Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Hadits Tarbawi)

Dosen Pengampu: Enik Nurfaizah. S.Pd, M.M


NIDN. 2107017702

Oleh:

Mutiara Piska Putri

NIM. 021.02.0019

PROGRAM STUDI MANEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

HIDAYATULLAH BATAM

TAHUN 1444 H/ 2022 M


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah memberikan kesehatan rohani
serta jasmani sehingga saya dapat menyusuna makalah ini, yang berjudul “Evaluasi
Pendidikan Islam” ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam kita hanturkan kepada revolusi akbar yakni Rasulullah
SAW yang berkat jasanya dan perjuanganya seluruh umat manusia dapat
merasakan kebenaran Al-quran yang telah di turunkan melalui beliau untuk
menjadikan pedoman bagi Umat islam hingga saat ini.

Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang dapat di temui
dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, mohon kritik dan saran dari teman-
teman maupun dosen pengampuh sangatlah di harapkan. Supaya dalam penyusunan
makalah ini dapat terlihat layak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang
dan teman-teman semua, Aamiin.

Penulis

Batam,15 November 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................2

C. Tujuan ............................................................................................................2

D. Manfaat Penulisan ..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3

A. Evaluasi Dalam Pendidikan Islam .................................................................3

B. Tujuan evaluasi ...............................................................................................5

C. Perinsip-Prinsip Pendidikan Perspektif Islam ................................................7

D. Teknik Evaluasi ..............................................................................................9

E. Evaluasi Pendidikan Islam Persepktif Hadits Rasullulah Saw .....................10

BAB III PENUTUP ..........................................................................................14

A. Kesimpulan ................................................................................................1

B. Saran ...........................................................................................................1

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan islam merupakan jenis pendidikan yang memiliki pengaruh baik


bagi prilaku siswa, karena ajaran dalam pendidikan islam berlandaskan unsur-unsur
nilai yang terkandung dalam ajaran Islam (Nata, 2010). Dimana salah satu
tujuannya untuk mendidik manusia menjadi muslim yang haqiqi dengan iman yang
benar, tunduk dan beribadah kepada Allah, sehingga mencapai derajat insan kamil
dengan akhlak yang terpuji dan mulia dengan perwujudan sebagai khalifah Allah
dimuka bumi ini (Mursyi, 1987), dengan mengedepankan aspek rohani dalam setiap
tingkah laku, sehingga apa yang dilakukan dapat memberi manfaat dan menjadikan
hidup lebih berarti (Junanto, 2016).

Dan supaya terbentuknya siswa yang berkarakter insan kamil tersebut maka
diperlukan pembiasaan dan penanaman nilai-nilai islami dalam keseharian siswa.
Sehingga siswa akan terbiasa berprilaku baik dan dapat terwujudnya siswa yang
berkarakter islami (Wahyuningsih & Budiyono, 2014). Dalam pendidikan islam,
tujuan merupakan acuan dasar dalam membentuk programprogram yang akan
dijalankan (Arifin, 2009). Segala program yang dibentuk dalam pendidikan islam
selalu berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut
(Mujib, 2006), sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan

Pendidikan merupakan suatu rekayasa sosial (social engineering) yang


dirancang sebagai upaya sadar dan tanggungjawab untuk memelihara, membimbing
dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik agar ia
memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki. Proses pendidikan dirancang dengan
tujuan tertentu untuk mencapai perubahan-perubahan yang diinginkan pada setiap
peserta didik (Ramayulis dan Samsul Nizar, 2019: 233). Adapun Pendidikan Islam
dapat dipahami sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam
sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para
ulama dan dalam praktik historis umat Islam (Abudin Nata, 2008: 172).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi dalam pendidikan islam?
2. Apa tujan pada evaluasi?
3. Apa-apa saja jenis evaluasi serta tekniknya apa saja yang dapat digunakan?
4. Bagaimana mana teknik dalam persepktif pada hadist rasullulah saw?
C. Tujuan

Agar mahasiswi memahami apa itu evaluasi pendidikan

D. Manfaat penulisan

Kita sebagai pempaca dapat mengatahui pengartian dari evaluasi pendidikan


islam serta menambah wawasan kita dalam belajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Dalam Pendidikan Islam

