Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.

L DENGAN GANGGUAN

RESIKO PRILAKU KEKERASAN

Disusun untuk memenuhi tugas Stase Kepetawatan Jiwa Program Profesi Ners

Disusun oleh :

Widi pamungkas J2214109050

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2023
A. IDENTITAS

Inisial : Tn. L
Alamat : Neglasari
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : smp
Agama : Islam
Informan : Tn.i
Tanggal masuk : 25 april 2023
Tanggal Pengkajian : 3 mei 2023

B. ALASAN MASUK
Klien mengatakan masuk ke RSJ 25 april 2023 kline mengatakan datang ke RSJ di antar
sama orang tua, kline mengatakan suka kesal dan marah marah karena sering mendengar
bisikan bisikian ke telinganya, kline ketika marah sering mengeluarkan kata kata kasar dan
jorok, suka melempar dan merusak benda benda di sekitar, mata melotot, tangan mengepal,
kline juga mengatakan pernah di rawat 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama

C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu (√ ) Ya () Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil (√) Tidak berhasil
3.
Pelaku Usia Korban Usia Saksi Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mendapat kan kekerasan atau pun melukai
orang.
Masalah keperawatan : Resiko prilaku kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ( ) Ya (√)Tidak
Masalah keperawatan :
5. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan ( ) ya ( ) tidak
Masalah keperawatan :
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital TD : 100/80 mmHg N: 84 x/menit S : 36,40C RR: 20 x/menit
2. Ukur TB : cm BB : kg ( ) Turun ( ) Naik
3. Keluhhan Fisik ( ) Ya (  ) Tidak
Jelaskan : Bentuk kepala Simetris, kulit kepala kurang bersih, Gigi kurang bersih tampak
kuning, kuku kotor dan panjang
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
Laki – laki :
Perempuan :
Klien :
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, klien tidak mengalami
kelainan fisik
b. Identitas diri
Klien adalah seorang perempuan berusia 25 tahun dan belum menikah
c. Peran
Klien mengatakan kalau dirumah sebagai anak yang mandiri dan suka menyendiri.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepat pulang dan ingin sembuh.
e. Harga Diri
Klien sering dikucilkan oleh keluarganya dirumah karena sering tiba – tiba marah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat :-
b. Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat : Klien terlihat selalu menyendiri
dilingkungannya
c. Hambatan Berhubungan dengan orang lain : Suka marah – marah .
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam
b. Kegiatan Ibadah : Jarang dilakukan
F. STATUS MENTAL
1. (√ ) Tidak Rapi ( ) Penggunaan Pakaian Tidak Sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien berpakaian kurang rapi dan pakaiannya tampak kusut
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
() Cepat () Keras ( ) Gagap ( ) inkoheran
( ) Apatis ( ) Lambat ( ) Membisu ( ) tidak mampu memulai bicara
Jelaskan : pembicaraan saat di kaji kline tidak tertutp ada kontak mata kline mampu
menjawab semua pertanyaan
3. Aktivitas Motorik:
( ) Lesu (  ) Tegang ( ) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
Jelaskan : kline mengikuti kegiatan yang ada di ruangan
Masalah keperawatan :
4. Alam perasaaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa ( ) Khawatir
(  ) Gembira berlebihan
Jelaskan : kline tanpak gembira berada di ruangan karena bertemu banyak orang dan suka
berinteraksi dengan banyak orang
5. Afek
(  ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan : Klien dapat berespon sesuai stimulus yang diberikan.
Masalah Keperawatan :
6. lnteraksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah tersinggung
(  ) Kontak mata kurang (  ) Defensif ( ) Curiga
Jelaskan : Selama komunikasi klien ada kontak mata
7. Persepsi / Halusinasi
(  ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidu
Jelaskan : kline suka mendengar bisikan bisikan ke telinganya
Masalah keperawatan : halusinasi
8. Proses Pikir
(  ) sirkumtansial ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi
( ) flight of idea ( ) blocking ( ) pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : Pengulangan ketika klien diajak berbicara, pembicaraan klien berbelit-belit


tetapi sampai pada tujuan sesuai dengan topik.
Masalah Keperawatan :
9. Isi Pikir
( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria
( ) Depersonalisasi ( ) ide yang terkait ( ) pikiran magis
10. Waham
( ) Agama ( ) Somatik ( )Kebesaran ( ) Curiga
( ) nihilistic ( ) sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Kontrol pikir
Masalah Keperawatan : tidak ada waham
11. Tingkat kesadaran
( ) Bingung ( ) sedasi ( ) stupor
Disorientasi
( ) waktu ( ) tempat ( ) orang
Jelaskan : klien sadar bahwa sedang berada di panti rehabilitasi
Masalah Keperawatan :
12. Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang
(  ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) konfabulasi
Jelaskan : saat ditanya klien kadang-kadang lupa apa yang sudah di tanya klien tampak
bingung.
Masalah Keperawatan :
13. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( ) mudah beralih ( √ ) tidak mampu konsentrasi
( ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : saat ditanya klien mampu berhitung tetapi klien susah untuk berkonsentrasi dan
sering lupa
Masalah Keperawatan :
14. Kemampuan penilaian
( √ ) Gangguan ringan ( ) gangguan bermakna
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
15. Daya tilik diri
( ) mengingkari penyakit yang diderita
( ) menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :.
Masalah Keperawatan :
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
( √ ) Minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : klien makan 3 x sehari klien menghabiskan makannya,
klien minum 4 – 5 gelas / hari, klien makan dan minum sendiri
2. BAB/BAK
( √ ) Minimal ( ) Bantual total
Jelaskan : klien BAB/BAK secara mandiri diwc umum yayasan.
3. Mandi
( √ ) Minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : klien mandi tanpa bantuan
4. Berpakaian/berhias
( √ ) Minimal ( ) Bantual total
Jelaskan : Tidak dibantu Klien memakai pakaiannya dengan sendiri
5. Istirahat dan tidur
( √ ) Tidur siang lama : 1-2 Jam Sehari
( ) Tidur malam lama : 6-8 Jam semalam
( ) Kegiatan sebelum / sesudah tidur :
6. Penggunaan obat
(  ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : minum obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan ( ) Ya ( √ ) tidak
Perawatan pendukung ( ) Ya ( √ ) tidak
Jelaskan : Hanya dilakukan terapi aktivitas sehari-hari yang dilakukan di ruangan.
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan ( ) Ya ( √ ) tidak
Menjaga kerapihan rumah ( ) Ya (√ ) tidak
Mencuci pakaian ( ) Ya ( √ ) tidak
Pengaturan keuangan ( ) Ya ( √ ) tidak
Jelaskan : Klien jarang melakukan kegiatan didalam rumah
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja ( ) Ya ( √ ) tidak
Transportasi ( ) Ya ( √ ) tidak
Lain-lain ( ) Ya ( ) tidak
Jelaskan : Kegiatan klien tidak pernah berpergian, menghabiskan banyak waktu di rumah
H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) reaksi lambat/berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) Olahraga () mencederai diri/Orang lain/barang
( ) Lainnya ( ) lainnya
Jelaskan : Klien suka tiba - tiba kesal dengan orang lain dan suka tiba – tiba merusak
barang barang di sekitar
Masalah Keperawatan : Resiko prilaku kekerasan
I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Klien merasa keluarga kurang
memperhatikan.
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, Fisik : klien mengatakan kurang berhubungan
baik dengan lingkungan karena tiba – tiba suka merusak barang .
 Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan sekolah sampai SMP
 Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien mengatatakan ketika di rumah jarang
beraktivitas
 Masalah dengan perumahan, spesifik :
 Masalah ekonomi, spesifik : -
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : -
Masalah Keperawatan: Resiko prilaku kekerasan
J. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Resiko perilaku kekerasan
Terapi Medik : -
K. ANALISIS DATA
NO DATA Etiologi MASALAH
1. DS : Harga diri rendah Resiko prilaku
 klien mengatakan suka kesal kekerasan
dengan lingkungan sekitar, Prilaku kekerasan
dan sering membentak
dengan kata – kata kotor Resiko prilaku
DO : kekerasan (diri
 Mata melotot, sendiri, orang lain,
 Tatapan tajam, dan lingkungan

 Tangan mengepal
 Mondar – mandir
2. DS : Koping individu Defisit perawatan diri
 Klien mengatakan mandi 1 tdk efektif
kli sehari
Do Harga diri rendah
 Klien tampak kusam
 Gigi klien tampak kuning Defisit perawatan

 Klien tercium wangi tidak diri

sedap

DS ; Resiko prilaku Gangguan persepsi


 Mndengar suara atau kegaduhan kekerasan (diri sensori : halusinasi
 Mendengarb surara yang sendiri, orang pendengaran
mengajak bercakap cakap lain, dan
 Mendengar suara yang lingkungan
menyuruh melakukan sesuatu
yang berbahaya
DO : Gangguan
 Kline marah marah tanpa sebab persepsi sensori :
 kline suka merusak benda benda halusinasi
di sekitar pendengaran

L. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko prilaku kekerasan d.d persepsi pada lingkungan tidak adekuat
2. Defisit perawatan diri ; gangguan psikologis
3. Gangguan persepsi sensori:halusinasi pendengaran
M. INTERVENSI / RENCANA TINDAKAN
No Diagnosa Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1. Resiko prilaku L.09076 Kontrol diri  Verbalisasi ancaman kepada orang lain 1.14544 Pencegahan prilaku kekerasan
kekerasan Setelah dilakukan tindakan  Vebalisasi umpatan Observasi
keperawatan selama 1 x 24 jam  Perilaku menyerang  Monitor adanya benda yang berpotensi
diharapakan kontrol diri  Perilaku melukai diri sendiri/orang lain membahayakan (mis. Benda tajam, dll)
meningkat  Perilaku merusak lingkungan sekitar  Monitor keamanan barang yang dibawa oleh
 Perilaku agresif/amuk pengunjung
Terapeutik
 Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara
rutin
 Ajarkan pasien terapi SPTK 1-5
Edukasi
 Anjurkan pengunjung dan keluarga untuk
mendukung keselamatan pasien
 Latih mengungkapkan perasaan secara asertif
 Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan non
verbal
2. Defisit perawatan diri L.11103-Perawatan Diri  Kemampuan mandi Dukungan perawatan diri 1.11348
Setelah dilakukan tindakan  Kemampuan mengenakan pakaian Observasi
keperawatan selama 1x 24 jam  Kemampuan ke toilet (BAB/BAK)  Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
diharapakan perawatan diri  Verbalisasi keinginan melakukan usia
meningkat perawatan diri  Monitor tingkat kemandirian
 Minat melakukan perawatan diri  Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
 Mempertahankan kebersihan diri berpakaian, berhias, dan makan
 Mempertahankan kebersihan mulut Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis: suasana
hangat, rileks, privasi)
 Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
 Ajarkan pasien terapi sp 1
 Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
 Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
 Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
3 Gangguan Klien mampu  Kline mampu mengenal Manajemen halusinasi
persepsisensori ; mengontrol halusinasinya 1. Observasi
halusinasi halusinmanya  Kline mampu mengontrol - monitor prilaku yang mengidikasi halusinasi
pendengaran halusinasi dengan cara menghardik - monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi
 Kline mampu mengontrol lingkungan
halusinanya dengan makan obat 2. Terapetik
teratur - pertahankan lingkungan yang aman
 Kline mampu mengontrol - lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat
halusinanya dengan bercakap mengontrol prilaku
cakap dengan orang lain - ajarkan pasien terapi sp 1
 Kline mampu mengontrol - diskusikan perasaan halusinasi
halusinanya dengan melakukan - hindari perdebatan tentang validasi halusinasi
