b. Sumber Internal
Sumber radiasi internal berupa unsur-unsur radioaktif Yang masuk dan terikat oleh organ
tertentu di dalam tubuh. Terikatnya unsur radioaktif oleh organ tubuh disebabkan unsur
radioaktif tersebut memiliki sifat kimia yang sama dengan unsur yang stabil. tubuh sulit
membedakan unsur tersebut dengan unsur stabil.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan pernbahasan mengenai
kembalinya radionuklida kepada manusia yaitu:
2.1. Pengungkungan
Pengungkungan dilakukan sedemikian rupa sehingga zat radioaktif tidak tersebar sampai
ke lingkungan sampai ke dalam daerah kerja. Dalam hal terjadinya pelepasan zat radioaktif ke
lingkungan yang sifalnya direncanakan maka jurnlah zat radioaktif harus dibatasi agar
sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan pcnerimaan dosis oleh pekerja dan masyarakat
umum melebihi dosis yang telah ditetapkan.
2. Proteksi Sumber Internal
Dalam pemanfaatan radiasi pengion, kita mengenal adanya 2 jenis sumber radiasi yaitu:
sumber terbungkus dan sumber terbuka. Sumber terbungkus adalah sumber yang terdiri dari
zat radio aktif dan terbungkus rapat oleh bahan nonradioaktif. Sebaliknya sumber terbuka
didefinisikan sebagai sumber yang bukan merupakan sumber terbungkus dan dalam kondisi
normal dapat menyebabkan kontaminasi.
Pengungkungan zat radioaktif itu dapat dilakukan dengan menggunakan lemari asam
yang dilengkapi dengan sistem ventilasi. Maka sirkulasi udara di mana udara yang
kemungkinannya tercemar akan diganti dengan udara bersih, sehingga dapat memperkecil
konsentrasi pcncemaran dan mencegah tersebarnya radioaktif dalam udara pada daerah
kerja. Udara yang terkontaminasi dapat dibuang keluar setelah melewati filter zat radioaktif
yang terdapat di dalamnya
2.2. Pemantauan
Pemantauan kadar zat radioaktif ke lingkungan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa
tingkat pencemaran radioaktif masih berada di bawah batas yang ditetapkan. Dalam hal ini
termasuk juga pemantauan air minum dan udara. Pemantauan terhadap tubuh manusia juga
sangat perlu dilakukan. Untuk tujuan pemantauan dan pembatasan penyinaran dapat
dibedakan 2 kategori radiasi pekerja radiasi sebagai berikut:
1). Kategori A, yaitu pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis radiasi dari 15 m Sv (1500
m rem)/tahun.
2). Kategori B, yaitu pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi < 15 m Sv (15000 m
rem)/tahun.
Pemantauan unluk pekerja radiasi A, dosis perorangan hanıs dilakukan sccara khusus.
Penentuan dosis pada pekerja radiasi dapat diperkirakan berdasarkan hasil pengukuran
penerimaan dosis pekerja radiasi lainnya atau berdasarkan pemantauan radiasi di lingkungan
pekerja.
Selain mendapatkan pemantauan dosis perorangan pekerja radiasi juga mendapatkan
pelayanan pengawasan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
• Pemeriksaaan kesehatan sebelum bekerja.
• Pemeriksan kesehatan selama bekerja.
• Pemeriksaan kesehatan pada waktu PHK.
Program pemantauan daerah kerja perlu disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan
pemantauan itu sendiri. Progam ini hanıs mencakup aspek yang meliputi:
• Petunjuk teknis untuk melaksanakan program pemantauan.
• Lokasi dan tempat kerja yang memerlukan pemantauan dan jenis pemantauan yang
diperlukan.
• Frekuensi niaupun jadwal pelaksanaan progarn pemantauan pada setiap tempat.
• Ketua dan anggota tim yang bertugas melakukan pemantauan.
• Pada Tabel-5.1 tercantum berbagai hal berkaitan dengan jenis pengukuran, tempat diukur,
frekuensi serta penyimpanan data hasil pengukuran
Tabel-5.1 Pemantauan Zat Radioaktif
1). Respirator jenis filter yang hanya cocok untuk menyaring debu radioaktif. Respirator
tidak dirancang untuk meyaring gas radioaktif, sehingga gas-gas tersebut dapat lolos dan
mungkin terserap saat bernapas
2). Masker seluruh muka yang dilengkapi dengan tabung udara. Peralatan pelindung ini
dapat dipakai sebagai perlindungan baik didaerah yang udaranya terkontaminasi debu
maupun gas radioaktif.
E.
E.UPAYA
UPAYAKESELAMATAN
KESELAMATAN
RADIASI
RADIASI
Pada dasarnya setiap kegiatan manusia selalu didasarkan pada kesetimbangan antara
manfaat tindakan terhadap biaya atau kerugian yang dapat timbul sebagai akibat tindakan
itu, akhirnya akan dapat diperoleh kesimpulan apakah tindakan itu bermanfaat untuk
dilaksanakan atau tidak. Apabila ternyata harus dilaksanakan harus diusahakan agar setiap
kegiatan dapat memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kepentungan
Peforangan dan juga masyarakat umum secara keseluruhan dengan pengertian bahwa
nisbah keuntungan terhadap keruöan sebesar mungkin.
Proses upaya memaksimumkan manfaat bukan suatu proses yang mudah karena
kepentingan seseorang üdak sejalan dengan kepentingan masyarakat. Seperti halnya dalam
setiap kegiatan dalam upaya keselamatan radiasi dapat dirumuskan suatu prosedur yang
dapat digunakan membantu mencapai keputusan. Dalam usaha ini bukan suatu manfaat
atau kerugian yang akan diterima masyarakat dan harus diperhatikan. Melainkan juga
masalah perlindungan bagi seüap anggotanya
Proses perambatan radiasi sehingga menyebabkan penyinaran pada manusia dapat
dianggap sebagai jalinan peristiwa antar kejadian dan situasi. Setiap mata rantai ini bermula
dan dari sumber radiasi misalnya penyinaran pada para petugas radiologi di rumah sakit.
Berasal dari Stamber radiasi yaitu pesawat sinar X. Dalam hal radio nuklida yang terlcpat; ke
lingkungan sebagai limbah yang dapat rnenyebabkan pcnyinaran pada anggota masyarakat,
selanjutnya atau zat radioktif menyebar masuk ke dalam lingkungan melalui berbagai jalur
lintasan, Proses penyebaran ini dapat sederhana sekali, misalnya ke lingkungan tempat kerja
tetapi juga dapat sangat rumit bila sudah masuk ke dalam lingkungan yang lebih luas.
Radiasi dari beberapa sumber mungkin saja melintasi jalur lintasan yang sama,
sebaliknya yang berasal dari dacrah satu sumber dapat masuk kedalam suatu lingkungan
melalui berbagai jalur yang berbeda. Selain itu, suatu surnber dapat memberikan penyinaran
dari banyak sumber.
Dengan demikian maka proses perlindungan keselamatan dari sumber itu tidak hanya
merupakan tanggung jawab manajemen dan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) saja namun
harus ada tanggung jawab dari pekerja itu sendiri. Para pekerja harus mengetahui dan
melaksanakan semua ketentuan keselamatan kerja berdasarkan standar yang berlaku. Para
pekerja juga diharapkan memanfaatkan peralatan seperti alat pelindung dengan hati-hati,
aman serta disiplin untuk mengurangi risiko bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja.