DISUSUN OLEH :
KELAS V (LIMA)
SDN 1 MARGALAKSANA
Gangguan pencernaan adalah sekelompok kondisi yang terjadi ketika sistem pencernaan
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Secara umum, kondisi ini terbagi menjadi dua, yaitu
gangguan pencernaan organik dan fungsional.
Perlu kamu pahami, gangguan pencernaan organik terjadi ketika ada kelainan struktural
pada sistem pencernaan, yang mencegahnya bekerja dengan baik.
Adapun beberapa gangguan pencernaan yang umum terjadi sebagai penyebabnya adalah:
Penyebab gangguan pencernaan bervariasi, tergantung pada jenis penyakit atau kondisi
yang mendasarinya.
Berikut adalah penjelasan mengenai sejumlah penyakit atau kondisi yang dapat menjadi
penyebab gangguan pencernaan:
Penyakit refluks asam lambung (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus
(kerongkongan). Adapun penyebab utama dari kondisi ini adalah melemahnya cincin otot
kerongkongan.
Cincin otot kerongkongan tersebut berfungsi mencegah makanan kembali ke kerongkongan
setelah masuk ke lambung.
Sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari IBS. Namun,
para ahli menduga kalau sejumlah faktor berikut tampaknya berperan dalam memicunya:
Kontraksi otot di usus. Dinding usus dilapisi dengan lapisan otot yang berkontraksi saat
mereka memindahkan makanan melalui saluran pencernaan. Kontraksi yang lebih kuat
dan bertahan lebih lama dari biasanya dapat menyebabkan gas, kembung, dan diare.
Sistem saraf. Masalah dengan saraf pada sistem pencernaan dapat menyebabkan
ketidaknyamanan. Khususnya saat perut meregang karena gas atau feses. Sinyal yang
terkoordinasi dengan buruk antara otak dan usus dapat menyebabkan tubuh bereaksi
berlebihan terhadap perubahan yang biasanya terjadi dalam proses pencernaan.
Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit, diare atau sembelit.
Infeksi parah. IBS dapat berkembang setelah serangan diare parah akibat infeksi bakteri
atau virus. Kondisi ini memiliki istilah medis gastroenteritis. Selain itu, IBS juga mungkin
berkaitan dengan kelebihan bakteri usus (pertumbuhan bakteri yang berlebihan).
Stres. Orang yang terpapar peristiwa stres, terutama saat masa kanak-kanak,
cenderung memiliki lebih banyak gejala IBS.
Sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari IBD atau penyakit
peradangan usus.
Tetapi para ahli mengklaim kalau IBD adalah hasil dari sistem kekebalan tubuh yang
melemah. Kemungkinan penyebabnya adalah:
Sistem kekebalan yang tidak dapat merespons kuman dengan optimal. Misalnya seperti
virus atau bakteri, yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.
Dapat terpicu pengaruh komponen genetik. Sebagai contoh, seseorang dengan riwayat
keluarga IBD lebih mungkin mengembangkan kondisi ini.
4. Batu Empedu
5. Penyakit Celiac
Penyakit Celiac adalah masalah pencernaan yang melukai usus kecil. Kondisi ini dapat
membuat proses penyerapan nutrisi dari makanan pada tubuh terhambat.
Gluten adalah sejenis protein yang terkandung dalam gandum, jelai, dan terkadang dalam
jumlah kecil dalam oat campuran.
FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENCERNAAN
Faktor risiko dari kondisi ini akan bervariasi, tergantung dari penyebab yang mendasarinya.
Berikut adalah penjelasannya:
1. GERD
2. IBS
Lingkungan.
Pola makan.
Genetik.
Kebiasaan merokok.
4. Batu Empedu
5. Penyakit Celiac
Rasa sakit yang terus-menerus di bawah tulang rusuk, di sisi kanan tubuh.
Penyakit kuning.
Suhu tinggi.
Mual.
Muntah.
Berkeringat.
Dokter akan mendiagnosis jenis gangguan pencernaan pada seseorang dengan melakukan
wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang sesuai.
Pemeriksaan penunjang yang umum dokter rekomendasikan pada pengidap GERD adalah
endoskopi dan x-ray.
Pemeriksaan penunjang yang umum dokter lakukan pada IBD, antara lain pemeriksaan
darah, endoskopi, kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, x-ray, CT scan, dan MRI.
Pemeriksaan penunjang untuk batu empedu adalah USG, CT scan, tes darah, dan
pemindaian radionuklida kandung empedu.
Sementara untuk penyakit Celiac adalah pemeriksaan serologi dan tes genetik untuk
antigen leukosit manusia (HLA-DQ2 dan HLA-DQ8).
Antibiotik.
Beberapa jenis obat lainnya sesuai resep dari dokter.
Tindakan operasi.
Menghindari kafein.
Meminimalisir stres.
Menggunakan obat sesuai dengan anjuran dokter.
Obat-obatan.
Operasi pengangkatan batu empedu.
Sementara itu, penyakit Celiac bisa ditangani dengan diet ketat bebas gluten seumur hidup
sebagai satu-satunya cara pengobatan.
Menjalani diet bebas gluten saat hamil, jika ibu mengidap penyakit Celiac.
Melakukan tes genetik untuk bayi.
Menyusui bayi secara eksklusif setidaknya enam bulan.
Memperkenalkan gluten secara perlahan setelah anak berusia antara 4 hingga 6 bulan.
Esofagitis atau peradangan lapisan esofagus. Kondisi ini dapat menimbulkan sejumlah
gejala.
Striktur, bekas luka yang terbentuk karena luka akibat asam lambung.
Esofagus Barrett, perubahan pada sel dan jaringan lapisan esofagus akibat asam
lambung.
Hemoroid (wasir).
Malnutrisi atau kekurangan nutrisi.
Gangguan mental, seperti cemas atau depresi.
Penurunan kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Dehidrasi.
Kekurangan gizi atau malnutrisi.
Sumbatan (obstruksi) pada usus.
Fistula atau terbentuknya saluran abnormal di usus atau anus.
Muncul luka atau robekan di anus (fisura ani).
Penyumbatan di pembuluh darah di usus.
Perforasi atau robekan pada usus besar.
Kanker usus besar.