kegiatran terjadwal. 3. Edukasi
- anjurkan menonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
- anjurkan bicarav pada orang orang yang di percaya
untuk memberi dukungan dan asupan yang baik korektif
terhadap halusinasi
- anjurkan melakukan distraksi
N. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Hari/tanggal/jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Resiko prilaku Kamis, 4 mei Observasi S : Klien mengatakan baik baik saja tetapi
kekerasan 2023  Memonitor adanya benda yang berpotensi membahayakan (mis. Benda masih suka marah marah
10:00 O : kline terlihat menjambak rambut teman
tajam, dll)
nya ketika sedang berkumpul kline tampak
Respon :Terdapat benda tajam tersimpan pada tempatnya (pasta gigi) tenang kline koperatif kline nyambung ketika
 Memonitor keamanan barang yang dibawa oleh pengunjung di tanya kontak mata ada, emosi kline masih
labil
Respon : Pengunjung tidak membawa benta yang bisa membahayakan
A : resiko prilaku kekerasan
Terapeutik P : Lanjutkan Sp 2
 Mempertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin
Respon : Banyak orang beraktifitas
 Mengajarkan pasien terapi SPTK 1-5
Respon : Pasien mampu mengikuti sp 1 dengan teknik relaksasi nafas
dalam
Edukasi
 Melatih mengungkapkan perasaan secara asertif
Respon : Pasien mengungkapkan keinginannya untuk pulang
 Melatih mengurangi kemarahan secara verbal dan non verbal
Respon : Pasien mengikuti relaksasi nafas dalam
Defisit Dukungan perawatan diri 1.11348 S : Klien senang setelah diberi pasta gigi
perawatan diri Observasi O:
 Minat melakukan perawatan diri
 Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
Respon : Klien tampak selalu membawa sikat gigi meningkat
 Memonitor tingkat kemandirian  Mempertahankan kebersihan mulut
meningkat
Respon : Klien bisa melakukan kegiatan dengan mandiri
 Klien mampu ke toilet (BAB/BAK)
 Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dengan mandiri
dan makan A : Defisit perawatan diri teratasi
P : hentikan intervensi
Respon : Klien membutuhkan pasta gigi
Terapeutik
 Mendampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
Respon : Klien bisa melakukan perawatan diri dengan mandiri.
 Pemberian terapi sp 1
Respon : kline mampu mengikuti sp 1
 Menjadwalkan rutinitas perawatan diri
Respon : Klien telah dijadwalkan mengosok gigi dipagi hari dan sore hari

Edukasi
 Menganjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan
Respon : Klien mengerti
Halusinasi Manajemen halusinasi S :kline mengatakan merasa senang
4. Observasi O:kline mampu mengontrol halusinya dengan
- monitor prilaku yang mengidikasi halusinasi cara menghardik dengan motivasi perawat
Respon : kline mampun mengntrol indikasi halusinasi A : halusinasi teratasi sebagian
- monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan P : hentikan intervensi
5. Terapetik
- pertahankan lingkungan yang aman
Respon : kline mengatakan merasa nyaman di kamarnya
- berikan terapi sp 1
Respon : kline mampu mengikuti sp 1
- diskusikan perasaan halusinasi
Respon : kline mampu mendiskusikan halusinasinhya
6. Edukasi
- anjurkan menonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
Respon : kline mampu mengontrol halusinasi ketika sendiri
- anjurkan bicarav pada orang orang yang di percaya untuk memberi dukungan
dan asupan yang baik korektif terhadap halusinasi
Respon : kline suka bercerita ke teman sekamar maupun ke perawat

Resiko prilaku Jumat,5 mei 2023 Sp 2 : S : Klien mengatakan baik baik saja tetapi
kekerasan 13:00 a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara fisik masih suka marah marah
O : kline terlihat menjambak rambut teman nya
kedua
ketika sedang berkumpul kline tampak tenang
Respon : kline memahami cara mengontrol kekerasan fisik kline koperatif kline nyambung ketika di tanya
b. Mengevaluasi latihan nafas dalam kontak mata ada, emosi kline masih labil
Respon : kline masih mengingat sp 1 latihan nafas dalam A : resiko prilaku kekersan

c. Melatih cara fisik ke 2: pukul kasur dan bantal P : lanjut terapi sp 3

Respon : kline bisa melakukan dan memahami sp yang ke 2 tentang


memukul kasur dan bantal
d. Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
Respon : kline menambahkan jadwal harian yang ke 2 yaitu memukul
bantal

Resiko prilaku Sabtu, 6 mei Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya dengan terapi Psikofarmaka S : Klien mengatakan baik baik saja
kekerasan 2023 Respon : kline selalu mengkonsumsi obat dengan teratur tetapi masih suka marah marah
O : kline terlihat menjambak rambut
16:00
teman nya ketika sedang berkumpul kline
tampak tenang kline koperatif kline
nyambung ketika di tanya kontak mata
ada, emosi kline masih labil
A : resiko prilaku kekersa
STRATEGI PELAKSANAAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : Ke 1 (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengidentifikasi PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan PKny
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala
yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara mengendalikan
perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam).

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi :
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya widi saya biaya
dipanggil widi. Saya perawat yang dinas diruang ini, saya dinas diruangan ini
selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 2 sampai jam 9 malam, jadi
selama 2 minggu ini saya yang merawat ibu.
b. Evaluasi/Validasi
Nama ibu siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
“ Bagaimana perasaan ibu L saat ini?”
“masih ada perasaan kesal atau marah?
c. Kontrak
1) Topik
“ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang
ibu rasakan,”
2) Waktu
“ Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit“
“Dimana kita akan bincang-bincang?
3) Tempat
“Dimana kita akan bincang-bincang? “Bagaimana kalau diruang tamu?”
2. Fase Kerja :
“ apa yang menyebabkan ibu L marah?
Apakah sebelumnya ibu L pernah marah?
Terus penyebabnya apa?
Samakah dengan yang sekarang?
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan yang tidak
tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab marah klien), apa yang ibu L rasakan?“
Apakah ibu L merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat, dan tangan mengepal?”“ apa yang ibu lakukan selanjutnya”
“ Apakah dengan ibu L marah-marah, keadaan jadi lebih baik?
“ Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
“maukah ibu belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?
” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara
dulu,
“ begini bu, kalau tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu berdiri lalu tarik nafas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu L
sudah dapat melakukan nya.
“ nah sebaiknya latihan ini ibu L lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul ibu L sudah terbiasa melakukannya”.

3. Fase Terminasi :
a. Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu L setelah berbincang-bincang tentang kemarahan ibu? ”
b. Evaluasi Obyektif
“ Coba ibu L sebutkan penyebab ibu marah dan cara mengatasinya ?
“Baik, sekarang latihan tandi kita masukkan ke jadwal harian ya Bu”
” berapa kali sehari ibu mau latihan nafas dalam ?” Bagus..
“Nanti tolong ibu tulis M, bila ibu melakukannya sendiri, tulis B, bila ibu dibantu
dan T, bila ibu tidak melakukan”
c. Kontrak
1) Topik
“baik Bu, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan
mengendalikan marah ibu L.
2) Tempat
”Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya Bu?”
3) Waktu
“Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja”
“Saya pamit dulu Ibu…Assalamu’alaikum.”

Pertemuan : Ke 2 (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil.
2. Diagnosa Keperawatan
perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
e. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara fisik kedua
f. Mengevaluasi latihan nafas dalam
g. Melatih cara fisik ke 2: pukul kasur dan bantal
h. Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
4. Tindakan Keperawatan
SP 2 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik ke dua
(evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara
fisik ke dua : pukul kasur dan bantal), menyusun jadwal kegiatan harian cara ke dua.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum Ibu L, masih ingat nama saya” bagus Ibu,,,ya saya widi”
b. Evaluasi/Validasu
“sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi. “Bagaimana perasaan
ibu saat ini, adakah hal yang menyebabkan ibu marah?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua.”
2) Waktu
“ mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?”
3) Tempat
“ Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini ya Bu”
2. Fase Kerja
Nah kemarin kita kan sudah berlatih menenangkan kemarah dengan teknik nafas dalam
dan sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur apakah ibu bersedia ?
mari ke kamar ibu?
Jadi kalau nanti ibu kesal atau marah, ibu langsung kekamar dan lampiaskan marah ibu
tersebut dengan memukul bantal dan kasur.Nah coba ibu lakukan memukul bantal dan
kasur, ya bagus sekali ibu melakukannya!”
“ Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian
jangan lupa merapikan tempat tidur Ya!”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!”
“ Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari ibu. Pukul berapa ibu mau
mempraktikkan memukul kasur/bantal?
Bagai mana kalau setiap bangun tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore, lalu
kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Bu.
c. Kontrak
1) Topik
“Nanti kita bicarakan cara ke tiga mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh
minum obat
2) Waktu
Kira-kira waktunya mau kapan ya bu ? Kalu bisa besok kita bertemu lagi ?
3) Tempat
Tempatnya maudimana ya bu ? Kalau diruangan ini lagi bisa ?
Baik kalau begitu saya pamit dulu Sampai jumpa Assalamu’alaikum.”

Pertemuan : Ke 3 (Tiga)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil.
2. Diagnosa Keperawatan
perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya dengan terapi Psikofarmaka
4. Tindakan Keperawatan
SP 3 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan PK dengan obat ( bantu pasien minum obat
secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat, benar waktu dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna minum obat dan akibat
berhenti minum obat, susun jadwal minum obat secara teratur)
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum Ibu L, masih ingat nama saya” bagus Ibu,
b. Evaluasi/Validasi
“sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana bu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal? Apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat
kegiatannya”.
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat
yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi?”
3) Waktu
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
2. Fase Kerja
“Ibu sudah dapat obat dari dokter?”“Berapa macam obat yang ibu minum?warnanya apa
saja? Bagus, jam berapa ibu minum?Bagus”“Obatnya ada 3 macam bu, yang warnanya
oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP agar rileks
dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP rasa marah berkurang.
Semuanya ini harus ibu minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”“Bila
nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya ibu bias
mengisap-isap es batu”.“Bila terasa berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas dulu”.
“Nanti dirumah sebelum minum obat ini ibu lihat dulu label di kotak obat apakah benar
nama ibu tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada suster
kemudian cek lagi apakah benar obatnya”.
“Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu,
karena dapat terjadi kekambuhan.”“ Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam
jadwal ya bu”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita minum obat
yang benar?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi jenis jenis obat yang ibu minum! Bagaiman cara minum
obat yang benar?”“Nah,
sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari? Sekarang kita
tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”.“
c. Kontrak
1) Topik
Baik, besok kita ketemu lagi untuk membantu ibu latihan mengendalikan
perilaku kekerasan secara sosial/verbal apakah ibu bersedia ?
2) Waktu
Untuk waktunya mau jam berapa ?
3) Tempat
Untuk tempatnya mau dimana ? disini sajah ?
Kalau begitu saya pamit dulu ya bu Selamat siang bu, sampai jumpa.”….
Assalamu’alaikum

Pertemuan : Ke 4 (Empat)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
b. Mengevaluasi jadual harian untuk dua cara fisik
c. Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
d. Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
4. Tindakan Keperawatan
SP 4 klien :
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial/verbal
(evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan perilaku kekerasan, latihan
mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal latihan mengungkapkan marah
secara verbal)

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN.


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum Ibu L, masih ingat nama saya” bagus Ibu,,,ya saya widi”,
b. Evaluasi/Validasi
Sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana bu, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal dan
minum obat nya dengan teratur? Coba saya lihat jadual kegiatan hariannya. “Bagus,
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau ditempat yang
sama?”
3) Waktu
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaiman kalau 10 menit?”
2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah. Kalau marah sudah disalurkan
melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu
bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya bu: 1. Meminta dengan
baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar.
Kemarin ibu mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak tersedia, rumah
berantakan, Coba ibu minta sediakan makan dengan baik:” bu, tolong sediakan makan
dan bereskan rumah” Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan
lain-lain. Coba ibu praktekkan . Bagus bu. “
Yang kedua : Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’.
Coba ibu praktekkan . Bagus bu.”
Yang ketiga Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal ibu dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu’.
Coba praktekkan. Bagus.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah
dengan bicara yang baik?’
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.”“Bagus sekali,
sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari ibu mau latihan bicara
yang baik? bisa kita buat jadwalnya?”
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta
obat, makanan dll. Bagus nanti dicoba ya bu!”
c. Kontrak
1) Topik
“ Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?” “ besok kita akan membicarakan
cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu yaitu dengan cara ibadah, ibu setuju?
2) Waktu
Mau jam berapa bu kita berbincang – bincangnya ? Kalau jam 9 bisa ?
3) Tempat
Mau dimana bu? Disini lagi?
Baik sampai nanti ya Ibu…Assalamu’alaikum

Pertemuan : Ke 5 (Lima)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuankhusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya secara spiritual,
4. Tindakan Keperawatan
SP 5 klien :
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (diskusikan hasil
latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal, latihan
beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa)
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum Ibu L, masih ingat nama saya” Betul Ibu
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaiman bu, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa marahnya?”
c. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu dengan ibadah?”
b. Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaiman kalu ditempat biasa?”
c. Waktu
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”
2. Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan! Bagus, yang mana yang mau di
coba?”
“Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas dalam. Jika
tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air
wudhu kemudian sholat”.
“Ibu bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba ibu sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan
caranya?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang beribadah?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila ibu sedang marah”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu. Mau berapa kali ibu
sholat. Baik kita masukan sholat pada jadwal ibu
“Setelah ini coba ibu lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
Baik besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana ibu melaksanakan kegiatan
dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah
Saya pamit dulu ya bu, sampai jumpa assalamu’alaikum…..

STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 :


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
DS :
 Klien mengatakan mandi 1 kli sehari
Do
 Klien tampak kusam
 Gigi klien tampak kuning
 Kline tercium tidak sedap
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
1. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Menjelaskan kebersihan yang baik.
c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya widi , saya biasa
dipanggil Emus. Saya perawat yang dinas diruang ini, saya dinas selama 2 minggu.
Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 2 siang, jadi selama 2 minggu ini saya
yang merawat ibu.
Nama ibu siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“ Kalau boleh tau bagaimana perasaan ibu saat ini?”
Apakah ibu sudah mandi?.
c. Kontrak
1) Topik
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita mendiskusikan tentang kebersihan diri?
2) Waktu
Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
3) Tempat
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruangan makan?.
2. Fase kerja.
Masalah kebersihan diri
Kalau boleh tau berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan mandi?
Apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik
seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu
yang bisa muncul? Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau
kita mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan? Benar sekali, ibu perlu
menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol, shampo serta sisir. Wah bagus
sekali, ibu bisa menyebutkan dengan benar.
Masalah berdandan
apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja ibu menyisir rambut?
Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran dan bedandan? Jadi bisakah ibu
sebutkan alat yang digunakan untuk berdandan? Betul, bagus sekali sisir, bedak dan
lipstik.
Masalah makan dan minum
Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari. Kalau minum sehari
berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari. Apa saja yang disiapkan untuk
makan? Dimana ibu makan? Bagaimana cara makan yang baik menurut ibu? Apa yang
dilakukan sebelum makan? Apa pula yang dilakukan setelah makan?
Masalah BAB dan BAK
Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya ibu BAB/BAK?
Bagaimana membersihkannya?
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan dan minum
serta BAB dan BAK. sekarang bisakah ibu cerita bagaimana cara melakuakn mandi,
keramas dan gosok gigi. Ya benar
pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil shampo gosokkan
pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.selanjutnya abil sabun, gosokkan
diseluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi
pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi ibu mulai
dari depan ke belakang. lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh
tubuh ibu sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Nah jangan lupa ya bu
2. Terminasi.
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan
diri,?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan kembali apa saja yang kita diskusikan tentang kebersihan diri?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
berdandan. apakah ibu bersedia?
2) Tempat
“Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
3) Waktu
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00? Baiklah bu besok saya akan
kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum
WR,WB

