan berlarut-larut, sehingga anak didik tenggelam dalam
14
kebimbangan, kebidihan, kezaliman, dan dapat melangkah lebih baik dari
perilaku manusia semula.
Aspek-aspek khusus yang harus menjadi sasaran evaluasi pendidikan
Islam adalah perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik
dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu:
1. Dilihat dari sudut tujuan umum pendidikan Islam
Tujuan umum pendidikan Islam adalah adanya taqqarub dan
penyerahan mutlak peserta didik, kepada Allah SWT. Evaluasi di
sini meliputi aspek:
a. Perkembangan ibadah ibadah peserta didik
b. Perkembangan pelaksanaan menjadi khalifah Allah di muka
bumi
c. Perkembangan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya
d. Perkembangan pemenuhan kewajiban hidup, berupa
kewajiban yang bersifat duniawi atau ukhrawi.
2. Dilihat dari sudut fungsi pendidikan Islam
Fungsi pendidikan Islam adalah pengembangan potensi peserta
didik dan transliternalisasi nilai-nilai Islami, serta mempersiapkan
segala kebutuhan masa depan peserta didik; Evaluasi di sini
meliputi aspek:
a. Perkembangan pendayagunaan potensi-potensi peserta
didik,
b. Perkembangan perolehan, pemahaman dan pelaksanaan
nilai-nilai Islam,
c. Perkembangan perolehan kelayakan hidup, baik hidup yang
bersifat duniawi maupun ukhrawi.
3. Dilihat dari sudut dimensi-dimensi kebutuhan hidup dalam
pendidikan Islam, Evaluasi di sini meliputi aspek:
a. Perkembangan peserta didik dalam memperoleh dan
memenuhi kebutuhan hidupnya.
15
b. Perkembangan pendayagunaan dan optimalisasi potensi
jasmani, intelegensi, agar peserta didik ini mampu
berkepribadian mulia, baik terhadap diri sendiri, sesama
manusia, alam dan kepada Tuhan.
6. Dilihat dari domain atau ranah yang terdapat pada diri peserta
didik.
a. Aspek kognitif berupa pengembangan pengetahuan agama
termasuk di dalamnya fungsi ingatan dan kecerdasan.
b. Aspek Afektif, berupa pembentukan sikap terhadap agama,
termasuk di dalamnya fungsi perasaan dan sikap.
c. Aspek psikomotor berupa menumbuhkan keterampilan
beragama termasuk di dalamnya fungsi kehendak, kemauan
dan tingkah laku.6
Sedangkan Fungsi dan Tujuan Evaluasi adalah Meliputi :
1. Fungsi Bagi Siswa
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
b. Memberikan dorongan belajar bagi siswa
c. Sebagai laporan bagi orang tua siswa
2. Fungsi Bagi Pendidik (Guru)
a. Untuk menyeleksi siswa, dengan tujuan antara lain :
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah
tertentu
2) Untuk menentukan siswa yang dapat naik kelas atau
tingkat berikutnya
3) Untuk menentukan siswa yang pantas diberikan
beasiswa dan lain sebagainya
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak
menyelesaikan sekolah
b. Evaluasi berfungsi diagnosa
6
Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit., hal. 200-204
16
Guru dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan siswa dan
dapat mengetahui sebab musabab kelemahan dan kekurangan
itu.
c. Berfungsi sebagai penempatan
Guru dapat mengetahui tingkat kemampuan dari masing-
masing peserta didik melalui hasil belajar. Tujuannya adalah
agar siswa yang tadinya memiliki bakat dan minat tertentu
dalam belajar benar-benar tersalur sesuai dengan pilihannya.
d. Mengukur ketepatan materi pelajaran
Guru dapat mengetahui apakah materi tersebut telah dikuasai
siswa atau masih perlu diadakan peningkatan atau perbaikan
untuk masa yang akan datang.
e. Untuk mengetahui ketepatan metode
Metode adalah cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran
agar diterima oleh anak didik.
f. Untuk merencanakan program yang akan datang
3. Fungsi bagi sekolah
a. Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus
b. Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah
c. Megukur keberhasilan guru mengajar
d. Untuk meningkatkan prestasi kerja.
Sedangkan fungsi evaluasi sebagai umpan balik (feed back)
terhadap kegiatan pendidikan. Umpan balik ini berguna untuk :
1. Ishlah, yaitu perbaikan terhadap semua komponen-komponen
pendidikan, termasuk perbaikan perilaku, wawasan dan
kebiasaan-kebiasaan
2. Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua komponen-
komponen pendidikan. Artinya melihat kembali program-
program pendidikan yang dilakukan, apakah program itu
penting atau tidak dalam kehidupan peserta didik.
17
3. Tajdid, yaitu memodernisasi semua kegiatan pendidikan.
Kegiatan yang tidak relevan baik untuk kepentingan internal
maupun eksternal maka kegiatan itu harus diubah dan dicarikan
penggantinya yang lebih baik
4. Al-dakhil, yaitu masukan sebagai laporan bagi orang tua murid
berupa rapor, ijazah, piagam dan sebagainya.
Sedangkan Faidah dari muhasabah:
1. Menjumpai adanya kekurangan dalam dirinya. Dan orang yang
tidak menyadari adanya kekurangan dari dirinya tidak mungkin
sanggup untuk mengobatinya.
