Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI IRADIATOR

“PENGOPERASIAN IRADIATOR DI STTN”

Disusun Oleh :
Nama : Intan Nafisah
NIM : 021500436
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Dosen : Dr. Eng. Sutanto , M.Eng

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
Laporan Praktikum Instrumentasi Iradiator
Operasi Iradiator di STTN-BATAN

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengenal perlengkapan atau fasilitas sistem iradiator.
2. Mahasiswa mangetahui fungsi setiap perlengkapan/fasilitas iradiator.
3. Mahasiswa dapat melakukan operasi iradiator.
4. Mahasiswa dapat menghitung kapasitar iradiator.

II. Dasar Teori


Iradiator adalah perangkat peralatan atau fasilitas yang berisi sumber radiasi terbungkus dan
digunakan untuk meradiasi produk secara aman. Iradiator dibedakan dalam 4 kategori :

1. Iradiator kategori I : Self-contained, dray storage irradiator


2. Iradiator kategori II : Panoramic, dray storage irradiator
3. Iradiator kategori III : Self-contained, wet storage irradiator
4. Iradiator kategori IV : Panoramic, wet storage irradiator

Iradiator yang berada di STTN-BATAN merupakan irradiator kategori I, yaitu untuk tujuan
pendidikan dan penelitian. Beberapa fasilitas/perlengkapan sistem irradiator STTN ,eliputi :

1.Sistem utama, meliputi :


a. Sumber radiasi Co-60
b. Perisai radiasi (shielding)
c. Sistem transport sample (drawer)
d. Panel kendali
2.Sistem pendukung, meliputi :
a. Area dosemeter
b. Unit Power Supply (UPS)
c. Kompresor untuk sistem pneumatic
d. Sensor gempa
e. Sistem interlock akses masuk
f. Sensor manusia

Sumber radiasi merupakan zat radioaktif yang memancarkan radiasi. Pada irradiator STTN,
sumber radioaktif yang digunakan yaitu Co-60 dengan aktifitas awal 20 KCi yang memancarkan
radiasi gamma. Perisai radiasi berfungsi untuk melindungi manusia dari paparan radiasi yang
berasal dari sumber. Penahan radiasi irradiator kategori I ini berupa timbal (Pb). Sistem transport
sampel berfungsi untuk membawa sampel ke posisi iradiasi. Sistem transport pada irradiator
kategori I disebut drawer. Pda gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan pengungkung dari irradiator,
tempat untuk meletakkan sample dan sistem drawer.

(a) Iradiator (b) tabung sampel


Gambar 1. Iradiator STTN

Gambar 2. Sistem drawer atau penempatan tabung sampel pada irradiator

Panel sistem kendali irradiator di STTN ditunjukkan pada Gambar 3. Irradiator dapat
dioperasikan hanya jika seluruh kondisi terpenuhi. Kondisi-kondisi tersebut meliputi: “Line”,
“Generator”, “Bridge”, “Drawer UP”, “Em. Stop”, “Master Key”, “Earthquake sensor”, dan
“Pneumatic pressure”. Indikator “Line” dan “Generator” merupakan kondisi pilihan (or), yaitu
hanya salah satu atau bisa dua-duanya terpenuhi. Line dan Generator menunjukkan indicator
sumber tegangan listrik (bisa dari PLN atau Generator set). Drawer UP menunjukkan status
sistem transport. Emergency Stop menunjukkan kondisi darurat. Master key menunjukkan
posisi kunci utama. Earthquake sensor menunjukkan kondisi sensor gempa. Pneumatik
pressure menunjukkan kondisi sistem pneumatic.

(a) Tampilan panel kendali (b) Kondisi startup


Gambar 3. Panel Kontrol
Peralatan pendukung sistem irradiator ditunjukkan pada Gambar 4-9. Area dosimeter
berfungsi untuk memantau paparan radiasi di ruang irradiator, dengan mengacu pada prinsip
keselamatan radiasi. UPS berfungsi sebagai back up power. Sistem kompresor sebagai sumber
tekanan sistem pneumatic. Sensor gempa berfungsi untuk mendeteksi kejadian gempa yang
dapat menshutdown irradiator. Sensor orang untuk mencegah terjadikan kecelakaan mekanis
selama proses pembukaan dan penutupan drawer. Kamera berfungsi untuk mendeteksi sabotase
ruang irradiator.

Gambar 4. Area dosemeter


Gambar 5. CPU dan UPS Gambar 6. Kompresor

Gambar 7. Sensor gempa Gambar 8. Sensor orang

Gambar 9. Kamera
III. Tata Laksana Percobaan
A. Pra Operasi Irradiator:

1. Mengenal peralatan irradiator


Mahasiswa mencatat seluruh peralatan yang ada dalam ruang irradiator.
Fungsi setiap alat dijelaskan dalam laporan praktikum.
2. Mengenal tampilan panel kendali

Mahasiswa mencatat menu-menu yang ada dalam tampilan panel


kendali. Fungsi setiap menu dijelaskan dalam laporan
3. Memasang sample

Dalam kondisi Master Key: OFF, pasang tabung sample dengan langkah-
langkah sbb:
a. Catat paparan radiasi

b. Login ke sistem

c. Tekan tombol OPEN

d. Uji coba sensor orang

e. Pasang tabung sampel

f. Catat paparan radiasi


g. Atur mode rotasi sample

h. Tekan tombol CLOSE

B. Operasi irradiator
1. Setting dosis

Atur nilai dosis atau waktu pada menu dosis pada nilai 50 Gy
2. Putar Master Key ke posisi ON

3. Tekan tombol START

- Proses irradiasi akan berjalan sampai selesai sesuai waktu irradiasi


- Catat paparan radiasi
4. Putar Master Key ke posisi OFF

5. Tekan tombol OPEN

6. Ambil Sample

7. Tekan tombol CLOSE


C. Perhitungan Kapasitas Irradiator
1. Catat aktivitas sumber radiasi

2. Lakukan Percobaan A(3) s/d B(2) dan ukur waktu preparasi

3. Lakukan percobaan B(3) dan ukur waktu gerak drawer sebelum timer
mulai bekerja
4. Lakukan percobaan B(4) s/d B(7) dan ukur waktu yang dibutuhkan

5. Ukur volume tabung sample.

6. Jika diberikan sample dengan volume 1 cm3, diasumsikan effisiensi


irradiator 20%. Jam kerja petugas irradiator adalah 8 jam sehari. Hitung
kapasitas irradiator jika diinginkan dosis 100 Gy.

IV. Hasil Percobaan


a. Aktivitas sumber saat itu : 10593 Ci
b. Tote berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 28 cm
c. Waktu yang diperlukan untuk loading-in material yang ingin diiradiasi = 109 detik
d. Waktu pengoperasian :
1. Drawer turun : 16 detik
2. Operasi iradiasi : 82 detik
3. Darwer naik kembali : 10 detik
e. Waktu yang diperlukan untuk loading-out material setelah diiradiasi = 93 detik

V. Pembahasan

Pada praktikum Operasi Iradiator ini memiliki tujuan untuk mengenal


perlengkapan sistem irradiator, mengetahui fungsi setiap perlengkapan irradiator
dengan melakukan percobaan pengoperasian irradiator secara induvidu sesuai instruksi
pembimbing dan mampu menghitung kapasitas irradiator. Kegiatan yang dilakukan
yakni pra-operasi irradiator, pengoperasian irradiator dan pasca operasi irradiator.
A. Peralatan yang berada di dalam fasilitas irradiator yang berada di STTN.
1. Panel kendali dan pengontrolan irradiator yang berfungsi untuk mengendalikan
irradiator baik untuk membuka dan menutup drawer, menurunkan tote ke ruang
iradiasi, menentukan perputaran tote selama iradiasi, penentuan dosis dan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasi iradiasi dan menjalankan
fungsi pengendalian lainnya.
2. Iradiator, merupakan perangkat peralatan atau fasilitas yang berrisi sumber
radiasi terbungkus dan digunakan untuk iradiasi terhadap produk secara aman.
Iradiator yang berada di STTN merupakan irradiator kategori 1.
3. Mesin kompresor berfungsi untuk sumber tekanan sistem pneumatic. Saat tote
diturunkan lalu kompresor akan mengisi kembali tekanan agar tote kembali
naik.
4. UPS berfungsi untuk cadangan daya ketika ada pemutusan daya secara
mendadak, hal ini tentunya berhubungan dengan sistem keselamatan pada
irradiator.
5. Sensor gempa berfungsi untuk mendeteksi ketika adanya pergerakan dari tanah
yang diinisiasi sebagai sinyak gempa. Hal ini pula berhubungan dengan sistem
keselamatan, karena ketika ada gempa dan sensor membaca sinyal tersebut
maka akan mematikan irradiator secara otomatis. Sensor ini pula menjadi salah
satu syarat irradiator dapat dioperasikan.
6. Sensor manusia berfungsi untuk mendeteksi adanya manusi yang berada
disekitar radius aman. Pada bagian sekitar irradiator terdapat teras atau lantai
yang berbeda dari lantai lainnya. Bentuk teras segi empat mengelilingi
irradiator. Sehingga saat ada orang yang mendekat atau menyentuh teras
tersebut maka sensor tersebut akan menyala dan mengakibatkan drawer yang
awalnya akan dibuka maka akan berhenti bekerja maupun sebaliknya. Hal ini
masih berhubungan dengan sistem keselamatan karena dikhawatirkan ada
kegiatan-kegiatan yang membahayakan seperti tangan yang masih berada pada
pintu drawer sementara drawer sedang dalam proses penutupan. Hal ini
tentunya sangat membahayakan, sehingga sensor orang ini sangat diperlukan
untuk menjaga adanya kemungkinan kecelakaan.
7. Konveyor berfungsi untuk pengangkutan karena material yang digunakan pada
irradiator memiliki massa yang berat sehingga tidak dimungkinkan
pengangkutan oleh manusia, namun pada irradiator di STTN jarang digunakan
karena konveyor ini digunakan saat perakitan irradiator, penggantian sumber
hingga pembongkaran irradiator.
8. Tote berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan barang yang ingin diiradiasi
sehingga tote ini akan membawa barang masuk menuju ruangan iradiai.
Bentuknya silindet dengan diameter 15 cm dan tingginya 28 cm. Terbuat dari
besi stainless steel. Untuk meletakkannya di ruangan irradiator diperlukan
semacam pengait untuk mempermudah operator meletakkannya pada ruangan
atas irradiator. Pada ruangan peletakkan tote ini terbuat dari magnet sehingga
tote akan merekat secara sempurna tidak bergoyang.
9. Dosemeter lingkungan berfungsi untuk memantau paparan radiasi disekitar
lingkungan irradiator.
10. Kamera berfungsi untuk memantau ruangan irradiator jika terdapat bahaya
sabotase.

B. Pengenalan tampilan panel kendali


Panel kendali ini terletak melekat pada dinding menghadap irradiator, panel ini
selalu dalam kondisi menyala meskipun tidak dalam kondisi pengoperasian.
Fungsinya adalah mengendalikan segala perintah yang akan mengoperasikan
irradiator. Selain itu, terdapat informasi mengenai aktivitas aktual dari sumber.
Pada panel kendali ini terdapat beberapa tampilan pengaturan seperti Dekstop,
Power Unit, Setting dan Login-Logout. Sebelum melakukan operasi, operator perlu
melakukan login terlebih dahulu pada menu login. Untuk operator maka kode yang
dimasukkan adalah 1, dengan begitu barulah menu yang tersedia pada desktop dapat
diubah atau diatur sesuai dengan keinginan operator. Lalu untuk dapat membuka
kunci pengaturan pada setting maka operator perlu memasukkan kode 2 saat login.
Dibagian bawah terdapat tanda safety level, maka pada saat irradiator tidak
digunakan atau dengan kata lain tidak ada yang melakukan proses login maka safety
level yang tertera pada menu adalah safety level 0. Pada saat pengoperasian dengan
login kode 1 (operator) maka safety level berubah menjadi 1, begitupun saat
operator login dengan kode 2 maka safety level 2. Hal ini menunjukkan level
keamaan pada jenis pengoperasian yang dilakukan. Setelah melakukan operasi,
hendaknya operator tidak lupa untuk me-logout (keluar) dari sistem. Sehingga
sistem tetap terkunci tidak dapat diubah.
Adapun gambar tampilan Dekstop pada gambar 10 dan tampilan layar Setting
pada gambar 11.

Gambar 10. Tampilan menu dekstop

Gambar 11. Tampilan menu setting

Pada tampilan menu desktop terdapat pengaturan efisiensi untuk memasukkan


nilai kemungkinan efisiensi serap dari bahan yang diiradiasi. Lalu terdapat menu
untuk menggangi dosis yang diinginkan, ketika telah diatur efisiensi dan dosis yang
diinginkan maka waktu iradiasi akan tertampil pada layar. Waktu itulah yang akan
menentukan lamanya waktu material untuk diiradiasi. Pada layar desktop pula
terdapat tampilan Actual dose yang menampilkan dosis yang telah terserap bahan.
Selain itu terdapat menu Start Condition seperti gambar dibawah ini
Gambar 12. Start Conditions pada menu desktop
Jika dilihat pada gambar diatas, maka kondisi START baru akan dapat dimulai
jika aturan diatas terpenuhi. Dimulai dari power supply , maka antara line dan
generator diperbolehkan diantara keduanya karena logika yang digunakan OR.
Namun untuk persyaratan lainnya seperti Bridge, Drawer Up, Em.Stop, Mater Key,
Earthquake Sensor dan Pneumatic Pressure harus dalam keadaan tersedia atau ON
karena logika yang digunakan AND. Selanjutnya pada menu desktop terdapat
pengaturan pintu drawer agar terbuka atau menutup, selain itu terdapat pula
perputaran drawer agar dapat dijalankan ataupun dihentikan melalui tombol start
dan stop. Pda ta,pilan menu desktop juga terdapat bebrapa lampu yang akan
menyala saat kondisi tertentu terpenuhi seperti : Basic State, Door Close, Start Wait,
Drawer Goes Down, Irradiation dan Drawer Goes Up. Lampu tersebut
mengindikasi proses yang sedang berjalan.
Pada menu setting , pengaturan yang dapat dilakukan oleh operator hanya pada
Drawer rotation speed, disini operator akan mengatur seberapa banyak tote
berputar dalam 1 menit. Ketika operator mengatur ini maka tote secara otomatis
akan berputar sesuai dengan perintah. Sementara menu yang lainnya hanya dapat
dilakukan perubahan saat operator login dengan kode 2. Selain itu terdapat tombol
emergency stop yang dapat digunakan untuk menghentikan operasi saat terjadi
keadaan yang membahayakan.
C. Pengoperasian irradiator
Hal pertama yang harus dilakukan saat hendak mengoperasikan irradiator adalah
memastikan semua peralatan tersedia dan berfungsi dengan baik dengan cara login
terlebih dahulu, lalu pada menu desktop tepatnya pada start condition terdapat
kondisi dari peralatan penunjang. Jika semua dalam keadaan baik maka proses
iradiasi dapat dilakukan. Pastikan pula penunjukan pada dosimeter area masih dalam
keadaan yang aman. Selanjutnya setelah login, operator dapat melakukan langkah
berikut :
1. Membuka pintu drawer dengan menekan tombol open pada menu desktop.
2. Masukkan bahan yang ingin diiradiasi kedalam tote.
3. Pindahkan tote dengan pengait kedalam drawer.
4. Sebelum menutup pintu drawer pastikan tidak ada orang yang mendekati
irradiator, karena akan terbaca oleh sensor orang dan akan menyebabkan
terhentinya penutupan pintu drawer.
5. Tutup pintu drawer dengan menekan tombol close.
6. Selanjutnya atur dosis yang diinginkan dan atur perputaran tote dan tekan start
pada menu drawer rotation.
7. Setelah semua siap, masukkan master key dan putar kunci ke arah On.
8. Setelah semua aturan start condition terpenuhi, maka proses iradiasi dapat
dijalankan.
9. Tekan tombol start untuk memberi perintah agar tote dibawa turun oleh sistem
pneumatic.
10. Sistem kompresor akan menyala untuk mengisi kembali udara yang akan
menjalankan sistem pneumatic guna manaikkan tote.
11. Material akan diiradiasi sesuai dengan waktu perhitungan sistem agar
memperoleh dosis yang telah diatur.
12. Operator dapat melihat dosis yang telah terserap material pada tampilan desktop.
13. Setelah proses selesai maka tote akan naik ditandai dengan naiknya pipa yang
berada diatas irradiator.
14. Lalu keluarkan tote dengan menekan tombol open untuk membuka pintu drawer.
15. Lalu setelah material dikeluarkan, tutup kembali pintu drawer dengan menekan
tombol close.
16. Untuk keluar dari sistem maka operator perlu melakukan logout.
D. Perhitungan Kapasitas iradiator

Dari hasil yang diperoleh maka,

Volume tabung sampel :

𝑉 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

22
= ( 𝑟 2) 𝑡
7

22
=( 𝑥7,52 ) 𝑥 28 𝑐𝑚2
7

= 4945,5𝑐𝑚2

Jika volume sampel 1𝑐𝑚2 maka jumlah sampel pada satu tote adalah :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑒
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

4945,5
=
1

= 4945,5 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑜𝑡𝑒

Jika iradiasi dilakukan dalam 8 jam, sementara operator memerlukan waktu 310
detik, maka banyaknya proses iradiasi adalah

8𝑥3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑖𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 =
310 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 93 𝐾𝑎𝑙𝑖

Sehingga banyaknya sampel yang diiradiasi dalam 8 jam adalah

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖 = 93 𝑥 4945,5 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

= 459931,5 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Banyaknya sampel berdasarkan kapasitas irradiator

3,6 𝑥 𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 (𝑘𝑊)𝑥 ƞ


𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑖𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑡𝑜𝑟 =
𝐷𝑜𝑠𝑒 (𝑘𝐺𝑦)
Diketahui 1 Mci = 15kW,

Maka saat 10 kCi = 150 watt = 0,15 kW

Efisiensi yang digunakan adalah 20 % = 0,2

Dosis yang diinginkan 20 Gy = 0,02 kGy

Maka,

3,6 𝑥 𝑜, 15 𝑘𝑊 𝑥 20%
=
0,02 𝑘𝐺𝑦

= 5,4 𝑡𝑜𝑛

VI. Kesimpulan
1. Mahasiswa telah mengenal perlengkapan sistem irradiator, mengetahui fungsi
setiap perlengkapan pada fasilitas irradiator serta mampu melakukan operasi sesuai
dengan prosedur yang baik.
2. Proses iradiasi akan dapat dimulai jika semua aturan terpenuhi pada menu start
condition.
3. Saat pengoperasi drawer, jika terdapat gangguan dan menyebabkan sensor manusia
membaca adanya halangan maka proses akan dihentikan.
4. Kapasitas maksimal irradiator selama sekali iradiasi 4945,5 sampel, sementara saat
8 jam pengoperasian sebanyak 459931,5 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 .
5. Berdasarkan kapasitas produksi maksimal maka besarnya kapasitas irradiator yaitu
5,4 ton.

Anda mungkin juga menyukai