Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pengembangan Media Pembelajaran Dokansi ini menggunakan langkah-langkah penelitian

dan pengembangan model ADDIE dengan modifikasi. Tahapan yang dilaksanakan dalam

penelitian ini adalah 1) analysis (analisis), 2) design (desain), 3) development (pengembangan),

4) implementation (implementasi), 5) evaluation (evaluasi). Proses pengembangan dijabarkan

sebagai berikut:

a. Tahap Analisis (analysis)

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dan wawancara di kelas IV SD Negeri

105326 Desa Bangun rejo. Pada saat observasi yang dilakukan, peneliti mewawancara guru kelas

khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai kesulitan dalam pelaksanaan

pembelajaran, aktivitas yang dilakukan pada saat pembelajaran, dan sebagainya. Berdasarkan

wawancara tersebut diketahui bahwa guru biasanya hanya memanfaatkan buku paket dan latihan

soal pada setiap pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa merasa bosan dan kurang memahami

materi. Selain itu, banyak siswa yang merasa bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia sangat

membosankan.

Peneliti juga melakukan observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas pembelajaran

yang dilakukan siswa terkait pembelajaran Bahasa Indonesia terkait materi Teks Pantun. Adapun

aspek yang diamati pada observasi ini adalah seputar kondisi pembelajaran di kelas, aktivitas

pembelajaran di kelas, serta ketersediaan media pembelajaran. Hasil observasi menunjukan

bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Pembelajaran dimulai dengan penjelasan materi
dari guru, kemudian siswa diminta mengerjakan latihan soal di buku paket. Guru

mengkonfirmasi jawaban dengan cara menunjuk beberapa siswa untuk menuliskan jawabannya

di depan kelas. Kegiatan siswa juga belum terlihat menonjol, karena kegiatan yang dilakukan

hanya seputar mengerjakan soal dan mencocokannya menggunakan papan tulis. Pembelajaran

belum menggunakan media yang bisa digunakan siswa secara langsung. Lagi pula, di kelas juga

tidak nampak adanya media pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, peneliti menyimpulkan

bahwa minat belajar Teks pantun siswa masih rendah, sehingga membuat keterampilan mereka

untuk membaca dan menulisnya rendah. Selain itu, belum tersedia media pembelajaran dengan

konsep yang menyenangkan untuk mengajarkan materi teks pantun.

b. Tahap Desain (design)

Tahapan kedua dari penelitian ini adalah tahap desain. Pada tahapan ini, peneliti

mengumpulkan informasi mengenai pengembangan media pembelajaran yang dibuat. Hasil

informasi tersebut antara lain:

1) Perancangan konsep desain media pembelajaran

Media Pembelajaran Dokansi atau ludo menyelesaikan misi memodifikasi permainan

Ludo. Permainan Ludo sudah dikenal sejak tahun 1896 di India dan Amerika. Media

pembelajaran Dokansi memiliki konsep yang sama dengan permainan Ludo yang sudah dikenal,

dengan beberapa modifikasi pada aturan permainan dan desain permainannya. Modifikasi yang

dilakukan pada media pembelajaran Dokansi yaitu pada desain papan permainan diberikan

kategori soal yang harus dijawab oleh peserta, penambahan kartu-kartu yang berisi soal, dan

peraturan permainan disesuaikan dengan kebutuhan media pembelajaran.


2) Penyusunan aturan main, soal, dan kunci jawaban

Media Pembelajaran Dokansi dimainkan oleh empat orang. Pemain tersebut diberikan

masing-masing empat pion sesuai dengan warna yang dipilih. Pemain diminta untuk mengocok

dadu untuk melangkahkan pionnya sampai ke kotak finish. Di setiap kotak yang akan dilewati

oleh pion, ada soal-soal yang harus dijawab oleh pemain. Apabila pemain tidak bisa menjawab

pertanyaan tersebut, maka pemain tidak boleh mengocok dadu selama satu putaran. Pemain lain

boleh menjawab soal yang tidak terjawab tersebut apabila memperoleh kotak yang sama dengan

pemain sebelumnya.

Pemain pertama yang tidak bisa menjawab soal, harus kembali ke kotak start apabila soal

terjawab oleh pemain lain. Media pembelajaran Dokansi menyediakan 4 kategori soal yaitu soal

mudah, sedang, sulit, dan jackpot. Kategori jackpot berisi soal acak dari soal mudah sampai sulit.

Pemain yang mendapatkan kotak jackpot, maka harus menjawab 2 soal. Soal dan kunci jawaban

akan dibacakan oleh seorang wasit.

Setiap pion yang berhasil mencapai kotak finish, akan diberikan skor 20. Pemain yang

berhasil memindahkan semua pionnya ke kotak finish pertama kali akan mendapat tambahan

skor 20. Permainan selesai apabila seluruh pemain sudah sampai di kotak finish.

3) Pembuatan desain media pembelajaran

Pembuatan desain media pembelajaran Dokansi disesuaikan untuk anak-anak agar siswa

tertarik menggunakan media tersebut. Berikut ini merupakan kelengkapan permainan Dokansi:

 1 buah papan permainan

 16 pion dan 1 buah dadu

 4 set kartu soal mudah

 1 lembar aturan permainan


 1 lembar petunjuk permainan

 1 buah box permainan

Papan permainan Dokansi terbuat dari paapan triplek yang di lapisis oleh kain Flanel

yang berwarna warni, yaitu pink, hijau, abu-abu, dan ungu. Pion yang digunakan terbuat dari

perpaduan ketas karton dan kertas suku yang dibentuk seperti 4 karakter kartun yang berbeda.

Masing-masing karakter tersebut untuk membedakan kelompok pemain. Set permainan untuk

tiap kelompok pemain juga terbuat dari kain falnel yang memiliki warna yang berbeda-

beda.Untuk kartu soal dibuat dari kertas yang berisikan dengan soal-sola dan jawaban tentang

materi teks pantun. Kemudian untuk amplop set kartu soalnya terbuat dari kain flanel yang

berwarna-warni.

c. Tahap Pengembangan (development)

1) Pembuatan Media

Pada proses ini peneliti menyatukan rancangan pada tahap desain. Semua komponen

didesain. Kartu soal dicetak berbentuk persegi panjang dengan ukuran 7cm x 10cm. Kartu soal

didesain bolak balik, bagian depan terdapat tulisan kategori kartu dan bagian belakang terdapat

soal serta kunci jawaban.

Proses pembuatan produk ini berlangsung selama satu minggu. Proses pembuatan produk

ini dimulai dengan membuat desain permainan (papan triplek, box, kartu soal, aturan permainan,

dan petunjuk permainan). Setelah itu, pembuatan papan permainan Dokansi terbuat dari paapan

triplek yang di lapisis oleh kain Flanel yang berwarna warni, yaitu pink, hijau, abu-abu, dan

ungu. Pion yang digunakan terbuat dari perpaduan ketas karton dan kertas suku yang dibentuk

seperti 4 karakter kartun yang berbeda. Masing-masing karakter tersebut untuk membedakan

kelompok pemain. Set permainan untuk tiap kelompok pemain juga terbuat dari kain falnel yang
memiliki warna yang berbeda-beda.Untuk kartu soal dibuat dari kertas yang berisikan dengan

soal-sola dan jawaban tentang materi teks pantun. Kemudian untuk amplop set kartu soalnya

terbuat dari kain flanel yang berwarna-warni.

Penjelasan mengenai prinsip-prinsip pengembangan media yang menjadi pertimbangan

dalam mengembangkan produk adalah sebagai berikut.

a. Kesederhanaan

Kesederhanaan yang dimaksud peneliti untuk mengembangkan media Dokansi adalah

jumlah komponen yang digunakan. Media ini memiliki beberapa komponen utama, yakni papan

permainan, papan kartu soal, kartu bintang, bidak, dan dadu. Selain komponen yang tidak

banyak, peneliti juga memperhatikan kesederhanaan detail dalam setiap komponen, seperti

pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, warna, dan cara penggunaannya.

Desain media ini menggunakan beberapa font dengan ukuran yang berbeda-beda. Font

tersebut dipilih dengan pertimbangan ketegasan huruf, kejelasan, dan keterbacaan. Warna yang

dipilih oleh peneliti untuk warna adalah warna pink, hijau, ungu, cokelat dan abu-abu. Pemilihan

warna itu bertujuan agar mudah dibedakan oleh siswa dan cukup mencolok. Peneliti memilih

warna hitam untuk huruf bertujuan untuk memudahkan siswa dalam membacanya. Desain

gambar papan permainan juga dibuat sederhana agar siswa tidak bingung dengan alur yang harus

dilalui bidak. Pun dengan aturan permainan, dibuat sederhana agar siswa mudah memahaminya.

b. Keterpaduan atau Kesatuan

Dokansi memiliki beberapa komponen, yakni papan permainan, papan kartu soal,kartu

bintang, dan buku panuntun. Keseluruhan komponen tersebut memiliki keterkaitan satu sama

lain, memiliki fungsinya masing-masing sehingga dapat tercipta satu permainan ludo yang utuh.
Komposisi tulisan, warna, gambar, dan bentuk dalam media ini juga dipadukan dengan baik,

sehingga diharapkan mampu menarik perhatian dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.

c. Penekanan

Dokansi dirancang untuk dapat dimainkan lebih dari sekali. Karena itulah,

pengembangan media ini lebih ditekankan pada keawetan bahan pembuatan media. Peneliti

memilih bahan baku yang sekiranya dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Kotak tempat

penyimpanan, papan permainan, dan papan soal terbuat dari kain flanel. Pemilihan warna pada

stiker juga dilakukan dengan memilih warna yang tajam sehingga menarik perhatian siswa.

Pemilihan kertas yang cukup tebal ini bertujuan agar tidak mudah sobek sehingga tahan lama.

d. Keseimbangan

Keseimbangan yang dimaksud dalam media Dokansi ini adalah bentuk media yang

proporsional untuk dimainkan siswa secara berkelompok dengan anggota 2-4 orang. Media harus

dapat dapat dilihat dan dijangkau oleh keseluruhan siswa dalam kelompok. Papan permainan

media ini berukuran 60 cm x 60 cm. Dengan ukuran tersebut, siswa dapat melihat dan

menjangkau seluruh siswa dalam kelompok. Kertu pitakonan dibuat dengan ukuran 6 cm x 10

cm agar dapat terbaca dengan jelas oleh siswa. Papan soal dibuat dengan ukuran 20 cm x 20 cm,

sedangkan buku panduan dicetak dengan ukuran A5 agar mudah disimpan dan dapat dibaca

dengan nyaman. Pemilihan ukuran dalam setiap komponen media ini bertujuan agar memenuhi

unsur keseimbangan.

e. Warna

Pemilihan warna merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan media

pembelajaran. Pembuatan media Dokansi memilih warna-warna cerah dan mencolok agar

menarik perhatian siswa untuk belajar. Warna yang dipakai untuk papan permainan serta pion
adalah warna-warna primer, yakni merah, biru, kuning, serta warna sekunder yakni hijau.

Pemilihan warna yang cerah dan beraneka ragam diharapkan dapat membuat media ini semakin

menarik untuk siswa.

f. Garis

Pada media ini, garis menjadi satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan. Peneliti

menggunakan garis yang berfungsi sebagai penunjuk arah permainan ludo. Hal ini diharapkan

dapat membuat siswa menjadi lebih paham dengan arah permainan yang dilakukan, sekalipun

telah dituliskan dalam buku panuntun.

Tahap pengembangan format produk awal dilakukan peneliti setelah tahap perencanaan

selesai dilakukan. Pada tahap ini, peneliti mengembangkan produk Dokansi sesuai dengan uraian

langkah sebagai berikut.

 Pematangan konsep media dan konten materi melalui kajian pustaka.

 Mendesain papan permainan Dokansi. Berikut uraian dalam pembuatan papan ludo:

1. Buatlah pola papan ludo, dengan ketentuan untuk judul ukurannya 4 x 60 cm,

Kotak pengertian 13,5 x 60 cm, ludo 50x 60 cm, kotak jalan 4 x 4 cm, rumah

ludo 24 x 24 cm dan kotak pemenang 12 x 12 cm

2. Membuat tanda warna pada tiap kotak

3. Berilah tanda tantangan pada kotak tertentu

4. Berilah double tip pada semua kotak ludo

5. Tempelkan kotak jalan ludo dengan kain falel berwarna pink, abu-abu, hijau dan

ungu.

6. Tempelkan kotak pemenang pada bagian tengah papan

7. Tempelkan doubletip untuk menempelkan kotak rumah ludo


 Mencetak amplop dengan menggunakan kain flanel

 Mempersiapkan materi teks pantun untuk dimasukkan ke amplop

 Memberi nama pada setiap amplop sesuai dengan materi teks pantun

 Tempelkan amplop misi di papan ludo

 Menyiapkan pemain ludo dengan karakter kartun(animasi) yang berbeda. Adapun

langkah-langkah pembuatan pemain ludo:

1. Membuat pola pada kertas kartun dengan ukuran yang sama, kemudian

memotong dan diberi jarak sedikit

2. Mendesain gambar karakter pemain ludo kemudian dicetak dengan kertas foto

agar lebih keras dan tidak mudah koyak

 Menghias papan dokansi

Dokansi telah selesai dibuat. Hasil akhir media sebelum melakukan validasi pada ahli materi,

ahli media, dan uji coba terdiri dari beberapa komponen. Komponennya adalah papan permainan

ludo berukuran 60 cm x 60 cm, kartu atau amplop soal, karakter pemain ludo, dan dadu. Seluruh

komponen permainan tersebut dimasukkan ke dalam kotak penyimpanan. Pemain diharuskan

memindahkan tiga bidaknya dari kotak di pinggir menuju kotak yang ada di tengah sesuai

dengan warna masing-masing bidak. Pemenang ditentukan dengan cara menentukan pemain

yang paling cepat memindahkan ketiga. Berikut gambaran hasil akhir produk pengembangan

media Dokansi:
2) Validasi

Setelah produk dikembangkan dengan perencanaan yang telah dibuat, tahap selanjutnya

adalah melakukan penilaian (validasi) oleh Ahli media dan Ahli materi. Validasi ini dilakukan

untuk memperoleh data kelayakan media komik yang dikembangkan. Validasi oleh ahli materi

dan media bertujuan untuk mendapatkan informasi, kritik, dan saran perbaikan agar media

Dokansi pada pembelajaran Bahasa indonesia dengan materi teks pantun yang dikembangkan

menjadi produk yang berkualitas dan layak digunakan sebagai media belajar Bahasa Indonesia di

SD. Hasil validasi oleh ahli materi dan media disajikan pada tabel berikut ini di mana untuk

kategori penilaian YA atau Tidak:

a) Validasi Ahli Materi


Validasi ahli materi dilakukan oleh Nirmawan.,S.Pd.,M.Pd (Dosen UMN Al-Washliyah).

Hasil uji oleh ahli materi produk media Dokansi memiliki tingkat validitas dan kualitas yang

“baik”. Berikut ini adalah data hasil validasi materi :

No Indikator Penilaian Kategori Penilaian


Ya Tidak
I. Aspek Isi
1 Kesesuaian Materi
a. Apakah media DOKANSI sudah di desain atas dasar √
tujuan pembelajran Bahasa Indonesia?
b. Apakah pengembangan media DOKANSI telah √
melibatkan pembelajaran Bahasa Indonesia?
c. Apakah materi pada media DOKANSI berorientasi √
pada pengembangan sikap dan keterampilan siswa?
2. Keakuratan Materi:
a. Penggunaan materi yang sesuai dan tepat tentang Teks √
Pantun
b. Mendorong rasa ingin tahu dan bekerjasama siswa √
untuk memahami materi Teks Pantun
3. Kreativitas Materi
a. Apakah media DOKANSI membuat anak tertarik untuk √
belajar Bahasa Indonesia khususnya materi Teks
Pantun
b. Apakah media DOKANSI dapat meningkatkan rasa √
ingin tahu anak tentang Teks Pantun
II. Aspek Kualitas
4. Teknik penyampaian materi
a. Apakah teknik penyampaian materi dalam media √
DOKANSI dengan guru sudah sesuai untuk anak kelas
IV
b. Apakah materi dalam media DOKANSI sudah sesuai √
dengan karakteristik anak kelas IV
5 Penyajian Materi:
a. Apakah penyajian materi sudah mampu membuat Anak √
kelas IV merasa tertarik.
6 Keruntutan alur materi:
a. Apakah materi yang ada pada media DOKANSI sudah √
disajikan secara berurutan.
b. Apakah materi pada media DOKANSI sudah baik √
dalam penyusunan materinya
III. Aspek Bahasa
7 Kalimat yang terdapat pada media DOKANSI jelas serta dapat dipahami:
a. Apakah penggunaan kalimat dalam media DOKANSI √
sudah jelas dan mudah difahami.
8 Penggunaan istilah pada media DOKANSI sudah tepat:
a. Apakah penggunaan istilah dalam media DOKANSI √
sudah tepat.
9 Tidak terdapat penafsiran ganda:
a. Apakah didalam materi media DOKANSI ini terdapat √
penafsiran/pengertian ganda.

Melalui hasil validasi ahli materi, diketahui bahwa dari 15 butir pertanyaan ahli materi

memberikan penilaian kategori “YA” pada 15. Hal ini mengemukakan bahwa ahli materi

menyatakan bahwa materi yang terdapat pada media Dokansi Sangat layak untuk dipelajari dan

dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks pantun. Meskipun ahli

materi sudah memberikan penilaian sangat layak bagi produk dokansi untuk dijadikan media

pembelajaran, masih ada saran yang diberikan oleh ahli materi. Adapun saran yang disampaikan

adalah terkait RPP. Berikut saran yang disampaikan oleh tim ahli materi:

“ Buatlah RPP Tematik sesuai dengan K.13”

Maka dapat disimpulkan bahwa menurut ahli materi, produk yang dikembangkan sudah

tidak perlu lagi direvisi dan sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran berupa

Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) pada materi Teks Pantun di Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kelas IV SD Negeri 105326 Desa Bangun Rejo.

Selanjutnya hasil validasi dari tanggapan guru yang diwakili oleh ibu Jamtina.,S.Pd, yang

merupakan guru kelas Va di SD Negeri 105326 Desa Bangun Rejo.

Lembar Observasi Tanggapan Guru

No Indikator Penilaian Kategori Penilaian


Ya Tidak
I. Kebermanfaatan
1 Penyajian materi dapat mengembangkan sikap mental √
positif pada siswa
2 Penyajian materi mampu diterapkan dalam kehidupan √
siswa untuk mengatasi setiap masalah sehari-hari
2. Learnability
3 Kejelasan materi yang digunakan sangat realistik √
4 Penyajian materi pada media Dokansi dapat memberikan √
pencapaian siswa pada ranah kognitif, psikomotorik dan
efektif
5 Kemudahan materi untuk dipelajari siswa yang bersifat √
konkret
3. Menarik Minat
6 Penggunaan bahasa yang interaktif dan mudah dipahami √
siswa
7 Kesesuaian bahasa dengan perkembangan tahap berfikir √
siswa sehingga dapat menghadapi tugas-tugasnya dengan
bebas secara mandiri
8 Kemampuan media memotivasi siswa dalam belajar √
sehingga menonjolkan bakat-bakat pada siswa
4. Kualitas Instruksional
9 Memberikan kesempatan belajar kepada siswa untuk √
berusaha menyelesaikan permasalahan
10 Memberikan bantuan kepada siswa untuk belajar secara √
mandiri
11 Kemampuan media memotivasi siswa dalam belajar √
12 Kemampuan media memberi dampak positif pada guru √
beserta pembelajaran yang dilakukan
5. Kualitas Teknis
13 Keterbacaaan tulisan yang digunakan dalam media √
(ukuran, bentuk, dan jenis huruf)
14 Kemudahan penggunaan media √
15 Kualitas tampilan media yang digunakan √

Melalui hasil validasi tanggapan guru, diketahui bahwa dari 15 butir pertanyaan

memberikan penilaian kategori “YA” pada 15. Hal ini mengemukakan bahwa perwakilan dari

guru menyatakan bahwa materi dan media yang terdapat pada media Dokansi Sangat layak untuk

dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks pantun.

Maka dapat disimpulkan bahwa menurut ahli media dari perwakilan guru, produk yang

dikembangkan sudah tidak perlu lagi direvisi dan sangat layak untuk digunakan sebagai media

pembelajaran berupa Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) pada materi Teks Pantun di

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Negeri 105326 Desa Bangun Rejo.


Selanjutnya hasil validasi dari Ahli Media yang diperiksa oleh Bapak Abdullas Hasibuan

(Dosen Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah)

Lembar Observasi Ahli Media

No Indikator Penilaian Kategori Penilaian


Ya Tidak
I. Kualitas Isi dan Tujuan
1 Ketepatan pemilihan media dengan materi Teks Pantun √
yang dikembangkan
2 Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran tentang √
Teks Pantun
3 Kelengkapan menu yang ada di dalam media menjelaskan √
tentang Teks Pantun
4 Keseimbangan komposisi warna yang digunakan dalam √
media sudah tepat
5 Kemampuan media dalam menarik minat belajar siswa √
6 Media tidak mengandung unsur SARA √
7 Kesesuaian media dengan kondisi/situasi siswa √
II. Kualitas Instruksional
8 Memberikan kesempatan belajar kepada siswa √
9 Memberikan bantuan kepada siswa untuk belajar secara √
mandiri
10 Kemampuan media memotivasi siswa dalam belajar √
11 Fleksibilitas penggunaan media √
12 Hubungan media dengan sistem pembelajaraan √
konvensional
13 Kesesuaian kualitas tes beserta penilaiannya di dalam √
media
14 Kemampuan media dalam memberi dampak positif pada √
siswa
15 Kemampuan media memberi dampak positif pada guru √
beserta pembelajaran yang dilakukan
III. Kualitas Teknis
16 Keterbacaaan tulisan yang digunakan dalam media √
(ukuran, bentuk, dan jenis huruf)
17 Kemudahan siswa dalam penggunaan media komik √
18 Kualitas tampilan media yang digunakan sangat baik √
19 Ketepatan dalam pemilihan warna √
20 Kualitas pengelolaan program yang digunakan √

Melalui hasil validasi ahli media, diketahui bahwa dari 20 butir pertanyaan ahli materi

memberikan penilaian kategori “YA” pada semua pernyataan. Hal ini mengemukakan bahwa
ahli media menyatakan bahwa desain yang terdapat pada media Dokansi Sangat layak untuk

dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks pantun.

Maka dapat disimpulkan bahwa menurut ahli media, produk yang dikembangkan sudah tidak

perlu lagi direvisi dan sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran berupa

Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) pada materi Teks Pantun di Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kelas IV SD Negeri 105326 Desa Bangun Rejo.

Berdasarkan hasil data keseluruhan validasi ahli materi dan media pada produk Dokansi,

dapat disimpulkan bahwa media Dokansi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang

dikembangkan mengalami perkembangan kualitas yang baik dan sangat layak untuk

diujicobakan. Ahli materi dan media secara keseluruhan menyatakan bahwa aspek penilaian

media dokansi yang dikembangkan memiliki kategori “Sangat Layak” yang harus dimiliki

produk yang akan dikembangkan.

4.1 PEMBAHASAN

Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam keberlangsungan proses

pembelajaran, selain dapat membantu siswa dalam memahami materi, media dapat

menyampaikan materi pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang menarik akan membuat

siswa lebih semangat dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. Secara umum mata pelajaran

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang dianggap remeh dan membosankan, sehingga

mengakibatkan kurang efektifnya dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa tidak konsentrasi

dalam mengikuti pembelajaran yang disebabkan oleh metode pembelajaran yang disampaikan

oleh guru cenderung metode ceramah, serta media yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia masih kurang dan sangat jarang dipergunakan selama proses pembelajaran. Adapun
media pembelajaran yang terkadang digunakan untuk muatan Bahasa Indonesia berupa Media

Audio dan Video yang dipaparkan dari Laptop guru, sehingga berdampak pada ketidakefektifan

dalam penerimaan materi kepada siswa jika guru tidak memiliki strategi atau media pendukung

dalam penyampaian materi Bahasa Indonesia yang kompleks.

Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran sangat diperlukan karena dapat

menambah motivasi siswa, pemahaman siswa. serta mengoptimalkan penyampaian materi dalam

pembelajaran. Media yang digunakan hanya berupa buku siswa. Dalam proses pembelajaran,

media pembelajaran sangat diperlukan karena dapat menambah motivasi siswa, pemahaman

siswa.

Dari permasalahan tersebut, perlu solusi dengan mengembangan media pembelajaran yang

menarik bagi siswa, peneliti mengembangkan media komik dengan harapan siswa merasa senang

dalam mengikuti pembelajaraan sehingga mengefektifkan pembelajaran. Salah satu media yang

dapat menarik perhatian belajar dan merangsang ketertarikan dalam materi pantun adalah media

Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi). Media Dokansi dirasa peneliti efektif jika diterapkan pada

pembelajaran Bahasa Indonesia karena selain menarik, media Dokansi merupakan jenis

permainan yang menyenangkan untuk dilakukan secara bersamaan dengan teman yang lain dan

mudah dibuat.

Hal ini dibuktikan dari hasil penilaian tim ahli materi dan media yang telah diserahkan oeh

para Dosen dan guru. Melalui hasil validasi ahli materi, diketahui bahwa dari 15 butir pertanyaan

ahli materi memberikan penilaian kategori “YA” pada 15. Hal ini mengemukakan bahwa ahli

materi menyatakan bahwa materi yang terdapat pada media Dokansi Sangat layak untuk

dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks pantun.

Kemudian melalui hasil validasi ahli pembelajaran yang diwakili oleh guru bu Jamtin.,SPd,
diketahui bahwa dari 15 butir pertanyaan ahli materi memberikan penilaian kategori “YA” pada

15. Hal ini mengemukakan bahwa tanggapan guru menyatakan bahwa materi yang terdapat pada

media Dokansi Sangat layak untuk dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa

Indonesia pada materi teks pantun. Selanjutnya hasil validasi ahli media, diketahui bahwa dari 20

butir pertanyaan ahli materi memberikan penilaian kategori “YA” pada semua pernyataan. Hal

ini mengemukakan bahwa ahli media menyatakan bahwa desain yang terdapat pada media

Dokansi Sangat layak untuk dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa

Indonesia pada materi teks pantun.

Berdasarkan hasil data keseluruhan validasi ahli materi dan media pada produk Dokansi,

dapat disimpulkan bahwa media Dokansi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang

dikembangkan mengalami perkembangan kualitas yang baik dan sangat layak untuk

diujicobakan. Ahli materi dan media secara keseluruhan menyatakan bahwa aspek penilaian

media dokansi yang dikembangkan memiliki kategori “Sangat Layak” yang harus dimiliki

produk yang akan dikembangkan.

Peneliti mengembangkan media Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) untuk muatan

Bahasa Indonesia dengan harapan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang lebih

luas khususnya untuk muatan Bahasa Indonesia sehingga meningkatkan nilai hasil belajar siswa.

Selain itu, media Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) yang dikembangkan ini dapat

mempermudah guru dalam menyampaikan materi teks pantun, pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan, selain untuk media edukasi, media Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) yang

peneliti kembangkan diharapkan dapat menambah nilai karakter dalam diri siswa.

Anda mungkin juga menyukai