2. Bukti akan takutnya kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan
persiapan untuk bertemu dengan -Nya.
3. Akan menjadi jelas bagi seorang mukmin hakekat keuntungan
dan kerugian sejati.
4. Muhasabah didunia akan memudahkan seorang mukmin kelak
pada hari kiamat.
5. Sebagai bentuk memenuhi perintah Allah ta'ala.
6. Menjauhkan diri dari kelalaian, terjatuh dalam lumpur
kemaksiatan dan dosa.
7. Akan menolong seorang mukmin dan membantunya untuk
segera mendapatkan sisi kekurangan dari pengerjaan kewajiban
dan amalan sunah.
8. Akan membuahkan kecintaan kepada Allah Shubhanahu wa
ta’alla dan mendapat keridhoan -Nya.
9. Dengan cara tersebut akan mengetahui hak Allah Shubhanahu
wa ta’alla yang harus ia tunaikan. Dan bagi siapa yang tidak
mengetahui hak Allah Shubhanahu wa ta’alla yang harus ia
kerjakan maka ibadahnya hanya sekedarnya dan sangat sedikit
sekali memberi dampak positif baginya.
18
10. Bahwa baiknya hati bisa tercapai dengan muhasabah, sebaliknya
rusaknya hati akibat dari jauhnya muhasabah dan tidak
memperdulikannya.7
D. Jenis-Jenis Evaluasi
19
yang ia inginkan? Maka dirinya telah merugi serta luput dari
keuntungan tersebut.
E. Prinsip-Prinsip Evaluasi
8
Ega Zulanda, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di Sekolah, (padang : universitas negeri padang 2017) hlm 243.
20
1. Terus menerus / kontinu; artinya evaluasi ini tidak hanya dilakukan
setahun sekali, sekuartal sekali, atau sebulan sekali, melainkan terus
menerus, pada waktu mengajar sambil mengevaluasi sikap dan
perhatian murid, pada waktu pelajaran hampir berakhir. Prinsip
kesinambungan (Istimrar ) (al-An’aam:135)
2. Menyeluruh / komprehensif; Adanya evaluasi yang meliputi semua
aspek kepribadian manusia, misalnya aspek intelegensi, pemahaman,
pensikapan, ketulusan, kedisiplinan, tanggung jawab dan sebagainya.
Dalam al-qur’an Totalitas (al-Kamal/Tamm) ; Meliputi Kognitif (QS.al-
Anfal:2), Afektif ((QS. Al-‘Ashr : 3). Dan Psikomotorik (al-
Mukmin:35)
3. Objektivitas; Adanya evaluasi yang benar-benar objektif bukan
subjektif, artinya pelaksanaan evaluasi berdasarkan keadaan yang
sesungguhnya tidak dicampuri oleh hal yang bersifat emosional dan
irasional. (QS. At-Taubah:119).
4. Validitas; Adanya evaluasi yang dilakukan berdasarkan hal-hal yang
seharusnya dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang-bidang tertentu
yang diingini dan diselidiki, sehingga tidak hanya mencakup satu
bidang saja. Prinsip Validitas (QS.al-Hujurat:6)
5. Realibilitas; Evaluasi itu dapat dipercayai, artinya memberikan evaluasi
kepada peserta didik sesuai dengan tingkat kesanggupannya dan
keadaan sesungguhnya. (QS.Hamim As-sajadah:53)
6. Efisiensi; Adanya evaluasi yang dapat menggunakan sarana dan
prasarana yang baik, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mudah
dalam proses administrasi dan interpretasinya sehingga evaluasi ini
tidak tepat pada sasarannya. (QS.al –Asr’:1-2)
7. Ta’abbudiah dan ikhlas; Adanya evaluasi yang dilakukan penuh
keutulusan dan pengabdian kepada Allah SWT.(al-Bayyinah:5) 9
9
https://alquran-sunnah.com/kitab/Shahihah/MANUSIA%20YANG%20PALING
%20BESAR%20UJIANNYA.htm diakses pada tanggal 27 maret 2023, Pukul 14.12 WIB.
21
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penilaian dalam pendidikan dimaksudkan untuk menetapkan
keputusan-keputusan kependidikan, baik yang menyangkut perencanaan,
pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan baik yang menyangkut
perorangan, kelompok, maupun kelembagaan. Keputusan apapun
ditetapkan maksudnya agar tujuan yang dicanangkan dapat tercapai.
Penilaian dalam pendidikan Islam bertujuan agar keputusan-keputusan
yang berkaitan dengan pendidikan Islam benar-benar sesuai dengan nilai-
nilai yang Islami, sehingga tujuan pendidikan Islam yang dicanangkan
dapat tercapai.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih meluas tentang hadits tentang evaluasi
Pendidikan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Kalam Mulia, 2002),
Yusuf. Tayar, Drs. Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 209
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6007/2/T2_942012701_BAB
%20II.pdf diakses pada tanggal 15 maret 2023, pukul 14.55 WIB
https://www.tukangketik.web.id/2021/10/instrumen-supervisi-akademik.html
diakses pada tanggal 15 mater 2023, pukul 12.22 WIB
https://alquran-sunnah.com/kitab/Shahihah/MANUSIA%20YANG
%20PALING%20BESAR%20UJIANNYA.htm diakses pada
tanggal 27 maret 2023, Pukul 14.12 WIB.
24