dan pengembangan model ADDIE dengan modifikasi. Tahapan yang dilaksanakan dalam
sebagai berikut:
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dan wawancara di kelas IV SD Negeri
105326 Desa Bangun rejo. Pada saat observasi yang dilakukan, peneliti mewawancara guru kelas
khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai kesulitan dalam pelaksanaan
pembelajaran, aktivitas yang dilakukan pada saat pembelajaran, dan sebagainya. Berdasarkan
wawancara tersebut diketahui bahwa guru biasanya hanya memanfaatkan buku paket dan latihan
soal pada setiap pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa merasa bosan dan kurang memahami
materi. Selain itu, banyak siswa yang merasa bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia sangat
membosankan.
Peneliti juga melakukan observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas pembelajaran
yang dilakukan siswa terkait pembelajaran Bahasa Indonesia terkait materi Teks Pantun. Adapun
aspek yang diamati pada observasi ini adalah seputar kondisi pembelajaran di kelas, aktivitas
bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Pembelajaran dimulai dengan penjelasan materi
dari guru, kemudian siswa diminta mengerjakan latihan soal di buku paket. Guru
mengkonfirmasi jawaban dengan cara menunjuk beberapa siswa untuk menuliskan jawabannya
di depan kelas. Kegiatan siswa juga belum terlihat menonjol, karena kegiatan yang dilakukan
hanya seputar mengerjakan soal dan mencocokannya menggunakan papan tulis. Pembelajaran
belum menggunakan media yang bisa digunakan siswa secara langsung. Lagi pula, di kelas juga
bahwa minat belajar Teks pantun siswa masih rendah, sehingga membuat keterampilan mereka
untuk membaca dan menulisnya rendah. Selain itu, belum tersedia media pembelajaran dengan
Tahapan kedua dari penelitian ini adalah tahap desain. Pada tahapan ini, peneliti
Ludo. Permainan Ludo sudah dikenal sejak tahun 1896 di India dan Amerika. Media
pembelajaran Dokansi memiliki konsep yang sama dengan permainan Ludo yang sudah dikenal,
dengan beberapa modifikasi pada aturan permainan dan desain permainannya. Modifikasi yang
dilakukan pada media pembelajaran Dokansi yaitu pada desain papan permainan diberikan
kategori soal yang harus dijawab oleh peserta, penambahan kartu-kartu yang berisi soal, dan
Media Pembelajaran Dokansi dimainkan oleh empat orang. Pemain tersebut diberikan
masing-masing empat pion sesuai dengan warna yang dipilih. Pemain diminta untuk mengocok
dadu untuk melangkahkan pionnya sampai ke kotak finish. Di setiap kotak yang akan dilewati
oleh pion, ada soal-soal yang harus dijawab oleh pemain. Apabila pemain tidak bisa menjawab
pertanyaan tersebut, maka pemain tidak boleh mengocok dadu selama satu putaran. Pemain lain
boleh menjawab soal yang tidak terjawab tersebut apabila memperoleh kotak yang sama dengan
pemain sebelumnya.
Pemain pertama yang tidak bisa menjawab soal, harus kembali ke kotak start apabila soal
terjawab oleh pemain lain. Media pembelajaran Dokansi menyediakan 4 kategori soal yaitu soal
mudah, sedang, sulit, dan jackpot. Kategori jackpot berisi soal acak dari soal mudah sampai sulit.
Pemain yang mendapatkan kotak jackpot, maka harus menjawab 2 soal. Soal dan kunci jawaban
Setiap pion yang berhasil mencapai kotak finish, akan diberikan skor 20. Pemain yang
berhasil memindahkan semua pionnya ke kotak finish pertama kali akan mendapat tambahan
skor 20. Permainan selesai apabila seluruh pemain sudah sampai di kotak finish.
Pembuatan desain media pembelajaran Dokansi disesuaikan untuk anak-anak agar siswa
tertarik menggunakan media tersebut. Berikut ini merupakan kelengkapan permainan Dokansi:
Papan permainan Dokansi terbuat dari paapan triplek yang di lapisis oleh kain Flanel
yang berwarna warni, yaitu pink, hijau, abu-abu, dan ungu. Pion yang digunakan terbuat dari
perpaduan ketas karton dan kertas suku yang dibentuk seperti 4 karakter kartun yang berbeda.
Masing-masing karakter tersebut untuk membedakan kelompok pemain. Set permainan untuk
tiap kelompok pemain juga terbuat dari kain falnel yang memiliki warna yang berbeda-
beda.Untuk kartu soal dibuat dari kertas yang berisikan dengan soal-sola dan jawaban tentang
materi teks pantun. Kemudian untuk amplop set kartu soalnya terbuat dari kain flanel yang
berwarna-warni.
