Oleh:
NIM. 021.02.0019
HIDAYATULLAH BATAM
Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah memberikan kesehatan rohani
serta jasmani sehingga saya dapat menyusuna makalah ini, yang berjudul “Evaluasi
Pendidikan Islam” ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam kita hanturkan kepada revolusi akbar yakni Rasulullah
SAW yang berkat jasanya dan perjuanganya seluruh umat manusia dapat
merasakan kebenaran Al-quran yang telah di turunkan melalui beliau untuk
menjadikan pedoman bagi Umat islam hingga saat ini.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang dapat di temui
dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, mohon kritik dan saran dari teman-
teman maupun dosen pengampuh sangatlah di harapkan. Supaya dalam penyusunan
makalah ini dapat terlihat layak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang
dan teman-teman semua, Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
A. Latar Belakang................................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................2
A. Kesimpulan ................................................................................................1
B. Saran ...........................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dan supaya terbentuknya siswa yang berkarakter insan kamil tersebut maka
diperlukan pembiasaan dan penanaman nilai-nilai islami dalam keseharian siswa.
Sehingga siswa akan terbiasa berprilaku baik dan dapat terwujudnya siswa yang
berkarakter islami (Wahyuningsih & Budiyono, 2014). Dalam pendidikan islam,
tujuan merupakan acuan dasar dalam membentuk programprogram yang akan
dijalankan (Arifin, 2009). Segala program yang dibentuk dalam pendidikan islam
selalu berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut
(Mujib, 2006), sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi dalam pendidikan islam?
2. Apa tujan pada evaluasi?
3. Apa-apa saja jenis evaluasi serta tekniknya apa saja yang dapat digunakan?
4. Bagaimana mana teknik dalam persepktif pada hadist rasullulah saw?
C. Tujuan
D. Manfaat penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi berasal dari kata “To Evaluate” yang berarti menilai. Disamping kata
evaluasi terdapat pula istilah measurement yang berarti mengukur. Pengukuran
dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi objektif tentang
sesuatu yang akan dinilai. Penilaian dalam pendidikan islam akan objektif apabila
disandarkan pada nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits. Evaluasi secara harfiah
berasal dari bahasa inggris Evaluation, dalam bahasa arab : Al-Taqdiir, dalam
bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa arab
(Al-Qiimah). Dengan demikian evaluasi pendidikan secara harfiyah berarti
penilaian dalam bidang pendidikan atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan.
3
4. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah
dan selaku anggota masyarakat serta selaku khalifah di muka bumi.
Pada dasarnya yang paling utama merupakan evaluasi terhadap diri sendiri
adalah dengan menggalakkan instropeksi atau penghitungan diri sendiri dengan
tujuan meningkatkan kreatifitas dan produktivitas (amal saleh) pribadi. Apabila
dalam proses evaluasi tersebut ditemukan beberapa keberhasilan, maka
keberhasilan itu hendaknya dipertahankan atau ditingkatkan, tetapi apabila
ditemukan beberapa kelemahan dan kegagalan, maka hendaknya hal itu segera
diperbaiki dengan cara meningkatkan ilmu, iman dan amal.Umar bin Khattab
berkata;
Evaluasi terhadap diri orang lain (peserta didik) merupakan bagian dari kegiatan
pendidikan Islam. Kegiatan ini tidak sekedar boleh, tetapi bahkan
dihaurskan.Keharusan di sini tentunya berdasarkan niat amar ma’ruf nahi munkar,
yang bertujuan untuk perbaikan perbuatan sesama umat Islam.Syarat penilaian ini
4
adalah haruslah bersifat segera dan tidak dibiarkan berlarut-larut, sehingga anak
didik tidak tenggelam dalam kebimbangan, kebodohan, kezaliman, dan agar dapat
melangkah lebih baik dari perilaku yang sebelumnya.
B. Tujuan evaluasi
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai
berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang
bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil
yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena
itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar.
Tentunya informasi atau data yang dikumpulkan tersebut haruslah data yang
sudah sesuai untuk mendukung tujuan dari evaluasi yang telah di rencanakan
tersebut. Ada banyak sekali contoh-contoh evaluasi yang terdapat di dalam
kehidupan kita sehari-hari. Bahkan tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari
sudah banyak sekali kita melakukan kegiatan evaluasi, oleh sebab itu kegiatan
evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita.
Menurut M. Arifin, ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Tuhan terhadap
perbuatan manusia, yaitu(M. Arifin, 1996:240):
Allah memberikan contoh sistem evaluasi seperti difirmankan dalam kitab suci-
Nya, yang sasaranya untuk mengetahui dan menilai sejauhmana kadar iman, takwa,
ketahanan mental, keteguhan hati, dan kesediaan untuk menerima ajakan Tuhan
5
mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Kemudian setelah dinilai, Tuhan
menetapkan kriteria-kriteria derajat kemuliaan hamba-Nya. Bagi yang berderajat
mulia di sisi-Nya, Dia akan memberi ‘hadiah’ atau pahala sesuai kehendak-Nya
yang berpuncak pada pahala tertinggi yaitu surga. Menurut Abdul Mujib dkk,
tujuan evaluasi adalah(Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2008: 221):
Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik,
pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-
prisip sebagai yaitu valid, (Abudin Nata: 213-217) berorientasi kepada kompetensi,
berkelanjutan/berkesinambungan (kontinuitas), menyeluruh (komprehensif), adil
dan objektif, bermakna, terbuka, ikhlas, praktis.
6
C. Perinsip- Prinsip Pendidikan Perspektif Islam
)(رواه الترمذى.ِمن ُحس ِْن ِإسْاالَ ِم ْال َم ْر ِء ت َ ْر ُكهُ َماالَ َي ْعنِ ْي ِه
Artinya :“Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah dia akan meninggalkan
segala aktifitas yang tidak berguna baginya (sia-sia)”. (H.R. Turmudzi).
Agar evaluasi sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka
evaluasi juga perlu mengacu pada tujuan. Tujuan sebagai acuan ini dirumuskan
lebih dahulu, sehingga dengan jelas menggambarkan apa yang hendak dicapai.
7
kepadanya,3) tabligh yakni menyampaikan, 4) Fatonah yaitu pintar. Sikap
Rasulullah SAW ini harus dimiliki oleh evaluator.
Ketiga, evaluasi itu harus dilakkan secara Komprehensif. Hal ini berarti bahwa
evaluasi itu harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi berbagai aspek kehidupan
peserta didik, baik yang menyangkut iman, ilmu maupun amalnya. Ini dilakukan
karena umat Islam memang diperintahkan untuk mempelajari, memahami serta
mengamalkan Islam secara menyeluruh. Dengan demikian evaluasi pendidikan
agama Islam pun harus dilakukan secara menyeluruh pula, yang mencakup berbagai
aspek dunia pendidikan.
8
D. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan untuk melakukan evaluasi. Untuk
evaluasi pendidikan yang termasuk di dalamnya evaluasi terhadap program
pendidikan suatu lembaga, tujuan, sarana, efektifitas, kurikulum dan lain-lainnya,
bisa dilakukan dengan teknik evaluasi program salah satunya. Sedangkan untuk
evaluasi pembelajaran ada dua teknik yang sering digunakan untuk mengukur hasil
belajar yaitu dengan tes dan non-tes. Sebagai salah satu alat untuk mengkuantifikasi
sampel perilaku, maka para ahli memberikan berbagai macam klasifikasi tes yang
berbeda tergantung perspektif sang ahli tersebut.
Teknik yang bisa digunakan dalam tes adalah tes lisan, tes unjuk kerja, tes tertulis
dan portofolio. Jika diperjelas, maka teknik evaluasi dalam pendidikan dapat dibagi
beberapa langkah diantaranya :
Perencanaan
Pengumpulan data
9
evaluasi yang dapat ditempuh dengan langkah yaitu: pelaksanaan evaluasi,
pemeriksaan hasil-hasil evaluasi, dan pemberian kode atau skor.
Verifikasi data
Dengan menentukan metode evaluasi yang akan digunakan aspek yang akan
dinilai. Misalnya : untuk menilai sikap dipergunakan checklist.Analisis data
Dengan cara memilih atau menyusun alat-alat evaluasi yang akan dipergunakan
berupa tes maupun bukan tes (non tes).
Penafsiran data
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan
Hannad Bin As Sari keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Al
Ahwas dari Manshur dari Abu Wail dari 'Abdullah bin Mas'ud dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kejujuran itu
adalah kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang
senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai
orang yang jujur di sisi Allah. Dan sesungguhnya dusta itu adalah kejahatan. Dan
sesungguhnya kedustaan itu akan menggiring ke neraka. Seseorang yang
memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah." Ibnu
Abu Syaibah berkata dalam meriwayatkan Hadis tersebut; dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam.
10
Sejalan dengan sikap obyektif dan jujur tersebut, maka seorang yang melakukan
penilaian harus benar-benar yakin terhadap hasil penilaiannya itu. Ia tidak boleh
menilai sesuatu yang belum diketahui dengan pasti atau masih meragukan.
