Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN UDARA

Dosen pembimbing :
Dr . Khambali ST.,MPPM
Rachmaniyah ,SKM.,M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok A
1) Annisa Nur Afifah (P27833119004)
2) Aulia Sephia Caren (P27833119008)
3) Dewi Qomariya (P27833119012)
4) Dinna Syarifah D. (P27833119013)
5) Ikbaar Azriel H. (P27833119019)
6) Karinda Ayu M. (P27833119021)
7) Nur Laela (P27833119028)
8) Salamah Ataka G. (P27833119032)
9) Uswatun Aminin (P27833119036)
10) Achmad Rizka K. (P27833119040)
11) 11. Athaya Rahma D. (P27833119047)
12) 12. Cyntia Margareta M. (P27833119050)
13) 13. Hafizhta Irfanny R. (P27833119056)
14) 14. Kiki Yeni Amely (P27833119060)
15) 15. Lilik Fatmawati (P27833119062)
16) 16. Mutiara Aulia Z. (P27833119064)
17) 17. Pamuji Aditya W. (P27833119067)
18) 18. Tasya Avelia R. (P27833119071)
19) 19. Widya Chandra P. (P27833119075)

PRODI DIII SANITASI SURABAYA


JURUAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2020
LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN UDARA

PERALATAN-PERALATAN SAMPLING PENCEMARAN UDARA

Dosen pembimbing :

Dr . Khambali ST.,MPPM

Rachmaniyah ,SKM.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok A

PRODI DIII SANITASI SURABAYA


JURUAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2020
I. Judul praktikum : Peralatan-peralatan sampling pencemaran udara

II. Waktu praktikum : Rabu, 30 september 2020

III. Tempat praktikum : di Lab. mikrobiologi

IV. Tujuan praktikum :

1. Mengenal alat-alat yang digunakan untuk sampling udara

2. Mengetahui prosedur kerja alat yang digunakan untuk sampling udara

V. Dasar teori :

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja

saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan

berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Sebab sangat penting

dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium agar dapat diketahui cara-cara

penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar. Sehingga kesalahan prosedur

pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat

melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat

akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.

Praktikum bermaksud mengembangkan keterampilan menggunakan alat-alat

laboratorium sesuai dengan prosedur menggunakannya. Seperti yang telah diketahui

dalam sebuah praktikum harus menggunakan alat laboratorium guna mendukung

jalannya praktikum. Alat laboratorium ini tidak dapat digunakan jika tidak

mengetahui prosedur-prosedur cara menggunakannya. Oleh karena itu, pengenalan

alat-alat laboratorium dan fungsinya sangat penting dilakukan agar praktikum dapat

berjalan lancar.
Keberadaan laboratorium sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar

mengajar. Adanya laboratorium diharapkan proses pengajaran dapat dilaksanakan

seoptimal mungkin. Setiap laboratorium sudah seharusnya memiliki manajemen

laboratorium yang baik, agar kegiatan praktikum dapat terlaksana dengan lancar.

(Hamidah Afreni,dkk., 2013).

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat

gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan

tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium

dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja. Pengguna, maupun

kelompok pekerja laboratorium utuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan

kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri

maupun orang lain disekitarnya (Moningka, 2008).

Salah satu cara untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan

meminimalisasi kesalahan konsep/persepsi pada peserta didik adalah dengan

menyelaraskan antara materi pelajaran dengan praktikum yang terdapat di dalam

materi tersebut. Keselarasan tersebut akan menjadikan pemahaman peserta didik

terhadap suatu materi menjadi lebih komprehensif dan konkret (Suharsono, dkk.,

2016).

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara

kerja serta fungsi dari alat-alat yang terdapat pada laboratorium mikrobiologi. Selain

untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja serta

fungsi masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan

sempurna (Rukmana, 2013).)


Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat

mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop.

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek

yang berukuran kecil (Syukri, 2012).

Secara umum, fungsi setiap alat telah diberikan, karea tidak mungkin semua

fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan dilaboratorium. Untuk memudahkan

dalam memahami alat-alat laboratorium yang dapat digunakan dalam waktu relative

lama dan dalam keadaan baik, maka diperlukan pemeliharaan dan penyimpanan

yang memadai (Wirjosoemarto, 2007).

VI. Alat dan bahan :

1. Anemometer

2. Midget impinger

3. Psikrometer

4. Luxmeter

5. HVDS

6. Sound level meter

VII. Prosedur kerja :

1. Cara kerja anemometer

sebuah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan tingkat kecepatan angin.

Alat ini menjadi alat utama dan sangat dibutuhkan oleh lembaga / badan
meteorologi, klimatologi dan geofisika / BMKG.Kata anemo sendiri diambil dari

bahasa Yunani, yaitu kata anemos. Arti dari kata anemos sendiri yaitu angin / udara.

Alat ini mulai diperkenalkan untuk pertama kali pada 1450 oleh Leon Battista

Alberti. Dia adalah salah satu arsitek dari Italia.

Cara kerja dari alat ini sangat simple dan hampir sama dengan kincir angin

belanda.

1.Anemo meter harus diletakkan di tempat luar ruangan. Lalu alat ini akan bergerak

saat tertiup angin. Bagian baling – baling / mangkok akan berputar sesuai dengan

arah mata angin.

2. hitung rata-rata kecepatan angin selama 5 menit di 5 titik berbeda. Setiap titik

lakukan pegukuran 2-3 kali agar hasil yang didapatkan repserentatif.

3. catat hasilnya

4. tekan tombol OF.

Jika putaran dari baling – baling semakin besar, berarti angin sangat kencang.

Sebaliknya jika anemometer tidak bergerak, maka tidak ada angin sama sekali. Di

bagian bawah anemometer terdapat suatu alat yang berfungsi untuk menghitung

tingkat kecepatan angin dalam 1 detik.

Fungsi anemometer

a. Untuk mengukur tingkat kecepatan angin.

b. Dapat digunakan sebagai alat dalam melamar / memperkirakan cuaca pada

hari berikutnya.
c. Untuk memperkirakan tinggi / besarnya gelombang laut. Fungsi dari

anemometer yang satu ini dipergunakan oleh para nelayan dan orang yang

bekerja di kapal, baik kapal pesiar / kapal biasa.

d. Untuk memperkirakan kecepatan arus laut yang dapat dimanfaatkan saat

berlayar.

e. Untuk memperkirakan arah dari arus laut. Fungsi yang satu ini juga sangat

bermanfaat saat berlayar.

f. Untuk mengetahui besarnya tekanan angin

2. Cara kerja midget impinger

Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :

a. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi.

Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer

b. Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan

larutan penangkap. Dapat lebih dari satu tabung.

c. Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk

melindungi pompa dari korosi.

d. Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda

bubble flow.

Sampling udara dengan impinger pada hakikatnya terdiri dari beberapa langkah

yaitu:

a) Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang

berisi larutan penangkap.

b) Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan

penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.


c) Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara

yang dipompa dan hasil pengukuran.

3. Cara kerja psikrometer

a. Psikrometer terdapat 2 suhu, suhu kering dan suhu basah. Suhu basah

diteteskan air terlebih dahulu sehingga memasahi kain termometer basah.

b. Psikrometer diputar-putar selama 5 menit konstan , dan baca suhu basah

dan suhu keringnya

c. Lakukan seperti langkah awal sebanya 5 kali di 5 titik berbeda di

ruangan/tempat tersebut.

4. Cara kerja luxmeter

a. Tekan tombol ON/OFF.

b. Pilih range yang akan diukur (2.000, 20.000, atau 50.000 lux).

c. Arahkan sensor ke sumber cahaya.

d. Lihat hasil pengukuran pada layar panel

e. Lakukan pengukuran di 5 titik yang berbeda.

5. Cara kerja HVDS

a. Timbang filter/kertas saring menggunakan neraca analitik

b. Buka tutup HVDS, dan letakkan kertas saring dan tutup kembali

c. Nyalakan alat dengan tekan tombol ON, tunggu selama 1 jam. Untuk

10 menit pertama sampai ketiga di catat hasilnya. Hasil dapat dilihat

dari angka disamping alat.


d. Setelah 1 jam, buka tutup alat dan ambil kertas saring

e. Kertas saring/filter tersebut ditimbang di neraca analitik

6. Cara kerja Sound level meter

a. Tekan tombol ON

b. Arahkan sound level meter di ruangan, biarkan selama 5 menit dan

catat rata-rata nilainya.

c. Tekan tombol OFF

d. Lakukan seperti kegiatan awal di 5 titik yang berbeda, dan catat

hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dharma, W., 2015. Penggunaan Virtual Lab untuk Meningkatkan Keterampilan

Mahasiswa Pendidikan Biologi dalam Menggunakan Alat-alat

Mikrobiologi, Jurnal Pendidikan, 72(2), 160.

Hamidah Afreni, dkk.,2013. Manajemen laboratorium biologi beberapa SMA swasta di

kota Jambi. Jurnal Sainmatika Vol 7(1), ISSN 1979-0910

Rukmana,2013.Alat Laboratorium Mikrobiologi.Universitas Tadulako.Palu.

Suharsono, dkk., 2016. Peatihan Penggunaan Alat dan Bahan Laboratorium IPA Bagi

Guru IPA Di Lingkungan SMP/MTs Se-Kecamatan Cikatomas Kabupaten

Tasikmalaya. Jurnal Siliwangi Vol.2(2). ISSN 2477-6629

Zulkarnain,2012. Mikrobiologi Dasar. Universitas Tadulako;Palu

Moningka, 2008. Kimia fisika. Rineka Cipta, Jakarta.

Syukri, S. 2012. Kimia Dasar. ITB. Bandung.

Wirjosoemarto. 2007. Pengenalan Alat-Alat Praktikum Ekologi Terrestrial. Jurnal

Ekologi. Vol. 4 No.1.


LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN UDARA

PENGUKURAN PARAMETER FISIKA DAN KIMIA

Dosen pembimbing :

Dr . Khambali ST.,MPPM

Rachmaniyah ,SKM.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok A

PRODI DIII SANITASI SURABAYA


JURUAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2020
I. Judul praktikum : pengukuran parameter fisika dan kimia pencemaran udara

II. Waktu praktikum : kamis , 1 oktober 2020

III. Tempat praktikum : jalan raya mennur, surabaya

IV. Tujuan praktikum :

1. Mengetahui bagaimana melakukan sampling udara

2. Mengetahui cara mengukur parameter fisika untuk pencemaran

udara

3. Mengetahui cara mengukur parameter kimia untuk pencemaran

udara

4. Dapat melakukan persiaapan, sampling, perhitungan dan

pemeriksaan parameter fisika dan kimia dalm pencemaran

udara

V. Dasar teori :

Udara adalah atmosfer yang ada disekeliling bumi yang fungsinyasangat

penting untuk kehidupan dimuka bumi ini. Udara merupakancampuran beberapa gas

yang perbandingannya tidak tetap, tergantungpada keadaaan dan suhu udara, tekanan

udara, dan lingkungan sekitarnya.Udara yang normal merupakan gas - gas meliputi

78% N2, 20% O2 0,93%Ar, 0,03% CO2dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium

(He), metan(CH4), dan hidrogen (H2)

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya makhlukhidup, zat,

energi, dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusiaatau proses alam,

sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat tertentuyang menyebabkan udara

menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagisesuai peruntukkannya.Secara fisikm

bahan pencemar udara dapat berupa partikel (debu,aerosol, timah hitam), gas (CO,

NOX, SOX, HC) dan energi (suhu dankebisingan). Selain itu terdapar juga polutan
penyebab efek rumah kaca antara lain seperti karbondioksida (CO2), Metan (CH4)

danKarbonmonoksida (CO).

VI. Alat dan bahan :

1. Anemometer

2. Midget impinger

3. Psikrometer

4. Luxmeter

5. HVDS

6. Sound level meter

7. Terminal /stop kontak

8. Payung

9. Absorben SOx dan NOx

10. Stapwatch

11. Kertas saring

12. Neraca analitik

VII. Prosedur kerja

1. Anemometer (pengukuran kecepatan angin)

a. Anemo meter harus diletakkan di tempat luar ruangan. Lalu alat ini akan

bergerak saat tertiup angin. Bagian baling – baling / mangkok akan berputar

sesuai dengan arah mata angin.

b. hitung rata-rata kecepatan angin selama 5 menit di 5 titik berbeda. Setiap titik

lakukan pegukuran 2-3 kali agar hasil yang didapatkan repserentatif.

c. catat hasilnya
d. tekan tombol OF.

2. Midget impinger

a. Isi tabung vakum dengan absorben berbeda

b. Pasangkan selang vacum saling berkaitan dengan tabung vakumnya

c. Nyalakan alat impinger , tekan tombol ON

d. Tunggu hingga 30-45 menit

e. Matikan alat impinger dengan tekan tombol OFF

f. Pindahkan absorben dari tabung vakum ke botol sampel

g. Botol sampel segara dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan

3. Psikrometer (Mengukur suhu dan kelembaban)

a. Psikrometer terdapat 2 suhu, suhu kering dan suhu basah. Suhu basah

diteteskan air terlebih dahulu sehingga memasahi kain termometer basah.

b. Psikrometer diputar-putar selama 5 menit konstan , dan baca suhu basah

dan suhu keringnya

c. Lakukan seperti langkah awal sebanya 5 kali di 5 titik berbeda di

ruangan/tempat tersebut.

4. Luxmeter (Mengukur pencahayaan)

a. Tekan tombol ON/OFF.

b. Pilih range yang akan diukur (2.000, 20.000, atau 50.000 lux).

c. Arahkan sensor ke sumber cahaya.

d. Lihat hasil pengukuran pada layar panel


e. Lakukan pengukuran di 5 titik yang berbeda.

5. HVDS (pengukuran debu/udara ambien)

a. Timbang filter/kertas saring menggunakan neraca analitik

b. Buka tutup HVDS, dan letakkan kertas saring dan tutup kembali

c. Nyalakan alat dengan tekan tombol ON, tunggu selama 1 jam. Untuk

10 menit pertama sampai ketiga di catat hasilnya. Hasil dapat dilihat

dari angka disamping alat.

d. Setelah 1 jam, buka tutup alat dan ambil kertas saring

e. Kertas saring/filter tersebut ditimbang di neraca analitik

6. Sound level meter (Mengukur kebisingan)

a. Tekan tombol ON

b. Arahkan sound level meter di ruangan, biarkan selama 5 menit dan catat rata-

rata nilainya.

c. Tekan tombol OFF

d. Lakukan seperti kegiatan awal di 5 titik yang berbeda, dan catat hasilnya.
VIII. Hasil pembahasan :

1. Anemometer

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5

2,61 1,40 2,27 0,70 0,26

(Nilai terbesaar – nilai terkecil ): 2 = (2,61 – 0,26) : 2

= 2,35 : 2

= 1,17 m/s

2. Midget impinger

Dilakukan pemeriksaan dan pembuatan kurva kalibrasi (praktikum ke-4)

3. Psikrometer

Suhu kering : 28ºC

Suhu basah : 21ºC

Pada psikromrter terbaca kelembaban 65%

Jadi, suhu udara per ruangan : 28ºC

Kelembaban : 65%

4. Luxmeter

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5

3480 2680 4550 2750 2290

(Nilai terbesaar – nilai terkecil ): 2 = (4550 – 2290) : 2

= 1880: 2

= 900 lux
5. HVDS

Kadar Debu=(Berat B-A)/(Q × t)

Kadar Debu =(73,0 mg-72,9 mg)/(1 Liter/menit ×60 menit)

Kadar Debu= 0,0017mg/liter x 1000

Kadar Debu = 1,7 g/m3 dalam waktu 60 Menit

6. Sound level meter

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5

78,3 69,3 67,5 75,1 62,8

(Nilai terbesaar – nilai terkecil ): 2 = (78,3 – 62,8) : 2

= 15,5 : 2

= 7,75 dBA

IX. Kesimpulan

Dalam praktikum pengukuran parameter fisika dan kimia pencemaran udara,

yang termasuk dalam parameter fisika antara lain pencahayaan, kebisingan,

kecepatan, suhu dan kelembaban, getaran dan radiasi. Dalam pararmeter Dilihat

dari hasil praktikum kami, kecepatan angin di daerah sekitar jalan Raya Menur

memiliki kecepatan angin sebesar kurang lebih 1,17 m/s dengan menggunakan alat

anemometer. Hasil pengukuran suhu dan kelembaban suatu ruangan dengan


menggunakan alar psikrometer memperoleh hasil yaitu suhu udara per ruangan

sebesar 28ºC dan kelembaban sebesar 65%.

Pada alat luxmeter memperoleh hasil pengukuran pencahayaan sebesar 900 lux.

Untuk hasil pengukuran kadar debu sebesar 1,7 g/m3 dalam waktu 60 Menit

dengan menggunakan alat HVDS. Sedangkan pada pengukuran kebisingan

memperoleh sebesar 7,75 dBA dengan alat sound level meter. Pada parameter kimia

pencemaran udara, dalam pengambilan sampel menggunakan midget impinger

dengan tertangkap sampel SOx dan NOx dan untuk pemeriksaan serta kurva

kalibrasi terdapat pada praktikum 4.


DAFTAR PUSTAKA

Kalumuck Karen E. Human body explorations: hands-on investigates of what makes us

tick [Book]. - [s.l.] : Kendall Hunt, 2000. - p. 74. - ISBN 9780787261535.

Kumar Narinder Comprehensive Physics XII [Book]. - [s.l.] : Laxmi Publications, 2008.

- p. 1416. - ISBN 9788170085928.

Smith Gregory Hallock Camera lenses: from box camera to digital [Book]. - [s.l.] : SPIE

Press, 2006. - p. 4. - ISBN 9780819460936.


LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN UDARA

PENGUKURAN PARAMETER MIKROBIOLOGI UDARA

Dosen pembimbing :

Dr . Khambali ST.,MPPM

Rachmaniyah ,SKM.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok A

PRODI DIII SANITASI SURABAYA


JURUAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2020
I. Tujuan praktikum : pengukuran parameter mikrobiologi udara

II. Waktu praktikum : Jumat, 2 oktober 2020

III. Tempat praktikum : Laboratorium mikrobiologi

IV. Tujuan praktikum :

1. Untuk mengetahui pencemaran udara secara mikrobiologi

2. Menghitung bakteri pencemar

3. Dapat melakukan persiapan, sampling dan pemeriksaan secara mikrobiologi

V. Dasar teori

Kelompok mikroorganisme yang paling banyak tersebar di udara

bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga

mikroalga. Belum ada mikroorganisme yang habitat aslinya di udara.

Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan

di air atau di tanah. Mikroorganisme udara dapat dipelajari dalam dua

bagian, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme

udara di dalam ruangan. Mikroorganisme paling banyak ditemukan di

dalam ruangan (Waluyo, 2009).

Menurut Pelczar (2008), beberapa faktor yang menentukan jumlah

dan jenis mikroorganisme yang mendiami udara adalah:

a. Sumber mikroorganisme (tanah, laut, bersin dan lain-lain).

b. Ketahanan jenis mikroorganisme tersebut terhadap kondisi fisik seperti

suhu, kelembaban dan cahaya matahari.

c. Jumlah dan aktivitasnya.

d. Lingkungan luar (kondisi cuaca dan ketinggian tempat)


Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk

melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah

mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat

mengamati objek yang berukuran kecil (Syukri, 2012).

Secara umum, fungsi setiap alat telah diberikan, karea tidak mungkin

semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan dilaboratorium. Untuk

memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium yang dapat

digunakan dalam waktu relative lama dan dalam keadaan baik, maka

diperlukan pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai (Wirjosoemarto,

2007).

VI. Alat dan bahan :

1. Autoklaf

2. Inkubator

3. Elemeyer

4. Baker glass

5. Luv meter

6. Natrium agar

7. Aquades

8. Pipet tetes

VII. Prosedur kerja :

1. Sterilkan alat (petridist dan pipet)


2. Bahan natrium agar , timbang natrium agar sebanyak 20 gr . dan larutkan

natrium agar kdengan aquades 120 ml. Di aduk arata dan ditutup dengan

kapas, setelah itu disetrilkan.

