Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

A DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA PARANOID DI BANGSAL FLAMBOYAN
RSJD DR. RM. SOEDJARWADI KLATEN

Disusun Oleh:
Nama : Atha Rahma Talitha
NIM : 20180320111

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
A. LAPORAN PENDAHULUAN
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

I. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Ngaren, Mlese, Ceper, Klaten
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Tanggal dirawat : 4 Desember 2021
Tanggal pengkajian : 21 Desember 2021
Ruang rawat : Bangsal Flamboyan
No. CM : 00126651
Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid
Penanggung jawab : Ibu (Ny. Q)

II. Alasan Masuk


 Klien mendengar suara dan ajakan dari pangeran atau Tuhan untuk
masuk ke sumur dan rel kereta api.

III. Faktor Predisposisi


1. Pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu : (√) ya ( ) tidak

2. Pengobatan sebelumnya :
(-) berhasil ( √ ) kurang berhasil (-) tidak berhasil
3. Masalah penganiayaan
Pelaku/usia korban/usia saksi/usia

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Aniaya fisik 19 tahun - √ -

Aniaya seksual - - - -

Penolakan - - - -

Kekerasan dalam - - - -
keluarga

Tindakan kriminal - - - -

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


( ) ya ( √ ) tidak

Hubungan keluarga : -
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan? (perceraian/perpisahan/konflik dsb)
 Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan saat ditinggal
meninggal oleh ayahnya.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda Vital TD : 130/86 mmhg N : 127 x/menit


S : 36⁰C
2. Ukur TB : 168 cm BB : 65 kg
3. Keluhan fisik ( ) ya (√ ) tidak

IV. Psikososial
1. Genogram

19 th

Jelaskan :
 Klien mengatakan ayahnya meninggal pada tahun 2012, kakak
perempuannya meninggal saat melahirkan anaknya, dan saat ini klien
tinggal dengan ibunya saja.

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri :
 Klien mengatakan paling suka dengan mulut atau lisannya dengan
alasan karena dapat digunakan berbicara.
b. Identitas diri :
 Klien mengatakan menerima bahwa dirinya terlahir sebagai laki-laki.
c. Peran :
 Klien mengatakan perannya sebagai anak di rumah adalah membantu
ibu, seperti mencuci piring dan baju, serta merapikan rumah.
d. Ideal diri :
 Klien mengatakan saat pulang memiliki beberapa keinginan, diantaranya,
klien ingin mencari kerja, memperbanyak ibadah, dan mencari jodoh.
e. Harga diri :
 Klien mengatakan tidak percaya diri karena merasa dirinya sudah
berbeda dengan keadaannya yang dahulu.

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
 Klien mengatakan orang yang berarti bagi hidupnya adalah ibu.
b. Peran serta kegiatan kelompok/ masyarakat :
 Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
 Klien mengatakan malas bertemu dengan orang banyak.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
 Klien mengatakan beragama Islam dan meyakini bahwa Allah SWT
adalah satu-satunya Tuhan.
b. Kegiatan ibadah :
 Klien mengatakan selalu shalat 5 waktu, shalat sunnah (tahajud dan
dhuha), dan membaca Al-Qur’an.

V. STATUS MENTAL
1. Penampilan : ( √ ) rapi
( - )tidak rapi
( - ) penggunaan pakaian tidak sesuai
( - ) cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
 Penampilan Klien rapi dan bersih
2. Pembicaraan : (- ) cepat (-) keras
(-) gagap (-) inkoheren
(-) apatis (-) lambat
(-) membisu (-) tidak mampu memulai bicara
Jelaskan :
 Klien berbicara dengan jelas dan tidak terlalu cepat ataupun lambat.

3. Aktivitas motorik : (-) lesu (-) tegang


(-) gelisah (-) agitasi
(-) Tik (-) grimasen
(-) tremor (-) kompulsif
Jelaskan :
 Klien tampak tenang, tetapi sering menyendiri.
4. Alam Perasaan : (-) sedih (-) ketakutan
(-) putus asa (-) khawatir
(-) gembira berlebihan
Jelaskan :
 Klien mengatakan perasaannya biasa saja, tidak merasakan sedih ataupun
senang.

5. Afek : ( √ ) Datar (-) Tumpul


(-) labil (-) Tidak sesuai
Jelaskan :
 Klien saat pengkajian tampak afek datar, namun beberapa jam setelah
pengkajian afek tampak labil.

6. Interaksi selama wawancara : (-) Bermusuhan


(-) Tidak kooperatif
(-) Mudah tersinggungan
( √ ) Kontak mata kurang
(-) Defensif
(-) Curiga
Jelaskan :
 Klien kooperatif dalam menjawab pertanyaan, tetapi kontak mata kurang.

7. Persepsi/ Halusinasi :

( √ ) Pendengaran

(-) penglihatan

(-) Perabaan

(-) pengecapan
(-) penghidu

Jelaskan :
Jenis halusinasi : Halusinasi Pendengaran
Isi halusinasi : Ajakan untuk masuk sumur atau rel kereta api (bunuh
diri)
Waktu halusinas : Klien mengatakan biasanya mendengar suara ajakan saat
melamun.
Frekuensi halusinasi : tidak tentu
Respon klien : Klien mengatakan saat mendengar ajakan tersebut
dirinya terkadang menuruti, namun terkadang dibiarkan saja.

8. Proses pikir : (-) Sircumstansial (-) Tangensial


(-) Kehilangan asosiasi
(-) flight of idea (-) Blocking
( √ ) Pengulangan pembicaraan persevarasi
Jelasakan :
 Klien melakukan pengulangan pembicaraan kalimat atau persevarasi saat
menjawab pertanyaan dari pengkaji.

9. Isi Pikir : (-) Obsesi (-) Fobia (-) Hipokondria


( √ ) Dipersonalisasi (-) ide yang terkait
(-) pikiran magis
Waham : (-) Agama (-) Somatik (-) Kebesaran
(-) Curiga (-) Nihilistik (-) sisip pikir
(-) Siap Pikir (-) Kontrol Pikir

10. Tingkat kesadaran : (-) Bingung (-) Fobia


(-) hipokondria
Disorientasi : (-) Waktu (-) Tempat (-) Orang
Jelaskan
 Tingkat kesadaran Klien composmentis dan Klien tidak terdapat
gangguan disorientasi waktu, tempat, maupun orang.

11. Memori : (-) Gangguan daya ingat jangka panjang


(√) Gangguan daya ingat pendek
(-) Gangguan daya ingat saat ini
(-) Konfabulasi

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung :


(-) Mudah bersedih
(-)Tidak mampu berkonsentrasi
(-) Tidak mamapu berhitung sederhana
Jelaskan :
 Konsentrasi klien bagus serta dapat berhitung dengan tepat.

13. Kemampuan Penilaian : (√ ) Gangguan ringan


(-) Gangguan Bermakna

Jelaskan :
 Klien dapat menentukan keputusan dengan bantuan orang lain.

14. Daya tarik diri : (-) Mengingkari penyakit yang diderita


(-) Menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya

Jelaskan :
 Klien mengatakan tidak menyalahkan kalau dirinya sedang sakit. Klien
mengatakan pasrah dengan segala sesuatu yang menimpanya.

VI. PERSIAPAN PULANG


1. Makan dan Minum : (-) Bantuan minimal
(-) Bantuan total
Jelaskan :
 Klien melakukan kegiatan makan dan minum tanpa bantuan.

2. BAB/BAK : (-) Bantuan minimal (-) Bantuan total


Jelaskan :
 Klien tidak memerlukan bantuan untuk BAB dan BAK

3. Mandi : (-) Bantuan minimal (-) Bantuan total


Jelaskan :
 Klien tidak memerlukan bantuan untuk mandi.

4. Berpakaian/berhias : (-) Bantuan minimal (-) Bantuan total


Jelaskan :
 Klien tidak memerlukan bantuan untuk berpakaian atau berhias.

5. Istirahat / tidur :
(√ ) Tidur siang, lama : tidak tentu karena sering tidur.
(√ ) Tidur malam, lama : 19.00 s/d 24.00 lalu bangun untuk mandi dan tahajud,
setelah itu tidur lagi 01.00 s/d 05.00
(√ ) kegiatan sebelum/ sesudah tidur : wudhu

6. Penggunaan obat : (√ ) Bantuan minimal (-) Bantuan total


Jelaskan :
 Klien memerlukan bantuan minimal dalam penggunaan obat oleh
perawat.

7. Pemeliharaan Kesehatan :
Perawatan lanjut : (-) ya ( √ ) tidak
Perawatan pendukung : (-) ya (√ ) tidak

8. Kegiatan didalam rumah :


Mempersiapkan makan : (-) ya (√ ) tidak
Menjaga kerapihan rumah : (√ ) ya (-) tidak
Mencuci pakaian : (√ ) ya (-) tidak
Mengatur keuangan : (-) ya (√ ) tidak
9. Kegiatan diluar rumah :
Belanja : (-) ya (√ ) tidak
Transportasi : (-) ya (√ ) tidak
Lain-lain : (-) ya (√) tidak

VII. MEKANISME KOPING


Adaptif
(-) Bicara dengan orang lain
(-) Mampu menyelesaikan masalah

(-) Tehnik relaksasi


(-) Aktivitas konstruktif
(-) Mencederai diri/orang lain/barang

(√) Lain-lain, beribadah dan cerita kepada Allah SWT


Mal adaptif
(-) Minum alkohol
(-) Reaksi lambat/ berlebihan
(-) Bekerja berlebihan
(-) Menghindari

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok spesifik
 Klien mengatakan tidak memiliki teman dekat yang mendukungnya,
klien hanya mendapat dukungan dari ibunya saja.
Masalah berhubungan dengan lingkungan fisik
 Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan fisik.
Masalah berhubungan dengan pendidikan spesifik
 Klien mengatakan putus sekolah saat SMA kelas 1 dan sampai saat ini
belum meneruskan sekolahnya.

Masalah berhubungan dengan pekerjaan spesifik


 Klien mengatakan belum bekerja.

Masalah berhubungan dengan perumahan spesifik


 Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan tetangga di sekitar
rumah.
Masalah berhubungan dengan ekonomi spesifik
 Klien mengatakan tidak mengetahui terkait ekonomi keluarga karena
masalah ekonomi diatur oleh ibu.
Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan
 Klien mengatakan tidak memiliki masalah yang berhubungan dengan
pelayanan Kesehatan, klien sudah berkali-kali masuk RSJ dan kontrol di
RSJ untuk rawat jalan.

IX. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


( ) Penyakit jiwa ( ) Sistem pendukung
( ) Faktror Predisposisi ( ) Kondisi fisik
(√ ) Mekanisme koping ( ) Obat-obatan

( ) Lain-lain
X. ASPEK MEDIS
Diagnosa medik :
 Skizofrenia paranoid

Terapi medik :
 Haloperidol 2 x 2,5 mg
 Trihexypenidyl 2 x 2 mg
 Clozapine 1 x 50 mg (malam)
 Lorazepam 1 x 2 mg (malam)
XI. DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
DO DS
1. Klien tampak tenang 1. Klien mengatakan mendengar
2. Klien tampak sering berbicara dan merasakan ada seorang
sendiri pangeran atau Tuhan yang
3. Klien tampak datar mengajaknya masuk sumur atau
4. Klien tampak sering menyendiri rel kereta api.
5. Klien tampak sering tidur dan 2. Klien mengatakan merasakan
cenderung malas sakit di badan dan kepala.
6. Kontak mata kurang 3. Klien mengatakan lelah dengan
7. Klien memiliki riwayat rasa sakitnya sehingga menuruti
percobaan bunuh diri suara tidak nyata tersebut untuk
masuk ke sumur atau rel kereta
api (bunuh diri).
4. Klien mengatakan mendengar
ajakan suara tidak nyata tersebut
setiap klien melamun.
5. Klien mengatakan putus sekolah
saat SMA kelas 1
6. Klien mengatakan saat ada
masalah tidak pernah bercerita ke
orang lain dan hanya bercerita ke
Allah SWT.
7. Klien mengatakan tidak sudah
keramaian dan jarang keluar
rumah.
8. Klien mengatakan pernah masuk
ke sumur lalu ditolong oleh
tetangganya.
9. Klien mengatakan lebih senang
saat sendirian.
10. Klien mengatakan tidak percaya
diri sehingga minder untuk
bersosialisasi

XII. ANALISA DATA


No DATA MASALAH
1. DO : Gangguan persepsi sensori
1. Klien tampak sering berbicara sendiri berhubungan dengan
2. Klien tampak sering menyendiri halusinasi pendengaran
3. Kontak mata kurang
4. Klien memiliki riwayat percobaan
bunuh diri
DS :
1. Klien mengatakan mendengar dan
merasakan ada seorang pangeran atau
Tuhan yang mengajaknya masuk
sumur atau rel kereta api.
2. Klien mengatakan merasakan sakit di
badan dan kepala.
3. Klien mengatakan mendengar ajakan
suara tidak nyata tersebut setiap klien
melamun.

2. DO : Isolasi sosial b.d


1. Klien tampak tenang gangguan psikiatrik
2. Klien tampak datar
3. Klien tampak sering menyendiri
4. Klien tampak sering tidur dan
cenderung malas
DS :
1. Klien mengatakan lebih senang saat
sendirian.
2. Klien mengatakan putus sekolah saat
SMA kelas 1
3. Klien mengatakan tidak percaya diri
sehingga minder untuk bersosialisasi
4. Klien mengatakan saat ada masalah
tidak pernah bercerita ke orang lain
dan hanya bercerita ke Allah SWT.
5. Klien mengatakan tidak sudah
keramaian dan jarang keluar rumah.
3. DO : Risiko bunuh diri b.d
1. Klien tampak datar sindrom otak
2. Klien tampak sering akut/kronis
menyendiri
DS :
1. Klien mengatakan mendengar dan
merasakan ada seorang pangeran atau
Tuhan yang mengajaknya masuk
sumur atau rel kereta api.
2. Klien mengatakan merasakan sakit di
badan dan kepala.
3. Klien mengatakan lelah dengan rasa
sakitnya sehingga menuruti suara tidak
nyata tersebut untuk masuk ke sumur
atau rel kereta api (bunuh diri).
4. Klien mengatakan mendengar ajakan
suara tidak nyata tersebut setiap klien
melamun.
5. Klien mengatakan pernah masuk ke
sumur lalu ditolong oleh tetangganya.
XIII. POHON MASALAH

Risiko bunuh diri b.d sindrom


Akibat
otak akut/kronis

Gangguan persepsi sensori bd Core Problem


halusinasi penglihatan

Isolasi sosial b.d gangguan


psikiatrik Etiologi

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Risiko bunuh diri b.d sindrom otak akut/kronis
2. Gangguan persepsi sensori bd halusinasi penglihatan
3. Isolasi sosial b.d gangguan psikiatrik
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Pasien :Tn. A Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

Ruang :Flamboyan No. RM : 00126651

Dx. Rencana Keperawatan


Keperawatan
Tindakan Rasional

Gangguan persepsi SP 1 Pasien


sensori bd Memberi kesempatan
1) Mengidentifikasi isi, waktu
halusinasi klien untuk
pendengaran terjadi, situasi pencetus, dan mengungkapkan
perasaannya terkait isi,
respon terhadap halusinasi
waktu, situasi, dan
respon terhadap
halusinasi yang
dirasakannya
(Budiarto, Keliat, &
Wardani, 2021).

2) Mengontrol halusinasi Memberikan alternatif


dengan cara menghardik pilihan bagi klien
untuk mengontrol
halusinasi
(memejamkan mata
kemudian mengatakan
pergi kamu suara palsu
menjauh dariku)
(Pratiwi & Setiawan,
2018).

SP 2 Pasien Mengetahui kefektifan


1) Mengevaluasi kemampuan alternatif pilihan bagi
pasien dalam mengontrol klien untuk mengontrol
halusinasi dengan menghardik halusinasi
(Susilaningsih, Nisa,
&Astia, 2019).
2) Melatih pasien mengendalikan Bercakap-cakap efektif
untuk mengalihkan
halusinasi dengan cara
perhatian terhadap
bercakap cakap dengan orang suara palsu pada klien
(Larasaty & Hargiana,
lain
2019).

SP 3 Pasien
1) Mengevaluasi kemampuan Mengetahui kefektifan
pasien dalam mengontrol alternatif pilihan bagi
halusinasi dengan klien untuk mengontrol
menghardik, dan bercakap halusinasi
cakap dengan orang lain (Susilaningsih, Nisa,
&Astia, 2019).

2) Menganjurkan pasien
Memasukkan kegiatan ke
memasukkan dalam jadwal jadwal harian klien agar
kegiatannya jelas
kegiatan harian terpantau (Nurdiana,
2020).

SP 4 Pasien
1) Mengevaluasi kemampuan Mengetahui kefektifan

pasien dalam mengontrol alternatif pilihan bagi

halusinasi dengan menghardik, klien untuk mengontrol


bercakap cakap dan kegiatan halusinasi

teratur (Susilaningsih, Nisa,


&Astia, 2019).

2) Memberikan pendidikan
Penjelasan terkait
kesehatan tentang penggunaan manfaat obat dan
obat secara teratur penggunaan obat
secara teratur agar
pasien memahami
manfaat dari minum
obat secara teratur
(Astuti, Susilo, &
Putra, 2017).
Isolasi sosial b.d SP 1 Pasien
gangguan psikiatrik
1) Mengidentifikasi penyebab
isolasi social

2) Menjelaskan keuntungan dan


kerugian berinteraksi dengan
orang lain

3) Melatih berkenalan

4) Memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 2 Pasien

1) Mengevaluasi SP 1

2) Melatih berhubungan social


secara bertahap

3) Memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 3 Pasien

1) Mengevaluasi kegiatan SP 1
dan 2

2) Melatih ADL (kegiatan


sehari-hari cara bicara

3) Memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 4 Pasien

1) Mengevaluasi SP 1, 2, dan 3

2) Melatih ADL (kegiatan


sehari-hari), cara bicara

3) Memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan pasien
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial Pasien : Tn. A Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

Ruang : Flamboyan No. RM : 00126651

Hari, tanggal, IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


dan jam Nama Jelas
Rabu, 22 Gangguan persepsi sensori S:
Desember 2021 b.d halusinasi pendengaran - Pasien mengatakan
07.30 – 07.40 senang berkenalan Atha Rahma Talitha
- Melakukan bina
dengan mahasiswa
hubungan saling percaya
perawat
- Melakukan kontrak - Pasien mengatakan
tema, waktu, dan tempat mau mengobrol
kepada Tn. A tentang masalahnya di
ruang tengah selama
- Memvalidasi perasaan 10 menit saja
Tn. A - Pasien mengatakan
- Melakukan SP 1 Pasien mendengar ajakan dari
pangeran atau Tuhan
• Identifikasi isi, untuk masuk sumur
waktu terjadi, atau rel kereta api
situasi pencetus, - Pasien mengatakan
dan respon suaranya terdengar
terhadap saat dia melamun
halusinasi - Pasien mengatakan
kadang dia menuruti
ajakan tersebut, namun
kadang dia
membiarkan ajakan
tersebut.
O:
- Pasien tampak tenang
- Pasien tampak datar
- Pasien tampak senang
saat berkenalan dengan
mahasiswa perawat
- Pasien tampak sesekali
memegang telinga dan
kepala saat bercerita
kepada mahasiswa
perawat
A:
- SP 1 Pasien belum
teratasi
P:
- Dilanjutkan poin SP 1
pasien untuk
menghardik halusinasi
- Kontrak waktu
selanjutnya hari Rabu,
22 Desember 2021 jam
10.00 di ruang rehab
Rabu, 22 Gangguan persepsi sensori S:
Desember 2021 b.d halusinasi pendengaran - Pasien mengatakan
10.00-10.15 mau mengobrol Atha Rahma Talitha
- Melakukan bina
dengan mahasiswa
hubungan saling percaya
perawat di ruang rehab
- Melakukan kontrak - Pasien mengatakan
tema, waktu, dan tempat perasaannya biasa saja
kepada Tn. A - Pasien mengatakan
bersedia untuk
- Memvalidasi perasaan diajarkan cara
Tn. A menghardik halusinasi
- Memvalidasi masalah - Pasien mengatakan
pada Tn. A sedikit paham dengan
apa yang diajarkan
- Melakukan SP 1 Pasien mahasiswa perawat
• Mengontrol - Pasien mengatakan
halusinasi ingin diajarkan lagi
dengan cara cara menghardik
menghardik halusinasi
(Latihan - Pasien mengatakan
menutup telinga ingin bertemu dengan
dan mahasiswa perawat
memejamkan hari Kamis, 23
mata kemudian Desember 2021 setelah
mengatakan senam pagi
pergi-pergi kamu O :
suara palsu - Pasien tampak tenang
menjauh dariku) - Pasien tampak kurang
focus dengan
pembicaraan
- Pasien sesekali
teralihkan
perhatiannya dengan
lingkungan sekitar
- Pasien tampak datar
A:
- SP 1 Pasien belum
teratasi
P:
- Evaluasi Latihan
menutup telinga dan
memejamkan mata
kemudian mengatakan
pergi-pergi kamu suara
palsu menjauh dariku
- Kontrak waktu
selanjutnya hari
Kamis, 23 Desember
2021 jam 07.30 di
ruang tengah setelah
senam pagi
Kamis, 23 Gangguan persepsi sensori S:
Desember 2021 b.d halusinasi pendengaran - Pasien mengatakan
07.30- 08.00 suasana hatinya sedang Atha Rahma Talitha
- Melakukan bina
bahagia
hubungan saling percaya
- Pasien mengatakan
- Melakukan kontrak ingin diajarkan cara
tema, waktu, dan tempat menghardik halusinasi
kepada Tn. A - Pasien mengatakan
paham dengan cara
- Memvalidasi perasaan menghardik halusinasi
Tn. A - Pasien mengatakan
- Memvalidasi masalah ingin bertemu dengan
pada Tn. A mahasiswa perawat
pada hari Kamis, 23
- Melakukan SP 1 Pasien Desember 2021 pukul
• Mengontrol 10.00 di ruang rehab
halusinasi O:
dengan cara - Pasien tampak tenang
menghardik - Pasien tampak senang
(Latihan - Pasien tampak antusias
menutup telinga saat diajarkan cara
dan menghardik halusinasi
memejamkan A:
mata kemudian - SP 1 Pasien teratasi
mengatakan P :
pergi-pergi kamu - Mengevaluasi
suara palsu kemampuan pasien
menjauh dariku)
dalam mengontrol
halusinasi dengan
menghardik
- Melatih pasien
mengendalikan
halusinasi dengan cara
bercakap cakap dengan
orang lain

- Bertemu dengan
pasien kembali pada
hari Kamis, 23
Desember 2021 pukul
10.00 di ruang rehab
untuk berlatih cara
berkenalan dengan
orang lain dan
mengobrol terkait
isolasi social pasien
Kamis, 23 Isolasi sosial b.d gangguan S:
Desember 2021 psikiatrik - Pasien mentakan
10.00-10.15 perasaannya senang Atha Rahma Talitha
- Melakukan bina
- Pasien mengatakan
hubungan saling percaya
dirinya tidak suka
- Melakukan kontrak keramaian
tema, waktu, dan tempat - Pasien mengatakan
kepada Tn. A dirinya lebih senang
sendiri
- Memvalidasi perasaan - Pasien mengatakan
Tn. A tidak percaya diri jika
- Memvalidasi masalah bertemu dengan orang
pada Tn. A banyak
- Pasien mengatakan
- Melakukan SP 1 Pasien keuntungan
• Mengidentifikasi berinteraksi dengan
penyebab isolasi orang lain adalah dapat
social menambah teman,
menambah
• Menjelaskan persaudaraan, bisa
keuntungan dan saling tolong
kerugian menolong, dan saling
berinteraksi mendukung satu sama
dengan orang lain.
lain - Pasien mengatakan
• Melatih kerugian jika tidak
berkenalan berinteraksi dengan
orang lain adalah tidak
punya teman, tidak ada
yang membantu jika
kesulitan, dan akan
merasa kesepian.
- Pasien mengatakan
paham dengan cara
berkenalan, tetapi
masih takut untuk
memulai berkenalan
dengan orang lain.
- Pasien mengatakan
ingin bertemu dengan
mahasiswa perawat
pada hari Jum’at, 24
Desember 2021 pukul
07.30 setelah senam
pagi
-
O:
- Pasien tampak senang
- Pasien tampak paham
dan dapat
menyebutkan beberapa
keuntungan dan
kerugian berinteraksi
dengan orang lain
- Pasien tampak masih
takut saat diminta
berkenalan dengan
orang lain
A:
- SP 1 Pasien belum
teratasi
P:
- Mengevaluasi cara
berkenalan dengan
orang lain
- Mengevaluasi
kemampuan pasien
dalam mengontrol
halusinasi dengan
menghardik

- Mencoba
mempraktikkan
berkenalan dengan
orang lain
- Melatih pasien
mengendalikan
halusinasi dengan cara
bercakap cakap dengan
orang lain
- Bertemu dengan
pasien kembali pada
hari Jum’at, 24
Desember 2021 pukul
07.30 setelah senam
pagi
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, A. P., Susilo, T., & Putra, S. M. A. (2017). Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan

Periode Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia: Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Soeroyo Magelang. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 6(2).

Budiarto, E., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2021). Penerapan Cognitive Behavior Therapy, Family

Psychoeducation Therapy, dan Supportive Therapy pada Klien Halusinasi. Jurnal

Keperawatan, 13(2), 467-476.

Larasaty, L., & Hargiana, G. (2019). Manfaat Bercakap-Cakap Dalam Peer Support Pada Klien

Dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran. Jurnal Kesehatan, 8(1), 1-8.

Luhrmann, T. M., Alderson-Day, B., Bell, V., Bless, J. J., Corlett, P., Hugdahl, K., ... & Waters, F.
(2019). Beyond trauma: A multiple pathways approach to auditory hallucinations in clinical
and nonclinical populations. Schizophrenia Bulletin, 45(Supplement_1), S24-S31.

Mubin, M. F., & Rahayu, D. A. (2019). Pengaruh terapi psikoedukasi keluarga skizofrenia paranoid
terhadap kepatuhan minum obat pasien. Jurnal Keperawatan, 11(2), 93-102.

Nurdiana, N. (2020). penerapan terapi spiritual: dzikir pada Tn. A terhadap kemampuan

mengontrol halusinasi pendengaran di ruangan nuri RSJ Prof. HB Saanin Padang Tahun

2020 (Doctoral dissertation, Universitas Perintis Indonesia).

Pratiwi, M., & Setiawan, H. (2018). Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi

Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Kesehatan, 7(1), 7-13.

Pratiwi, M., & Setiawan, H. (2018). Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi
Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Kesehatan, 7(1), 7-13.

Susilaningsih, I., Nisa, A. A., & Astia, N. K. (2019). Penerapan Strategi Pelaksanaan: Teknik

Menghardik Pada Ny. T Dengan Masalah Halusinasi Pendengaran. Jurnal Keperawatan

Karya Bhakti, 5(2), 1-6.

Anda mungkin juga menyukai