1) Pembuatan Media
Pada proses ini peneliti menyatukan rancangan pada tahap desain. Semua komponen
didesain. Kartu soal dicetak berbentuk persegi panjang dengan ukuran 7cm x 10cm. Kartu soal
didesain bolak balik, bagian depan terdapat tulisan kategori kartu dan bagian belakang terdapat
Proses pembuatan produk ini berlangsung selama satu minggu. Proses pembuatan produk
ini dimulai dengan membuat desain permainan (papan triplek, box, kartu soal, aturan permainan,
dan petunjuk permainan). Setelah itu, pembuatan papan permainan Dokansi terbuat dari paapan
triplek yang di lapisis oleh kain Flanel yang berwarna warni, yaitu pink, hijau, abu-abu, dan
ungu. Pion yang digunakan terbuat dari perpaduan ketas karton dan kertas suku yang dibentuk
seperti 4 karakter kartun yang berbeda. Masing-masing karakter tersebut untuk membedakan
kelompok pemain. Set permainan untuk tiap kelompok pemain juga terbuat dari kain falnel yang
memiliki warna yang berbeda-beda.Untuk kartu soal dibuat dari kertas yang berisikan dengan
soal-sola dan jawaban tentang materi teks pantun. Kemudian untuk amplop set kartu soalnya
a. Kesederhanaan
jumlah komponen yang digunakan. Media ini memiliki beberapa komponen utama, yakni papan
permainan, papan kartu soal, kartu bintang, bidak, dan dadu. Selain komponen yang tidak
banyak, peneliti juga memperhatikan kesederhanaan detail dalam setiap komponen, seperti
Desain media ini menggunakan beberapa font dengan ukuran yang berbeda-beda. Font
tersebut dipilih dengan pertimbangan ketegasan huruf, kejelasan, dan keterbacaan. Warna yang
dipilih oleh peneliti untuk warna adalah warna pink, hijau, ungu, cokelat dan abu-abu. Pemilihan
warna itu bertujuan agar mudah dibedakan oleh siswa dan cukup mencolok. Peneliti memilih
warna hitam untuk huruf bertujuan untuk memudahkan siswa dalam membacanya. Desain
gambar papan permainan juga dibuat sederhana agar siswa tidak bingung dengan alur yang harus
dilalui bidak. Pun dengan aturan permainan, dibuat sederhana agar siswa mudah memahaminya.
Dokansi memiliki beberapa komponen, yakni papan permainan, papan kartu soal,kartu
bintang, dan buku panuntun. Keseluruhan komponen tersebut memiliki keterkaitan satu sama
lain, memiliki fungsinya masing-masing sehingga dapat tercipta satu permainan ludo yang utuh.
Komposisi tulisan, warna, gambar, dan bentuk dalam media ini juga dipadukan dengan baik,
sehingga diharapkan mampu menarik perhatian dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.
c. Penekanan
Dokansi dirancang untuk dapat dimainkan lebih dari sekali. Karena itulah,
pengembangan media ini lebih ditekankan pada keawetan bahan pembuatan media. Peneliti
memilih bahan baku yang sekiranya dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Kotak tempat
penyimpanan, papan permainan, dan papan soal terbuat dari kain flanel. Pemilihan warna pada
stiker juga dilakukan dengan memilih warna yang tajam sehingga menarik perhatian siswa.
Pemilihan kertas yang cukup tebal ini bertujuan agar tidak mudah sobek sehingga tahan lama.
d. Keseimbangan
Keseimbangan yang dimaksud dalam media Dokansi ini adalah bentuk media yang
proporsional untuk dimainkan siswa secara berkelompok dengan anggota 2-4 orang. Media harus
dapat dapat dilihat dan dijangkau oleh keseluruhan siswa dalam kelompok. Papan permainan
media ini berukuran 60 cm x 60 cm. Dengan ukuran tersebut, siswa dapat melihat dan
menjangkau seluruh siswa dalam kelompok. Kertu pitakonan dibuat dengan ukuran 6 cm x 10
cm agar dapat terbaca dengan jelas oleh siswa. Papan soal dibuat dengan ukuran 20 cm x 20 cm,
sedangkan buku panduan dicetak dengan ukuran A5 agar mudah disimpan dan dapat dibaca
dengan nyaman. Pemilihan ukuran dalam setiap komponen media ini bertujuan agar memenuhi
unsur keseimbangan.
e. Warna
Pemilihan warna merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan media
pembelajaran. Pembuatan media Dokansi memilih warna-warna cerah dan mencolok agar
menarik perhatian siswa untuk belajar. Warna yang dipakai untuk papan permainan serta pion
adalah warna-warna primer, yakni merah, biru, kuning, serta warna sekunder yakni hijau.
