Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR BIOKIMIA

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BLOK 2 DAUR HIDUP

Dosen Pengampu:
dr. Zahrah Febianti, M. Biomed

Disusun oleh:
Made Ayu Wedanty S. N. (192010101002)
Siti Faizatul Aliyah (192010101035)
Salsabila Imtiyazfauz (192010101036)
Aprisa Hidayah (192010101074)
Safa Nadia Ullayya P. (192010101079)
Yulia Rizqi Lestari (192010101166)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut
disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium
biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Selain itu, peralatan
yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak
jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap
percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama
tapi ukurannya berbeda. Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan
sesuatu, perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus
diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat
dapat mengganggu hasil pratikum. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan
dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika
kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Bukan hal yang mustahil bila
terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan
penggunaan alat - alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang
berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat
yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Oleh
karena itu, dilakukanlah praktikum ini agar pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium biokimia.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui alat, bahan dan
Material Safety Data Sheet (MSDS) bahan kimia yang ada pada laboratorium
biokimia umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami


cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
(Walton, 2010).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang
dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 2010).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat
gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu
laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,
pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan
melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat
berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas
yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2009).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus
dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat,
fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum
yang akan dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati, 2012).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang
digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang
terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan
terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap
kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2010).
Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan
dalam melakukan pengukuran atau perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-
alat dalam laboraturium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat
yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada pratikum yang dilakukan
(Sudarmadji, 2009).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan–
percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan
tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan
kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2012).
Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam
laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan
pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat
berbahaya dan merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar,
bila tidak digunakan dengan baik. Seperti layaknya pekerjaan lain, bekerja dalam
laboratorium kimia juga mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat
disebabkan karena faktor ketidaksengajaan, keteledoran dan sebab-sebab lain
yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan
alat dan bahan. sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap
kemungkinan bahaya (Hala, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN

1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 November 2019 di
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Univrsitas Jember.

Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Spektrofotometer, Setrifuge, Pipet, Mikropipet, Volvex, dan Magnetic Stirer.

2. ALAT DAN BAHAN :


a. Spektrofotometer
 Definisi
Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah intensitas radiasi yang
diserap oleh sampel (absorbansi) saat sampel dikenai cahaya/ radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu.

 Jenis
Berdasarkan jenis materi (molekul) yang berinteraksi dengan radiasi
elektromagnetik, dibagi:
•Spektrometrimolekul→radiasi elektro magnetik berinteraksi dengan
molekul. Contoh: NMR (nuclear magnetic resonance),IR (Infrared), UV-
Vis, XRD (X-ray Powder Diffraction)
•Spektrometriatom →radiasi elektro magnetik berinteraksi dengan atom.
Contoh: AAS, AES
 Prinsip Kerja

 Gambar dan Cara Penggunaanya


1. Spektrofotometri Konvesional

Cara Penggunaanya:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Letakkan alat spektrofotometri di tempat yang permukaanya datar.
3. Hubungkan dengan arus listrik.
4. Tekan tombol on dan tunggu kurang lebih 10-15 menit.
5. Ambil kuvet dan buat blanko terlebih dahulu.
6. Dalam memegang kuvet, peganglah pada bagian sisi kasar kuvet.
7. Tuangkan aquades untuk membuat blanko dan bersihkan bagian
sisi halus kuvet dengan tisu kering, selama mengisi kuvet usahakan
jangan terlalu penuh atau terlalu sedikit.
8. Buka tutup spektrofotometer.
9. Letakkan kuvet pada lubang yang tersedia di spektrofotometer.
Dalam meletakkan kuvet, tempatkan sisi halus kuvet yang terdapat
tanda segitiga menghadap ke arah depan.
10. Jika sudah benar, tutup spektrofotomer.
11. Atur gelombang sesuai dengan yang dikehendaki di bagian kiri
spektrofotometer.
12. Tekan tombol absorb. Setelah sudah terproses, buka kembali
spektrofotometer dan angkat kuvet ganti dengan sample yang telah
disediakan.
13. Tutup kembali, dan tidak perlu ditekan apa apa lagi. Biarkan mesin
memprosesnya. Jika sduah lihat berapa absorbansi yang di dapat.
Kemudian masukkan ke dalam rumus untuk mendapatkan hasil
yang sebenarnya.
14. Jangan lupa untuk mengambil kuvet setelah dipakai dan bersihkan
kuvet.

2. Spektrofotometer Otomatis

Cara penggunaanya:
1. Hubungkan kabel dengan arus listrik.
2. Tekan tombol on dan biarkan mesin berjalan 10-15 menit.
3. Siapkan gelas bakker yang telah terisi oleh aquades untuk
membuat balnko terlebih dahulu.
4. Letakkan gelas bakker tersebut dibagian yang terdapat selangnya.
5. Atur mesin spektrofotometer sesuai dengan yang dikehendaki
tetapi tidak membuat absorbansi karena mesin dapat terprogram
secara otomatis.
6. Setelah gelombang sudah terekam sebagai standarnya, gantilah
gelas bakker pertama dengan gelas bakker sampel.
7. Setelah gelas diganti, tidak usah diatur kembali mesinnya. Biarkan
terprogram secara otomatis.
8. Dan tunggulah hasil rekaman gelombang yang benar dan akan
terprint dengan sendiri hasilnya.

b. Syringe Pipet pump

Fungsi: untuk menyedot cairan


Prosedur penggunaan:
1. Memasang syringe pipet pump pada pangkal pipet ukur dengan agak
menekan dan memutar hingga keduanya benar-benar terpasang rapat.

2. Memasukkan pipet ukur dan syringe pipet pump ke dalam larutan yang
akan disedot.

3. Memutar thumb wheel atau dial untuk menyedot cairan sesuai dengan
volume yang dibutuhkan. Memutar ke bawah untuk menyedot cairan
sedangkan ke atas untuk mengurangi cairan jika volume cairan yang
disedot berlebihan.

4. Memindahkan pipet ukur dan syringe pipet pump yang telah terisi cairan
ke tempat yang akan digunakan (tabung reaksi, gelas beker, tabung
erlenmeyer, dll).

5. Menekan exhaust valve untuk mengeluarkan cairan yang berada dalam


pipet ukur.

6. Apabila masih terdapat sisa cairan di dalam pipet ukur, maka untuk
mengosongkannya dapat dilakukan dengan menekan plunger.

c. Tri-valve pump

Fungsi: untuk menyedot cairan


Prosedur penggunaan:
1. Menekan tombol A atau air valve untuk membuang udara pada bulb.

2. Memasang tri-valve pump pada pangkal pipet ukur dengan menekan dan
memutar hingga keduanya benar-benar terpasang rapat.

3. Memasukkan pipet ukur dan tri-valve pump ke dalam larutan yang akan
disedot.
4. Menekan tombol S atau suction valve untuk menyedot cairan sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan. Apabila jumlahnya berlebihan, dapat
dikurangi dengan menekan tombol E arau exhaust valve.

5. Memindahkan pipet ukur dan tri-valve pump yang telah terisi cairan ke
tempat yang akan digunakan (tabung reaksi, gelas beker, tabung
erlenmeyer, dll).

6. Menekan tombol E atau exhaust valve untuk mengeluarkan cairan yang


berada dalam pipet ukur.

7. Apabila masih terdapat sisa cairan di dalam pipet ukur, maka untuk
mengosongkannya dapat dilakukan dengan menekan tombol S atau suction
valve bersamaan dengan menekan bulb.

d. Vortex Mixer

 Definisi Vortex Mixer


Vortex mixer atau vortexer adalah perangkat sederhana yang umum di
gunakan di laboratorium untuk mencampur cairan dalam wadah kecil.
Alat ini terdiri dari sebuah motor listrik dengan drive shaft yang
berorienasi vertikal dan melekat pada sepotong karet yang dipasang
sedikit keluar dari pusat. Sebagai alat yang berjalan, potongan karet
berisolasi cepat dengan gerakan melingkar. Vortex mixer sudah biasa
digunakan di laboratorium ilmu hayati. Dalam laboratorium biokimia
atau analitis, alat ini dapat digunakan untuk mencampur sampel
eksperimental dan pencairan.
 Fungsi Vortex Mixer
Vortex Mixer adalah alat sederhana yang umumnya digunakan di
laboratorium untuk menghomogenkan (mencampurkan) larutan dalam
wadah kecil. Wadah kecil yang dimaksud di sini biasanya ependorf,
tabung sentrifuse, falkon, tabung reaksi, dan lain-lain. Dalam
laboratorium Biokimia, alat ini sering digunakan untuk mencampurkan
reagen untuk uji aktivitas enzim (misalnya). Jadi setelah memasukan
buffer, substrat, dan enzim, digunakan Vortex untuk mencampurkan
itu semua sebelum diinkubasi di Waterbath.

 Prinsip Vortex Mixer


Alat ini terdiri dari motor listrik dengan poros penggerak yang
diorientasikan secara vertikal dan menempel pada potongan karet yang
dipasang sedikit di luar pusat. Adapun prinsip Vortex Mixer adalah
motor menjalankan potongan karet berosilasi dengan cepat dalam
gerakan melingkar. Bila wadah, seperti yang sudah di jelaskan di atas,
ditekan ke dalam cangkir karet (atau disentuhkan di ujungnya),
gerakkan tersebut dikirim ke cairan dalam wadah dan terbentuklah
sebuah pusaran. Kebanyakan mixer vortex memiliki pengaturan
kecepatan variabel dan dapat diatur untuk terus berjalan, atau berjalan
hanya ketika tekanan diterapkan ke bagian karet.

 Cara Menggunakan Vortex Mixer yang Benar


Berikut adalah tahapan-tahapan untuk menggunakan vortex mixer :
a. Sambungkan kabel ke sumber listrik.
b. Tekan saklar di posisi 'ON'.
c. Atur kecepatan putaran sesuai keinginan. Nanti alatnya akan mulai
berputar secara kontinyu.
d. Pegang sampel dalam wadah yang kuat, kemudian tempelkan
(tekan) ke bagian Vortex Mixer yang berputar, untuk
menghomogenkan larutan yang ada di dalamnya.
e. Magnetic Stirrer

Fungsi: Menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.


Prosedur Penggunaan :
1. Pastikan Magnetic Stirrer sudah dalam keadaan menyala.
2. Letakkan Gelas Beaker yang berisi cairan ke atas Top Plate.
3. Masukkan Magnetic Bar kedalam cairan.
4. Setelah itu, aturlah suhunya. Biasanya suhu maksimal pada Magnetic
Stirrer adalah 540oC
5. Kemudian atur putaran/kecepatannya. Secara otomatis Magnetic Bar akan
bergerak mengikuti putaran tersebut. Untuk rpm maksimal dari Magnetic
Stirrer adalah sekitar 12.000 rpm.
6. Jika cairan dirasa sudah tercampur dan pada suhu yang diinginkan, maka
dapat di hentikan putaran dan juga suhunya.
f. Centrifuge

centrifuge Tabung centrifug dan falcon

 Pengertian
Centrifuge merupakan peralatan laboratorium klinik yang banyak digunakan
untuk memisahkan suatu senyawa yang memiliki berat molekul yang berbeda
dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dengan kecepatan rotasi dan dalam
jangka waktu tertentu

 Fungsi
Fungsi sentrifugal dalam pemisahan bioteknologi, diantaranya :
a. Pemisahan (padat/cair, padat/cair/cair dan padat/padat/cair)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk pemisahan padat – cair menyediakan
padatan berat dari cairan. Centrifuge juga dapat digunakan untuk
memisahkan fase berat, dan dua fasa cair ringan, dengan salah satu fase
ringan yang lebih ringan dari lainnya. Padatan dapat lebih ringan dari
cairan dan pemisahan adalah dengan flotasi dari fase padat terdispersi.
b. Klasifikasi urutan berdasarkan ukuran dan densitas
Centrifuge digunakan untuk mengklasifikasikan padatan dengan ukuran
yang berbeda. Salah satu aplikasi adalah untuk mengklasifikasikan kristal
berbagai ukuran yang berbeda, dengan kehalusan ukuran submikron
dengan fase ringan dan hanya mempertahankan ukuran yang lebih besar
pada fase berat yang dipisahkan. Salah satu dari padatan dipisahkan
menjadi produk. Sebagai contoh, kristal yang lebih besar dapat menjadi
kristal produk sedangkan kristal halus yang kembali ke kristalisator untuk
tumbuh kristal yang lebih besar. Aplikasi lain yang serupa adalah untuk
mengklasifikasikan ukuran puing – puing sel yang lebih kecil dalam fase
cair dari berat produk setelah homogenisasi sel.
c. Menghilangkan partikel kebesaran dan asing (Degritting)
Degritting mirip dengan klasifikasi di mana partikel yang tidak diinginkan,
lebih besar atau lebih padat, ditolak diendapan, dengan produk (lebih kecil
atau kurang padat) meluap di fase cair yang lebih ringan. Situasi lain
adalah dimana partikel yang tidak diinginkan lebih kecil ditolak dalam
fase cair ringan, dan padatan berat yang berguna diselesaikan dengan fase
berat.
d. Penebalan atau menghapus konsentrasi cair Centrifuge sering digunakan
untuk berkonsentrasi fase padat dengan pengendepan dan pemadatan,
menghilangkan fase cairan berlebih di overflow. Ini mengurangi volume
produk dalam pengolahan berkonsentrasi padatan.
e. Pemisahan kotoran dengan mencuci atau pengenceran (repulping) Dengan
suspensi pekat yang mengandung kontaminan seperti garam dan ion, itu
diencerkan dan dicuci sehingga kontaminan dilarutkan dalam cairan
pencuci. Selanjutnya, suspensi tersebut disentrifugasi untuk
menghilangkan cairan pencuci dengan kontaminan terlarut atau padatan
tersuspensi halus. Selanjutnya, produk dapat lebih terkonsentrasi dengan
sentrifugasi.

 Prinsip Kerja
Proses yang terjadi ketika centrifug bekerja dinamakan sentrifugasi, yaitu
proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel tersebut terhadap
densitas layangnya (bouyant density). Dengan adanya gaya sentrifugal maka
akan terjadi perubahan berat partikel dari keadaan normal pada 1 xg (sekitar
9,8 m/s2 ) menjadi meningkat seiring dengan kecepatan serta sudut
kemiringan perputaran partikel tersebut terhadap sumbunya. Pada pemisahan,
partikel yang densitasnya lebih tinggi daripada pelarut turun (sedimentasi),
dan partikel yang lebih ringan mengapung ke atas. Perbedaan densitas yang
tinggi, membuat partikel bergerak lebih cepat. Jika tidak terdapat perbedaan
densitas (kondisi isoponik), partikel tetap setimbang. Pemisahan sentrifugal
menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak
tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi
campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju
pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang
berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya
tersebut adalah gaya sentrifugasi. 2 Gaya inilah yang menyebabkan partikel –
partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan.

 Prosedur
1 Hubungkan steker alat dengan sumber arus listrik
2 Tekan tombol power menjadi posisi ON
3 Biarkan selama 15 menit untuk warming up (pemakaian pertama kali)
4 Tekan tombol LID hingga penutup centrifuge terbuka lalu letakkan tabung
centrifuge yang berisi sampel dan tabung centrifug yang berisi cairan lain
pada tempatnya (arahnya berlawanan, seperti arah jam 6 dengan jam 12)
5 Setelah dipastikan dengan posisi tabung yang benar, tutup centrifuge
dengan menekan penutupnya kearah bawah
6 Tekan tombol RPM/RCF lalu atur kecepatannya dengan memutar
menekan tombol panah ke atas dan ke bawah sesuai prosedur kerja
7 Tekan tombol TIME lalu atur waktunya dengan tombol panah ke atas dan
ke bawah sesuai dengan prosedur kerja
8 Tekan tombol START untuk memulai penggunaan centrifuge sesuai
dengan pengaturan
9 Setelah selesai penggunan, tekan tombol LID untuk membuka penutup
centrifuge dan ambil sampell dalam tabung
10 Tekan tombol power menjadi posisi OFF
11 Lepaskan steker alat dari sumber arus listrik.

 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


1. Pastikan bahwa tabung centrifuge yang akan digunakan sesuai dengan
tempat tabung centrifuge
2. Tabung centrifuge yang berisi sampel mempunyai berat yang sama dengan
tabung sentrifusi lain
3. Kecepatan maximum 5000 rpm
4. Tunggu sampai centrifuge tidak berputar lagi (kecepatan nol), baru
penutup dibuka
5. Tekan tombol STOP segera jika terjadi kesalahan prosedur atau
pengaturan

g. Mikropipet

Fungsi : Alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
1000 µl. Mikropipet dibedakan berdasarkan warna ujung yang menandakan
rentang yang dapat diambil oleh mikropipet tersebut.

Cara kerja :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.

2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.

3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan
lebih ke dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.

5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan masuk ke tip. f. Pindahkan ujung tip ke tempat
penampung yang diinginkan.

6. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.

7. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan
maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar

Anda mungkin juga menyukai