PENUNTUN PRAKTIKUM
HEMATOLOGI DASAR
OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, hidayat serta taufik Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penuntun
Hematologi dasar merupakan bagian dari Patologi Klinik, yang diberikan pada
awal masa studi pendidikan dokter. Mengingat pentingnya praktikum Patolog Klinik
sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dokter yang akan dipergunakan nanti
dasar teori dan praktek Hematologi Dasar bagi para mahasiswa. Untuk
mahasiswa. Wassalam.
DAFTAR ISI
Halaman
Bila darah dibiarkan membeku, setelah beberapa jam (biasanya 2 jam) terjadi
pemisahan 2 bagian yaitu:
1. Bagian yang membeku yang terdiri dari fibrin/fibrinogen dan komponen seluler
yang terjerat di dalamnya.
2. Bagian yang cair yang disebut serum dan berwarna kekuningan/kuning muda.
b. Obat
Beberapa obat akan berpengaruh pada pemeriksaan hematologi, seperti
asam folat, besi, vitamin B12, kortikosteroid menurunkan jumlah eosinofil,
injeksi adrenalin meningkatkan lekosit dan trombosit, transfusi darah dapat
mengubah komposisi darah penderita. Obat antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil hemostasis.
Fk.unkhair. 2017(fsnhalil) 1
c. Waktu Pengambilan
Jumlah eosinofil lebih tinggi pada antara jam 10 pagi sampai malam, dan
lebih rendah pada antara tengah malam sampai pagi, dan kadar besi serum
lebih tinggi pada pagi hari dan rendah pada sore hari (selisih 40-100 µg/dl)
d. Posisi waktu pengambilan
Perubahan posisi berbaring menjadi berdiri akan mengurangi volume darah,
sebaliknya perubahan posisi berdiri menjadi berbaring meningkatkan volume
darah sebanyak 10-15%.
e. Alat
Semprit dan jarum yang steril
f. Wadah spesimen
Wadah penampung spesimen harus kering, bersih, tertutup, dan diberi label.
Fk.unkhair. 2017(fsnhalil) 22
1.2.2.2 PENGAMBILAN DARAH VENA
a. Pra-Analitik
Persiapan alat dan bahan
Spoit/semprit/ Vacutenner system
Tabung vial/ Vacutenner, antikoagulan tube
Kapas alcohol 70% dan kapas kering
Tentukan lokasi dan tempat pengambilan darah vena
Pilih Salah satu vena pada lapisan siku tangan urutan-urutan terbaik
yaitu
Mediana Fossa
cubiti Cephalic Vein
Bashillic vein
Pada bayi, vena juqularis superficialis atau sinus sagittalis superior
b. Analitik
Cara Kerja :
Siapkan alat dan bahan
Bersihkan tempat yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70% dan
biarkan sampai kering
Jika memakai vena fossa cubiti, pasanglah tourniquet/ karet
pembendung dengan tujuan adanya statis vena
Tegakanlah kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena
tidak dapat bergerak
Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit dengan tangan kanan
sampai ujung jarum masuk kedalam lumen vena
Lepaskan atau regangkan bendungan dan pelahan-lahan tarik
pengisap semprit sampai jumlah volume darah yang dikehendaki.
Lepaskan bendungan jika masih terpasang
Tarulah kapas diatas jarum dan cabutlah semprit dan jarumnya
mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat itu
ditekan selama beberapa menit dengan kapas alcohol tadi
angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah (jangan semprotkan)
darah kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding
jarum atau semprit yang telah dipakai dibuang ketempat
pembuangan (tempat sampah limbah medic)
Pemilihan penususkan vena di lengan :
Daerah yang disorot adalah vena ante cubital fossa dimana terdapat
vena utama yang dipakai untuk Venipuncture
pilih yang pegas atau elastic, cukup besar untuk mendukung aliran
darah yang baik, dan terjangkar dengan baik di jaringan
Vena mediana cubital adalah pilihan pertama karena ia besar,
terjangkar dengan baik, paling sedikit sakit, dan terkecil
kemungkinan memarnya.
Vena cephalic adalah pilihan kedua, besar, tetapi tidak sebaik
terjangkarnya dan lebih sakit ketika ditusuk dibandngkan mediana
cubital
Vena Basilic adalah pilihan ketiga, biasanya mudah diraba, tetapi
tidak terjangkar dengan baik oleh jaringan, terletak dekat arteri
brachial dan saraf median, yang salah satunya bias secara tidak
sengaja tertususk
Pemilihan tempat di lengan :
Fk.unkhair. 2017(fsnhalil) 3
3
Tangan atau pergelangan tangan bias dipakai jika vena
antecubital fossa tidak cocok atau tidak ada
phlebotomis harus sangat hati-hati untuk menjangkar vena di
tangan.
Vena ini memeiliki diameter semprit, sehingga sebaiknnya
digunakan jarum kecil dan tabung vakum kecil
Pemakaian Blood Collection Set dapat meningkatkan
keberhasilan dan membuat tindakan kurang menyakitkan
Fk.unkhair. 44
2017(fsnhalil)
Pemilihan tempat di tangan :
Tangan atau pergelangan tangan bisa dipakai jika vena
antecubital fossa tidak cocok atau tidak ada.
Phlebotomist harus sangat hati-hati untuk menjangkar mereka.
Vena ini memiliki diameter sempit, sehingga sebaiknya
digunakan jarum gauge kecil dan tabung hampa kecil.
Pemakaian blood collection set dapat meningkatkan
keberhasilan dan membuat tindakan kurang menyakitkan
• Daerah edema
• Hematoma
• Lengan dimana darah sedang ditransfusikan
• Daerah bekas luka
• Lengan dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
• Lengan di atas IV lines
C. Pasca Analitik
Fk.unkhair. 2017(fsnhalil) 6
BAB II
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
KLINIK
Fk.unkhair. 2017(fsnhalil) 77
• Tambahkan aquadest tetes demi tetes, tiap kali diaduk dengan
batang pengaduk. persamaan warna campuran dan standar Sahli
yang dibaca pada cahaya terang.
• Bacalah kadar hemoglobin dalam satuan gram/100 ml darah atau
g/dl atau g%.
c. Pasca Analitik
o Kadar Hb Sahli dalam satuan g/dl atau g%
o Nilai normal Hb secara umum:
☺ Laki-laki : 14-16 g/dl
☺ Perempuan : 12-14 g/dl
Fk.unkhair. 8
2017(fsnhalil)
D. Alat dan Bahan :
Pipet 20 µl (0,02 ml) dan 10 µl (0,01 ml)
Pipet volumetric 0,5 ml, 2 ml, dan 4 ml
Tabung reaksi atau tabung serologis
Haemocytometer set
pipet thoma leukosit
Pipet thoma eritrosit /trombosit
Kamar hitung Improved Neubauer
Cover Glass
Karet penghisap
Mikroskop binokuler
Reagen Turk (lekosit)
Reagen Chayem atau formal citrate (eritrosit)
Amonium Oxalat 1 % (trombosit)
Cara tabung
Faktor Pengencer = 200x
Faktor Pengencer cara pipet Thoma :
• Volume darah pipet thoma tanda 0,5
• volume larutan Chayem tanda 101
• Maka factor pengencer (FP) cara pipet thoma :
Catatan :
Pengisapan darah dan reagensia, sebaiknya menggunakan karet
pengaman, jangan mengisap langsung dengan mulut.
2.2.2 PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEKOSIT (HL)
a. Pra-Analitik
Prinsip :
Darah diencerkan dengan larutan turk, kemudian dimasukan kedalam
kamar hitung. jumlah lekosit dihitung dibawah mikroskop. Asam acetat
yang terdapat dalam larutan Turk menyebabkan eritrosit pecah, sehingga
lekosit dapat dengan mudah dihitung.
Pereaksi Turk :
Asam asetat 2% ditambah gentian violet 1%. 1 ml
Penambahan Gentian violet bertujuan member warna inti dan
granula lekosit
Turk berfungsi untuk memecah eritrosit dan trombosit, tetapi tidak
memecah lekosit dan eritrosit berinti, sehingga dimungkinkan yang
tampak hanya lekosit saja.
b. Analitik
Cara Kerja (pilih salah satu) :
I. Cara Tabung :
Kedalam tabung reaksi 0,5 ml larutan Turk, tambahkan 20 µl
darah kapiler/EDTA
Bilaslah pipet tersebut beberapa kali dengan larutan turk tadi.
Isilah kamar hitung Improved Neubauer dengan campuran diatas.
Periksa dibawah mikroskop
Hitung jumlah sel yang terdapat dalam empat kotak besar
kamar hitung Improved Neubauer.
II. Cara Pipet Thoma :
Isaplah darah (kapiler, EDTA atau oxalate) sampai tanda 0,5
pipet lekosit
Hapuslah kelbihan darah yang melekat pada ujung pipet.
Masukan ujung pipet kedalam larutan turk sambil menahan darah
pada garis tanda tadi, pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan
larutan turk diisap perlahan-lahan sampai tanda 11. Hati-hati
jangan sampai terjadi gelembung udara.
Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari
lalu lepaskan karet pengisap.
kocok pipet selama 15-30 detik, jika tidak segera akan dihitung,
letakanlah dalam sikap horizontal.
Isilah kamar hitung
c. Pasca Analitik
Kalkulasi :
Perhitungan cara manual :
Faktor Pengenceran (FP) :
1) Cara Pipet Thoma :
SUMBER KESALAHAN
1. Bila menggunakan darah kapiler harus dipakai darah dengan tetetsan
pertama dibuang dan yang menetes dengan bebas.
2. Bila menggunakan darah dengan antikoagulan, darah tersebut harus dibolak
balik minimal 20 kali, tidak boleh dikocok karena akan menimbulkan busa
yang menyulitkan untuk mengisap bahan pemeriksaan dan trombosit akan
pecah.
3. Pipet yang dipakai harus bersih dan kering
4. Bagian luar dari pipet harus dibersihkan sebelum ditambahkan ke dalam
larutan pengencer
5. Setelah darah dimasukkan ke dalam larutan pengencer, pipet harus dibilas
dengan larutan pengencer tersebut.
6. Isi tabung harus dicampur minimal 10 menit, kemudian kamar hitung yang
bersih dan kering diisi dengan menggunakan pipet pasteur, Biarkan selama
10 menit, sehingga sel akan mengendap.
7. Salah menghitung jumlah trombosit dalam kamar hitung, karena
menyinggung garis batas yang tidak seharusnya dihitung.
8. Jumlah trombosit dalam kamar hitung dapat dikontrol dengan jumlah
trombosit dalam sediaan hapus.
Cara Mikro
1. Isilah pipet kapiler dengan darah yang langsung mengalir biasanya dipakai darah
kapiler atau darah dengan antikoagulan.
2. Salah satu dari ujung pipet disumbat dengan dempul.
3. Trabung kapiler dimasukkan kedalam alat sentrifus mikro dengan bagian yang
disumbat mengarah keluar.
4. Tabung kapiler tersebut dipusing selama 5 menit dengan kecepatan 10.000 g
menggunakan mikrohematokrit sentrifus.
5. Nilai hematokrit dibaca dengan memakai alat baca yang tersedia.
6. Bila nilai hematokrit melebihi 50%, sentrifugasi ditambah 5 menit lagi.
Cara Makro
1. Darah EDTA dicampur dengan seksama hingga homogen.
2. Dengn menggunakan pipet Pasteur atau pipet Wintrobe darah dimasukkan
kedalam tabung Wintrobe hingga mencapai garis tanda 100, dimulai dari dasar
tabung dan hindari terjadinya gelembung udara di dalam tabung.
3. Tabung yang telah berisi darah disentrifuge selama 30 menit pada kecepatan
2.000-2.300 g. Untuk mengkonversi kecepatan pemusingan dari satuan g ke
satuan rpm, lihat monogram pada gambar 4.
4. Hasil penetapan hematokrit dibaca dengan memperlihatkan :
a. Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit yang dinyatakan
dalam %.
b. Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari leukosit dan
trombosit. Lapisan ini disebut sebagai buffy coat dan dinyatakan dalam mm.
c. Warna kuning dari lapisan plasma yang disebut indeks ikterus. Warna kuning
tersebjut dibandingkan dengan warna larutan kalium bikromat yang intensitas
warnanya dinyatakan dalam satuan (S). Satu satuan sesuai dengan warna
larutan 1 g kalium bikromat dalam 10.000 mL air.
5. Bila nilai hematokrit melebihi 50%, pusinglah tabung tersebut 30 menit lagi.
6. Nilai rujukan hematokrit pada pria 40-48% dan pada wanita 37-43%.
PRINSIP
1. Ketiga parameter tersebut diatas memerlukan
data : Kadar hemoglobin dalam g/dL
Nilai hemtokrit dalam %
Jumlah eritrosit dalam %
2. Nilai eritrosit rerata dihitung dengan formula sebagai berikut :
Contoh :
1. Nilai hematokrit 45%, jumlah eritrosit 5,0 juta/µl
Nilai VER = 45 x 10 = 90 fL
5,0
Nilai rujukan = 82-92 fL.
Catatan
1. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk mengetahui volume eritrosit rerata yang
diketahui dari nilai VER dan banyaknya hemoglobin dalam satu eritrosit rerata
dapat dilihat dari nilai HER serta untuk mengetahui konsentrasi hemoglobin
rerata dalam satu eritrosit dilihat pada nilai KHER.
2. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk penggolongan anemia berdasarkan
morfologi. Dikenal 3 macam penggolongan anemia yaitu:
Anemia mikrositik hipokrom bila VER < 82 fL dan HER < 27 pg dengan
atau tanpa KHER < 31 g/dL
Anemia normositik normokrom bila VER normal dan HER normal
Anemia makrositik bila VER > 92 fL dan HER normal.
3. Nilai eritrosit rerata sebaiknya dikonfirmasi dengan melihat morfologi eritrosit
dalam sediaan hapus darah tepi.
DAFTAR PUSTAKA
NAMA PRAKTIKAN :
NIM :
KELOMPOK :
JUDUL PRAKTIKUM :
NAMA PENDERITA :
HASIL :
PEMBAHASAN :
Ternate, 2017
MENGETAHUI,
PEMBIMBING PRAKTIKAN
……………………….…… ……………………….……
Catatan Pembimbing :
Pengetahuan :
Ketrampilan :
Sikap :
Fk.unkhair. 2017(fsnhalil) 21