1. OBESITAS
2. KARIES GIGI
Karies atau gigi berlubang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan
lapisan email yang bisa meluas sampai ke bagian saraf gigi yang disebabkan oleh
aktifitas bakteri di dalam mulut. Gigi berlubang disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu faktor gigi, mikroorganisme, substrat, dan waktu.
Faktor pertama yaitu karakter gigi yang biasanya bersifat menurun, seperti kualitas,
ukuran, dan posisi gigi. Kedua adalah mikroorganisme yaitu kuman yang ada di
dalam mulut . Ketiga adalah substrat atau disebut juga degan sisa-sisa makanan
yang tertinggal di permukaan gigi. Faktor terakhir adalah waktu, proses trejadinya
karies tidak berlangsung dalam waktu yang singkat. Perjalanan bakteri karies untuk
menjadikan gigi berlubang berlangsung dalam kurun waktu 6-48 bulan. Lalu
bagaimana cara mencegah agar gigi kita tidak berlubang? Ada banyak cara yang
bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya gigi berlubang diantaranya dengan
membiasakan diri untuk menyikat gigi dengan cara yang tepat dan waktu yang
tepat pula.
3. MAGH (GASTRITIS)
Sakit maag atau dispepsia adalah rasa nyeri dan tidak nyaman pada lambung akibat
sejumlah kondisi. Kondisi ini bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit. Meski
terbilang mudah untuk disembuhkan, akan tetapi maag juga bisa menjadi parah.
Bahkan, maag yang semakin parah mampu mengganggu pengidapnya untuk beraktivitas
normal. Itu sebabnya, segera lakukan perawatan yang diperlukan ketika timbul gejala
maag.
4. HEPATIS
Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang memiliki gejala berupa peradangan pada organ hati.
Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, kebiasaan minum alkohol, paparan zat beracun
atau obat-obatan tertentu.
Jenisnya terbagi dua berdasarkan sifatnya, yaitu akut dan kronis. Jenis akut terjadi bisa
secara tiba-tiba dalam kurun waktu yang cenderung singkat.
Sementara yang kronis berkembang perlahan dan merupakan kondisi jangka panjang.
Sialnya, keduanya sama-sama mengganggu berbagai fungsi tubuh, terutama yang berkaitan
dengan metabolisme.
Hal ini terjadi karena hati berperan penting dalam metabolisme tubuh, seperti
menghasilkan empedu, mengurai berbagai zat, menetralisir racun, mengaktifkan enzim dan
lain sebagainya.
Apa Gejala Pertama Hepatitis?
Penyakit ini tak selalu menunjukan gejala. Gejalanya baru timbul setelah tubuh
terjadinya kerusakan yang dapat memengaruhi fungsi hati.
Apabila bersifat akut, tanda dan gejalanya dapat muncul dengan cepat.
Adapun sejumlah gejala yang umumnya terjadi pada pengidap penyakit ini, yaitu:
Mengalami gejala seperti flu, mual, muntah, demam, dan lemas.
Feses berwarna pucat.
Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan.
Nyeri di bagian perut.
Turun berat badan.
Urine menjadi gelap seperti teh.
Kehilangan nafsu makan.
Faktor Risiko Hepatitis
Pencegahan Hepatitis
Ada beberapa cara yang dapat kamu alakukan untuk mencegah atau menurunkan risiko
untuk terserang penyakit ini.
Namun, semua ini tergantung dari jenis penyakit ini yang menyerang.
Contohnya, pastikan untuk tidak banyak mengonsumsi atau mengurangi konsumsi alkohol.
Berikut ini pencegahan kondisi ini yang dapat kamu lakukan:
Melakukan vaksinasi. Sekarang ini sudah ada vaksin yang bisa mencegah hepatitis A
dan B, tapi belum ada vaksin untuk hepatitis C.
Mengurangi konsumsi alkohol.
Menjaga kebersihan sumber air.
Mencuci bahan makanan yang kamu konsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran,
serta buah-buahan.
Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
Tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan pelindung.
Melakukan hubungan seksual yang aman. Misalnya, menggunakan kondom atau
tidak berganti-ganti pasangan (setia pada satu pasangan).
5. DIARE
Diare adalah keluhan buang air besar encer atau berair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam
sehari. Diare umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Meski umumnya bisa sembuh dengan perawatan
mandiri, diare kadang perlu ditangani dokter.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama
pada bayi dan anak-anak. Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari (diare akut).
Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis).
Diare umumnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika tidak
ditangani dengan tepat, diare yang tidak kunjung membaik atau malah memburuk dapat
menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, hingga kerusakan ginjal.Penyebab Diare
Diare bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari infeksi, keracunan makanan, alergi
makanan, atau penyakit lain yang dapat memicu terjadinya diare. Berikut ini adalah
contoh-contoh penyebab diare:
Infeksi virus, seperti rotavirus, yang ditandai dengan diare berair dan biasanya
terjadi pada anak-anak
Infeksi bakteri Campylobacter dan Escherichia coli, yang biasanya disebut dengan
keracunan makanan, disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak dimasak
sampai matang
Infeksi bakteri Clostridium difficile, yang ditandai dengan diare berair dan kram
perut setelah konsumsi antibiotik
Infeksi bakteri Salmonella, yang biasanya terjadi akibat konsumsi daging kurang
matang, terutama daging ayam, dan telur mentah atau setengah matang
Amebiasis dan infeksi bakteri Shigella, yang ditandai dengan tinja berbau amis,
berdarah, atau berlendir
Infeksi Cryptosporidium (kriptosporidiosis), yang terjadi setelah meminum atau
tidak sengaja menelan air yang terkontaminasi dan tidak dimasak
Alergi makanan, yang ditandai dengan diare beberapa menit atau maksimal 2 jam
setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi
Intoleransi laktosa, yang biasanya disertai dengan kembung, feses berbau asam,
serta anus perih atau kemerahan setelah konsumsi makanan dengan kandungan
susu
Sindrom malabsorbsi, yang ditandai dengan diare kronis yang berbau menyengat
dan berat badan menurun
Radang usus, yang dapat disertai dengan sakit perut, sering mulas, dan diare dengan
darah atau lendir
Irritable bowel syndrome, yang ditandai dengan BAB cair, serta kram perut yang
hilang timbul dan membaik setelah buang air besar
Efek samping terapi medis, seperti kemoterapi, radioterapi, atau operasi
Penyakit lain, seperti hepatitis atau kanker usus besar
Gejala Diare
Gejala utama diare adalah buang air besar dengan tinja encer atau berair yang terjadi lebih
dari 3 kali sehari. Keluhan lain yang bisa dialami oleh penderita diare adalah:
Perut kembung
Tidak mampu menahan keinginan buang air besar
Perut mulas
Mual atau muntah
Demam
Tinja berlendir atau berdarah
Diare parah yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan dehidrasi. Gejala-gejala yang
menunjukkan penderita mengalami dehidrasi adalah:
Pusing
Rasa sangat haus
Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang
Urine berwarna gelap
Mulut atau kulit kering
Lemas
Pada bayi dan anak-anak, dehidrasi juga bisa dikenali dari gejala-gejala berikut:
6. KONSTIPASI
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi yang ditandai dengan sulit buang air besar
(BAB) atau frekuensi BAB yang lebih sedikit daripada biasanya. Kondisi ini sering kali
dipicu oleh pola makan yang tidak mengonsumsi cukup serat.
Buang air besar merupakan tahap terakhir dari proses pencernaan. Dalam sistem
pencernaan manusia, sisa makanan yang dikonsumsi bergerak melalui usus kecil ke usus
besar. Setelah air dan nutrisi yang diperlukan tubuh diserap dalam usus besar, sisa
makanan tersebut lalu dikeluarkan melalui anus sebagai tinja.
Frekuensi buang air besar pada setiap orang bisa berbeda-beda. Normalnya, frekuensi
buang air besar adalah 3 kali sehari hingga 3 kali seminggu. Pada penderita konstipasi, tinja
menjadi kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan dari anus. Akibatnya, frekuensi BAB
menjadi kurang dari 3 kali dalam seminggu.
3. Kekurangan kalium
Kalium merupakan elektrolit yang diperlukan dalam kontraksi otot, fungsi jantung, dan
penghantaran sinyal saraf.
Tubuh juga membutuhkan kalium untuk mengubah karbohidrat menjadi energi yang Anda
gunakan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Mineral ini dapat hilang dari tubuh bila Anda kehilangan banyak cairan, misalnya akibat
penyakit ginjal, muntah terus-menerus, atau pemakaian obat diuretik.
Gejala kekurangan kalium yang dapat timbul meliputi:
kram atau lemah otot,
kelumpuhan pada otot usus,
sembelit,
sakit perut, dan
perut kembung.
4. Kekurangan magnesium
Magnesium juga merupakan elektrolit seperti halnya kalium.
Anda memerlukan mineral ini untuk menghasilkan energi, membentuk protein, serta
menjaga fungsi otot, otak, dan saraf. Selain itu, magnesium memengaruhi gula darah dan
tekanan darah.
Orang dengan kondisi tubuh yang sehat jarang sekali kekurangan mineral ini. Namun, obat-
obatan tertentu dan ketergantungan alkohol dapat meningkatkan risiko Anda untuk
mengalami defisiensi magnesium.
Pada tahap awal, kekurangan magnesium dapat menyebabkan mual dan muntah, lesu,
serta penurunan nafsu makan.
Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang lebih berat berupa:
kram otot,
mati rasa,
sensasi menggelitik pada tubuh,
kejang, hingga
denyut jantung tidak teratur.
5. Kekurangan zinc
Peran mineral zinc sangatlah besar dalam pembentukan protein dan DNA, penyembuhan
luka, serta kekebalan tubuh.
Tidak hanya itu, Anda pun membutuhkan zinc untuk mendukung pertumbuhan dan
kehamilan yang sehat.
Kekurangan zinc bisa menurunkan nafsu makan serta memengaruhi kemampuan Anda
dalam mencium bau dan mengecap rasa.
Bila dibiarkan terus-menerus, fungsi kekebalan tubuh dan pertumbuhan Anda mungkin
akan terganggu.
2. Konsumsi suplemen
Defisiensi mineral kadang tidak bisa diatasi hanya dengan pola makan. Anda mungkin juga
harus meminum suplemen berkandungan zat gizi mineral secara rutin.
Berkonsultasilah kepada dokter untuk menentukan dosis suplemen yang sesuai.
3. Perawatan medis darurat
Kasus defisiensi mineral yang amat parah harus ditangani di rumah sakit.
Pada kondisi seperti ini, dokter sering kali perlu memberikan mineral dan zat gizi lain
melalui infus. Perawatan dapat berlangsung selama sehari atau beberapa hari.
Kekurangan mineral dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan.
Apabila Anda termasuk dalam kelompok yang rentan mengalami gejala kurang mineral,
cobalah berkonsultasi kepada dokter. Pola makan bergizi seimbang seharusnya bisa
membantu Anda memenuhi kebutuhan mineral.