Anda di halaman 1dari 2

CIRI-CIRI OBESITAS

Selain mengetahui ciri-ciri obesitas berdasarkan IMT, kamu dapat mengetahui ciri lain
dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Gangguan tidur seperti sleep apnea
2. Sering mengantuk di siang hari
3. Mengalami sakit punggung
4. Sendi sering terasa sakit atau nyeri
5. Keringat yang berlebihan
6. Tidak tahan terhadap suhu atau udara yang panas
7. Infeksi pada lipatan kulit seperti selangkangan
8. Mudah merasa lelah atau letih
9. Mengalami sesak napas atau dispnea
10. Mengalami kelainan kulit seperti acanthosis nigricans
11. Munculnya stretch mark
12. Pembengkakan hingga varises pada lutut hingga pergelangan kaki
13. Tekanan darah tinggi
Individu yang mengalami obesitas juga dapat mengalami depresi karena cenderung mendapat
perudungan di masyarakat sehingga menjadi tidak percaya diri dengan penampilannya. Jika
kamu mengalami hal tersebut, jangan langsung merasa down, ya. Ada upaya yang dapat
kamu lakukan untuk mengatasi penumpukan lemak yang berlebih kok.
FAKTOR RESIKO OBESITAS
1. Faktor Genetik
Genetik atau faktor keturunan termasuk penyebab obesitas yang paling sering terjadi.
Anak dari orangtua yang mengalami kegemukan lebih berisiko dibandingkan anak
dengan orangtua yang memiliki berat badan ideal.
Faktor keturunan menjadi penyumbang utama karena gen memberikan instruksi pada
tubuh untuk merespon perubahan di lingkungannya. Jadi, susunan genetik Anda
berpengaruh besar terhadap berat badan.
2. Pola makan tidak sehat
Tidak hanya genetik, pola makan tidak sehat bisa menjadi faktor penyebab obesitas.
Hal ini dikarenakan jumlah asupan kalori ke tubuh memiliki dampak langsung
terhadap berat badan Anda.
Sebagai contoh, konsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibakar tubuh tentu
dapat memicu kenaikan berat badan. Akibat dari pola makan tidak sehat ini juga
dipengaruhi oleh pilihan makanan dan kebiasaan makan
3. Jarang bergerak atau berolahraga
Dibandingkan pola makan tidak sehat, jarang bergerak dan berolahraga bisa menjadi
penyebab lonjakan kasus obesitas di banyak negara. Hal ini dibuktikan melalui
penelitian dari Stanford University. Para peneliti dari universitas di Amerika Serikat
ini memeriksa hasil survei kesehatan nasional dari 1988 hingga 2010. Mereka
menemukan bahwa peningkatan risiko obesitas lebih banyak dipengaruhi oleh jarang
bergerak dibandingkan pola makan tidak sehat.

Para ahli berpendapat hal ini mungkin terjadi karena jumlah kalori yang dimakan
tidak terbakar sepenuhnya. Akibatnya, kalori yang tersisa berubah menjadi lemak dan
menumpuk di bagian perut hingga memicu kenaikan berat badan. Meski begitu, pola
makan tetap menjadi faktor penyebab obesitas yang diperhitungkan. Jadi, obesitas
baru bisa diatasi bila Anda menjalani keduanya, yaitu pola makan yang sehat yang
dibarengi dengan rutin berolahraga.
4. Penyakit dan obat tertentu
Ada sejumlah penyakit yang bisa menjadi penyebab obesitas karena kenaikan berat
badan yang berlebihan, seperti sindrom ovarium polikistik. Sementara itu,
penggunaan obat-obatan juga bisa memicu berat badan berlebih. Pasalnya, ada
kemungkinan tubuh terpapar bahan kimia dari obat-obatan tersebut dan hal ini juga
turut dipengaruhi oleh peran mikrobioma.
5. Usia
Obesitas adalah masalah kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari
anak-anak hingga lansia. Namun, semakin tua seseorang, ternyata semakin jarang
mereka berolahraga.Gaya hidup yang kurang aktif tersebut juga diperparah dengan
jumlah massa otot dalam tubuh yang menurun. Umumnya, massa otot yang lebih
rendah dapat menyebabkan penurunan metabolisme yang membuat kebutuhan kalori
berkurang.
Itu sebabnya, banyak lansia yang mungkin kurang bisa mengontrol pola makan yang
dibarengi dengan aktivitas fisik yang jarang. Akibatnya, kenaikan berat badan pun
tidak dapat dihindari.
6. Stress
Sudah bukan rahasia umum lagi bila stres bisa menyebabkan obesitas secara tidak
langsung tanpa Anda sadari. Pada saat dilanda stres, Anda mungkin merasa lebih sulit
untuk makan sehat. Beberapa orang ketika merasa sangat stres membiarkan dirinya
untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya dengan makan. Makan akibat stres ini
kemungkinan besar didominasi oleh makanan berkalori tinggi, bahkan saat Anda tidak
merasa lapar. Bila kebiasaan ini diteruskan tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik,
tentu bisa memicu kenaikan berat badan yang bisa berakhir pada obesitas.
7. Lingkungan sekitar
Melansir CDC, kebiasaan makan dan aktivitas fisik seseorang dan keluarganya juga
turut dipengaruhi oleh lingkungan dan komunitas sekitarnya. Jadi, lingkungan sekitar
juga menjadi faktor risiko obesitas yang perlu diwaspadai. Sebagai contoh, Anda
mungkin tidak dapat berjalan atau bersepeda ke kantor atau ke toko karena trotoar
atau jalur sepeda yang tidak memadai. Hal ini pun berlaku ketika orang di sekitar
tidak mengajari atau tidak memiliki akses ke makanan yang lebih sehat.
Tidak hanya rumah dan lingkungan sekitar, sekolah, perawatan kesehatan, hingga
tempat kerja juga memengaruhi aktivitas sehari-hari. Itu sebabnya, penting untuk
menciptakan lingkungan yang memudahkan aktivitas fisik dan pola makan sehat.
Perlu diingat bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko ini tidak berarti Anda
ditakdirkan untuk mengalami obesitas. Anda bisa mengatasi sebagian besar faktor
penyebab obesitas lewat pola makan, aktivitas fisik, dan perubahan perilaku.

Anda mungkin juga menyukai