Anda di halaman 1dari 32

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PELAYANAN FISIKA MEDIK

DIKLAT PROFESI FISIKAWAN MEDIK


BATCH 2
UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASAR
MARET 2022
FISIKAWAN MEDIK INDONESIA
❑Fisikawan Medik adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan fisika medik pada rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lain;
❑Tugas pokok,
• Tugas pokok fisikawan medic adalah melakukan pelayanan fisika
medic yang meliputi pelayanan fisika medic, pelayanan
keselamatan radiasi, pelayanan radiodiagnostik dan pencitrran
medic, pelayanan radioterapi, pelayanan kedokteran nuklir,
pelaksanaan pembinaan teknis, dan monitoring dan evaluasi
pelayanan fisika medic;
❑FISIKAWAN MEDIK INDONESIA bergabung dalam satu organisasi profesi
bidang kesehatan, bernama AFISMI (Asosiasi Fisikawan Medik Indonesia).
❑Awal berdiri tahun 1987, bernama IKAFMI (Ikatan Ahli Fisika Medik
Indonesia). Bermetamorfosa tahun 2012 menjadi IKAFMI (Ikatan Fisikawan
Medik Indonesia). Dan tahun 2015 berubah menjadi AFISMI (Asosiasi
Fisikawan Medik Indonesia).
❑Lingkup tugas/pekerjaan Fisikawan Medik :
➢ RS/Sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta.
➢ Birokrasi.
➢ Pendidikan/pelatihan sebagai dosen/instruktur.
➢ Penelitian.
➢ Lembaga uji alat kesehatan.
➢ Bidang usaha peralatan kesehatan.
➢ dll
TANGGUNG JAWAB
DAN WEWENANG FISIKAWAN MEDIK di RS/sarana yan kes

Treatment Planning System (Tps)


perencanaan dosis radiasi;

DLL.
SPESIALISASI FISMED.
(ditempuh melalui Pendidikan berkelanjutan dg rujukan IAEA)
Treatment Planning System (Tps)
perencanaan dosis radiasi
QA/QC Radiologi Uji kesesuaian psw. Sinar x
Kalibrasi output radioterapi (tidak layak)
Pengukuran paparan radiasi
hambur ruang radiologi,
SAFETY RADIATION
Pengukuran kebocoran ruang MRI

Keamanan lingkungan terhadap kebocoran


radiasi magnetik dari MRI, terutama terhadap
pemakai ‘pace maker’
Pengujian USG

Memastikan resolusi USG masih


dalam batas toleransi
BEBERAPA PERATURAN PERUNDANGAN
PELAYANAN FISIKA MEDIK

I. BERKAITAN DENGAN JENJANG KARIR BAGI PNS/ASN.

II. BERKAITAN DENGAN TEKNIS/ADMINISTRATIF


PELAKSANAAN PELAYANAN FISIKA MEDIK.
I. BERKAITAN DENGAN JENJANG KARIR BAGI PNS/ASN.

1. Peraturan Menteri Negara Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara Tentang Jabatan


Fungsional Fisikawan Medis dan Angka Kreditnya, No. PER/12/M.PAN/5/2008.
2. Peraturan Bersama Menkes dan Kepala BKN tentang Juklak Tentang Juklak Jabatan
Fungsional Fisikawan Medik dan Angka Kreditnta No. 1111/Menkes/PB/XII/2008; 29
Tahun 2008.
3. Peraturan Menkes tentang Juknis Jabatan Fungsional Fisikawan Medik dan Angka
Kreditnya
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
237/Menkes/Sk/Iv/2009222 Tentang Standar Kurikulum Pelatihan Fungsional
Fisikawan Medik
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2019 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan →(ON LINE)
II. BERKAITAN DENGAN TEKNIS/ADMINISTRASI PELAKSANAAN
PELAYANAN FISIKA MEDIK.
1. UU no 36 tahun 2014 tentang Tenaga kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/322/2020 Tentang Standar Profesi Fisikawan Medik
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015
Tentang Pengujian Dan Kalibrasi Alat Kesehatan.
4. Permenkes no 83 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisika Medik
5. Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 4 Tahun 2020 Tentang
Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam Radiologi
Diagnostik dan Intervensional
6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 9 Tahun 2011
Tentang Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik Dan
Intervensional.
7. Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 5 Tahun 2020 Tentang
Justifikasi Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2002 Tentang
Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2002 Tentang
Pengelolaan Limbah Radioaktif .
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2008 Tentang
Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion Dan Bahan Nuklir
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 Tentang
Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif
UU no 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan

Pasal 11
(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam huruf
k. tenaga teknik biomedika

(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga


teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k
terdiri atas (6), yaitu 1).radiografer, 2).elektromedis, 3).ahli
teknoiogi laboratorium medik, 4).fisikawan medik, 5).radioterapis,
dan 6).ortotik prostetik.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara, Nomor PER/12/M.PAN/5/2008 tentang
Jabatan Fungsional Fisikawan Medik dan Angka
Kreditnya
❑ Tugas pokok, psl 5;
Tugas pokok fisikawan medic adalah melakukan pelayanan fisika medic
yang meliputi pelayanan fisika medic, pelayanan keselamatan radiasi,
pelayanan radiodiagnostik dan pencitrran medic, pelayanan radioterapi,
pelayanan kedokteran nuklir, pelaksanaan pembinaan teknis, dan
monitoring dan evaluasi pelayanan fisika medic;
❑ Pangkat awal III/a Penata Muda; Pangkat akhir IV/c Pembina Utama Madya;
❑ Kenaikan pangkat/jabatan berdasarkan perolehan angka kredit.
SYARAT PENGANGKATAN KEDALAM JABATAN FUNGSIONAL FISIKAWAN MEDIK.
➢ Pangkat awal Penata Muda Tk.I/gol. III.a
➢ SK penunjukan sebagai fisikawan medik. (SKPT).

ANGKA KREDIT FUNGSIONAL


❑ Kenaikan pangkat/jabatan berdasarkan AK fungsional.
❑ AK berasal dari :
❖ Pelayanan fisika medik
❖ Pengembangan profesi
❖ Pengabdian masyarakat.
❑ AK dinilai oleh Tim Penilai AK di Pusat/Propinsi/RS dan ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang menetapkan AK
❑ Kenaikan pangkat/golongan jabatan bisa 2 tahun.
❑ Kenaikan jenjang jabatan harus lulus diklat penjenjangan.
Pasal 24 Permenkes no 54 tahun 2015
tentang Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan Fisikawan Medik dapat
berperan sbg. :

1) Penanggung jawab laboratorium Pengujian dan Kalibrasi,


laboratorium uji kesesuaian x-ray dan proteksi radiasi, laboratorium
pengujian alat ukur radiasi, dan laboratorium uji produk.
2) Penanggung jawab laboratorium prasarana kesehatan.
3) Penanggung jawab laboratorium Pengujian pemantauan dosis
personal.
4) Penanggung jawab mutu teknis dan manajemen pelayanan.
5) Tenaga pelaksana teknis laboratorium Pengujian dan Kalibrasi dan
laboratorium uji kesesuaian x-ray dan proteksi radiasi.
6) Tenaga pelaksana teknis pemantauan dosis personal.
PERMENKES RI NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR
PELAYANAN FISIKA MEDIK

❑ Standar Pelayanan Fisika Medik adalah pedoman yang diikuti


fisikawan medis dalam melakukan pelayanan fisika medik;
❑ Pelayanan Fisika Medik adalah pelayanan kesehatan
professional terhadap pengendalian parameter fisika berupa
radiasi dan emijing pada peralatan radiodiagnostik,
radioterapi dan kedokteran nuklir;
❑ Fisikawan Medik adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan fisika medik pada rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lain;
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/322/2020 TENTANG STANDAR
PROFESI FISIKAWAN MEDIK

1. STANDAR PROFESI FISIKAWAN MEDIK TERDIRI DARI :

❑ Standar Kompetensi (merupakan lampiran dari PMK


322/2020) (dictum kedua); dan

❑ Kode Etik Profesi yang ditetapkan oleh AFISMI. (dictum


ketiga).
2. LATAR BELAKANG.
Berdasarkan hasil kesepakatan asosiasi institusi pendidikan fisika
medis dan Organisasi Profesi pada tanggal 31 Oktober 2015 dan
kesepakatan asosiasi institusi pendidikan fisika medis pada tanggal 4
April 2015, yang juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta Kementerian Kesehatan (Badan
PPSDM dan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan), mengesahkan
penjenjangan profesi Fisikawan Medik di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sejak Tahun 2018, asosiasi institusi pendidikan fisika medis dan
Organisasi Profesi telah bekerja sama untuk menyelenggarakan
Pelatihan Profesi bagi lulusan Sarjana Fisika/Teknik Nuklir yang
bertujuan menjembatani pendidikan akademik dan Pendidikan Profesi
Fisikawan Medik di masa mendatang.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Standar kompetensi Fisikawan Medik ini dimaksudkan sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan pendidikan maupun Pelatihan Profesi Fisikawan
Medik.

Tujuan
Tujuan penyusunan standar kompetensi Fisikawan Medik terbagi atas dua,
yaitu :
a. Umum
dalam rangka pembinaan Fisikawan Medik sebagai tenaga kesehatan oleh
Kementerian Kesehatan.
b. Khusus
untuk mengatur kompetensi standar Fisikawan Medik.
4. MANFAAT
Bagi Fisikawan Medik
Tersedianya standar kompetensi Fisikawan Medik dapat dijadikan acuan
dalam menyelenggarakan program pengembangan profesi secara
berkelanjutan.

Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai acuan untuk menyusun kurikulum pendidikan sehingga terjadi
kesesuaian antara proses pembelajaran dengan kebutuhan masyarakat.
Sehingga dimungkinkan adanya variasi kurikulum untuk setiap institusi
pendidikan fisika medis, namun tetap mengacu ke standar kompetensi
Fisikawan Medik.
Bagi Pemerintah/Pengguna
Sebagai acuan bagi pihak yang akan memberikan lisensi sehingga dapat mengetahui
kompetensi yang telah dikuasai seorang Fisikwan Medik dan kompetensi yang perlu
ditambah, sesuai dengan kebutuhan spesifik di tempat kerja. Dengan demikian
pihak Pemerintah/Pengguna dapat menyelenggarakan pembekalan atau pelatihan
jangka pendek.

Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui secara jelas kompetensi yang akan dikuasai oleh
Fisikawan Medik.

Program Organisasi Profesi


a. Sebagai acuan dalam menyelenggarakan program pengembangan Kompetensi
secara berkelanjutan.
b. Sebagai acuan untuk menilai kompetensi Fisikawan Medik lulusan luar negeri.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 83 TAHUN 2019
TENTANG
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi
tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara hukum untuk menjalankan praktik.

Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan kepada Tenaga Kesehatan
yang telah diregistrasi.
PERMOHONAN STR.
1. Setiap Tenaga Kesehatan mengajukan permohonan STR melalui aplikasi
Registrasi daring/online dengan memenuhi persyaratan Registrasi.

2. Persyaratan Registrasi sebagaimana dimaksud terdiri atas:


a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat sumpah/janji atau surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji profesi; dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
3. Persyaratan lainnya yang harus dilengkapi :
a. pas foto terbaru ukuran 4x6 cm (empat kali enam sentimeter) dengan
latar belakang berwarna merah; dan
b. Kartu Tanda Penduduk atau paspor bagi warga asing.

4. STR berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal dikeluarkan dan berakhir
pada tanggal lahir Tenaga Kesehatan yang bersangkutan.

5. STR dapat diregistrasi ulang terdiri atas:


a. perpanjangan masa berlaku STR;
b. peralihan jenis profesi Tenaga Kesehatan; dan
c. peningkatan level kompetensi.
6. Perpanjangan masa berlaku STR diajukan paling cepat 6 (enam) bulan dan
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tanggal berakhir STR tersebut.
7. Registrasi ulang untuk perpanjangan masa berlaku STR harus dilakukan
dengan memenuhi persyaratan paling sedikit :

a. memiliki STR lama;


b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
e. telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya;
dan
f. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan,
dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
8. Persyaratan lainnya yang harus dilengkapi :
a. pas foto terbaru ukuran 4x6 cm (empat kali enam sentimter) dengan
latar belakang berwarna merah;
b. Kartu Tanda Penduduk atau paspor bagi warga negara asing; dan
c. persyaratan lainnya sesuai kebutuhan.

9. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 7 huruf f dibuktikan


dengan pemenuhan syarat satuan kredit profesi (SKP).

7.f 9 WAJIB JADI ANGGOTA AFISMI


KEMITRAAN
• IAEA (Pengembangan standar/KS internasional)
• DEPDIKNAS (Pendidikan berkelanjutan)
• BAPETEN (Pengembangan peraturan dan pelaksanaan
kegiatan)
• BATAN (Pengembangan produk)
• LIPI (peraturan dan pelaksanaan kegiatan penelitian)
• PROFESI KESEHATAN LAIN (Pelaksanaan kegiatan)
TERIMA KASIH
TETAP WASPADA QOVID-19
JANGAN LUPA PAKAI MASKER,
CUCI TANGAN PAKAI SABUN,
DAN JAGA JARAK
HINDARI KERUMUNAN
LAMPIRAN :
FOLDER KHUSUS LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai