Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENANGGULANGAN KEADAAN

DARURAT (SUMBER HILANG)

NAMA PETUGAS KEDARURATAN

1. Guardian Kusuma Putra Mahendra


2. Ignatius Yudha Putra Welerubun
3. Cristiani Novita Sari
4. Tri Ilma Humairah
5. Nurul Isnaningrum
6. Dewa Gemarefa
7. Yashinta Isnaini
8. Nurfatoni

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2018

I. RINGKASAN
Peritiwa kehilangan 3 unit sumber radioaktif terjadi di PT Merapi, Pabrik baja di
kawasan Sleman, Yogyakarta. Belum semua bahan berbahaya itu diketahui
keberadaannya. Sejauh ini, dua unit yang ditemukan tercecer di dekat lokasi gudang
penyimpanan. Satu unit sisanya, tak jelas ada di mana.
Hal itu terungkap saat Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), menerima
laporan mengenai hilangnya 3 unit sumber radioaktif cobalt 60 pada Jum’at 13 Juli
2018 pukul 09.00 WIB. Barang tersebut diketahui hilang dari gudang radioaktif,
ketika petugas melakukan pengecekan pada kamis pagi. Unit radioaktif itu digunakan
untuk mengontrol ketebalan baja cair di unit produksi lembaran baja.
Sebetulnya, setelah diketahui hilang, beberapa petugas sempat mengecek ke
lokasi penyimpanan. Saat itu, diketahui pagar menuju PT Merapi telah dijebol,
sehingga dapat dipastikan orang yang tak bertanggung jawab telah mencuri unit-unit
sumber radioaktif. Dari pengecekan pukul 07.30 WIB, Jum’at pagi, ditemukan 2 buah
unit yang telah dibongkar dan terlepas dari kontainernya.
Pencarian terus dilakukan, bahkan, sampai ke tempat penampungan besi bekas di
daerah sekitar pabrik. Tapi, para pengumpul besi tua menyatakan tak menerima.
Kasus pencurian sumber radioaktif ini berakhir setelah tim petugas kedaruratan dari
BAPETEN akhirnya pada pukul 16.25 WIB hari jum’at 13 Juli 2018 menemukan 1
unit sumber radiasi tersebut di Hutan Pinus yang berada disekitar gudang radioaktif.
Diperkirakan karena 1 unit sumber radioaktif tersebut berat maka pencuri
meninggalkan sumber tersebut di hutan.

II. DESKRIPSI KECELAKAAN

1) Kejadian : Pencurian 3 unit sumber radioaktif Co-60


2) Lokasi kecelakaan : Gudang radioaktif PT Merapi, Pabrik Baja,
Sleman, Yogyakarta, Indonesia
3) Waktu Kejadian : Kamis Malam, 12 Juli 2018
4) Waktu Pelaporan : 09.00 WIB, Kamis 12 Juli 2018
5) Waktu kedaruratan berakhir : 16.40 WIB, Kamis 12 Juli 2018
6) Kontak tempat kecelakaan.
Nama Perusahaan : PT. Merapi, Pabrik Baja
Nomor Telepon : 021-3987 999
Fax : 021-9678343
Email : merapibaja@gmail.com
7) Lingkungan Kecelakaan : Hutan Pinus yang berada disekitar gudang
radioaktif PT. Merapi

8) Ciri Sumber Radiasi

Radioisotop : Co-60
Aktivitas : 50 Ci

Radiasi yang dipancarkan : Gamma (γ)

Energi : 1,33 MeV

Waktu Paruh : 5,2 tahun

Ciri-ciri :

Berbentuk bulat panjang mengkilat berwarna silver, dengan panjang


sekitar 20 sentimeter dan diameter 5 sentimeter. Sifat radiasi unit sumber
radioaktif tersebut tak mudah dikenali. Bahkan, terlihat seperti barang yang
tak berbahaya, karena tidak berbau, tidak terlihat, tidak berwarna, serta tak
panas bila disentuh.

9) Alat Proteksi Radiasi yang digunakan :


- Surveymeter digital
- Surveymeter tele
- Pendose
- Monitor kontaminasi
- Perisai Pb
- Crank
- Sarung tangan
- Sepatu Boots

III. Tanggap pada Kecelakaan


1) Tindakan awal :
Mengidentifikasi kejadian dan melaporkan kejadian ke BAPETEN
2) Tindakan proteksi untuk pekerja kedaruratan :
Sebelum melakukan penanggulangan para petugas kedaruratan
melakukan simulasi dan saat penanggulangan berlangsung petugas
menggunakan beberapa alat proteksi radiasi seperti pendose, surveymeter
digital, surveymeter tele, sarung tangan, monitor kontaminasi serta
shielding timbal (Pb).
3) Tindakan penanggulangan :
Melakukan tindakan mitigasi, mengumumkan pernyataan tentang
keadaan darurat disekitar hutan pinus, memberikan informasi dan instruksi
kepada masyarakat yang sedang berkunjung dihutan pinus tersebut,
melakukan survei radiasi dan pemantauan.
Ketika sumber Co-60 telah ditemukan, dibuat batas daerah
pengendalian dengan memberikan garis kuning dan tanda radiasi. Petugas
kedaruratan dalam waktu 15 detik secara bergantian memasukkan sumber
Co-60 tersebut kedalam kontainernya. Setelah 3 menit berlalu akhirnya
sumber Co-60 berhasil dimasukkan kedalam kontainer.
Dilakukan pengencekkan kontaminasi terhadap lingkungan serta
pekerja kedaruratan. Mengumumkan keadaan darurat telah berakhir dan
melalukan evaluasi serta analisis penyebab kecelakaan.

IV. Konsekuensi Manusia


1) Sifat Paparan (Paparan ekstenal, kontaminasi eksternal, kontaminasi
internal)
Sifat paparan yang dihasilkan dari sumber zat radioaktif Co-60 adalah
paparan eksternal. Hal ini dikarenakan paparan yang ditimbulkan hanya
mengenai bagian luar organ tubuh tertentu. Bila dipegang dengan tangan
tanpa pelindung, kulit bisa melepuh. Parahnya, sehari kemudian, si
pemegang bisa meninggal dalam rentang waktu beberapa tahun
kemudian.
2) Jumlah orang yang terlibat Jumlah orang yang terluka, terpapar, dan
terkontaminasi
Jumlah orang yang terluka pada kecelakaan sumber zat radioaktif Co-
60 tidak ada, sedangkan untuk jumlah orang yang terpapar radiasi Co-60
sebanyak 48 orang yaitu pengujung dan petugas hutan pinus, dan yang
terkontaminasi juga tidak ada.
3) Bantuan Medis dan tindak lanjut medis
Dikarenakaan tidak ada yang terluka pada peristiwa kecelakaan sumber
zat radioaktif ini, maka tidak ada bantuan medis dan tindak lanjut medis.
V. Konsekuensi Lingkungan
1) Tipe kontaminasi
Tipe kontaminasi pada kecelakaan sumber zat radioaktif Co-60 ini
adalah tipe kontaminasi tanah dan udara.
2) Ringkasan survei radiologi dan pemantauan lingkungan
Dari hasil pemantauan dengan pengukuran kontaminasi terhadap
lingkungan dinyatakan bahwa tidak ada lingkungan yang terkontaminasi.

VI. Pengkajian Dosis

Berdasarkan Perka BAPETEN no 4 tahun 2013 nilai batas dosis


untuk pekerja radiasi 20mSv/tahun estimasi dalam 1 tahun ada 2000jam kerja
maka pekerja radiasi maksimal menerima dosis 10µSv/jam.Sehingga para
pekerja radiasi mengenakan dosimeter saku untuk mengetahui paparan yang
diterima oleh tubuh.
Nilai batas dosis merupakan dosis terbesar yang diizinkan oleh
BAPETEN yang dapat diterima oleh pekerja radiasi dan anggota masyarakat
dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik atau somatik
akibat pemanfaatan tenaga nuklir. Sehingga nilai batas dosis merupakan dosis
tertinggi /maksimal jika meleweti dosis tersebut kemungkinan terkena
penyakit genetik maupun somatik, untuk itu dalam pencarian sumber hilang
Co-60 dengan aktivitas 50 Ci diusahakan kurang dari nilai batas dosis yang
ditetapkan.
Upaya yang dilakukan agar dosis yang diterima pekerja ataupun
anggota masyarakat diantaranya :
1) Menginstruksikan kepada masyarakat sekitar hutan pinus untuk
menghindar dari tempat terjadinya kehilangan sumber Co-60 (optimasi
jarak).
2) Melakukan pergantikan pekerja radiasi pada jangka waktu tertentu saat
menangani sumber radioaktif (Substitusi pekerja untuk optimasi waktu).
3) Memasang tanda bahaya radiasi disekitar daerah sumber hilang (Isolasi
tempat kejadian).
4) Menggunakan Perisai Pb untuk menahan paparan radiasi ( Shielding)

Tabel 1. Data dosis yang diterima pekerja radiasi saat mengamankan sumber
hilang

No Nama Pekerja Dosis Sebelum Dosis setelah Dosis yang


Radiasi bekerja (mRt) bekerja (mRt) diterima (mRt)
1 Christiani 90 90 0
Novitasari
2 Dewa Gemarefa 30 30 0
3 Nur Fatoni 140 140 0

Dari data yang diperoleh dosis yang terpapar ke pekerja radiasi 0 mRt atau
0ꙡSv sehingga pekerja yang bertugas saat pencarian sumber hilang memenuhi
persyarataan yang ditetapkan oleh BAPETEN karena para pekerja radiasi bekerja
dibawah nilai batas dosis yang ditetapkan.
VII. Kesimpulan dan Rekomendasi
1) Kesimpulan
Dari pencarian sumber Co-60 hilang disimpulkan bahwa:

a. Dalam penanggulangan sumber hilang diperlukan strategi


penanggulangan dimana telah dibuat pedoman penanggulangan oleh
BAPETEN yang berdasarkan aspek keselamatan.
b. Pada pencarian sumber hilang ini ini dosimeter saku menunjukkan
angka tertinggi 0 ꙡSv, hal ini menunjukkan bahwa dosis paparan
yang diterima masih dibawah nilai batas dosis yang sudah
ditentukan dalam 1 tahun sesuai PERKA BAPETEN No. 4 Tahun
2013.
c. Jika dosis yang diterima melebihi nilai batas dosis, maka harus ada
kriteria khusus yang dilakukan oleh Pemegang Izin berdasarkan
Perka BAPETEN No. 4 Tahun 2013.
d. Pada pengamanan sumber hilang perlu diperhatikan waktu, jarak
dan penggunaan shielding agar dosis yang diterima pekerja sesuai
dengan ketentuan batas yang ditetapkan. Selain itu juga dilakukan
secara bergiliran dan bergantian untuk pengamanan tersebut.
e. Pengamanan yang dilakukan untuk penanganan kedaruratan sumber
hilang harus tetap sesuai prosedur keselamatan dan tetap
memperhatikan prinsip keselamatan radiasi yaitu: faktor waktu,
jarak dan penahan yang telah ditentukan BAPETEN.

2) Rekomendasi :
a. Saat terjadi kedaruratan nuklir segera langsung melaporakan pada
BAPETEN.
b. Saat proses identifikasi sumber hilang, daerah harus diisolasi, jika ada
masyarakat lalu lalang diingatkan agar mempercepat langkahnya
supaya tidak terpapar radiasi yang berlebih.
c. Pemasangan tanda bahaya radiasi di tempat yang mudah terlihat.
d. Menggunakan sistem pergantian pekerja dalam jangka waktu tertentu
saat menemukan sumber agar pekerja tidak menerima dosis yang
berlebihan.
e. Jika sumber telah ditemukan dan hendak memasukkan sumber
kedalam wadahnya dan para pekerja radiasi memerlukan diskusi
untuk mengambil sumber, ada dua pilihan diskusi dilakukan jauh dari
sumber atau jika tidak memungkinkan diskusi dilakukan didekat
sumber namun untuk menghindari over exposure bisa digunakan
perisai Pb sambil posisi badan jongkok.

LAMPIRAN

Gambar 1. Surveymeter tele Gambar 2. Monitor Kontaminasi

Gambar 3. Surveymeter digital Gambar 4. Pendose


Gambar 5. Tindakan Gambar 6. Tindakan
penangggulangan kecelakaan penangggulangan kecelakaan

Anda mungkin juga menyukai