STRATEGI PENATALAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


HALUSINASI

A. Proses Keperawatan
4) Kondisi Klien
DS ;
 Mndengar suara atau kegaduhan
 Mendengarb surara yang mengajak bercakap cakap
 Mendengar suara yang menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
DO :
 Kline marah marah tanpa sebab
kline suka merusak benda benda di sekitar
5) Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
6) Tujuan Khusus :
b. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
c. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan
menghardik.
7) Tindakan Keperawatan
3. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi
 Isi
 Waktu
 Frekuensi
 Situasi
 Respon terhadap / terjadinya halusinasi
4. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
a. Orientasi :
 Salam terapeutik:
”Assalamualaikum ibu L, apa kabar? ”
 Memperkenalkan Diri
Ibu L masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Iya, betul
sekali nama saya widi yang sedang praktek disini.
 Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:
”Bagaimana perasaan ibu L hari ini? Oh iya, tadi pagi ibu L bangun jam berapa?
Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa ibu L sudah mandi?”
 Evaluasi/Validasi :
“ibu L masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau
berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang bayangan-
bayangan yang ibu L lihat dan cara mengontrolnya dengan menghardik”
 Kontrak :
“ibu L masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Ibu L lupa
yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di teras, waktunya tidak lama hanya
sekitar 15 menit. Bagaimana Pak Syamsir sudah siap?”
b. Kerja :
“ Apakah ibu melihat bayangan tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan
bayangan itu?”
“Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering
ibu lihat bayangan itu? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa bayangan
itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
“ Apa yang ibu rasakan pada saat melihat bayangan itu?”
“ Apa yang ibu lakukan saat melihat bayangan itu? Apakah dengan cara itu
bayangan-bayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah bayangan-bayangan itu muncul?
“ibu, ada empat cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul. Pertama,
dengan menghardik bayangan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke
empat minum obat dengan teratur.”
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“ Caranya sebagai berikut: saat bayangan-bayangan itu muncul, langsung ibu tutuo
mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak nyata .
Kamu hanya bayangan. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi.
Coba ibu peragakan! Nah begitu ….bagus! Coba lagi ! Ya bagus Pak Syamsir
sudah bisa”
” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara menghardik,
bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara teratur. Hari ini yang
kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”
C.Terminasi
 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah peragaan latihan tadi?”
 Evaluasi Objektif
” Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini? Iya bagus
Pak Syamsir”
 Rencana tindak lanjut
” Kalau bayangan-bayangan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus
berlatih ya ibu walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita buat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.
 Kontrak
Topik : “Baiklah ibu besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara
kedua mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain.”
Tempat : “ibu mau dimana tempatnya? Oh ibu ingin di tempat tidur yah?”
Waktu : ”Jam berapa ibu bisa. Bagaimana klo jam 10 saja?Waktunya hanya 15
menit saja.”
“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

Anda mungkin juga menyukai