Evaluasi yang diterapkan pada masa Rasulullah SAW adalah secara langsung
melihat tingkah laku para sahabat. Mendengarkan bacaan sahabat tentang ayat-ayat
al-qur’an, tanpa menggunakan buku catatan sebagaimana sekarang ini. Bila belum
sampai kepada ukuran yang diharapkan, Rasulullah SAW memberikan penekanan
dan penambahan materi, berupa nasihat, arahan dan sebagainya.
Evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah
secara langsung kepada Rasulullah, lalu Rasulullah menjawabnya. Sebagaimana
terdapat dalam riwayat berikut ini(Carihadis.com, No 60).
س ِفي َش َج ِر ُ ي قَا َل فَ َو قَ َع النَّاَ ط َو َر قُ َها َو ِإ نَّ َها َمث َ ُل ا ْل ُم ْس ِل ِم َح ِد ثُو ِني َما ِه
ُ ُِإ َّن ِم ْن ا ل َّش َج ِر َش َج َر ة ً الَ َي ْسق
يا َ سو ل ا للَّ ِه قَا َل ِهُ ي يَا َر َ ْالبَ َوادِي قَا َل َع ْبد ُ اللَّ ِه فَ َوقَ َع فِي أ َ نَّ َها النَّ ْخلَةُ فَا ْست َ ْحيَيْتُ ث ُ َّم قَا لُوا َح ِد ثْنَا َما ِه
ْ لنَّ ْخ
لة
11
bertanya: "Katakanlah padaku, pohon apakah itu?" Maka para sahabat beranggapan
bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah. Abdullah berkata: Aku
berpikir dalam hati pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu
mengungkapkannya. Kemudian orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah, pohon
apakah itu?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Pohon kurma".(HR.
Bukhari).
“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah menceritakan kepada
kami Sufyan berkata, telah berkata kepadaku Ibnu Abu Najih dari Mujahid berkata;
aku pernah menemani Ibnu Umar pergi ke Madinah, namun aku tidak mendengar
dia membicarakan tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali satu
kejadian dimana dia berkata: Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam lalu Beliau dipertemukan dengan jama'ah. Kemudian Beliau bersabda:
"Sesungguhnya diantara pohon ada suatu pohon yang merupakan perumpamaan
bagi seorang muslim". Aku ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma
namun karena aku yang termuda maka aku diam. Maka kemudian Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah pohon kurma".
Dari riwayat diatas dapat kita fahami bahwa Abdullah Bin Umar dalam kisah
itu sengaja tidak mengungkapkan apa yang terlintas dalam fikirannya tentangan
jawaban dari pertanyaan Rasulullah SAW tersebut karena sebagai orang yang
paling muda diantara yang hadir saat itu, beliau merasa malu.
Dalam riwayat ini juga, Abdullah Bin Umar mengungkapkan bahwa beliau
telah mengkonfirmasi pada ayahndanya apa yang terjadi, dan ternyata itu membuat
Umar r.a merasa kecewa dengan mengatakan; “Engkau mengatakan itu
(mengungkapkan jawabanmu) lebih aku sukai daripada aku memiliki ini dan ini”.
Riwayat ini memberikan pemahaman pada kita bahwa ketika seseorang dievaluasi
12
dan diuji pemahamannya tentang suatu perkara, sebaiknya dia berusaha maksimal
mengungkap apa yang ada dalam pemikiriannya. Dalam hubungan ini, tidak
dianjurkan rasa malu apatahlagi mendiamkan jawaban yang telah ada dalam pikiran
kita, semata–mata karena budaya menghormati yang lebih tua. Dalam kaitan ini
seorang pendidik sangat berperan dalam memotivasi peserta didiknya agar jangan
merasa sungkan dalam proses pembelajaran, untuk mengungkap apa yang ada
dalam fikirannya. Hal yang demikian itu penting agar proses evaluasi dapat berjalan
dengan maksimal.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai
berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang
bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil
yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena
itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar.
B. Saran
Agar kita dapat memahai apa itu evaluasi pendidikan yang ada di dalam dunia
Pendidikan dan harapan kami dengan adanya makalah ini kami juga dapat
mengetahui pembelajaran hadis evaluasi pendidikan yang ada. dan semoga bisa
menambah wawasan bagi pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
khairiah, k. (2021). evaluasi pendidikan dalam perspektif hadist rasullah saw. riau:
al-aulia: jurnal pendidikan dan ilmu-ilmu kesimpulan.
15