Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI


MATERI :
PEMANTAUAN LINGKUNGAN IRADIATOR

Disusun Oleh :

Nama Anggota : 1. Dewa Gemarefa (011600435)


2. Ignatius Yudha P. Welerubun (011600441)
3. Tri Ilma Humairah (011600458)

Jurusan : Teknokimia Nuklir


Kelompok :1
Asisten : Novita Wiwoho S.ST

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Pemantauan Paparan Iradiator 7 Mei 2018

PEMANTAUAN PAPARAN IRADIATOR MENGGUNAKAN


SURVEYMETER UNTUK UJI KESELAMATAN DI INSTALASI
IRADIATOR GAMMA Co-60 DI STTN-BATAN
Nur Fatoni, Guardian K.P.M., Yashinta Isnaeni

Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi, STTN-BATAN, Sleman, Indonesia, sttn-


batan.ac.id

ABSTRAK

PEMANTAUAN PAPARAN IRADIATOR MENGGUNAKAN SURVEYMETEY UNTUK UJI


KESELAMATAN DI INSTALASI IRADIATOR GAMMA Co-60 DI STTN-BATAN. Iradiator Gamma
Co-60 di STTN-BATAN digunakan sebagai pembelajaran dan riset untuk iradiasi suatu bahan, bahan yang
diiradiasi dimungkinkan terjadi cracking (pemutusan), polimerisasi atau mengionisasi bahan. Konsekuensi
dari kepemilikan iradiator dengan sumber bahan bakar zat radioaktif terbungkus adalah mengevaluasi
besarnya paparan di instalasi iradiator secara berkala sesuai peraturan yang dikeluarkan oleh Kepala
BAPETEN peraturan ini harus ditaati pemegang izin iradiator agar izin pengoperasiannya tidak dicabut. Ketua
STTN-BATAN selaku pemegang izin dapat menugaskan petugas radiasi untuk melakukan pencacahan laju
dosis ekivalen di instalasi iradiator, karenanya praktikan selaku mahasiswa STTN-BATAN ditugaskan oleh
asisten pembimbing Proteksi Keselamatan Radiasi untuk mencacah laju dosis di instalasi iradiator, pencacahan
dilakukan menggunakan alat surveymeter yang telah terkalibrasi oleh BAPETEN dibuktikan dengan sertifikat
kalibrasi, pencacahan dilakukan saat iradiator tertutup dan terbuka yang dilakukan di 7 titik diluar alat
iradiator dengan jarak +- 1m, dari hasil ini dapat dibuktikan area disekitar iradiator gamma Co-60 STTN-
BATAN aman atau tidak.

Kata kunci: Iradiator gamma Co-60,STTN-BATAN, Iradiasi, instalasi, bakar zat radioaktif terbungkus,
cracking (pemutusan), polimerisasi atau mengionisasi bahan, terkalibrasi, Pemegang izin, BAPETEN,

ABSTRACT

IRADIATOR EXPOSURE MONITORING USING SURVEYMETEY FOR SAFETY TEST IN


IRADIATOR GAMMA CO-60 INSTALLATION IN STTN-BATAN. The Gamma Co-60 Iradiator in
STTN-BATAN is used as a study and research for irradiation of a material, irradiated material may be cracking,
polymerizing or ionizing the material. The consequence of irradiator ownership with radioactive fuel source
enclosed is to evaluate the amount of exposure at the irradiator installation periodically according to the
regulations issued by the Head of BAPETEN this regulation must be obeyed by the irradiator permit holder so
that the operating license is not revoked. The Head of STTN-BATAN as the license holder can assign radiation
officer to perform the equivalent dose rate at the irradiator installation. Therefore, as a student of STTN-
BATAN is assigned by the Radiation Safety Protection assistant to enumerate the dose rate at the irradiator
installation, the enumeration is done using surveymeter calibrated by BAPETEN proven with calibration
certificate, enumeration is done when open and open irradiator is done at 7 point outside irradiator instrument
with distance + - 1m, from this result can be proved area around gamma irradiator Co-60 STTN-BATAN safe
or not

Key words: Gamma irradiator Co-60, STTN-BATAN, Irradiation, installation, burning of radioactive
material wrapped, cracking, polymerization or ionizing material, calibrated, license holder, BAPETEN
PENDAHULUAN Bahan radioaktif terbungkus yang
digunakan adalah Co-60 dengan bentuk pallet
Iradiator adalah perangkat peralatan atau yang tersusun di rak-rak bahan bakar (R. J.
fasilitas yang berisi sumber radiasi terbungkus Romani dkk, 1962) sehingga meskipun alat
dan digunakan untuk iradiasi terhadap produk iradiator tidak digunakan tetap memancarkan
secara aman (Budiarjo,2010) . Iradiator dapat energi radiasi, jadi di iradiator itu sendiri
meng-iradiasi bahan sehingga dapat terjadi terdapat shielding (perisai) berlapis-lapis yang
pemutusan ikatan rantai, membentuk susunan berupa alluminium, stell dll, untuk menjaga agar
polimer baru ( Isna R Hastuti dkk, 2015) atau dosis paparan disekitar lingkungan Iradiator
dapat menyebabkan ionisasi terhadap media tidak melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang
yang dilaluinya tergantung dosis yang diberikan telah ditetapkan oleh BAPETEN (Tim
saat proses iradiasi (Anjar dkk, 2015). penyusun praktikum STTN-BATAN, 2018).
Pemanfaatan iradiator telah semakin Guna menjamin keselamatan dan
meluas di berbagai bidang terutama industri dan kesehatan para pekerja serta anggota
penelitian, dalam setiap pemanfaatan sumber masyarakat lainnya dan sesuai dengan
radiasi pengion tentu mempunyai potensi perkembangan teknologi proses radiasi, maka
bahaya radiasi yang besar baik terhadap pekerja perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan
maupun anggota masyarakat (Perka BAPETEN Pengawas Tenaga Nuklir tentang Izin
No.11 tahun 1999). Konstruksi dan Operasi Iradiator (Perka
BAPETEN No.11 tahun 1999).
STTN-BATAN (Sekolah Tinggi Dasar diatas diperkuat Perka BAPETEN
Teknologi Nuklir - Badan Tenaga Atom no.33, 2007 menyatakan setiap orang yang
Nasional) sendiri untuk menunjang proses bekerja diinstalasi radiasi baik sumber
kegiatan belajar mengajar dan riset memiliki radioaktif langsung ataupun sumber radiasi
Iradiator Gamma Co-60 dengan aktivitas 12 pengion berpotensi menerima dosis radiasi yang
kilo Curie (kCi) yang termasuk tipe Ob-servo lebih tinggi daripada masyarakat umum,
ignis buatan Hungaria, Iradiator ini telah terutama karena mereka sering berkecingpung
diverifikasi dokumen serta pengukuran paparan dalam daerah radiasi, tidak hanya itu
radiasi telah dilakukan oleh Badan Pengawas masyarakat yang berada di sekitar instalasi
Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan dinyatakan nuklir berpotensi mendapatkan paparan radiasi
bahwa Iradiator Gamma STTN-BATAN yang lebih. Paparan radiasi adalah penyinaran
dinyatakan memenuhi syarat untuk diberikan radiasi terhadap manusia atau materi, baik
izin operasi (Batan,2017). disengaja maupun tidak, yang berasal dari
Spesifikasi Iradiator dikategorikan radiasi eksterna maupun interna karenanya
berdasarkan calon perka BAPETEN tahun 2017 diperlukan tindakan keamanan dan
merupakan pembangkit radiasi pengion keselamatan.
kategori 1 dengan bahan bakar zat radioaktif Demi terciptanya keamanan dan
terbungkus kategori 1 (Tim penyusun keselamatan di instalasi iradiator BAPETEN
praktikum STTN-BATAN, 2018). menetapkan berbagai syarat untuk memperoleh
Maksud dari Pembangkit Radiasi perizinan pengguanaan iradiator meliputi
Pengion Kategori I adalah Iradiator berkas perizinan konstruksi gedung tempat iradiator
elektron atau sinar-X yang berperisai secara dan izin operasi (jangka pendek dan jangka
terintegrasi dan memiliki sistem interlock panjang). perizinan diajukan ke BAPETEN
sehingga akses selama operasi tidak mungkin dengan melampirkan konstruksi iradiator,
dapat dilakukan, dan dapat ditempatkan dalam pabrik pembuat alat yang bersangkutan serta
ruang terbuka. Sedangkan maksud dari Sumber analisis keselamatan (Perka BAPETEN No.11
Radioaktif Terbungkus Kategori I yaitu tahun 1999).
Iradiator dengan zat radioaktif terbungkus yang Syarat –syarat yang harus dipenuhi guna
terkungkung dalam kontener material padat dan mengoperasikan Iradiator gamma tertuang di
berperisai radiasi sepanjang waktu, dan perka BAPETEN 1999 diantaranya syarat
konfigurasi rancangannya tidak memungkinkan bangunan iradiator (syarat umum dan syarat
orang secara fisik mengakses zat radioaktif dan khusus), Peralatan listrik, mekanik, parairan,
bagian yang diiradiasi ( Calon Perka Struktur Petugas di Iradiator (operator
BAPETEN, 2017). irradiator, petugas dosimetri, PPR dan petugas
Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Pemantauan Paparan Iradiator 7 Mei 2018

perawatan yang telah memenuhi kualifikasi


yang ditetapkan oleh BAPETEN) ( (Perka *Perhitungan dalam satuan µSv/jam dilakukan
BAPETEN No.11 tahun 1999) yang dibuktikan menggunakan asumsi bahwa pada 1 tahun setara dengan
dengan sertifikasi keahlian yan dikeluarkan oleh 2000 jam kerja.
lembaga terkait yang terakreditasi dan ditunjuk
oleh pemerintah yang dimaksud disini adalah Untuk membuktikan daerah disekitar
BAPETEN (Perka BAPETEN No.16 th 2014). instalasi iradiator itu aman dibuktikan dengan
Setelah izin pengoperasian diberikan pengukuran laju dosis ekivalen, jika laju dosis
pemegang izin (ketua STTN-BATAN) ekivalen kurang dari sama dengan laju dosis
memiliki kewajiban untuk melakukan ekivalen yang ditetapkan BAPETEN makan
pengukuran dosis radiasi yang akan digunakan daerah tersebut dinyatakan aman.
secara berkala untuk menjamin agar hasil
iradiasi dapat dipertanggung jawabkan disini
pemegang izin dapat menugaskan Petugas METODE
Proteksi Radiasi (PPR) untuk membantunya
(Perka BAPETEN No.11 tahun 1999). Penentuan Laju Dosis Ekivalen
Salah satu persyaratan yang ditetapkan Besarnya laju dosis ekivalen Iradiator
oleh BAPETEN melalui perka No.11 th 1999 gamma Co-60 ditentukan, yaitu dicacah dengan
menyatakan bahwa dinding bangunan dihitung surveymeter pada jarak 1 meter , surveymeter
sedemikian rupa sehingga tebalnya yang digunakan adalah surveymeter gamma
menyebabkan laju penyinaran di bagian dinding yang telah terkalibrasi oleh BAPETEN dan
terluar di daerah yang tidak diawasi menjadi masih memperoleh masa izin (belum
tidak melebihi 0,25 mR/jam (2,5 μSv/jam). kedaluarsa) dan telah diuji daya baterainya.
Penahan radiasi harus memperhitungkan Pencacahan dilakukan diberbagai titik diluar
produksi neutron yang dihasilkan oleh energi alat iradiator (gambar 1). Pengukuran
berkas elektron dan foton 10-19 Mev jika dilakukan dengan rotasi 45o (setiap arah mata
menumbuk nukleon ringan dan energi 4-6 Mev angin yaitu utara , barat, selatan, dan timur alat
jika menumbuk nukleon berat. iradiator). Iradiator dicacah saat dioperasikan
Laju penyinaran (laju dosis dan saat iradiator dibuka (ketika bahan yang
ekivalen(Sv/jam)) adalah besarnya dosis diradiasi dikeluarkan).
ekivalen persatuan waktu dapat dianalisis Untuk mencegah paparan radiasi yang
dengan persamaan (Tim STTN-BATAN) berlebihan terhadap praktikan dilakukan
pergantian praktikan saat pengukuran
𝐻 (𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛) dilakukan, serta praktikan diharuskan memakai
Ĥ (laju dosis ekivalen) = 𝑡 (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢)
(1) pengaman yaitu jas lab meskipun kurang efektif
namun dapat mejadi shielding bagi tubuh.
Selain persyaratan diatas BAPETEN juga
menetapkan Nilai Batas Dosis (NBD) untuk
masing-masing orang yang terkait sesuai perka
BAPETEN No. 4 tahun 2013 .

Tabel 1. Nilai Batas Dosis

Nilai Batas Dosis


No Peran Efektif
mSv/tahun µSv/jam*
1. Pekerja Radiasi 20 10
2. Pekerja Magang 6 3
Pelatihan,
Pelajar, dan atau
Mahasiswa Gambar 1. Titik yang dilakukan pencacahan
3. Anggota 1 0.5
Masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN 100 jam dan tertutup 1900 jam diperoleh 4,5
mSv/tahun
Hasil Pencacahan Rata-rata paparan Saat Iradiator tertutup
1. Saat Iradiator tertutup karena sedang (dioperasikan) 1,1428 ꙡSv/ hr , namun ketika
dioperasikan sedang terbuka (mengambil sampel dari
kontainer) sebesar 23,53 ꙡSv/ hr.
Skala pengali : x 0,1 Dalam pembahasan ini akan digunakan
Faktor kalibrasi :- akronim dibawah ini BAPETEN (Badan
Tabel 2. Data pencacahan Pengawas Tenaga Nuklir), STTN-BATAN (
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-Badan
Measure Dose rate (ꙡSv/hr) Tenaga Atom Nasional), Perka ( Peraturan
point 1 2 3 4 Kepala), Sv (Sievert), ZRA (Zat Radioaktif)
A 2.0 1.0 0.8 1.3 yang kemungkinan hanya ditulis
B 2.0 0.4 0.7 1.1 kepanjangannya.
C 1.0 0.2 0.2 0.7 Praktikum ini bertujuan untuk memantau
D 0.7 1.3 0.4 0.9 paparan iradiator, menyelidiki adanya radiasi
E 1.2 1.5 0.7 1.2 hamburan (scaterring), menghitung dosis
F 1.9 1.9 0.4 1.7 maksimal yang diterima pekerja radiasi apabila
G 1.8 1.7 0.5 1.1 dalam bekerja selalu berada di ruang irradiator,
mengevaluasi keselamatan irradiator,
Measure Dose rate (ꙡSv/hr) merancang prosedur keselamatan berdasarkan
point 5 6 7 8 evaluasi keselamatan yang telah dilakukan.
A 2.0 0.7 2.0 7.0 Dari hasil analisis data yang diperoleh
B 1.9 0.7 1.5 2.0 saat pencacahan rata-rata paparan Saat Iradiator
C 0.7 0.5 0.5 0.3 tertutup (dioperasikan) 1,1428 ꙡSv/ hr , namun
D 0.7 0.5 0.2 0.4 ketika sedang terbuka (mengambil sampel dari
E 1.4 0.9 0.3 1.2 kontainer) sebesar 23,53 ꙡSv/ hr. Berdasarkan
F 1.3 1.2 0.3 1.4 Perka BAPETEN No.11 tahun 1999
G 1.6 1.3 0.3 0.9 menyatakan bahwa laju dosis paparan diluar
instalasi radiasi <= 2,5 ꙡSv/ hr, dari data yang
** Sudah dikalikan faktor pengali diperoleh besarnya laju dosis saat alat iradiator
𝛴𝑛.𝑥
Rata-rata laju dosis = tertutup 1,1428 ꙡSv/ hr artinya tidak melebihi
𝛴𝑛
= 1,1428 ꙡSv/ hr nilai ambang yang ditetapkan oleh BAPETEN
sehingga daerah disekitar iradiator dinyatakan
2. Saat Iradiator dibuka (kontainer diambil) aman. Laju dosis saat iradiator dibuka sebesar
23,53 ꙡSv/ hr, ini merupakan dosis yang sangat
Tabel 3. Data Pencacahan besar dan berbahaya, karena melebihi ambang
Measu Skala Faktor Nilai Dose batas dosis yang ditetapkan BAPETEN untuk
re Penga Kalibra teruk rate petugas radiasi yaitu <= 100 mSv/5tahun
Point li si ur (ꙡSv/h apabila dikonversi tiap jamnya diperoleh ,= 10
(x) r) ꙡSv/ hr, namun mengingat kembali bahwa
A 10 1.09 14 152.6 iradiator saat dibuka hanya sesekali dan dalam
B 1 1.03 7 7.21 waktu yang singkat tentu efek dari radiasi dapat
C 0.1 - 7 0.7 dikendalikan dengan optimasi waktu.
D 0.1 - 5 0.5 Data yang diperoleh dari pencacahan
E 0.1 - 5 0.5 sangat beragam dan memiliki nilai yang tidak
F 0.1 - 15 1.5 sama tentu hal ini disebabkan oleh sifat radiasi
G 0.1 - 17 1.7 sendiri yang bersifat random, namun pada titik
Rata-rata laju dosis =
𝛴𝑛.𝑥 A bagian depan memiliki laju dosis yang sangat
𝛴𝑛 tinggi bahkan hampir keluar dari simpangan
= 23,53 ꙡSv/ hr data yang lainnya saat iradiator tertutup lajunya
Dosis ekivalen yang diterima oleh 7 ꙡSv/ hr dan saat iradiator terbuka 152.6 ꙡSv/
pekerja radiasi asumsi lamanya bekerja hr, dugaan sementara praktikan hal ini terjadi
2000jam/tahun dengan iradiator terbuka selama
Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Pemantauan Paparan Iradiator 7 Mei 2018

karena letak sumber dekat dengan titik A dan pencurian zat radioaktif non bahan nuklir yang
merupakan pintu keluarnya kontainer sehingga mungkin akan disalahgunakan untuk
shieldingnya tidak begitu rapat, tetapi kecil menciptakan kepanikan dan ketakutan di
kemungkinan hal ini terjadi karena tentu kalangan masyarakat seperti dalam bentuk
sebelumnya alat iradiator Co-60 beraktivitas 12 ledakan 'dirty bomb' (Eko, 2004).
kCi yang ada di STTN-BATAN telah melewati Namun dalam bahasan ini praktikan
proses quality control yang sangat ketat karena memberikan batasan hanya tentang keselamatan
notabenya termasuk barang import. Praktikan penggunaan iradiator sehingga praktikan hanya
juga menduga dibagian ini terjadi efek membahas keamanan iradiator secara umum.
scaterring namun untuk kebenarannya perlu Alasan diperlukannya prosedur keselamatan
dilakukan penelitian lebih lanjut. karena untuk mengurangi dampak bahaya
Praktikan memngasumsikan lamanya radiasi. Keselamatan pemanfaatan ZRA
bekerja diinstalasi iradiator sekitar khususnya didalam iradiator atau keselamatan
2000jam/tahun dengan iradiator terbuka radiasi dimaksudkan sebagai upaya untuk
selama 100 jam(mengingat iradiator hanya melindungi seseorang atau keturunannya dan
terbuka sebentar saat memasukkan dan masyarakat secara keseluruhan terhadap
mengeluarkan kontainer yang akan atau telah kemungkinan terjadinyaefek radiasi pengion
diiradiasi) dan tertutup 1900 jam diperoleh 4,5 yang dipancarkan oleh ZRA tersebut. Upaya ini
mSv/tahun. Menurut Perka BAPETEN No. 4 dilakukan dengan cara menciptakan suatu
tahun 2013 batas maksimal dosis ekivalen kondisi sedemikian rupa sehingga dosis radiasi
adalah 100mSv/5 tahun artinya maksimal 10 pengion yang diterima oleh seseorang atau
ꙡSv/ hr dengan asumsi 2000jam kerja/tahun. sekelompok orang tidak melampaui nilai batas
Tentu hal ini masih dalam kondisi wajar yang sudah ditentukan. Terminologi dosis
sehinggak pekerja radiasi diinstalasi iradiator radiasi menyatakan kualitas dan kuantitas
gamma Co-60 terjamin keamanan dan paparan radiasi pengion yang dipancarkan oleh
keselamatannya. ZRA (dan sumber radiasi lainnya, seperti
Demi terciptanya keamanan dan pesawat sinar-X).
keselamatan di area iradiator perlu Pada pemanfaatan ZRA dikenal konsep
mengevaluasi keselamatan iradiator keselamatan radiasi atau azas proteksi radiasi
memerhatikan optimasi letak dan waktu. yang meliputi 3 (tiga) prinsip dasar keselamatan
Optimasi letak yaitu jika terpaksanya petugas radiasi yaitu justifikasi, Iimitasi dan optimisasi.
iradiasi berada didalam ruangan dengan Justifikasi mengandungpengertian bahwa
iradiator harus menjauh dari titik A bagian setiap pemanfaatan ZRA harus memiliki
depan karena memiliki laju dosis ekivalen yang manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan
tinggi juga perlu diperhatikan saat memasukkan risiko yang mungkin akan ditimbulkan.
atau mengeluarkan kontainer karena itu Limitasi memiliki makna bahwa
merupakan waktu yang palin rentan terpapar penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja atau
radiasi yang cukup besar karenanya harus masyarakat umum tidak boleh melebihi nilai
dilakukan secepat mungkin namun akurat agar batas dosis yang sudah ditetapkan. Sedangkan
tidak terpapar radiasi yang melebihi NBD yang optimisasi memiliki arti bahwa kegiatan
ditetapkan oleh BAPETEN. Evaluasi lebih pemanfaatan ZRA harus direncanakan sebaik-
lanjut yaitu memantaau laju dosis diarea baiknya, sumber radiasi (ZRA) harus dirancang
iradiator secara berkala. dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan
Tujuan praktikum yang terakhir adalah radiasi.
merancang prosedur keselamatan berdasarkan Ketiga prinsip dasar keselamatan radiasi
evaluasi keselamatan yang telah dilakukan. ini sudah dikenal luas di kalangan praktisi
Prosedur keselamatan yang memadai telah proteksi radiasi dan diterapkan secara luas pada
diaplikasikan dalam pemanfaatan zat radioaktif fasilitas yang memanfaatkan ZRA. Namun
baik bahan nuklir maupun non bahan nuklir. demikian, pelaksanaan di lapangan sangat
Namun meningkatnya ancaman terorisme dipengaruhi oleh sikap dan perilaku para pihak
global dan pencurian zat radioaktif yang terkait. Oleh karena· itu kesadaran akan budaya
mungkin akan digunakan untuk tujuan yang keselamatan kerja di setiap fasilitas yang
dapat mengganggu ketenangan, keselamatan memanfaatkan ZRA menjadi faktor yang sangat
dan keamanan Kekhawatiran akan terjadinya
mempengaruhi mutu pelaksanaan 3 prinsip (Isg-500) Untuk Pengawetan Hasil
keselamatan radiasi tersebut. Pertanian” 2010.
Apabila pemahaman dan pelaksanaan 4. Calon Peraturan Kepala BAPETEN No.
konsep keselamatan radiasi dan budaya X tahun 2017
keselamatan kerja sudah mendarah daging pada 5. Hastuti, Isna R. “ Kajian Teknoekonomi
diri personel mulai dari tingkat pimpinan hingga Iradiator Gamma”, 2015.
pelaksana yang paling bawah, niscaya 6. Peraturan Kepala BAPETEN No. 11
keselamatan pemanfatan ZRA sebagaimana tahun 1999.
yang telah menjadi keharusan akan terwujud. 7. Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 tahun
Mengikuti prosedur operasi sesuai standar yang 2013.
sudah ditetapkan dan pengungkungan ZRA 8. Peraturan Kepala BAPETEN No.16
akan menjamin terciptanya keselamatan para tahun 2014.
pekerja dan masyarakat umum karena dosis 9. Romani,R.J. et all, “Cobalt-60 Gamma-
radiasi yang diterima relatif rendah juga Ray Irradiator Opens New Doors To
diperhatikan agar tidak berada disekitar titik A. Biological Research At Davis”, 1962.
10. Tim STTN-BATAN, Pelatihan Petugas
Proteksi Radiasi Industri Tingkat I :
KESIMPULAN Yogyakarta, STTN-BATAN, 2017.
11. Tim STTN-BATAN. (1 Juni 2018).
Berdasarkan praktikum yang telah Kepala BATAN Resmikan 3 Fasilitas
dilakukan disimpulkan bahwa : Pendidikan di STTN. Available:
1. Besarnya laju dosis ekivalen dari http://www2.sttn-batan.ac.id/berita-371-
paparan iradiator saat tertutup sebesar kepala-batan-resmikan-3-fasilitas-
1,1428 ꙡSv/ hr dan saat terbuka sebesar pendidikan-di-sttn.html.
23,53 ꙡSv/ hr.
2. Praktikan menduga di titik A bagian
depan terjadi scaterring namun belum
dipastikan lebih lanjut karena mungkin
pengaruh kekurangrapatan shielding.
3. Untuk perkerja di instalasi Iradiator
gamma Co-60 berada dizona aman
karena hanya menerima dosis ekivalen
4,5 mSv/tahun dengan asumsi yang
berlaku.
4. Untuk menjaga keselamatan saat di
instalasi iradiator diharapkan menjauhi
titik A bagian depan (lihat gambar 1)
karena memiliki laju dosis yang tinggi.
5. Prosedur keselamatan pemanfaatan
ZRA terutama Co-60 dalam Iradiator
harus menerapkan prinsip Optimisasi,
Limitasi dan Justifikasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anggraeni, Anjar dkk, "Penentuan Waktu


Iradiasi Bahan Pangan (Bijibijian)
Dengan Metode Treatment Sebkp," NDT
& E International, 2015.
2. Budi, Eko Jumpeno, ” Keselamatan Dan
Keamanan Dalam Pemanfaatan Zat
Radioaktif Non Bahan Nuklir”, 2004.
3. Budiarjo, S dkk, “Disain Konsep
Rancang Bang Un Iradiator Gamma
Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Pemantauan Paparan Iradiator 7 Mei 2018

Lampiran

Gambar 5. Crane untuk memindahkan


iradiator

Gambar 1. Diesel jika iradiator mati

Gambar 6. Sensor Gerak

Gambar 2. Spesifikasi Genset

Gambar 7. Iradiator

Gambar 3. Instalasi Diesel

Gambar 8. CCTV untuk pengaman

Gambar 4. Sensor getaran


Gambar 12. Setifikasi kalibrasi monitor
Gambar 9. Unit Controller iradiator area

Gambar 10. Kunci Pengaman Iradiator Gambar 13. Sertifikasi Surveymeter

Gambar 11. Monitor area Gambar 14 . Surveymeter

Anda mungkin juga menyukai