Anda di halaman 1dari 21

RADIOAKTIF

KELOMPOK 5 : 1. HAIDAR FADHLUR R (1531010040)


A.   PENGERTIAN
A.   PENGERTIAN
RADIOAKTIF
RADIOAKTIF
Radioaktif adalah bahan yang mampu memancarkan sinar atau meradiasi dari bahan itu
sendiri. Radiasi yang dipancarkan adalah sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, sinar neutron dan
Iain sebagainya. Bahaya bahan-bahan radioaktif terutama bertalian dengan radiasinya. Radiasi
ini dapat terjadi dari luar atau dari dalam jika bahan radiasi masuk ke dalam tubuh.
Penggunaan bahan radioaktif harus disertai usaha keselamatan kerja yang ketat, bahan-bahan
radioaktif dipergunakan dalam bidang kedokteran, industri dan pertanian selain untuk maksud
pertanahan. Dalam bidang kedokteran banyak dipakai cairancairan radioaktif yang dimasukkan
ke dalam tubuh atau isotopisotop radioaktif untuk penyinaran. Pada bahan radioaktif dipakai
untuk mengikuti jejak proses dalam rangka penilaian dan pengendalian, juga dipakai langsung
dalam proses produksi untuk merangsang proses polimerisasi. Begitu juga dalam pertanian,
isotop radioaktif dipakai untuk menelusuri proses seperti penyerapan air, pemupukan, dan
Iainnya.
Atas dasar bahayanya pernakaian, pengangkutan dan pengurusan sisa-sisa atau sampah
radioaktif harus diselenggarakan menurut ketentuan semestinya. Untuk kepentingan ini, telah
dikembangkan peraturan perunndangan seperti:
1.Peraturan Pemerintah No.ll tahun 1975 tentang keselamatan kerja Terhadap radiasi
2.Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 1975 tentang Izin Pemakaian Zat radioaktif atau sumber
radiasi lainya
3.Peraturan Pemerintah N013 Tahun 1975 tentang Izin Pemakaian Zat Radioaktif.
Mengenai izin pemakaian, setiap pemakaian bahan tersebut harus mendapat izin terlebih
dahulu dari BATAN. Permohonan izin dilakukan dengan mengisi suatu formulir, dan selanjutnya
BATAN meneliti keterangan tersebut dan bila perlu akan menugaskan inspektur untuk
pemeriksaan setempat sebelum Surat izin diberikan.
B.   SUMBER
B.   SUMBERRADIASI
RADIASI

• Sumber Radiasi Pada Lingkungan


Ditinjau dari terbentuknya, unsur-unsur radioaktif yang ada pada lingkungan berasal dari 2
golongan besar yaitu, sumbersumber radiasi alam dan sumber-sumber radiasi buatan.
a. Radiasi Alam
Bahan-bahan radiasi alam yang berasal dari dalam bumi dan prinsipnya sudah ada sejak
alam ini terbentuk. Bahan-bahan ini berasal dari ruang angkasa yang memberikan sumbangan
terbesar pada penerimaan radiasi pada manusia.
b. Radiasi Buatan
Unsur-unsur radiasi buatan ini dapat terbentuk karena adanya reaksi fisi, proses aktivasi
maupun transmutasi inti lainnya. Unsur-unsur radioaktif buatan yang terlepas ke lingkungan
dapat berperan sebagai sumber radiasi buatan. Radiasi buatan dapat pula berasal dari sumber
Iain seperti pesawat sinar-X dan akselerator.
• Sumber Radiasi Pada Tubuh Manusia
Radiasi Yang diterima tubuh manusia dapat bcrasal dari dua sumber yaitu sumber eksternal
dan sumber internal.
a. Sumber Eksternal
Sumber eksternal adalah sumbcr yang berasal dari luar tubuh manusia. Radiasi dapat
berasal dari angkasa luar, serta sumber-sumber radiasi yang berada di sekeliling manusia.
Untuk jangka pendek, pelepasan unsur-unsur radioaktif hasil fisi baik karena kecelakaan
reaktor nuklir maupun ledakan senjata nuklir dapat berpotensi sebagai sumber radiasi
eksternal bagi sekelbmpok penduduk yang berada di sekitar lokasi pelepasan.

b. Sumber Internal
Sumber radiasi internal berupa unsur-unsur radioaktif Yang masuk dan terikat oleh organ
tertentu di dalam tubuh. Terikatnya unsur radioaktif oleh organ tubuh disebabkan unsur
radioaktif tersebut memiliki sifat kimia yang sama dengan unsur yang stabil. tubuh sulit
membedakan unsur tersebut dengan unsur stabil.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan pernbahasan mengenai
kembalinya radionuklida kepada manusia yaitu:

1. Kelompok populasi kritis


Kelompok populasi kritis mempunyai kecenderungan terkena efek karena adanya
kontaminasi radioaktif. Hal ini dapat terjadi disebabkan letak tempat tinggal, pola konsumsi
makanan kebiasaan-kebiasaan Iain daripada masyarakat pada kelompok populasi kritis
2. Radionuklida kritis
Radionuklida kritis yaitu radionuklida tertentu yang karena sifat-sifatya mempunyai
potensi masuk ke dałam tubuh yang dapat masuk melalui rantai makanan yang panjang.
3. Jalur kritis
Jalur yang mungkin dilalui oleh radionuklida kritis untuk sampai kepada populasi kritis
yang dapat masuk melalui pernafasan, makanan, maupun minuman.
4. Organ kritis
Organ dałam tubuh yang mempunyai kecenderungan mengikat radionuklida kritis yang
masuk dałam tubuh. Organ tubuh sulit untuk membedakannya karena memiliki sifat kimia
yang sama.
C.   DAMPAK
C.   DAMPAKRADIASI
RADIASI
Paparan radiasi dapat mengenai manusia melalui 2 jalur yaitu dari sumber radiasi yang
berasal dari luar tubuh dan dari dalam tubuh. Interaksi sinar radiasi dengan sel-sel tubuh
manusia akan menyebabkan terjadinya berbagai reaksi kimia. Hal ini dikenal dengan efek
somatik/non somaük dan efek genetik/stokastik. Efek somaük dan efek non somatik disebut
juga efek deteministik karena efek ini pasti terjadi bila dosis yang diterima di atas dosis
ambang (Treshold Limit Value).
Dalam efek deterministik diantaranya adalah mual-mual, kulit tubuh kemerah-merahan,
dan terjadi katarak lensa mata. Pada efek geneük munculnya sifat lambat, terobservasi setelah
beberapa dekade. Efek ini dapat terjadi bila sel -sel mengalami perubahan setelah melalui
proses yang berlangsung lama yang menyebabkan risiko kanker. Efek genetik yang timbul pada
perorangan dapat bervariasi dan berlansung secara acak.
Tubuh manusia pada dasarnya mempunyai mekanisme kemampuan memperbaiki sel
yang rusak pada dosis rendah. Sehingga probabilitas terjadinya efek ini dapat ditekan dengan
penggunaan dosis yang serendah-rendahnya. Pada tingkat yang lebih rendah radiasi dapat
menyebabkan mukositis. Mukositis akibat penyinaran merupakan efek sampingan yang tidak
terhindarkan namun sifatnya sementara. Mukositis terjadi akibat terapi penyinaran (radiasi)
didefinisikan sebagai suatu proses reaktif yang menyerupai peradangan pada membran
mukosa orofaring dan terjadi setelah terapi penyinaran pada penderita kanker daerah kepala
dan leher.
Dengan pemahaman potensi terjadinya efek deterministik dan efek stokastik dalam
upaya perlindungan terhadap para pekerja dan anggota masyarakat dari bahaya radiasi
diterapkan sistem pembatasan dosis. Rekomendasi internasional dalam publikasi Safety
Series No.115 tahun 1996 pekerja pada bidang radiasi diberi toleransi menerima dosis 20mSc
per tahun. Untuk kurun waktu saftı tahun tidak boleh melebihi 50mSc.
D.   PROTEKSI
D.   PROTEKSITERHADAP
TERHADAPSUMBER
SUMBER
RADIASI
RADIASI
Proteksi terhadap sumber radiasi sangat perlu dilakukan untuk menjaga keselamatan para
pekerja di suatu instalasi yang bersangkutan. Dalam desain suatu pabrik atau instalasi nuklir,
pendugaan keselamatan harus mampu mengidentifikasikan penyinaran normal dan
penyinaran potensial terhadap pekerja dan kemungkinan terjadinya tingkat pemaparan
sebagai hasil yang direncanakan maupun dalam peristiwa kecelakaan yang telah
diperhitungkan sebelumnya.
Penyinaran normal pada suatu pengoperasian instalasi nuklir adalah penyinaran yang
sudah diperkirakan sebelumnya, dapat diidentifikasikan secara langsung dan disadari
sepenuhnya oleh para pekerja, sedangkan penyinaran potensial adalah penyinaran yang dapat
terjadi setiap saat karena kegagalan suatu sistem. Penyinaran potensial ini dapat diramalkan
sebelumnya tetapi kejadiannya tidak dapat dipastikan dan mungkin tidak dapat diketahui
secara langsung. Oleh sebab itu perlengkapan, desain, sistem operasi fasilitas harus dirancang
berdasarkan prinsipprinsip ergonomi untuk mempermudah dalam operasi dan penggunaan
alat, sehingga dapat mengurangi kesalahan operasi yang mengakibatkan kecelakaan kerja.
1. Proteksi Sumber Eksternal
Sumber-sumber radiasi yang berpotensi sebagai sumber radiasi eksternal adalah sumber
pernancaran sinar 2, X, 3 , dan neutron. Bahaya radiasi dari sumber-sumber eksternal ini
antara Iain dapat dilakukan/dikendalikan dengan:
1.1 Pengaturan Waktu
Seorang pekerja radiasi yang berada dalam medan radiasi akan menerima dosis radiasi
yang besarnya sebanding dengan lamanya pekerja tersebut berada dalam medan radiasi.
Semakin lama seseorang berada di dalam tempat kerja tersebut, maka akan semakin besar
pula dosis radiasi yang diterimanya dan demikian pula sebaliknya, semakin singkat seseorang
berada dalam tempat kerja tersebut maka semakin kecil pula dosis radiasi yang diterima oleh
pekerja tersebut.
Maksimum isotop yang dapat masuk ke dalam organ kritis 0,3 rem/minggu selama 40 jam
kerja. Maka jam kerja/minggu kurang dari atau sama dengan 40 jam merupakan nilai ambang
batas minimum dan jumlah jam kerja/minggu lebih besar atau sama dengan 40 jam
merupakan nilai ambang batas maksimum.
  1.2 Pengaturan Jarak
Faktor jarak berkaitan erat dengan fluks ( ɸ ) radiasi. Fluks radiasi pada suatu titik akan
berkurang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antarå titik tersebut dengan sumber
radiasi. Fluks radiasi didefinisikan sebagai jumlah yang menembus luas permukaan(m2) per
satuan waktu (s).
Hubungan antara fluks radiasi dengan jarak pengukuran dapat dituliskan sebagai berikut:
....................................................................................................1
...................................................................................................2
Dengan mengeliminasi persamaan 1 dan 2, maka didapat

Berdasarkan persamaan laju dosis radiasi pada suatu titik dapat


dirumuskan dengan : :: : :
Di mana: D = Laju dosis serap pada titik
R = Jarak titik dengan sumber
Jadi jika jarak 2 kali semula maka dosis yang diserap akan berkurang (1/2)2 atau 1/4 kali
semula, jika jarak 3 atau 4 kali semula maka dosis akan berkurang sebesar 1/9 dan 1/16
semula. Maka betapapun kecilnya sumber, pekerja dilarang memegang sumber secara
langsung. Untuk menanganinya dapat dilakukan dengan menggunakan tang jepit panjang,
pinset, dan Iain sebagainya

1.3 Penggunaan Perisai Radiasi


Untuk penanganan sumber-sumber beraktivitas tinggi, pengaturan waktu dan jarak tidak
mampu menekan penerimaan dosis sehingga untuk kasus ini diperlukan perisai radiasi untuk
menyerap energi radiasi (untuk sinar 2 dan neuron) atau melemahkan intensitas radiasi
(untuk sinar X dan 3). Perisai radiasi 3 secara kualitatif/kuantitatif berbeda dengan perisai
untuk 2 dan neutron, sedangkan ± sebagai sumber radiasi eksternal dapat diabaikan. Bahan
dengan kerapatan tinggi merupakan bahan penyerap energi sinar-sinar yang baik.
Zat radioaktif dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun, jika dilihat dari sudut bahaya
eksternalnya dapat diabaikan, dapat memberikan penyinaran internal dengan nilai dosis yang
sangat besar pada organ tubuh di mana zat ini mengendap di dalamnya. Penyinaran dari
sumber internal perlu mendapatkan perhatian yang serius karena potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan cukup besar.
Proteksi terhadap sumber internal berkaitan dengan upaya pencegahan atau memperkecil
jumlah pemasukan bahan radioaktif ke dalam tubuh. Kriteria pengendalian ini adalah dengan
membatasi penerimaan dosis radiasi pada organ tubuh manusia. Hal yang dapat dilakukan
antara lain:

2.1. Pengungkungan
Pengungkungan dilakukan sedemikian rupa sehingga zat radioaktif tidak tersebar sampai
ke lingkungan sampai ke dalam daerah kerja. Dalam hal terjadinya pelepasan zat radioaktif ke
lingkungan yang sifalnya direncanakan maka jurnlah zat radioaktif harus dibatasi agar
sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan pcnerimaan dosis oleh pekerja dan masyarakat
umum melebihi dosis yang telah ditetapkan.
2. Proteksi Sumber Internal
Dalam pemanfaatan radiasi pengion, kita mengenal adanya 2 jenis sumber radiasi yaitu:
sumber terbungkus dan sumber terbuka. Sumber terbungkus adalah sumber yang terdiri dari
zat radio aktif dan terbungkus rapat oleh bahan nonradioaktif. Sebaliknya sumber terbuka
didefinisikan sebagai sumber yang bukan merupakan sumber terbungkus dan dalam kondisi
normal dapat menyebabkan kontaminasi.
Pengungkungan zat radioaktif itu dapat dilakukan dengan menggunakan lemari asam
yang dilengkapi dengan sistem ventilasi. Maka sirkulasi udara di mana udara yang
kemungkinannya tercemar akan diganti dengan udara bersih, sehingga dapat memperkecil
konsentrasi pcncemaran dan mencegah tersebarnya radioaktif dalam udara pada daerah
kerja. Udara yang terkontaminasi dapat dibuang keluar setelah melewati filter zat radioaktif
yang terdapat di dalamnya
2.2. Pemantauan
Pemantauan kadar zat radioaktif ke lingkungan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa
tingkat pencemaran radioaktif masih berada di bawah batas yang ditetapkan. Dalam hal ini
termasuk juga pemantauan air minum dan udara. Pemantauan terhadap tubuh manusia juga
sangat perlu dilakukan. Untuk tujuan pemantauan dan pembatasan penyinaran dapat
dibedakan 2 kategori radiasi pekerja radiasi sebagai berikut:
1). Kategori A, yaitu pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis radiasi dari 15 m Sv (1500
m rem)/tahun.
2). Kategori B, yaitu pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi < 15 m Sv (15000 m
rem)/tahun.
Pemantauan unluk pekerja radiasi A, dosis perorangan hanıs dilakukan sccara khusus.
Penentuan dosis pada pekerja radiasi dapat diperkirakan berdasarkan hasil pengukuran
penerimaan dosis pekerja radiasi lainnya atau berdasarkan pemantauan radiasi di lingkungan
pekerja.
Selain mendapatkan pemantauan dosis perorangan pekerja radiasi juga mendapatkan
pelayanan pengawasan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
• Pemeriksaaan kesehatan sebelum bekerja.
• Pemeriksan kesehatan selama bekerja.
• Pemeriksaan kesehatan pada waktu PHK.
Program pemantauan daerah kerja perlu disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan
pemantauan itu sendiri. Progam ini hanıs mencakup aspek yang meliputi:
• Petunjuk teknis untuk melaksanakan program pemantauan.
• Lokasi dan tempat kerja yang memerlukan pemantauan dan jenis pemantauan yang
diperlukan.
• Frekuensi niaupun jadwal pelaksanaan progarn pemantauan pada setiap tempat.
• Ketua dan anggota tim yang bertugas melakukan pemantauan.
• Pada Tabel-5.1 tercantum berbagai hal berkaitan dengan jenis pengukuran, tempat diukur,
frekuensi serta penyimpanan data hasil pengukuran
Tabel-5.1 Pemantauan Zat Radioaktif

Jenis pengukuran Tempat yang Diukur Frekuensi Penyimpanan Data


Pengukuran
Pemantauan • Dinding penahan mdiasi • Setiap kali • 5-10 tahtın
Radiasi • Pengendalian melakukan • 5-10 tahtın
• Batas daerah operasi • 5-10 tahun
pengendalian • Setiap minggu
• Setiap bulan

Pemantauan • Daerah pengendalian • Setiap minggu • 5-10 tahun


kontaminasi • Batas daerah • Setiap bulan • 5-10 tahun
permukaan pengendalian

Kadar radioaktif • Daerah pengendalian • Setiap minggu • 5-10 tahtın


udara

Buangan • Cerobong pembuangan • Selama pelepasan • 5 atau 10 tahun


radioaktif • Saluran pembuangan • Setiap • 5 atau 10 tahun
pembuangan
2.3. Pakaian Pelindung
Dalam setiap penanganan sistem terbuka ini, sering kali pekerja radiasi memerlukan
perlengkapan proteksi berupa pakaian pelindung yang dapat berupa jas lab, sarung tangan,
sepatu, atau alat pembungkus sepatu, pelindung muka dan wajah, dan lainlain. Pakaian
pelindung selalu mempunyai potensi terkontaminasi sehingga pakaian itu harus dilepas
ketika pekerja meninggalkan daerah kerja. Pekerja tersebut juga harus dengan segera
membersihkan diri dengan cermat setelah kelua dari sistem radiasi.
Pakaian pelindung sebaliknya dipantau setiap hari dan dirandang sedemikian rupa agar para
pekerja dapat melepasnya dengan mudah tanpa terjadi perpindahan kontaminasi dari
pakaian pelindung ke bagian lain seperti pakaian pekerja dan lingkungan lain. Pakaian
pelindung juga hanıs dimonitor untuk mengetahui tidak adanya kontaminasi yang menempel
pada pakaian tersebut. Para pekerja juga harus dimonitor saat meninggalkan daerah
kontaminasi.
2.4. Perlindungan Pernapasan
Jika pekerja menerima paparan dari gas radioaktif yang kadarnya di dalam udara yang
sangat tinggi maka masker untuk melindungi pernapasan harus dikenakan pada pekerja
tersebut. Harus dipastikan bahwa alat pelindung pernapasan itü dapat. digunakan secara
efektif untuk menghindari bahaya yang dihadapi pekerja. Alat perlindungan pernafasan
untuk tujuan proteksi dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu;

1). Respirator jenis filter yang hanya cocok untuk menyaring debu radioaktif. Respirator
tidak dirancang untuk meyaring gas radioaktif, sehingga gas-gas tersebut dapat lolos dan
mungkin terserap saat bernapas
2). Masker seluruh muka yang dilengkapi dengan tabung udara. Peralatan pelindung ini
dapat dipakai sebagai perlindungan baik didaerah yang udaranya terkontaminasi debu
maupun gas radioaktif.
E.
E.UPAYA
UPAYAKESELAMATAN
KESELAMATAN
    RADIASI
RADIASI
Pada dasarnya setiap kegiatan manusia selalu didasarkan pada kesetimbangan antara
manfaat tindakan terhadap biaya atau kerugian yang dapat timbul sebagai akibat tindakan
itu, akhirnya akan dapat diperoleh kesimpulan apakah tindakan itu bermanfaat untuk
dilaksanakan atau tidak. Apabila ternyata harus dilaksanakan harus diusahakan agar setiap
kegiatan dapat memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kepentungan
Peforangan dan juga masyarakat umum secara keseluruhan dengan pengertian bahwa
nisbah keuntungan terhadap keruöan sebesar mungkin.
Proses upaya memaksimumkan manfaat bukan suatu proses yang mudah karena
kepentingan seseorang üdak sejalan dengan kepentingan masyarakat. Seperti halnya dalam
setiap kegiatan dalam upaya keselamatan radiasi dapat dirumuskan suatu prosedur yang
dapat digunakan membantu mencapai keputusan. Dalam usaha ini bukan suatu manfaat
atau kerugian yang akan diterima masyarakat dan harus diperhatikan. Melainkan juga
masalah perlindungan bagi seüap anggotanya
Proses perambatan radiasi sehingga menyebabkan penyinaran pada manusia dapat
dianggap sebagai jalinan peristiwa antar kejadian dan situasi. Setiap mata rantai ini bermula
dan dari sumber radiasi misalnya penyinaran pada para petugas radiologi di rumah sakit.
Berasal dari Stamber radiasi yaitu pesawat sinar X. Dalam hal radio nuklida yang terlcpat; ke
lingkungan sebagai limbah yang dapat rnenyebabkan pcnyinaran pada anggota masyarakat,
selanjutnya atau zat radioktif menyebar masuk ke dalam lingkungan melalui berbagai jalur
lintasan, Proses penyebaran ini dapat sederhana sekali, misalnya ke lingkungan tempat kerja
tetapi juga dapat sangat rumit bila sudah masuk ke dalam lingkungan yang lebih luas.
Radiasi dari beberapa sumber mungkin saja melintasi jalur lintasan yang sama,
sebaliknya yang berasal dari dacrah satu sumber dapat masuk kedalam suatu lingkungan
melalui berbagai jalur yang berbeda. Selain itu, suatu surnber dapat memberikan penyinaran
dari banyak sumber.
Dengan demikian maka proses perlindungan keselamatan dari sumber itu tidak hanya
merupakan tanggung jawab manajemen dan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) saja namun
harus ada tanggung jawab dari pekerja itu sendiri. Para pekerja harus mengetahui dan
melaksanakan semua ketentuan keselamatan kerja berdasarkan standar yang berlaku. Para
pekerja juga diharapkan memanfaatkan peralatan seperti alat pelindung dengan hati-hati,
aman serta disiplin untuk mengurangi risiko bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja.

Anda mungkin juga menyukai