Pemilihan warna yang cerah dan beraneka ragam diharapkan dapat membuat media ini semakin
f. Garis
Pada media ini, garis menjadi satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan. Peneliti
menggunakan garis yang berfungsi sebagai penunjuk arah permainan ludo. Hal ini diharapkan
dapat membuat siswa menjadi lebih paham dengan arah permainan yang dilakukan, sekalipun
Tahap pengembangan format produk awal dilakukan peneliti setelah tahap perencanaan
selesai dilakukan. Pada tahap ini, peneliti mengembangkan produk Dokansi sesuai dengan uraian
Mendesain papan permainan Dokansi. Berikut uraian dalam pembuatan papan ludo:
1. Buatlah pola papan ludo, dengan ketentuan untuk judul ukurannya 4 x 60 cm,
Kotak pengertian 13,5 x 60 cm, ludo 50x 60 cm, kotak jalan 4 x 4 cm, rumah
5. Tempelkan kotak jalan ludo dengan kain falel berwarna pink, abu-abu, hijau dan
ungu.
Memberi nama pada setiap amplop sesuai dengan materi teks pantun
1. Membuat pola pada kertas kartun dengan ukuran yang sama, kemudian
2. Mendesain gambar karakter pemain ludo kemudian dicetak dengan kertas foto
Dokansi telah selesai dibuat. Hasil akhir media sebelum melakukan validasi pada ahli materi,
ahli media, dan uji coba terdiri dari beberapa komponen. Komponennya adalah papan permainan
ludo berukuran 60 cm x 60 cm, kartu atau amplop soal, karakter pemain ludo, dan dadu. Seluruh
memindahkan tiga bidaknya dari kotak di pinggir menuju kotak yang ada di tengah sesuai
dengan warna masing-masing bidak. Pemenang ditentukan dengan cara menentukan pemain
yang paling cepat memindahkan ketiga. Berikut gambaran hasil akhir produk pengembangan
media Dokansi:
2) Validasi
Setelah produk dikembangkan dengan perencanaan yang telah dibuat, tahap selanjutnya
adalah melakukan penilaian (validasi) oleh Ahli media dan Ahli materi. Validasi ini dilakukan
untuk memperoleh data kelayakan media komik yang dikembangkan. Validasi oleh ahli materi
dan media bertujuan untuk mendapatkan informasi, kritik, dan saran perbaikan agar media
Dokansi pada pembelajaran Bahasa indonesia dengan materi teks pantun yang dikembangkan
menjadi produk yang berkualitas dan layak digunakan sebagai media belajar Bahasa Indonesia di
SD. Hasil validasi oleh ahli materi dan media disajikan pada tabel berikut ini di mana untuk
Hasil uji oleh ahli materi produk media Dokansi memiliki tingkat validitas dan kualitas yang
Melalui hasil validasi ahli materi, diketahui bahwa dari 15 butir pertanyaan ahli materi
memberikan penilaian kategori “YA” pada 15. Hal ini mengemukakan bahwa ahli materi
menyatakan bahwa materi yang terdapat pada media Dokansi Sangat layak untuk dipelajari dan
dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks pantun. Meskipun ahli
materi sudah memberikan penilaian sangat layak bagi produk dokansi untuk dijadikan media
pembelajaran, masih ada saran yang diberikan oleh ahli materi. Adapun saran yang disampaikan
adalah terkait RPP. Berikut saran yang disampaikan oleh tim ahli materi:
Maka dapat disimpulkan bahwa menurut ahli materi, produk yang dikembangkan sudah
tidak perlu lagi direvisi dan sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran berupa
Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) pada materi Teks Pantun di Pembelajaran Bahasa Indonesia
Selanjutnya hasil validasi dari tanggapan guru yang diwakili oleh ibu Jamtina.,S.Pd, yang
Melalui hasil validasi tanggapan guru, diketahui bahwa dari 15 butir pertanyaan
memberikan penilaian kategori “YA” pada 15. Hal ini mengemukakan bahwa perwakilan dari
guru menyatakan bahwa materi dan media yang terdapat pada media Dokansi Sangat layak untuk
dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks pantun.
Maka dapat disimpulkan bahwa menurut ahli media dari perwakilan guru, produk yang
dikembangkan sudah tidak perlu lagi direvisi dan sangat layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran berupa Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) pada materi Teks Pantun di
Melalui hasil validasi ahli media, diketahui bahwa dari 20 butir pertanyaan ahli materi
memberikan penilaian kategori “YA” pada semua pernyataan. Hal ini mengemukakan bahwa
ahli media menyatakan bahwa desain yang terdapat pada media Dokansi Sangat layak untuk
dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks pantun.
Maka dapat disimpulkan bahwa menurut ahli media, produk yang dikembangkan sudah tidak
perlu lagi direvisi dan sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran berupa
Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) pada materi Teks Pantun di Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan hasil data keseluruhan validasi ahli materi dan media pada produk Dokansi,
dapat disimpulkan bahwa media Dokansi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dikembangkan mengalami perkembangan kualitas yang baik dan sangat layak untuk
diujicobakan. Ahli materi dan media secara keseluruhan menyatakan bahwa aspek penilaian
media dokansi yang dikembangkan memiliki kategori “Sangat Layak” yang harus dimiliki
4.1 PEMBAHASAN
pembelajaran, selain dapat membantu siswa dalam memahami materi, media dapat
menyampaikan materi pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang menarik akan membuat
siswa lebih semangat dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. Secara umum mata pelajaran
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang dianggap remeh dan membosankan, sehingga
mengakibatkan kurang efektifnya dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa tidak konsentrasi
dalam mengikuti pembelajaran yang disebabkan oleh metode pembelajaran yang disampaikan
oleh guru cenderung metode ceramah, serta media yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia masih kurang dan sangat jarang dipergunakan selama proses pembelajaran. Adapun
media pembelajaran yang terkadang digunakan untuk muatan Bahasa Indonesia berupa Media
Audio dan Video yang dipaparkan dari Laptop guru, sehingga berdampak pada ketidakefektifan
dalam penerimaan materi kepada siswa jika guru tidak memiliki strategi atau media pendukung
menambah motivasi siswa, pemahaman siswa. serta mengoptimalkan penyampaian materi dalam
pembelajaran. Media yang digunakan hanya berupa buku siswa. Dalam proses pembelajaran,
media pembelajaran sangat diperlukan karena dapat menambah motivasi siswa, pemahaman
siswa.
Dari permasalahan tersebut, perlu solusi dengan mengembangan media pembelajaran yang
menarik bagi siswa, peneliti mengembangkan media komik dengan harapan siswa merasa senang
dalam mengikuti pembelajaraan sehingga mengefektifkan pembelajaran. Salah satu media yang
dapat menarik perhatian belajar dan merangsang ketertarikan dalam materi pantun adalah media
Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi). Media Dokansi dirasa peneliti efektif jika diterapkan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia karena selain menarik, media Dokansi merupakan jenis
permainan yang menyenangkan untuk dilakukan secara bersamaan dengan teman yang lain dan
mudah dibuat.
Hal ini dibuktikan dari hasil penilaian tim ahli materi dan media yang telah diserahkan oeh
para Dosen dan guru. Melalui hasil validasi ahli materi, diketahui bahwa dari 15 butir pertanyaan
ahli materi memberikan penilaian kategori “YA” pada 15. Hal ini mengemukakan bahwa ahli
materi menyatakan bahwa materi yang terdapat pada media Dokansi Sangat layak untuk
dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks pantun.
Kemudian melalui hasil validasi ahli pembelajaran yang diwakili oleh guru bu Jamtin.,SPd,
diketahui bahwa dari 15 butir pertanyaan ahli materi memberikan penilaian kategori “YA” pada
15. Hal ini mengemukakan bahwa tanggapan guru menyatakan bahwa materi yang terdapat pada
media Dokansi Sangat layak untuk dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa
Indonesia pada materi teks pantun. Selanjutnya hasil validasi ahli media, diketahui bahwa dari 20
butir pertanyaan ahli materi memberikan penilaian kategori “YA” pada semua pernyataan. Hal
ini mengemukakan bahwa ahli media menyatakan bahwa desain yang terdapat pada media
Dokansi Sangat layak untuk dipelajari dan dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa
Berdasarkan hasil data keseluruhan validasi ahli materi dan media pada produk Dokansi,
dapat disimpulkan bahwa media Dokansi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dikembangkan mengalami perkembangan kualitas yang baik dan sangat layak untuk
diujicobakan. Ahli materi dan media secara keseluruhan menyatakan bahwa aspek penilaian
media dokansi yang dikembangkan memiliki kategori “Sangat Layak” yang harus dimiliki
Bahasa Indonesia dengan harapan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang lebih
luas khususnya untuk muatan Bahasa Indonesia sehingga meningkatkan nilai hasil belajar siswa.
Selain itu, media Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) yang dikembangkan ini dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi teks pantun, pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan, selain untuk media edukasi, media Dokansi (Ludo Menyelesaikan Misi) yang
peneliti kembangkan diharapkan dapat menambah nilai karakter dalam diri siswa.