Anda di halaman 1dari 26

DEVELOPMENT RESEARCH AND PRACTICE

(MODEL PENGEMBANGAN FOUR-D)


OLEH THIAGARAJAN

Oleh :
Berthody Perestroiko Dangku
Elsa Novia Fitri Dewi
Elviana Nuraini
Lia Damayanti
Rama Maulidin
Rizalatul Hasanah
PENDAHULUAN

• Pengembangan perangkat pembelajaran adalah suatu proses untuk


menentukan atau menciptakan suatu kondisi tertentu yang
menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian sehingga terjadi
perubahan tingkah laku.
• Dalam pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model
pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan.
• Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel
(1974).

• Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design,


Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D,
yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
TAHAPAN MODEL PENGEMBANGAN THIAGARAJAN

Tahap I: Define
(Pendefinisian) Tahap II: Design
(Perancangan)

Tahap III : Develop Tahap IV: Disseminate


(Pengembangan) (Penyebarluasan)
• Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan

pembelajaran.

• Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan pembelajaran

dengan menganalisis tujuan dan batasan materi.

• Thiagarajan, menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu:


1. Analisis Awal-akhir(front-end analysis)
2. Analisis Siswa (learner analysis)
3. Analisis konsep (concept analysis)
4. Analisis Tugas (task analysis)
5. Perumusan Tujuan Pembelajaran (specifying instructional objectives)
1. Analisis Awal-akhir(front-end analysis)

• Analisis awal-akhir merupakan studi terhadap masalah dasar yang dihadapi


oleh guru.

• Guru melakukan diagnosis awal untuk meningkatkan efisiensi dan


efektivitas pembelajaran Analisis ini dilakukan terhadap permasalahan
terkini yang terjadi di sekolah.

• Masalah yang terjadi di sekolah berkenaan dengan proses pembelajaran


adalah kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Analisis Siswa (learner analysis)

• Analisis peserta didik adalah studi yang dilakukan dengan siswa sebagai target.

• Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan
rancangan dan pengembangan perangkat pembelajaran.

• Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan),


perkembangan kognitif siswa, serta keterampilan-keterampilan individu atau
sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, motivasi belajar, latar belakang
pengalaman siswa baik sebagai kelompok maupun sebagai individu.
3. Analisis konsep (concept analysis)
• Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang
akan diajarkan, merinci dan menyusun secara sistematis konsep-
konsep yang relevan yang akan diajarkan berdasarkan analisis awal-
akhir.
• Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi materi di mana siswa
mengalami kesulitan dalam memahaminya.
• Setelah materi terpilih, maka ditentukan pula bagian materi mana
yang akan dijadikan fokus pengembangan. Hal ini dilakukan dengan
memfokuskan pada satu kompetensi dasar yang kemudian mengarah
kepada indikator dan tujuan pembelajaran.
4. Analisis Tugas (task analysis)

• Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-


keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti yang sesuai dengan
kurikulum yang digunakan saat ini dan menganalisisnya kedalam
himpunan keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan.
• Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam
materi pembelajaran.
5. Perumusan Tujuan Pembelajaran (specifying
instructional objectives)
• Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil
dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku
objek penelitian.
• Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan
merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke
dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh
peneliti.

BACK
• Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Penelitian ini
mengembangkan program belajar siswa, yaitu langkah-langkah belajar yang harus dilakukan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

• Thiagarajan, dkk membagi perancangan menjadi empat langkah yang harus dilakukan pada tahap
ini, yaitu:

1. Pengkonstruksian Test Berbasis-Kriteria (constructing criterion-referenced test)

2. Pemilihan media (media selection)

3. Pemilihan format (format selection)

4. Rancangan awal (initial design)


1. Pengkonstruktian Test Berbasis-Kriteria
(constructing criterion-referenced test)
• Pengkonstruksian tes berbasis kriteria adalah tahap yang
menjembatani/ menghubungkan antara tahap pendefinisian (define)
dengan tahap perancangan (design).
• Tes yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan
kognitif. Penskoran hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang
memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal.
2. Pemilihan media (media selection)
• Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu,
media dipilih untuk menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis
tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran
dengan atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda.
• Media dalam pengembangan ini adalah program belajar siswa yang
tertuang dalam LKS.
3. Pemilihan format (format selection)
• Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini
dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran,
pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber
belajar.
4. Rancangan awal (initial design)
• Menurut Thiagarajan, dkk (1974: 7) Rancangan awal adalah
pengenalan pokok pembelajaran melalui media yang sesuai dan pada
urutan yang cocok.
• Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat
pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum ujicoba dilaksanakan.

BACK
• Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni:
(1) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi,
(2) uji coba pengembangan (developmental testing).

• Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk


akhir perangkat pembelajaran setelah melalui revisi berdasarkan
masukan para pakar ahli/praktisi dan data hasil ujicoba. Langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN

1. Validasi ahli/praktisi (expert


appraisal)

2. Uji coba pengembangan


(developmental testing)
VALIDASI AHLI
• Menurut Thiagarajan, dkk (1974: 8), “expert appraisal is a technique for
obtaining suggestions for the improvement of the material.” (penilaian ahli
adalah teknik untuk mendapat saran untuk perbaikan materi).

• Penilaian para ahli/praktisi terhadap perangkat pembelajaran mencakup:


format, bahasa, ilustrasi dan isi. Berdasarkan masukan dari para ahli, materi
pembelajaran di revisi untuk membuatnya lebih tepat, efektif, mudah
digunakan, dan memiliki kualitas teknik yang tinggi.
UJI COBA PENGEMBANGAN
• Uji coba lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan
langsung berupa respon, reaksi, komentar peserta didik, dan
para pengamat terhadap perangkat pembelajaran yang telah
disusun.
• Menurut Thiagarajan, dkk (1974) ujicoba, revisi dan uji coba
kembali terus dilakukan hingga diperoleh perangkat yang
konsisten dan efektif.

BACK
• Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap
diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar
bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem.

• Thiagarajan, membagi tahap dissemination dalam tiga kegiatan yaitu:

• 1. Validation testing (Uji Validasi)

• 2. Packaging ( Pengemasan )

• 3. Diffusion and adoption (Penyebaran dan Adopsi)


VALIDASI TESTING
• Pada tahap validation testing, produk yang sudah direvisi pada tahap
pengembangan kemudian diimplementasikan pada sasaran yang
sesungguhnya.
• Pada saat implementasi dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang
dikembangkan.
• Setelah produk diimplementasikan, pengembang perlu melihat hasil
pencapaian tujuan. Tujuan yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan
solusinya sehingga tidak terulang kesalahan yang sama setelah
produk disebarluaskan.
Packaging ( Pengemasan )
• Setelah melalui berbagai macam uji dan dinyatakan siap pakai, maka
produk pengembangan dikemas sedemikian rupa sehingga siap untuk
digunakan disekolah. Dalam langkah ini juga dilakukan usaha untuk
memperoleh perhatian hak cipta dan pencapaian standar kelayakan
produk.
3. Diffusion and Adoption (Penyebaran dan Adopsi)
• Produk pengembangan yang telah dikemas kemudian disebarkan ke
sekolah untuk diadopsi menjadi bahan ajar yang berlaku secara sah.
• Dalam penyebaran ini juga dilakukan demonstrasi penggunaan bahan
ajar.
• Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap dissemination dilakukan
dengan cara sosialisasi bahan ajar melalui pendistribusian dalam jumlah
terbatas kepada guru dan peserta didik.

• Pendistribusian ini dimaksudkan untuk memperoleh respons, umpan balik


terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.

• Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah baik maka baru
dilakukan pencetakan dalam jumlah banyak dan pemasaran supaya bahan
ajar itu digunakan oleh sasaran yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai