Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK ANALISIS DERAJAT KESUKARAN, TEKNIK

ANALASIS DAYA PEMBEDA, TEKNIK ANALISIS FUNGSI


DISTRAKTOR

Disusun Oleh :
Kelompok 8

Ishak boksan
Faradila aprilia langi

PRODI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan Rahmat dan
hidayah-Nya lah kita masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
pula shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, para
sahabatnya serta kita para pengikutnya.
Makalah ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan Ekonomi.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran atau kritikan yang bisa membantu kami
dalam masalah penyusunan makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Gorontalo, 30 Mei 2022

Penyusun
Kelompok 8

Page i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Teknik analisis derajat kesukaran item.............................................................................2
2.2 Teknik analisis daya pembeda item...................................................................................3
2.3 Teknik analisis fungsi distraktor.......................................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................................8

Page ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu tugas penting yang acapkali dan bahkan pada umumnya dilupakan oleh staf
pengajar (guru, dosen, dan lain-lain) adalah tugas melakukan evaluasi terhadap alat pengukur
yang telah digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar dari para peserta didiknya (murid,
siswa, mahasiswa, dan lain-lain). Alat pengukur dimaksud adalah tes hasil belajar, yang
sebagaimana telah kita maklumi, batang tubuhnya terdiri dari kumpulan butir-butir soal (=
item).

Kenyataan seringkali menunjukkan bahwa apabila tes hasil belajar dimana hampir seluruh
peserta tes “jatuh”, dalam arti: nilai-nilai hasil belajar itu membentuk kurva a-simetrik miring
ke kiri, maka tester (guru, dosen, dan lain-lain) segera “menimpakan kesalahan ” itu kepada
testee (murid, siswa, mahasiswa, dan lain-lain) dengan menyatakan bahwa testee memang
terdiri dari “anak-anak yang bodoh”.

Pernyataan yang dikemukakan oleh tester seperti yang telah dikemukakan mungkin benar
tetapi mungkin juga belum tentu tepat. Sebaliknya tidak jarang terjadi dalam tes hasil belajar
dimana testee hampir seluruhnya berhasil meraih nilai-nilai hasil tes yang sangat tinggi,
sehingga distribusi frekuensi dari nilai-nilai hasil tes tersebut membentuk kurva a-simetrik
miring ke kanan, maka tester segera merasa puas dan bangga karena ternyata tingkat
penguasaannya terhadap materi tes tersebut sangat tinggi dan dengan segera tester
menyatakan bahwa testee adalah terdiri dari “anak-anak yang hebat”.

1.2 Rumusan Masalah


a) Teknik Analisis Derajat Kesukaran Item
b) Teknik Analisis Daya Pembeda Item
c) Teknik Analisis Fungsi Distraktor

Page 1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Analisis Derajat Kesukaran Item


Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar dapat diketahui dari derajat
kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Butir-
butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-
butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Dengan kata lain, derajat
kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.
Menurut Witherington, angka indeks kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00
sampai dengan 1,00. Angka indeks kesukaran sebesar 0,00 (P = 0,00) merupakan petunjuk
bagi tester bahwa butir item tersebut termasuk dalam kategori item yang terlalu sukar, sebab
disini seluruh testee tidak dapat menjawab item dengan benar.

Angka indek kesukaran item itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
P = NP
N
Dimana :
P = Proporsi = angka indek kesukaran item
NP = Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang
bersangkutan.
N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.
Mengenai bagaimana cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek
kesukaran item, Robert L.Thorndike dan Elizabeth Hagen mengemukakan sebagai berikut :
Besarnya P Interpretasi
Kurang dari 0,30 Terlalu sukar
0,30 – 0,70 Cukup ( sedang )
Lebih dari 0,70 Terlalu mudah

Page 2
Tabel 2. Perhitungan – perhitungan untuk memperoleh P, dalam rangaka analisis derajat
kesukaran dari 10 butir item dalam tes hasil bekajar yang di ikuti oleh orang / tesee

Nomor Angka indek kesukaran item (p) Interpretasi

1 P = = = =0,2 Terlalu Sukar

2 P = = = =0,9 Terlalu Muda

3 P = = = =0,1 Terlalu sukar

4 P = = = =0,8 Teralu mudah

5 P = = = =0,7 Cukup (sedang)

6 P = = = =0,2 Terlalu sukar

7 P = = = =0,1 Terlalu sukar

8 P = = = =0,4 Cukup / sedang

9 P = = = =0,9 Terlalu mudah

10 P = = = =0,6 Cukup/sedang

11 P = = = =0,6 Cukup / sedang

12 P = = ==0,1 Terlalu sukar

13 P = = ==0,8 Terlalu mudah

14 P = = ==0,4 Cukup/sedang

15 P = = ==0,1 Terlalu sukar

16 P = = ==0,6 Cukup / sedang

17 P = = ==0,5 Cukup /sedang

18 P = = ==0,8 Terlalu mudah

19 P = = ==0,2 Terlalu sukar

20 P = = ==0,4 Cukup /sedang

Page 3
testee Skor untuk butir item nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0

B 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0

C 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1

D 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

E 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1

F 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0

G 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0

H 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1

I 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0

J 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1

10= 2 9 1 8 7 2 1 4 9 6 6 1 8 4 1 6 5 8 2 4
N
N N
p p

=JS = =

B B

2.2 Teknik Analisis Daya Pembeda Item


Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat
membedakan (= mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi (= pandai),
dengan testee yang kemampuannya rendah (= bodoh) sedemikian rupa sehingga sebagian
besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih
banyak yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab
butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan benar.

Daya pembeda item itu dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya
angka indeks diskriminasi item. Angka indeks diskriminasi item adalah sebuah angka atau
bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda (discriminatory power) yang
dimiliki oleh sebutir item.

Page 4
Besarnya Angka Indeks Klasifikasi Interpretasi
Diskriminasi Item (D)
Kurang dari 0,20 Poor Butir item yang bersangkutan
daya pembedanya lemah
sekali (jelek), dianggap tidak
memiliki daya pembeda yang
baik.
0,20 – 0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan
telah memiliki daya pembeda
yang cukup (sedang).
0,40 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan
telah memiliki daya pembeda
yang baik.
0,70 – 1,00 Excellent Butir item yang bersangkutan
telah memiliki daya pembeda
yang baik sekali.
Bertanda negatif - Butir item yang bersangkutan
daya pembedanya negatif
(jelek sekali).

Untuk mengetahui besar kecilnya angka indek diskriminasi item dapat dipergunakan rumus :
D = PA - P B
Dimana :
D = Discriminatory power (angka indeks diskriminasi item).
PA = Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir item yang
bersangkutan. PA dapat diperoleh dengan rumus: PA = BA / JA
BA = Banyaknya testee kelompok atas (the higher group) yang dapat menjawab dengan benar
butir item yang bersangkutan.
JA = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas.

PB = Proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir item yang
bersangkutan . PB dapat diperoleh dengan rumus: PB = BB / JB
BB = Banyaknya testee kelompok bawah (the lower group) yang dapat menjawab dengan
benar butir item yang bersangkutan.
JB = Jumlah peserta yang termasuk dalam kelompok bawah

Langkah Pertama :

Page 5
Membagi (mengelompokkan) testee yang jumlahnya 10 orang itu, menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok atas (pandai), dan kelompok bawah (bodoh). Dalam hal ini yang dimaksud
kelompok atas adalah testee yang mempunyai skor tinggi, sedangkan yang dimaksud
kelompok bawah adalah testee yang memiliki skor – skor rendah.
testee Skor untuk butir item nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total

A 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8

B 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 9

C 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 12

D 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6

E 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 8

F 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 11

G 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 11

H 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 10

I 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7

J 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7

10=
N
2 9 1 8 7 2 1 4 9 6 6 1 7 4 1 5 4 8 2 3 90
=JS

Jika urutan skor – skor hasil tes itu kita urutkan dari atas kebawah dan kita lakukan pembagian
testee atas dua kelompok – yaitu kelompok atas dan bawah – maka keadaannya adalah sebagai
berikut :

Kelompok Atas

Testee Skor

C 12

F 11

G 11

H 10

B 9

Page 6
Kelompok bawah

Testee Skor

A 8

E 8

I 7

J 7

D 6

Langkah kedua : menuliskan atau memberikan kode – kode terhadap hasil pengelompokkan
testee atas dua kategori tersebut diatas. Skor 1 yang berada diantara dua tanda kurung adalah
skor yang jawabannya betul dimiliki oleh testee kelompok atas, skor 1 yang tidak ditubuhi
tanda kurung adalah skor yang jawabannya betul yang dimiliki oleh testee kelompok bawah,
adapun skor 0 adalah skor jawaban salah.

Testee Skor untuk butir item nomor Skor kelompok

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total

A 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8 bawah

B 0 (1) (1) 0 (1) 0 0 0 (1) 0 (1) 0 (1) 0 0 (1) 0 (1) (1) 0 9 atas

C 0 (1) 0 (1) (1) 0 0 0 (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) (1) (1) 0 (1) 12 atas

D 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6 bawah

E 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 8 bawah

F 0 (1) 0 (1) (1) 0 0 (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) 0 (1) 0 0 11 atas

G (1) (1) 0 (1) 0 0 0 (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 0 (1) (1) 0 0 11 atas

Page 7
Testee Skor untuk butir item nomor Skor kelompok

Total

H 0 (1) 0 0 (1) (1) 0 (1) (1) 0 0 (1) ( 1 ) 0 0 0 (1) (1) 0 ( 1) 10 atas

I 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7 bawah

J 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7 bawah

Langkah ketiga : mencari (menghitung) BA, BB, PA, PB, dan D.

Nomor
butir
= =
item
D= -

1 1 1 5 5 0,2 0,2 0

2 5 4 5 5 1,0 0,8 0,2

3 1 0 5 5 0,2 0,0 0,2

4 3 5 5 5 0,6 1,0 0,4

5 4 3 5 5 0,8 0,6 0,2

6 1 1 5 5 0,2 0,2 0

7 0 1 5 5 0,0 0,2 0,2

8 3 1 5 5 0,6 0,2 0,4

9 5 4 5 5 1,0 0,8 0,2

10 3 3 5 5 0,6 0,6 0

Page 8
Nomor
butir
= =
item
D= -

11 4 2 5 5 0,8 0,4 0,4

12 1 0 5 5 0,2 0,0 0,2

13 5 2 5 5 1,0 0,4 0,6

14 3 1 5 5 0,6 0,2 0,4

15 0 1 5 5 0,0 0,2 0,2

16 3 2 5 5 0,6 0,4 0,2

17 3 1 5 5 0,6 0,2 0,4

18 5 3 5 5 1,0 0,6 0,4

19 1 1 5 5 0,2 0,2 0

20 2 1 5 5 0,4 0,2 0,2

Pemberian Interpretasi Terhadap D.

13 0,6 Good Daya pembedanya


baik

Daya pembedanya
4,8, 11, 14, 17, dan 0,4 Satisfactory
cukup
18

Daya pembedanya
2,3,5,7,9,12,15,16,20
0,2 Poor lemah sekali ( jelek)

Tidak memiliki daya


6,10,9 pembeda sama
0,00 Poor sekali ( jelek )

Page 9
2.3 Teknik Analisis Fungsi Distraktor
Pada tes obyektif bentuk multiple choice, setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes
hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawaban (= option atau
alternatif). Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara tiga sampai dengan lima buah.
Salah satu dari option atau alternatif itu merupakan jawaban yang benar (= kunci jawaban)
dan sisanya merupakan jawaban salah. Jawaban yang salah itu biasa dikenal dengan istilah
distractor atau pengecoh.

Jika kita ingin mengetahui daya pembeda itemnya, maka tabel analisis diatas perlu dibuat
lebih rinci, yaitu kita harus membagi testee dalam dua kelompok yaitu kelompok atas dan
kelompok bawah, seperti berikut :

Bertitik tolak dari pola penyebaran jawaban tersebut di atas, maka dapat kita tentukan daya
pembeda dari butir item nomor 1 sampai 10 :

Page
10
Sebagai tindak lanjut atas hasil pengenalisian terhadap fungsi distraktor tersebut yang sudah
dapat menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tes – tes yang akan datang,
sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau
diganti dengan distraktor lain.

Page
11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu cara mengantisipasi keadaan yang tidak normal itu adalah dengan jalan
melakukan penganalisisan terhadap hasil tes belajar yang telah dijadikan alat pengukur dalam
rangka mengukur keberhasilan belajar dari para peserta tes tersebut. Disini tester perlu
melakukan penelusuran dan pelacakan dengan cermat, terhadap butir-butir soal atau item
yang merupakan bagian tak terpisahkan dair tes hasil belajar sebagai suatu totalitas.

Pernyataan tester seperti terlihat pada kurva a-simetrik miring ke kanan mungkin benar,
tetapi mungkin juga belum tentu tepat. Suatu hal yang patut diperhatikan oleh tester dalam
keadaan dimana nilai-nilai hasil tes hasil belajar yang dicapai oleh testee membentuk kurva a-
simetrik seperti kurva a-simetrik miring ke kiri ialah, bahwa dalam menghadapi kenyataan
seperti itu tester hendaknya tanggap bahwa distribusi frekuensi nilai-nilai hasil tes yang
membentuk kurva a-simetrik itu terjadi karena “ada sesuatu yang kurang beres ”, sehingga
perlu dilakukan antisipasi.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

Page
12

Anda mungkin juga menyukai