Anda di halaman 1dari 6

MAAG KRONIS

Perlu diketahui dulu sebelumnya, bahwa maag sebenarnya bukan suatu penyakit. Maag
adalah sebutan khusus untuk menunjukkan berbagai gejala yang berhubungan dengan
gangguan pada organ pencernaan. Itulah mengapa sebenarnya ada berbagai penyakit yang
menjadi penyebab maag.

Mulai dari tukak lambung, irritable bowel syndrome (IBS), infeksi perut karena
bakteri, GERD atau refluks asam lambung, hingga radang lambung (gastritis) dapat
menimbulkan gejala maag.

Namun, dari semua penyakit tersebut, kondisi akut dan kronis hanya dialami oleh gastritis.
Dengan kata lain, istilah maag kronis adalah gejala yang hanya dialami oleh orang dengan
gastritis kronis.

Menurut Medical University of South Carolina, jenis maag ini sering kambuh di beberapa
waktu dan biasanya telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, atau masih terus
bertahan sampai sekarang.

Apa penyebab maag kronis?


Masalah pencernaan kronis ini biasanya diakibatkan oleh peradangan pada lapisan lambung.
Meradangnya lapisan tersebut bukan hanya karena peningkatan produksi asam saja, berikut
beberapa hal yang menyebabkan gastritis sehingga mengarah pada maag, seperti:

1. Infeksi bakteri H. pylori

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Heliobacter pylori bisa menimbulkan iritasi dan luka
pada lapisan lambung. Ini merupakan salah satu penyebab paling umum dari gastritis kronis,
yang bisa ditularkan melalui makanan, air, air liur, maupun cairan tubuh lainnya.

2. Iritasi pada lapisan lambung

Sama halnya seperti infeksi bakteri, beberapa kebiasaan yang berlangsung terus-menerus juga
bisa menimbulkan luka pada lambung, seperti:

 Penggunaan obat non-steroid anti-inflamasi (NSAID) jangka panjang,


misalnya aspirin, ibuprofen, dan naproxen
 Stres parah
 Paparan radiasi
 Refluks empedu karena cairan empedu masuk ke dalam lambung
 Terlalu sering dan banyak minum alkohol

3. Reaksi autoimun

Reaksi autoimun bisa menyebabkan maag kronis, karena sistem kekebalan tubuh justru
menyerang lapisan dinding lambung yang tidak bermasalah. Kondisi ini lambat laun
menyebabkan sel-sel pada lapisan pelindung dinding lambung meradang dan akhirnya rusak.

Salah satu sel yang rusak yakni sel parietal, yang bertugas untuk menyerap vitamin B12.
Maka secara tidak langsung, reaksi autoimun ini menyebabkan gangguan terkait proses
penyerapan vitamin B12. Tubuh kemudian bisa mengalami anemia karena kekurangan B12,
atau disebut anemia pernisiosa.
MAAG AKUT

Maag akut atau secara medis dikenal sebagai gastritis akut adalah munculnya
peradangan secara cepat pada lapisan lambung. Saat mengalaminya, Anda akan
merasakan sakit di bagian perut, yang umumnya bersifat sementara. Namun bila
didiamkan dan terus menerus berulang, maka mungkin menimbulkan masalah yang
lebih berat.

Keluhan yang muncul mendadak dan memburuk dengan cepat disebut kondisi akut. Hal ini
kebalikan dari kronis, yaitu kondisi atau penyakit yang berjalan lama. Penyakit yang bersifat
akut, apabila tidak diobati, dapat berlangsung terus menerus dalam jangka panjang, sehingga
menjadi kronis. Namun, jika penyakit kronis tidak kambuh dalam waktu yang lama,
kemudian suatu saat kembali kambuh, keluhan ini dapat dianggap bersifat akut meski
penyakit yang mendasarinya bersifat kronis.

Penyebab Maag Akut


Maag akut atau gastritis akut terjadi karena adanya kerusakan pada lapisan lambung.
Kerusakan menjadi lebih parah karena iritasi akibat asam lambung. Secara umum, maag akut
bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

 Infeksi bakteri pylori

Bakteri H. pylori merupakan jenis bakteri yang dapat ditemukan pada saluran cerna, namun
kerap menyerang dan menyebabkan gangguan berupa peradangan pada lapisan lambung.

 Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid dan kortikosteroid

Obat obat antiinflamasi nonsteroid dan kortikosteroid seringkali menjadi penyebab utama


terjadinya maag akut. Sebab obat-obatan ini memang memiliki efek samping utama yang
menyerang saluran pencernaan.

 Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol

Minuman beralkohol yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan iritasi pada
lambung dan menyebabkan maag akut.

Selain karena tiga hal di atas, maag akut juga bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisi lain
yang jarang terjadi, seperti penyakit autoimun, infeksi virus, gagal ginjal, penyakit Crohn,
atau sarcoidosis. Beban pikiran atau stres, juga dinilai dapat memicu timbulnya keluhan ini,
akibat produksi asam lambung berlebih.

Gejala Maag Akut

Sebagian orang dapat mengalami maag akut tetapi tidak menyadarinya karena gejala yang
timbul masih ringan. Tak jarang, gejala ini diabaikan dan tidak dianggap sebagai suatu
masalah. Namun, sebagian lainnya dapat mengalami gejala-gejala maag akut yang terasa
cukup mengganggu. Gejala-gejala maag akut umumnya berupa:

 Nyeri ulu hati


 Perut kembung atau terasa penuh, terutama setelah makan
 Mual
 Muntah
 Tidak nafsu makan
 Rasa panas seperti terbakar pada perut
 Muntah darah
 BAB hitam

Cara Meredakan Maag Akut

Jika Anda kerap mengalami maag akut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
meredakan kondisi ini, antara lain:

 Hindari makanan yang panas, pedas, dan asam.


 Kurangi konsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng.
 Batasi makanan yang tinggi lemak.
 Hindari konsumsi alkohol.
 Hindari minuman yang mengandung kafein.
 Makan sedikit-sedikit tetapi sering.
 Kurangi stres atau kelola stres dengan benar.
 Berhenti merokok.

Ada beberapa jenis makanan untuk meredakan keluhan maag akut yang dapat Anda
konsumsi, serta menjaga agar penyakit tersebut tidak sering kambuh. Makanan-makanan
tersebut misalnya makanan rendah lemak (dada ayam dan ikan), makanan yang rendah asam
(sayuran), makanan yang mengandung probiotik (yoghurt), serta makanan tinggi serat
(oatmeal, brokoli, wortel, apel).

Maag akut bisa datang kapan saja. Namun, jika pola makan dan gaya hidup Anda teratur,
maag akut bisa dihindari. Jika Anda mengalami maag akut secara berulang, segera periksakan
diri ke dokter. Dokter akan melakukan wawancara mengenai keluhan yang dirasakan dan
riwayat kesehatan Anda, kemudian melanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, seperti USG atau endoskopi. Dengan demikian, dokter dapat mengetahui kondisi
lambung secara lebih jelas, dan dapat memberikan penanganan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai