Gastritis adalah suatu kondisi di mana lapisan kulit dalam lambung meradang atau membengkak.
Gastritis atau juga sering disebut sebagai radang lambung, dapat muncul secara mendadak
(gastritis akut) atau berlangsung dalam waktu yang lama (gastritis kronis). Orang awam sering
menyebut gastritis adalah maag, padahal gastritis pada dasarnya berbeda dari maag.
Kondisi ini tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan pengobatan tertentu. Namun, dalam
beberapa kasus, penyakit gastritis adah kondisi yang dapat menjadi gejala sakit asam lambung
dan bahkan bisa meningkatkan risiko kanker perut.
Gastritis adalah kondisi yang sangat umum. Namun, penyakit ini lebih banyak dijumpai dalam
orang-orang yang mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, antinyeri, atau kecanduan alkohol.
Risiko penyakit ini bisa dikurangi dengan cara mengurangi faktor-faktor pemicunya. Anda perlu
berdiskusi dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Maag adalah istilah yang digunakan orang awam untuk menggambarkan suatu kondisi dengan
kumpulan gejala seperti keluhan sakit perut, mual, muntah, dada terasa perih seperti terbakar,
kembung, begah, dan mulut terasa asam. Maka, maag sendiri sebenarnya bukan penyakit,
melainkan sebagai gejala yang menandakan adanya penyakit tertentu.
Gejala-gejala di atas dapat muncul pada orang yang mengalami gastritis, tapi penyakit-penyakit
lain seperti GERD dan ulkus peptikum juga dapat memiliki gejala-gejala yang sering kali disebut
sebagai maag oleh orang awam.
Definisi ilmiah maag sendiri belum ada hingga saat ini. Bisa jadi apa yang seseorang maksud
dengan maag, sebenarnya adalah gastritis. Namun, ini hanya bisa dipastikan dengan pemeriksaan
terlebih dahulu oleh dokter.
Seperti yang dijelaskan di atas sebelumnya, gastritis adalah peradangan pada bagian mukosa
lambung. Kondisi penyakit gastritis akut dan kronis lama-lama bisa menyebabkan tukak
lambung atau peptic ulcer.
Kondisi ini adalah luka yang menyakitkan yang berkembang di lapisan lambung atau usus kecil.
Tukak lambung dapat terjadi di daerah di mana adanya asam atau enzim. Setelah diduga
disebabkan oleh stres dan penumpukan asam, sekarang penelitian telah menemukan penyebab
utamanya adalah infeksi bakteri.
Orang yang menderita kondisi ini sering tidak memiliki gejala apa pun sampai didiagnosis.
Namun, Anda harus waspada jika memiliki gejala-gejala ini:
Masih ada beberapa gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda khawatir tentang gejala
tersebut, segera konsultasi ke dokter.
Anda harus menghubungi dokter Anda jika gejala-gejala yang dialami belum hilang juga. Anda
juga perlu memberitahu dokter jika perut Anda merasa tidak nyaman setelah minum obat,
terutama aspirin atau obat penghilang rasa sakit lainnya. Sebagai tambahan, jika Anda muntah
darah atau buang air besar berdarah, Anda harus segera pergi ke dokter untuk mengatasi
masalahnya.
Penyebab
Apa penyebab gastritis?
Efek samping obat antinyeri bisa berdampak adanya kerusakan saluran cerna. Kerusakan pada
saluran cerna ini disebabkan karena mekanisme dan bahan-bahan dari obat ini dalam
menghambat enzin COX (siklooksigenase) di lambung. Secara sederhana, enzim COX ini adalah
enzim yang bertanggung jawab terhadap rangsangan nyeri.
Ternyata, selain bertanggung jawab terhadap mekanisme nyeri, enzim COX juga bertanggung
jawab dalam pertahanan lapisan kulit dalam lambung. Pasalnya, penghambatan enzim COX di
lambung dari obat antinyeri akan menyebabkan pengikisan dinding lambung.
Akibatnya, lambung jadi rentan teriritasi oleh asam lambung apabila terpapar terus menerus.
Sehingga, perdarahan lambung dapat terjadi. Jika kondisi ini terus dibiarkan, lambung akan
berlubang. Dalam kondisi medis, kondisi ini disebut sebagai perforasi lambung.
Perforasi lambung dapat menyebabkan isi lambung bocor ke rongga perut dan menimbulkan
infeksi. Nah, jika rongga perut sudah terinfeksi, hal tersebut akan menyebabkan peritonitis, yaitu
infeksi pada jaringan yang melapisi bagian dalam perut. Infeksi ini dapat mengakibatkan
komplikasi yang membuat berbagai organ dalam tubuh berhenti berfungsi. Kondisi ini termasuk
gawat darurat medis dan bisa mengancam nyawa.
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk gastritis?
Ada beberapa hal yang bisa membuat Anda terkena kondisi ini. Faktor risiko penyebab penyakit
gastritis adalah:
Sering mengonsumsi makanan pedas atau yang kadar lemaknya tinggi seperti gorengan
Gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau kebanyakan minum minuman beralkohol
Kelebihan berat badan atau obesitas
Sedang menjalani pengobatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, steroid, dan pil KB
Stres atau kelelahan
Pola makan berantakan dan tidak teratur
Sering mengonsumsi obat penghilang rasa sakit
Penyakit lain yang disebabkan oleh infeksi: HIV/AIDS, penyakit Crohn, dan penyakit
infeksi bakteri lainnya
Alergi makanan, khususnya bagi orang yang memiliki esophagitis eosinophilic (EoE,
gangguan pencernaan). Kondisi ini bisa menjadi pemicu gastritis. Penting untuk
berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi untuk mendeteksi alergi makanan guna
menghindari kondisi gastritis.
Obat gastritis akut maupun kronis biasanya menggunakan pengobatan antibiotik dan obat-obatan
yang mampu menangkal asam dapat diminum untuk penyakit gastritis akut. Di samping itu,
Anda juga harus menghindari alkohol serta ibuprofen, naproxen, dan aspirin selama minum obat
gastritis dari dokter.
Sementara, dokter akan menganjurkan Anda menggunakan obat gastritis akut maupun kronis di
bawah ini untuk membatasi jumlah asam di dalam perut Anda:
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan cairan infus dan obat-obatan yang dapat mengurangi
asam jika gastritis Anda memburuk.
Beberapa diet makanan tertentu juga bisa menjadi cara mencegah dan mengatasi gastritis. Ada
beberapa makanan yang dapat membantu mengelola gastritis Anda dan mengurangi gejalanya.
Makanan yang baik untuk gastritis adalah:
1. Makanan dengan kandungan serat tinggi seperti apel, oatmeal, brokoli, wortel, dan
kacang-kacangan.
2. Makanan rendah lemak seperti ikan serta dada ayam dan dada kalkun tanpa kulitnya.
3. Makanan dengan tingkat keasaman rendah. Disarankan makan sayuran yang direbus.
4. Hindari minuman bersoda.
5. Hindari minuman yang berkafein seperti coklat, kopi, teh.
6. Perbanyak konsumsi probiotik dari kombucha, yoghurt, kimchi, dan oncom.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan atau minuman probiotik dapat membantu
mengatasi infeksi yang disebabkan Helicobacter pylori. Helicobacter pylori adalah bakteri yang
menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan yang dapat menyebabkan maag dan gastritis akut.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk gastritis?
Penyakit gastritis adalah kondisi yang didiagnosis dengan berdasarkan deskripsi gejala pasien.
Namun, untuk memastikan keakuratannya, dokter menggunakan tes-tes di bawah ini:
1. Endoskopi
Tes pertama lewat prosedur endoskopi, dokter Anda akan memasukakan selang tabung lentur
yang dilengkapi dengan lensa (endoskopi) lewat tenggorokan Anda. Tabung ini akan masuk
lewat kerongkongan, perut, dan usus kecil. Dengan endoskopi, dokter Anda akan mencari tanda-
tanda peradangan pada lambung.
Jika terdapat tanda yang mencurigakan ditemukan, dokter Anda mungkin akan mengambil
sampel jaringan kecil (biopsi) untuk pemeriksaan laboratorium.
2. Tes H.pylori.
Test H. pylori adalah tes yang bisa dilakukan di berbagai cara, termasuk tes darah, tes feses, atau
dengan tes lewat napas. Untuk tes napas, Anda akan disuruh meminum segelas kecil cairan
jernih dan tidak berasa yang mengandung karbon radioaktif.
Bakteri H. pylori akan memecah cairan tes di perut Anda. Kemudian, Anda meniupkan napas ke
dalam tas atau kantunag khusus, yang kemudian disegel. Jika Anda terinfeksi H. pylori, sampel
napas Anda akan mengandung karbon radioaktif.
Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi penyakit gastritis?
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi gastritis
akut ataupun kronis yang Anda alami:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Pencegahan
Bagaimana mencegah maag dan gastritis tidak kambuh lagi?
1. Tidak merokok
Nikotin dalam rokok memiliki efek relaksasi otot, sehingga otot saluran pencernaan yang
seharusnya mempertahankan agar isi lambung tidak naik ke atas menjadi lemah. Hal ini
menyebabkan refluks asam lambung, serangkaian gejala gangguan pencernaan yang ditandai
dengan rasa terbakar pada dada akibat asam lambung yang naik.
Perokok juga cenderung mudah batuk, di mana setiap kali batuk perut akan tertekan sehingga
semakin memperbesar risiko asam lambung naik. Selain rokok, alkohol dan cokelat juga
memiliki efek yang mirip dengan nikotin.
Untuk mencegah kondisi ini kambuh kembali bisa sesederhana dengan mengubah pola makan
harian Anda.
Biasakan makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit. Jika Anda biasa makan 3
kali sehari, coba ubah menjadi makan 5-6 kali sehari dengan porsi yang lebih sedikit.
Hindari makan hingga terlalu kenyang karena jika isi lambung terlalu penuh maka isi
lambung bisa naik ke tenggorokan.
Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam seperti makanan pedas,
jeruk, dan kopi. Makanan atau minuman bersifat asam memicu rasa nyeri pada ulu hati.
Hindari makan sebelum tidur karena meningkatkan risiko naiknya isi lambung.
Anda yang kegemukan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi lambung yang meradang.
Ini disebabkan karena cenderung makan dalam porsi besar, yang meningkatkan tekanan dalam
lambung sehingga isi lambung mudah naik keluar. Mengurangi berat badan 2-5 kg dapat
membantu Anda mencegah kondisi ini datang kembali.
Obat anti nyeri yang sering digunakan salah satunya adalah obat anti inflamasi non-steroid
(OAIN). Obat ini memiliki efek meningkatkan asam lambung sehingga Anda menjadi rentan
mengalami nyeri ulu hati sehingga penggunaan OAIN sebaiknya atas nasihat dokter.
Berhati-hatilah juga dalam minum jamu, karena produk jamu sering kali mengandung OAINS
sehingga minum jamu dalam jangka panjang juga memiliki efek yang sama dengan penggunaan
OAINS jangka panjang.
Lemak tradisional dan protein memiliki lebih banyak gizi. Lemak bersifat antiradang pada
lapisan saluran pencernaan dan protein dapat membantu pencernaan. Asam klorida mengaktifkan
enzim yang membantu pencernaan protein, seperti Pepsin.
Dengan mengonsumsi lebih banyak protein, kelebihan asam lambung dalam perut Anda dapat
digunakan untuk mencerna protein, bukannya malah naik ke kerongkongan Anda.
Ingatlah untuk tidur miring ke kiri, dengan posisi bantal agak tinggi. Berbaring telentang di
tempat tidur datar dan bantal yang rendah dapat menyebabkan mulas yang lebih serius. Sebab
pada kondisi ini, tenggorokan dan perut Anda berada pada tingkat yang sama dan membuat asam
lambung mudah mengalir ke kerongkongan Anda.
Sumber