Anda di halaman 1dari 4

TUTORIAL

SKENARIO 3

KI
1. Multiple Organ Failure
2. Leukosistosis
3. Demam
4. Kesadaran somnolen
Pembahasan
1. Multuple Organ Failure
- Sekarang lebih dikenal dengan nama Multiple Organ Dsyfunction Syndrome
(MODS)
- Didefinsikan sebagai adanya penurunan fungsi organ pada pasien penderita penyakit
akun yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh mempertahankan hemostasis tanpa
interfensi, melibatkan 2 atau lebih system organ
- MODS memiliki tingkat mortalitas tinggi
2. Leukositosis
- Keadaan dimana terjadi peningkatan leukosit melebihi batas normal
- Normalnya jumlah leukosit di dalam tubuh adalah berkisar dari 5.000-9.000 sel/mm2
- Peningkatan jumlah leukosit juga bisa diartikan adanya infeksi di dalam tubuh
- Keadaan leukositosis ini biasanya dialami oleh ibu yang melakukan persalinan
dengan jumlah leukosit lebih dari 20.000
3. Demam
- Secara klinis, demam dikenal dengan pyrenix
- Demam adalah keadaan dimana terjadi peningkatan pada set point di hipotalamus
melebihi batas normalnya
- Demam bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu tanda/gejala yang menunjukan jika
tubuh sedang diserang oleh penyakit
- Demam merupakan mekanisme repson imun bawaan
- Demam juga bisa dikatakan sebagai respon yang menguntungkan untuk tubuh karena
dengan demam manadakan adanya perlawanan imunitas terhadap bakteri/virus
(pathogen) yang masuk ke dalam tubuh
4. Kesadaran somnolen
- Somnolen itu sendiri bisa disebut dengan letargi/lunglai
- Sehingga kesadaran somnolen adalah proses psikomotor yang lambat dan mudah
tertidur, tetapi dapat dipulihkan apabila diberikan rangsangan.
RM
1. Bagaiamana patogensis demam?
2. Bagaimana patogensis pilek?
3. Apa saja ciri-ciri orang yang menderita leukositosis?
4. Apa yang dimaksud dengan MOF dan apa saja etiologinya?
5. Bagaimana kerja obat parasetamol yang hanya bertahan selama 3 jam dalam perannya
sebagai antipiretik?
6. Bagaiamana seseorang dapat lemas ketika sakit?
7. Apa kemungkinan penyebab batuk dan pilek hingga 4 hari?
Pembahsan RM
1. Patofisiologi demam
- Secara normal, hipotalamus mempertahankan suhu tubuh pada kisaran 36-37 derajat
Celcius
- Hipotalamus itu sendiri berperan sebagai thermostat tubuh, yang menerima sinyal
panas dan dingin dari reseptor yang ada ditubuh untuk meghasilkan panas atau dingin
demi menjaga keseimbangan tubuh
- Ketika tubuh dalam keadaan panas, maka hipotalamus menerima sinyal untuk
menurunkan suhu tubuh dengan cara pengeluaran keringat dan juga vasodiltasi
- Sedangkan,ketika tubuh dalam keadaan dingin, maka hipotalamus akan menerima
sinyal untuk meningkatan suhu tubuh dengan cara meningkatkan laju metabolisme
tubuh untuk menghasilkan panas. Selain itu juga bisa dengan cara memproduksi
epinefrin maupun norepinefrin. NE itu sendiri bisa meningkatkan produksi panas di
jaringan adipose coklat dan menginduksi proses vaskontriksi untuk mengurangi
pengeluaran panas secara berlebih.
- Mekanisme nya sendiri adalah sebagai berikut:
1. Apabila terdapat antigen yang masuk maka system imun akan mengeluarkan
atibodi guna melawan antigen tsb
2. Selain mengeluarkan antibody, tubuh juga mengeluarkan produk inflamasi berupa
sitokin. Sitokin di sini merupakan zat penginduksi panas. Terutama sitokin jenis
IL-1, IL-6, TNF-alfa. Sitokin yang menginduksi pengeluaran panas disebut
dengan pirogen endogen.
3. Pirogen endogen itu sendiri bekerja pada system saraf pusat tingkat Organum
Vasculosom Laminae Terminal yang dikelilingi oleh bagian medial dan lateral
nucleus preoptic, hipotalamus anterior, dan septum palusolum.
4. Sebagai respon adanya sitokin, maka OVLT menginduksi pelepasan
prostaglandin terutama PGE 2.
5. PGE 2 ini bekerja pada neuron termoregulator hipotalamus untuk meningkatan
temperature tubuh melebihi set poin. Dengan kata lain, kehadiran PGE 2 bisa
mengelabhui hipotalamus. Sehingga timbullah demam
- Selain itu, demam juga dapat terjadi tanpa melalui jalur penghasilan prostaglandin,
yaitu melalui sinyal aferen saraf vagus yang dimediasi oleh produk local macrophage
inflammatory protein-1 (MIP-1). MIP-1 ini adalah kemokin yang bekerja langsung
terhadap hipotalamus anterior
- Tetapi apabila demam yg timbul melalui mekansme ini, maka akan sulit untuk
dihentikan oleh obat yang mengandung antipiterik
- Karena obat antipiretik (parasetammol atau ibuprofen) bekerja dengan menghambat
pelepasan PGE2 sehingga mekanisme demam bisa dihentikan.
2. Patofisiologi demam
- Pada dasarnya pilek adalah mekansime respon dari imunitas tubuh untuk melawan
benda asing/ allergen yang masuk
- Mekanismenya hamper sama dengan mekanisme reaaksi hipersensitivitas tipe-1
1. Allergen yang masuk akan berikatan dengan atigen presenting Cell (APC)
2. APC akan menginduksi peleasan sel T helper
3. Sel T Helper akan mengunduksi pelepasan Sel T helper 2 oleh IL-2
4. Sel T Helper 2 akan memproduksi sel B yang akan berproliferasi menjadi sel
plasma dan menghasilkan antibody yaitu IgE
5. IgE nantinya akan berikatan dengan reseptor sel mast dan bassofil yang ada
disekitar
6. Pengikatan IgE dan reseptor sel mast dan basophil yang kedua kalinya akan
menungkatkan influks Ca2+
7. Peningkatan Ca2+ akan menurunkan kadar CaMP
8. Hal ini akan mempermudah proses degranuslasi sel mast dan akan dihasilkan zat
mediator berupa histamine
9. Adanya histamine mengakibatkan terjadinya vasodilasi dan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah serta meningktakan produksi mucus.
10. Nah sekresi mucus inilah yang disebut sebagai lendir dari proses pilek.
3. Ciri-ciri orang yang mengalami leukositosis
a. Tanda penyerta leukositosis yang sudah mengalami infeksi
1. Sesak nafas respirasi lebih dari 24 jam
2. Berkeringat dingin
3. Lemah,lesu disertai penurunan Hb kurang dari 11
4. Perdarahan
5. Demam suhu diatas 37,5
b. Gejala yang timbul
1. Pusing
2. Pandangan kabur
3. Kehilangan nafsu makan
4. Etiologi MODS
- Menurut survey yang telah dilakukan kepada 2475 pasien didapatkan 6 penyebab
utama dari MODS antara lain,
1. Sepsis
2. Gagal jantung kognisi
3. Henti jantung
4. Perdarahan gastrointestinal
5. Pneumonia
- Sepsis adalah diagnosis yang seringkali ditemukann kepada pasien dengan kejadian
MODS sebagai konsekuensi akibat infeksi primer atau ditumapngi dengan infeksi
nasokomial.
- Berdsarkan system skoring mengenai factor risiko yang dpat mengarah pada insiden
MODS yaitu, Orang dengan usia 65 tahun ke atas yang diakibatkan oleh deficit
persisten oksigen delivery akibat resistusi pada kondisi shock.

Anda mungkin juga menyukai