3. Setelah disterilkan, larutan NA di waterbath sampai dengan suhu 45◦ C

4. Setelah itu, tuangkan NA ke petridish tunggu hingga membeku.

5. Setelah membeku, lakukan sampling udara dengan luv meter

6. Nyalakan luv meter,buka tutup luv meter dan bersihkan dengan alkohol

tempat samplingnya

7. Setelah itu, letakkan petridish dan tutup rapat luv meter. Klik tanda YES

8. Tunggu selama 15 menit atau sampai alat tidak berbunyi.

9. Setelah alat berhenti, buka dan ambil petridish beri labeling.

10. Lakukan pont ke 7-9 d 5 titik berbeda dalam satu ruangan tersebut.

11. Setelah melakukan sampling, inkubasikan petridish yang sudah ad asampelnya

selama 2 x 24 jam

12. Setelah diinkubasi hitung koloni bakteri dengan koloni counter

13. Catat hasilnya


VIII. Hasil praktikum :

Petridish Jumlah koloni

Kontrol 4

Sampel 1 19

sampel 2 97

sampel 3 57

Sampel 4 9

Sampel 5 78

IX. Kesimpulan

Pada praktikum pemeriksaan mikrobiologi udara diatas dapat dilihat dari hasil

jumlah koloni setiap petridish berbeda dan cenderung lebih besar dari 30 koloni

yang menandakan bahwa ruangan tersebut telah tercemar dibuktikan dengan

banyaknya koloni di tiap petridish.


DAFTAR PUSTAKA

Hamidah Afreni, dkk.,2013. Manajemen laboratorium biologi beberapa SMA

swasta di kota Jambi. Jurnal Sainmatika Vol 7(1), ISSN 1979-0910

Rukmana,2013.Alat Laboratorium Mikrobiologi.Universitas Tadulako.Palu.

Suharsono, dkk., 2016. Peatihan Penggunaan Alat dan Bahan Laboratorium IPA

Bagi Guru IPA Di Lingkungan SMP/MTs Se-Kecamatan Cikatomas

Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Siliwangi Vol.2(2). ISSN 2477-6629

Zulkarnain,2012. Mikrobiologi Dasar. Universitas Tadulako;Palu

Moningka, 2008. Kimia fisika. Rineka Cipta, Jakarta.

Syukri, S. 2012. Kimia Dasar. ITB. Bandung.

Wirjosoemarto. 200
LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN UDARA

PEMERIKSAAN KIMIA DAN PEMBUATAN KURVA KALIBRASI

Dosen pembimbing :

Dr . Khambali ST.,MPPM

Rachmaniyah ,SKM.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok A

PRODI DIII SANITASI SURABAYA


JURUAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2020
I. Judul praktikum : pemeriksaan parameter kimia dan pembuatan kurva kalibrasi

II. Waktu praktikum : kamis , 8 oktober 2020

III. Tempat praktikum : laboratorium kimia

IV. Tujuan praktikum :

1. Dapat melakukan persipan dan pemeriksaan kima dari hasil sampling midget

impiger

2. Dapat membuat kurva kalibrasi melalui excel

V. Dasar teori

Pengukuran analitik memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang kimia,

khususnyadalam farmasi. Tujuan dari pengukuran analitik ini adalah untuk

menentukan nilai sebenarnya

dari suatu parameter kuantitas kimia, contohnya seperti: konsentrasi, pH, dan lain-

lain.Pengukuran analitik ini dapat menggunakan metode konvensional maupun

modern, baik secarakualitatif maupun kuantitati

fNilai sebenarnya adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar

dandidefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur,

beberapacontoh parameter yang dapat ditentukan secara analitik adalah

konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi, dan lain lainDalam

pengamatan eksperimen

secara umum, hasil yang diperoleh pasti tidak dapat terlepasdari faktor

kesalahan. Nilai parameter sebenarnya yang akan ditentukan dari suatu

perhitungananalitik tersebut adalah ukuran ideal. Nilai tersebut hanya dapat

diperoleh jika semua

penyebabkesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Fa


ktor penyebabkesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain adalah f

aktor bahan kimia,peralatan, analis, kondisi pengukuran, dan lain-lain.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam

pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibras

VI. Alat dan bahan:

1. Spektrofotometer

2. Beker glass

3. Labu ukur

4. Spidol

5. Alat tulis

6. Absorben SOx dan NOx

7. Aquadel

8. Sampel NO2 dan SO2

VII. Prosedur kerja

1. Cara Pembuatan Kurva Kalibrasi SOx

a. Pipet kedalam labu ukur takar masing-masing 0,2 ml, 0,4 ml, 0,6 ml, 0,8

ml, tambahkan pereaksi penyerap SO2 dan 1 ml asam sulfamat 0,6 %

diamkan 10 menit.

b. Tambahkan 2 ml formal dehid 0,2 % dan 5 ml PRA (pilih salah satu

variasi A atau variasi B) tambahkan aquades dingin yang baru di didihkan

sampai tanda batas, diamkan 30 menit.


c. Baca absorben dengan spektrofotometer pada panjang gelombang yang

ditentukan (PRA variasi A = 548 nm, PRA variasi B = 575 nm).

d. Buat kurva kalibrasi yang menyatakan hubungan absorben dengan

konsentrasi (µg).

e. Kurva kalibrasi yang dihasilkan harus mempunyai koefisien arah tidak

lebih dari absorbensi 0,2.

2. Pembuatan Kurva Kalibrasi NOx

a. Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat.

b. Masukkan masing-masing 0,2 ml, 0,4 ml, 0,6 ml, 0,8 ml dan 1,0 ml

larutan standar nitrit menggunakan pipet volumetrik atau buret mikro ke

dalam tabung uji 25 ml.

c. Tambahkan larutan penjerap sampai tanda tera. Kocok dengan baik dan

biarkan selama 15 menit agar pembentukan warna sempurna.

d. Ukur serapan masing-masing larutan standar dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 550 nm.

e. Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah NO2 (µg).

3. Pembuatan kurva kalibrasi

a. Nyalakan spektrofotometer, atur file Kurva kalibrasi absorben NOx dan

file kurva kalibrasi absorben SOx

b. Masukkan aquades ke dalam tabung kaca kecil, letakkan ke tempat

spektrofotometer dan tekan tombol blank.

c. Setelah itu keluarkan tabung kaca kecil yang berisi aquades ebagai blank
d. Masukkan sampel ke dalam tabung kaca kecil , dan letakkan ke tempat

spektrofotometer , dan tekan tombol sampel akan muncul nilai. Catatlah

nilai tersebut (lakukan kegiatan point c-d sebanyak 3 kali)

e. Setelah sampel, letakkan tabung kaca kecil berisi aquades sebagai blank

f. Masukkan absorben SOx/NOx yang 0,2 ml ke dalam tabung kaca kecil

tersebut, tekan tombol sampel dan akan muncul nilai

g. Catatlah nilai tersebut, dan lakukan kegiatan point e-f sebanyak 3 kali,

untuk labu ukur yang satndart 0,2 ml

h. Lakukan kegiatan point e-f untuk standart labu ukur 0,4 ml, 0,6 ml, dan 0,8

ml

i. Setelah itu, hitung rata-rata setiap standart dan masukkan ke dalam file

bentuk excel

VIII. Hasil praktikum

SOx

Standart Absorben

0,2 ml 0,058

0,4 ml 0,075

0,6 ml 0,106

0,8 ml 0,108
NOx

Standart Absorben

0,2 ml 0,012

0,4 ml 0,041

0,6 ml 0,054

0,8 ml 0,065

Sampel SOx 0,161 0,284 0,288

Sampel NOx 0,574 0,751 0,932

KURVA KALIBRASI NOx


0,12

0,1

0,08

0,06

0,04

0,02

0
0,2 0,4 0,6 0,8

Column1 Column2 Column3


Kurva kalibrasi SOx
0,07

0,06

0,05

0,04

0,03

0,02

0,01

0
0,2 0,4 0,6 0,8

Series 1 Column1 Column2

IX. Kesimpulan

Kurva kalibrasi adalah sebuah metode utama yang digunakan untuk

menentukan konsentrasi suatu zat dalam suatu sempel yang tidak diketahui, dengan

membandingkan membandingkan zat yang tidak diketahui kedalam seperangkat

sempel standart dari konsentrasi yang telah diketahui. Dari data diatas bahwa maka

nilai absorben diplotkan berdasarkan kontrasi dalam sebuah grafik dan dapat

diketahui bahwa nilai absorben naik secara linier, dari hasil tersebut berbeda-beda

.Pada praktikum pemeriksaan kimia dan pembuatan kurva kalibrasi diatas

menunjukkan bahwa grafik kurva kalibrasi konstan


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan republic Indonesia. 1979.

Farmakope Indonesia, edisi III

. Jakarta :Badan Pengawas Obat dan Makanan.Mansoor m. Amiji, beverly j.

Sandmann. 1993.

Applied Physical Pharmacy

. Bosto: mc GrawHill.Martin, Alfred dkk. 1990.

Farmasi Fisik

. Jakarta: UI Pres

Anda mungkin juga menyukai