Anda di halaman 1dari 5

Kisah Nabi Idris As

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam as. Dia adalah putra dari Qabil
dan Iqlima (putra dan putri Nabi Adam as).

Saat itu, Allah memerintahkan Nabi Idris untuk mengajak seluruh manusia agar
berjalan pada kebenaran. Saat itu dia adalah manusia pertama yang menerima wahyu
lewat Malaikat Jibril ketika dirinya berusia 82 tahun.

Sebagai seorang nabi, dia memiliki mukjizat atau kelebihan, yaitu:

1. Manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena.

2. Nabi Idris diberi macam-macam pengetahuan mulai dari merawat kuda, ilmu
perbintangan (falaq), hingga ilmu berhitung yang sekarang dikenal dengan
matematika.

3. Nama Idris berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Nabi Idris pun kenal
sangat senang belajar, dan tekun mengkaji fenomena alam semesta.

4. Nabi Idris adalah orang pertama yang pandai memotong dan menjahit pakaiannya.
Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang sebagai penutup
aurat.
Nabi Idris mendapat gelar sebagai 'Asadul Usud' yang artinya Singa, karena ia tidak
pernah putus asa ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang Nabi. Ia tidak pernah
takut menghadapi umatnya yang kafir. Namun ia tidak pernah sombong, ia juga
memiliki sifat pemaaf.
Nah, untuk melihat bagaimana kisah-kisah menarik dari nabi Idris, simak ulasannya
berikut ini.

Nabi pertama yang melihat surga dan neraka


Suatu hari ketika Nabi Idris dan Malaikat Izroil beribadah bersama, kemudian Nabi
Idris mengajukan permintaan unik.

"Bisakah Engkau membawa Saya melihat surga dan neraka, wahai Malaikat Izroil?"
tanya nabi Idris as.

Malaikat Izroil pun menjawab, "Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaan darimu
sungguh aneh. Mengapa Engkau meminta hal itu? Bahkan para malaikat pun takut
melihat neraka, wahai Nabi Allah."

Nabi Idris menjawab, "Terus terang, Saya takut sekali dengan azab Allah itu. Tapi
mudah-mudahan iman Saya menjadi tebal setelah melihatnya."

Kemudian Malaikat Izroil meminta izin kepada Allah dan mendapatkan restu.
Keduanya pun pergi untuk melihat neraka. Saat hampir dekat, Nabi Idris as langsung
pingsan. Malaikat penjaga neraka merupakan sosok yang sangat menakutkan. Ia
menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa
hidupnya. Nabi Idris as tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang sangat
mengerikan itu. Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibandingkan dengan
neraka. Api berkobar dahsyat, bunyi yang bermuruh menakutkan dan hal-hal yang
mengerikan lainnya. Nabi idris meninggalkan neraka dengan tubuh yang lemas.

Tujuan kedua, Malaikat Izroil mengantarkan Nabi Idris ke surga. Di sana, reaksi Nabi
Idris pun sama, nyaris pingsan! Tapi bukan karena takut, melainkan takjub dengan
psona dan keindahan semua yang ada di surga.
Dilihatnya sunga-sungai yang airnya begitu bening seperi kaca. Sementara itu di
pingir sungai terdapat pohon-pohon yang bagian batangnya terbuat dari peak dan
emas. Lalu ada juga istana-istaina untuk para penghuni surga. Di setiap penjuru ada
pohon yang menghasilkan buah-buahan, buahnya pun begit segar, ranum dan harum.

Setelah puas berkeliling, Malaikat Izroil mengajak Nabi Idris as pulang ke bumi.
Namun Nabi Idris enggan pulang dan ingin tetap berada di surga.

"Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah dihisab
oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang beriman
lainnya," ujar Malaikat Izroil.

Kemudian Nabi Idris as menjawab, "saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari
kimata nanti,".

Mengerikannya sakaratul maut


Suatu ketika, Malaikat maut Izroil yang sudah bersahabat lama dengan Nabi Idris
meminta izin kepada Allah untuk turun ke bumi untuk bertamu Nabi Idris. Dia merasa
sangat rindu untuk bertemu dengan Nabi Idris. Dan Allah mengizinkan.

Malam itu, Nabi Idris kedatangan seorang pria yang membawa banyak sekali buah-
buahan. Tentu saja dia adalah Malaikat Izroil yang menyamar. Nabi Idris tidak
mengetahuinya.

Nabi Idris menawarkan makanan itu kepada Izroil namun ditolaknya. Akhirnya
mereka berbincang-bincang dan keluar berjalan-jalan melihat pemandangan sekitar.
Tak terasa sudah empat hari mereka bersama. Karena sudah akrab, Nabi Idris mulai
curiga dengan gerak gerik Sang Tamu. Dengan rasa penasaran yang tinggi akhirnya
Nabi Idris pun bertanya.
Nabi Idris: Ya Tuanku. Siapa sebenarnya Anda?

Malaikat Izroil: Maaf Ya Nabi Allah, Saya sebenarnya adalah Izroil.

Nabi Idris: Malaikat Izroil? Kau kah itu? Sang Pencabut Nyawa?

Malaikat Izroil: Benar, ya Idris.

Nabi Idris: Sudah empat hari Engkau bersama denganku. apakah Engkau juga
menunaikan tugasmu dalam mencabut nyawa makhluk-makhluk di dunia ini?

Malaikat Izroil: Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah
saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil
mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan.

Nabi Idris: Wahai Malaikat Izroil. Lantas apa maksud kedatangan Engaku kemari?
Adakah Engaku ingin mencabut nyawaku?

Malaikat Izroil: Tidak Idris. Saya datang memang utuk mengunjungimu, karena


Saya rindu dan Allah mengizinkan Saya.

Nabi Idris: Wahai Izroil. Saya punya satu permintaan dan tolong kabulkan. Tolong
cabut nyawa Saya. Dan minta izin ke Allah untuk mengembalikan nyawa Saya. Saya
hanya ingin merasakan sakaratul maut yang banyak orang katakan sangat dahsyat.

Malaikat Izroil: Sesungguhnya Saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun,


melainakn hanya dengan izin Allah.

Kemudian Allah mengabulkan permintaan Sang Nabi. Dan Malaikat Izroil pun
mencabut nyawa Nabi Idris saat itu juga.  Malaikat Izroil menangis melihat
sahabatnya merasakan kesakitan. Setelah mati, Allah menghidupkan kembali Idris.
Setelah hidup nabi Idris menangis sejadi-jadinya. Dia tidak bisa membayangkan jika
manusia-manusia lain mengalami sakaratul maut dengan kedahsyatan yang sama.
Nabi Idris tidak tega jika ada umatnya harus sengsara di ujung hidup dan mati. Sejak
saat itu, Nabi Idris makin giat mengajak umatnya untuk senantiasa berbuat kebaikan
dan jujur untuk hal-hal kebenaran.

Nasehat dari Nabi Idris as


Nabi Idris memiliki banyak sekali ajaran yang diturunkan kepada umatnya. Tentu saja
untuk dilakukan agar hidup lebih baik.

Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Nabi Idris as semasa hidupnya kepada
para umat. Pesan atau nasehat itu antara lain:
1. Salat jenazah lebih sebagai penghormatan, karena pemberi syafaat hanya Tuhan
sesuai ukuran amal kebajikan.

2. Besarnya rasa syukur yang diucapkan, tetap tidak akan mampu mengalahkan
besarnya nikmat Tuhan yang diberikan.

3. Sambutlah seruan Tuhan secara ikhlas, untuk shalat, puasa, maupun menaati semua
perintah-Nya.

4. Hindari hasad alias dengki kepada sasama yang mendapat rezki, karena hakikat
jumlahnya tidak seberapa.

5. Menumpuk numpuk harta tidak ada manfaat bagi dirinya. Keenam, kehidupan
handaknya diisi hikmah kebijakan 

Anda mungkin juga menyukai