Evaluasi berasal dari kata “To Evaluate” yang berarti menilai. Disamping kata
evaluasi terdapat pula istilah measurement yang berarti mengukur. Pengukuran
dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi objektif tentang
sesuatu yang akan dinilai. Penilaian dalam pendidikan islam akan objektif apabila
disandarkan pada nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits. Evaluasi secara harfiah
berasal dari bahasa inggris Evaluation, dalam bahasa arab : Al-Taqdiir, dalam
bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa arab
(Al-Qiimah). Dengan demikian evaluasi pendidikan secara harfiyah berarti
penilaian dalam bidang pendidikan atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan.

Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau tekhnik penilaian


terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang berupa
komperhensif dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual
religious, karena manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang
tidak hanya bersifat religious, melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang
sanggup beramal dan berbakti kepada tuhan dan masyarakatnya. Sedangkan
menurut prof. Dr. H. Ramayulis dalam bukunya ilmu pendidikan islam, evaluasi
pendidikan islam merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu pekerjaan di dalam pendidikan islam.

Sasaran-sasaran dari evaluasi pendidikan islam secara garis besarnya meliputi


empat kemampuan dasar anak didik yaitu:

1. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan pribadinya dengan


Tuhannya.
2. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dirinya dengan
masyarakat.
3. Sikap dan pengamalan terhadap arti kehidupannya dengan alam
sekitarnya.

3
4. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah
dan selaku anggota masyarakat serta selaku khalifah di muka bumi.

Sasaran-sasaran evaluasi tersebut dirumuskan kedalam berbagai pertanyaan


atau statemen-stateman yang disajikan kepada anak didik. untuk ditanggapi. Hasil
dari tanggapan mereka kemudian di analisis secara psikolois, karena yang menjadi
pokok evaluasi adalah sikap mental dan pandangan dasar dari mereka sebagai
manifestasi dari keimanan dan keislaman serta keilmu pengetahuannya. Oleh sebab
itu evaluasi dalam pendidikan agama islam sangat penting, guna melihat
ketercapaian suatu tujuan pendidikan islam itu sendiri, apakah sudah memenuhi
target ataukah belum.

Pada dasarnya yang paling utama merupakan evaluasi terhadap diri sendiri
adalah dengan menggalakkan instropeksi atau penghitungan diri sendiri dengan
tujuan meningkatkan kreatifitas dan produktivitas (amal saleh) pribadi. Apabila
dalam proses evaluasi tersebut ditemukan beberapa keberhasilan, maka
keberhasilan itu hendaknya dipertahankan atau ditingkatkan, tetapi apabila
ditemukan beberapa kelemahan dan kegagalan, maka hendaknya hal itu segera
diperbaiki dengan cara meningkatkan ilmu, iman dan amal.Umar bin Khattab
berkata;

‫سبُوا‬ َ ُ‫ب قَا َل َحا ِسبُوا أ َ ْنف‬


َ ‫س ُك ْم قَ ْب َل ت ُ ًحا‬ َّ ‫ع َم َر ب ِْن ا ْلخ‬
ِ ‫َطا‬ ُ ‫ع ْن‬
َ
Artinya;“Evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi”.

Statemen ini berkaitan dengan kegiatan evaluasi terhadap diri sendiri.Asumsi


yang mendasar statement tersebut adalah bahwa Allah SWT mengutus dua malaikat
Raqib dan Atid sebagai pengawas terhadap manusia.Karena itulah manusia dituntut
selalu waspada dan memperhitungkan segala tindakannya, agar kehidupannya
kelak tidak merugi.

Evaluasi terhadap diri orang lain (peserta didik) merupakan bagian dari kegiatan
pendidikan Islam. Kegiatan ini tidak sekedar boleh, tetapi bahkan
dihaurskan.Keharusan di sini tentunya berdasarkan niat amar ma’ruf nahi munkar,
yang bertujuan untuk perbaikan perbuatan sesama umat Islam.Syarat penilaian ini

4
adalah haruslah bersifat segera dan tidak dibiarkan berlarut-larut, sehingga anak
didik tidak tenggelam dalam kebimbangan, kebodohan, kezaliman, dan agar dapat
melangkah lebih baik dari perilaku yang sebelumnya.

B. Tujuan evaluasi

Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai
berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang
bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil
yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena
itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar.

Tentunya informasi atau data yang dikumpulkan tersebut haruslah data yang
sudah sesuai untuk mendukung tujuan dari evaluasi yang telah di rencanakan
tersebut. Ada banyak sekali contoh-contoh evaluasi yang terdapat di dalam
kehidupan kita sehari-hari. Bahkan tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari
sudah banyak sekali kita melakukan kegiatan evaluasi, oleh sebab itu kegiatan
evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita.

Menurut M. Arifin, ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Tuhan terhadap
perbuatan manusia, yaitu(M. Arifin, 1996:240):

a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap


berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.
b. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah
diterapkan Rasulullah SAW terhadap umatnya.
c. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman
atau keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling
mulia di sisi Allah SWT yaitu paling bertaqwa kepada-Nya, manusia
yang sedang dalam iman atau ketakwaannya, manusia yang ingkar
kepada ajaran Islam.

Allah memberikan contoh sistem evaluasi seperti difirmankan dalam kitab suci-
Nya, yang sasaranya untuk mengetahui dan menilai sejauhmana kadar iman, takwa,
ketahanan mental, keteguhan hati, dan kesediaan untuk menerima ajakan Tuhan

5
mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Kemudian setelah dinilai, Tuhan
menetapkan kriteria-kriteria derajat kemuliaan hamba-Nya. Bagi yang berderajat
mulia di sisi-Nya, Dia akan memberi ‘hadiah’ atau pahala sesuai kehendak-Nya
yang berpuncak pada pahala tertinggi yaitu surga. Menurut Abdul Mujib dkk,
tujuan evaluasi adalah(Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2008: 221):

a) Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran,


melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat
kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan
perilakunya.
b) Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah,
sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar
kekurangannya.
c) Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan
yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
d) Mengevaluasi pendidik, materi pendidikan, dan proses peyampaian
materi pelajaran.
e) Mengetahui penguasaan peserta didik dalam
kompetensi/subkompetensi tertentu setelah mengikuti proses
pembelajaran, untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik
(diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup
pengembangan evaluasi selanjutnya.

Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik,
pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-
prisip sebagai yaitu valid, (Abudin Nata: 213-217) berorientasi kepada kompetensi,
berkelanjutan/berkesinambungan (kontinuitas), menyeluruh (komprehensif), adil
dan objektif, bermakna, terbuka, ikhlas, praktis.

6
C. Perinsip- Prinsip Pendidikan Perspektif Islam

Dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan Islam perlu dipegang prinsip-prinsip


sebagai berikut:Pertama, evaluasi mengacu kepada tujuan. Setiap aktifitas manusia
sudah barang tentu mempunyai tujuan tertentu, karena aktifitas yang tidak
mempunyai tujuan berarti merupakan aktifitas atau pekerjaan sia-sia. Nabi
Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya agar meninggalkan aktifitas
yang sia-sia tersebut. Hal ini dapat dipahami dari hadits Nabi SAW :

)‫(رواه الترمذى‬.‫ِمن ُحس ِْن ِإسْاالَ ِم ْال َم ْر ِء ت َ ْر ُكهُ َماالَ َي ْعنِ ْي ِه‬
Artinya :“Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah dia akan meninggalkan
segala aktifitas yang tidak berguna baginya (sia-sia)”. (H.R. Turmudzi).

Agar evaluasi sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka
evaluasi juga perlu mengacu pada tujuan. Tujuan sebagai acuan ini dirumuskan
lebih dahulu, sehingga dengan jelas menggambarkan apa yang hendak dicapai.

Kedua, evaluasi dilaksanakan secara obyektif, dalam arti bahwa evaluasi


itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa
dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektifitas dari evaluator (penilai). Dalam Al-
Qur’an dijelaskan pada (Q.S.Al- Hajj:37)Artinya: Daging-daging unta dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan
dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya
untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada
kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.Allah
SWT memerintahkan agar berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena
kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi yang dilakukan (Q.S. Al-Maidah:
8)

Obyektifitas dalam evaluasi itu antara lain ditjuakan dalam sikap-sikap


evaluator yang menerapakan sifat-sifat Rasulullah SAW sebagai berikut :1) Sikap
Ash-Shidiq, yakni berlaku benar dan jujur dalam mengadakan evaluasi. Sebaliknya
tidak bersikap dusta dan curang, 2) Sikap Amanah yakni suatu sikap pribadi yang
setia, tulus hati dan jujur dalam menjalankan sesuatu yang dipercayakan

7
kepadanya,3) tabligh yakni menyampaikan, 4) Fatonah yaitu pintar. Sikap
Rasulullah SAW ini harus dimiliki oleh evaluator.

Ketiga, evaluasi itu harus dilakkan secara Komprehensif. Hal ini berarti bahwa
evaluasi itu harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi berbagai aspek kehidupan
peserta didik, baik yang menyangkut iman, ilmu maupun amalnya. Ini dilakukan
karena umat Islam memang diperintahkan untuk mempelajari, memahami serta
mengamalkan Islam secara menyeluruh. Dengan demikian evaluasi pendidikan
agama Islam pun harus dilakukan secara menyeluruh pula, yang mencakup berbagai
aspek dunia pendidikan.

Keempat, evaluasi itu harus dilakukan secara kontinue (terus-menerus). Bila


aktifitas pendidikan agama Islam dipandang sebagai suatu proses untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, maka evaluasi pendidikannya pun harus dilakukan secara
kontinue (terus-menerus), dengan tetap memperhatikan prinsip (obyektifitas) dan
prinsip (harus dilakukan secara komprehensif). Prinsip keempat ini selaras dengan
ajaran istiqomah dalam Islam, yakni bahwa setiap umat Islam hendaknya tetap
tegak beriman kepada Allah, yang diwujudkan dengan senantiasa mempelajari
Islam, mengenalkannya serta tetap membela tegaknya agama Islam. Sungguh pun
terdapat berbagai tantangan dan rintangan yang senantiasa dihadapinya.

Mengingat ajaran Islam harus dilakukan secara istiqomah (kontinue), maka


evaluasi pendidikan agama Islam pun harus dilakukan secara kontinu pula,
sehingga tujuan pendidikan agama Islam dapat dicapai secara optimal.
Melaksanakan evaluasi pendidikan harus dalandaskan berdasarkan prinsip-pernsip
evaluasi pendidikan dalam hal ini yaitu prinsip-prinsip evaluasi pendidikan
perspektif Islam dengan sebuah harapan mampu menghasilkan hasil sebuah
evaluasi yang lebih baik.

8
D. Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan untuk melakukan evaluasi. Untuk
evaluasi pendidikan yang termasuk di dalamnya evaluasi terhadap program
pendidikan suatu lembaga, tujuan, sarana, efektifitas, kurikulum dan lain-lainnya,
bisa dilakukan dengan teknik evaluasi program salah satunya. Sedangkan untuk
evaluasi pembelajaran ada dua teknik yang sering digunakan untuk mengukur hasil
belajar yaitu dengan tes dan non-tes. Sebagai salah satu alat untuk mengkuantifikasi
sampel perilaku, maka para ahli memberikan berbagai macam klasifikasi tes yang
berbeda tergantung perspektif sang ahli tersebut.

Klasifikasi tes yang lengkap disampaikan oleh Anas Sudijono yang


mengklasifikasikan tes berdasarkan perspektif tertentu. Jika tes digolongkan
berdasarkan fungsi sebagai alat ukur perkembangan, maka ada enam jenis tes yaitu
: tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif dan tess umatif.
Berdasarkan aspek psikis yang ingin dinilai, tes dibedakan menjadi tes intelegensi,
tes kemampuan, tes sikap, tes kepribadian dan tes hasil belajar. Berdasarkan
banyaknya orang yang mengikuti maka tes dibedakan menjadi tes individu dan tes
kelompok. Jika digolongkan berdasarkan waktu yang disediakan, maka akan ada
dua jenis tes yaitu: power test dan speed test. Ditinjau dari segi respon tes dapat
dibedakan menjadi dua bentuk yaitu tes verbal dan tes non verbal. Dan jika ditinjau
dari cara mengajukan pertanyaan, akan ada dua tes yaitu te stertulis dan tes lisan.

Teknik yang bisa digunakan dalam tes adalah tes lisan, tes unjuk kerja, tes tertulis
dan portofolio. Jika diperjelas, maka teknik evaluasi dalam pendidikan dapat dibagi
beberapa langkah diantaranya :

 Perencanaan

Dapat dilakukan dengan merumuskan tujuan evaluasi dalam suatu program


belajar mengajar didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai.

 Pengumpulan data

Dengan cara menetapkan aspek-aspek yang harus dinilai, artinya untuk


memperoleh bahan informasi yang cukup tentang anak didik dengan diadakan

9
evaluasi yang dapat ditempuh dengan langkah yaitu: pelaksanaan evaluasi,
pemeriksaan hasil-hasil evaluasi, dan pemberian kode atau skor.

 Verifikasi data

Dengan menentukan metode evaluasi yang akan digunakan aspek yang akan
dinilai. Misalnya : untuk menilai sikap dipergunakan checklist.Analisis data
Dengan cara memilih atau menyusun alat-alat evaluasi yang akan dipergunakan
berupa tes maupun bukan tes (non tes).

 Penafsiran data

Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan ajaran Islam, karena prinsip-prinsip


tersebut dalam ajaran Islam termasuk ke dalam akhlak yang mulia. Dalam akhlak
yang mulia seseorang harus bersifat obyektif, jujur, mengatakan sesuatu sesuai
dengan apa adanya. Orang yang menilai demikian dalam agama Islam dikenal
dengan istilah shidiq.

Dalam sebuah Hadits diriwayatkan;(Carihadis.com, No 4720)

َ ‫ع ْن أ َ بِي َواا ٍِل‬


َ ‫ع ْن‬
َ‫ع ْب ِد ا لل ِه بْن‬ َ ‫صو ٍر‬ ُ ‫ع ْن َم ْن‬
َ ‫ص‬ َ ‫ي قَا الَ َحدَّثضنَاأأ َ بُواأل َ حْ َو‬ َ ‫َح َّد ثَنَا أ َ بُو بْنُ أ َ ِبي‬
َّ ‫ش ْيبَةَ َو َهنَّا ُد بْنُ الس َِّر‬
‫ع ْن َد‬
َ ‫َب‬َ ‫الص ْدقَ َحتَ يُ ْكت‬ َ ‫ق ِب ُّر َو ِإ َّن ْال ِب َّر َي ِهد‬
ِ ‫ِي ِإلَى ا ل َجنَّ ِة وإن الع ْب َد لَ َيت َ َح َّرى‬ ِ ‫الص ْد‬ِ ‫مسعد قل قل رسول الله عليه وسلم ا َِّن‬
َ ‫َب َكذَّابًا قَا َل ابْنُ أَبْي‬
َ‫ش ْيبَة‬ َ ‫ار َو ِإ َّن ْالعَ ْب َد لَيَت َ َح َّرى ْال َك ِذ‬
َ ‫ب َحتَّى يُ َكت‬ َ ‫إن ْللفُ ُج‬
ِ َّ‫ور يَ ْهدِي إ لَى الن‬ َّ ‫ب فُ ُجو ٌر َو‬
َ ‫ص ِد يقًا وإن ال ِكذ‬
ِ ‫الل ِه‬
‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى الله‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ع ْن النَّبِي‬
َ ‫فِ ْي ِر َوايَتِ ِه‬

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan
Hannad Bin As Sari keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Al
Ahwas dari Manshur dari Abu Wail dari 'Abdullah bin Mas'ud dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kejujuran itu
adalah kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang
senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai
orang yang jujur di sisi Allah. Dan sesungguhnya dusta itu adalah kejahatan. Dan
sesungguhnya kedustaan itu akan menggiring ke neraka. Seseorang yang
memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah." Ibnu
Abu Syaibah berkata dalam meriwayatkan Hadis tersebut; dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam.

10
Sejalan dengan sikap obyektif dan jujur tersebut, maka seorang yang melakukan
penilaian harus benar-benar yakin terhadap hasil penilaiannya itu. Ia tidak boleh
menilai sesuatu yang belum diketahui dengan pasti atau masih meragukan.

E. Evaluasi Pendidikan Islama Persepektif Hadist Rasullah SAW

Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar


penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, nabi SAW juga mengevaluasi
sahabat-sahabatnya. Dengan mengevaluasi sahabat-sahabat, Rasulullah
mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agamaatau dalam
menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan, rasulullah
SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara menyuruh para sahabat
membacakan ayat-ayat al-Qur’an di hadapannya dengan membetulkan hafalan dan
bacaan mereka yang keliru.

Evaluasi yang diterapkan pada masa Rasulullah SAW adalah secara langsung
melihat tingkah laku para sahabat. Mendengarkan bacaan sahabat tentang ayat-ayat
al-qur’an, tanpa menggunakan buku catatan sebagaimana sekarang ini. Bila belum
sampai kepada ukuran yang diharapkan, Rasulullah SAW memberikan penekanan
dan penambahan materi, berupa nasihat, arahan dan sebagainya.

Evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah
secara langsung kepada Rasulullah, lalu Rasulullah menjawabnya. Sebagaimana
terdapat dalam riwayat berikut ini(Carihadis.com, No 60).

‫صلَّى ا للَّهُ َعلَ ْي ِه َو سلَّ َم قا‬


َ ِ ‫ع ْن ا انَّ ِبي‬ َ ‫مضخلَ ٍد َحدَّ ثَنَا َع ْبد ُ ا الل ِه ْب ُن دَ ينَا ٍر‬
ُ ‫ع ْن ا ب ِْن‬
َ ‫ع َم َر‬ ْ ‫َحدَّ ثَنَا خَا ِلد ُ ْب ُن‬
‫َل‬

‫س ِفي َش َج ِر‬ ُ ‫ي قَا َل فَ َو قَ َع النَّا‬َ ‫ط َو َر قُ َها َو ِإ نَّ َها َمث َ ُل ا ْل ُم ْس ِل ِم َح ِد ثُو ِني َما ِه‬
ُ ُ‫ِإ َّن ِم ْن ا ل َّش َج ِر َش َج َر ة ً الَ َي ْسق‬
‫يا‬ َ ‫سو ل ا للَّ ِه قَا َل ِه‬ُ ‫ي يَا َر‬ َ ‫ْالبَ َوادِي قَا َل َع ْبد ُ اللَّ ِه فَ َوقَ َع فِي أ َ نَّ َها النَّ ْخلَةُ فَا ْست َ ْحيَيْتُ ث ُ َّم قَا لُوا َح ِد ثْنَا َما ِه‬
ْ ‫لنَّ ْخ‬
‫لة‬

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Khalid bin MakhladTelah


menceritakan kepada kami Sulaiman Telah menceritakan kepada kami Abdullah
bin Dinar dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya diantara pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu
adalah perumpamaan bagi seorang muslim". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

11
bertanya: "Katakanlah padaku, pohon apakah itu?" Maka para sahabat beranggapan
bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah. Abdullah berkata: Aku
berpikir dalam hati pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu
mengungkapkannya. Kemudian orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah, pohon
apakah itu?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Pohon kurma".(HR.
Bukhari).

Dalam riwayat lain dikatakan(Carihadis.com, No 70)

‫ص ِحبْتُ اب ِْن عُ َم َر إِلَى ْال َم ِدنَ ِة‬


َ ‫ع ْن ُم َجا ِه ٍد قَا َل‬ َ ‫يح‬ ٍ ‫ قَا َل ِلي ا ْب ُن أَبِي ن َِج‬:‫ي بْنُ َع ْب ِد الل ِه َحدَّثَنَا سُ ْفيَانَ قَا َل‬ ُّ َ‫َحدَّ ثَنَا َعل‬
ُ
ً ‫ال إِ َّن ِم ْن ال َّش َج ِر َش َج َرة‬َ َ‫ار فَق‬ َ ِ‫صلَّى اللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَأت‬
ٍ ‫ي بِ ُج َّم‬ ِ ‫اللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َّال َح ِد ْيثًا َو‬
َ ِ ‫احدًا قَا َل ُكنَّا ِع ْندَ النَّبِي‬
‫صلَّى اللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِه َي‬ َ َ‫ص ْغ ُر ْالقَ ْو ِم فَ ْسكَتُّ ق‬
ُّ ‫ال النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ َ َ‫َمثَلُ َها َك َمث َ ِل ْال ُم ْس ِل ِم فَأ َ َردْتُ أ َ ْن أَقُ ْو َل ِه َي النَّ ْخلَةُ فَاذَا أَنَا أ‬
ُ‫النَّ ْخلَة‬

“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah menceritakan kepada
kami Sufyan berkata, telah berkata kepadaku Ibnu Abu Najih dari Mujahid berkata;
aku pernah menemani Ibnu Umar pergi ke Madinah, namun aku tidak mendengar
dia membicarakan tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali satu
kejadian dimana dia berkata: Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam lalu Beliau dipertemukan dengan jama'ah. Kemudian Beliau bersabda:
"Sesungguhnya diantara pohon ada suatu pohon yang merupakan perumpamaan
bagi seorang muslim". Aku ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma
namun karena aku yang termuda maka aku diam. Maka kemudian Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah pohon kurma".

Dari riwayat diatas dapat kita fahami bahwa Abdullah Bin Umar dalam kisah
itu sengaja tidak mengungkapkan apa yang terlintas dalam fikirannya tentangan
jawaban dari pertanyaan Rasulullah SAW tersebut karena sebagai orang yang
paling muda diantara yang hadir saat itu, beliau merasa malu.

Dalam riwayat ini juga, Abdullah Bin Umar mengungkapkan bahwa beliau
telah mengkonfirmasi pada ayahndanya apa yang terjadi, dan ternyata itu membuat
Umar r.a merasa kecewa dengan mengatakan; “Engkau mengatakan itu
(mengungkapkan jawabanmu) lebih aku sukai daripada aku memiliki ini dan ini”.
Riwayat ini memberikan pemahaman pada kita bahwa ketika seseorang dievaluasi

12
dan diuji pemahamannya tentang suatu perkara, sebaiknya dia berusaha maksimal
mengungkap apa yang ada dalam pemikiriannya. Dalam hubungan ini, tidak
dianjurkan rasa malu apatahlagi mendiamkan jawaban yang telah ada dalam pikiran
kita, semata–mata karena budaya menghormati yang lebih tua. Dalam kaitan ini
seorang pendidik sangat berperan dalam memotivasi peserta didiknya agar jangan
merasa sungkan dalam proses pembelajaran, untuk mengungkap apa yang ada
dalam fikirannya. Hal yang demikian itu penting agar proses evaluasi dapat berjalan
dengan maksimal.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai
berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang
bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil
yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena
itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar.

Tujuan evaluasi untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik, mengetahui


siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, mengumpulkan informasi
yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang
sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai, mengevaluasi pendidik,
materi pendidikan, proses peyampaian materi pelajaran, mengetahui kesulitan
belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup
pengembangan evaluasi selanjutnya.

B. Saran

Agar kita dapat memahai apa itu evaluasi pendidikan yang ada di dalam dunia
Pendidikan dan harapan kami dengan adanya makalah ini kami juga dapat
mengetahui pembelajaran hadis evaluasi pendidikan yang ada. dan semoga bisa
menambah wawasan bagi pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

khairiah, k. (2021). evaluasi pendidikan dalam perspektif hadist rasullah saw. riau:
al-aulia: jurnal pendidikan dan ilmu-ilmu kesimpulan.

muhibbi, h. (2016). hadist tentang evaluasi pendidikan.

musriaparto. (2020). KONTRIBUSI HADITS DALAM KITAB al-bukhari bagi


sistem evaluasi pendidikan. JIHAFAS Vol. 3.

sari, l. m. (2018). evaluasi dalam pendidikan islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal


Pendidikan Islam, Volume 9, N.

suharna, a. (2016). EVALUASI PENDIDIKAN PERSFEKTIF ISLAM . JURNAL


QATHRUNÂ Vol. 3.

15

Anda mungkin juga menyukai