Instansi :…………………………………………………………………
Tanggal :…………………………………………………………………
1
3. Alat Ukur Radiasi dan besaran yang digunakan
a) Membedakan kuantitas, energi, dan dosis radiasi;
b) Menyebutkan mekanisme deteksi radiasi;
c) Menjelaskan prinsip kerja detektor isian gas, sintilasi, semikonduktor, dan emulsi
fotografi;
d) Menganalisis keunggulan dan kelemahan setiap jenis detektor;
2
6. Pengangkutan ZRA (Kaitkan dengan keamanan dan pengangkutan limbah)
a) menjelaskan prinsip dasar untuk mencapai keselamatan dalam pengangkutan zat radioaktif
b) menyebutkan persyaratan persetujuan pengiriman zat radioaktif
c) menyebutkan kewajiban pengirim, pengangkut dan penerima
d) menyebutkan tipe bungkusan zat radioaktif
e) menyebutkan jenis zat radioaktif untuk pengangkutan
f) menjelaskan penentuan indeks angkut dan kategorisasi bungkusan
g) menguraikan penggunaan tanda, label, dan plakat pada bungkusan maupun kendaraan angkut
h) menjelaskan prosedural pengiriman bungkusan zat radioaktif
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2015 tentang Keselamatan Radiasi Dan Keamanan
Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif
a) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan dan memahami bahwa:
Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif adalah tindakan yang
dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup
dari bahaya radiasi selama Pengangkutan Zat Radioaktif.
Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif adalah tindakan yang dilakukan
untuk mencegah upaya pencurian, sabotase, pemindahan secara tidak sah, dan
perbuatan melawan hukum lainnya terhadap zat radioaktif selama
Pengangkutan Zat Radioaktif. Pengangkutan Zat Radioaktif adalah pemindahan
zat radioaktif yang memenuhi ketentuan teknis Keselamatan Radiasi Dalam
Pengangkutan Zat Radioaktif dan teknis Keamanan Dalam Pengangkutan Zat
Radioaktif, dari suatu tempat ke tempat lain MELALUI JARINGAN LALU LINTAS
UMUM, DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN SARANA ANGKUTAN DARAT,
AIR, ATAU UDARA.
b) (Lihat tayangan Pelatihan)
c) (Lihat tayangan Pelatihan)
d) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan a.l. tipe bungkusan; [untuk
Penggunaan Bungkusan tipe A, Bungkusan tipe B(U), Bungkusan tipe B(M), dan
Bungkusan tipe C : Tipe Bungkusan Mengacu nilai aktivitas Ai dan A2 dan Disain
Bungkusan, mis. Tipe A didisain agar ZRA tetap bertahan dalam bungkusan dan aman
pada kondisi normal sedangkan Tipe B disain agar ZRA tetap bertahan dalam
bungkusan pada kondisi kecelakaan, Tipe C untuk Bungkusan yang diangkut dengan
pesawat Udara.].
Bungkusan industri;
Bungkusan tipe A;
Bungkusan tipe B(U);
Bungkusan tipe B(M);
Bungkusan tipe C; dan
Bungkusan lain.
f) i) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan a.l. kategori bungkusan
(Penentuan Kategori Bungkusan didasarkan Indeks Angkutan dan tingkat radiasi
maksimum di setiap titik pada permukaan terluar Bungkusan); yaitu terdiri I-Putih, II-
Kuning, dan III-Kuning;
ii) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan mengenai indeks angkutan dan
menentukan nilai indeks angkutan yaitu;
Indeks Angkutan adalah nilai yang digunakan sebagai acuan dalam membatasi
tingkat paparan radiasi yang berasal dari Bungkusan, pembungkus luar, Peti
Kemas, Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I, dan Benda Terkontaminasi
Perrrrukaan-I, terhadap anggota masyarakat dan petugas pengangkut selama
Pengangkutan Zat Radioaktif dan penyimpanan pada saat transit.
Penentuan Indeks Angkutan adalah dengan cara mengukur tingkat radiasi
maksimum pada jarak 1 m dari permukaan luar bungkusan, bungkus luar, tangki,
peti kemas atau Zat AJR-I dan BTP-I yang tidak dibungkus. Apabila tingkat
radiasi dinyatakan dalam milisievert per jam (mSv/jam), nilai yang diperoleh
harus dikalikan dengan 100. Apabila tingkat radiasi dinyatakan dalam
milirem per jam (mrem/jam), nilai yang diperoleh tidak diubah.
Meperhatikan pembulatan nilai Indeks Angkutan sesuai lampiran PP 58
tahun 2015
3
a) menyebutkan kerangka peraturan pengelolaan limbah radioaktif
b) menyebutkan klasifikasi limbah radioaktif
c) menjelaskan tata cara pengumpulan dan pengelompokan limbah radioaktif
d) menjelaskan tanggung jawab penghasil limbah
e) menjelaskan konsep klierens zat radioaktif
f) menjelaskan konsep penyimpanan sementara dan lestari.
a) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menyebutkan perundangan terkait pengelolaan
limbah radioaktif sbb:
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah
Radioaktif;
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pengolahan Limbah Radioaktif Tingkat Rendah dan Tingkat Sedang;
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 16 Tahun 2012
tentang Tingkat Klierens;
Pengelolaan Limbah Radioaktif (menurut perundang-undangan di
atasmerupakan kegiatan yang mencakup pengumpulan, pengelompokan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan/atau pembuangan Limbah
Radioaktif. penyimpanan, dan/atau pembuangan Limbah Radioaktif.
penyimpanan, dan/atau pembuangan Limbah Radioaktif).
b) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan klasifikasi limbah radioaktif antara
lain sebagai berikut; klasifikasi Limbah Radioaktif yang terdiri atas Limbah Radioaktif
tingkat rendah, Limbah Radioaktif tingkat sedang, dan Limbah Radioaktif tingkat tinggi.
Karakteristik Limbah Radioaktif tingkat tinggi meliputi asal limbah, faktor burn up,
kandungan uranium dan plutonium, aktivitas, panas pembangkitan, riwayat loading
dan unloading bahan bakar nuklir.
Limbah Radioaktif tingkat sedang dapat berupa:
o zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan yang memiliki waktu paruh
kurang dari 15 (lima belas) tahun dan aktivitas diantara 100 MBq (seratus
megabecquerel) hingga 100 TBq (seratus terabecquerel);
o zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan yang memiliki waktu paruh
diantara 15 (lima belas) hingga 30 (tiga puluh) tahun dan aktivitas diantara 1
MBq (satu megabecquerel) hingga 1 PBq (satu petabecquerel);
o zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan yang memiliki waktu paruh
lebih dari 30 (tiga puluh) tahun dan aktivitas diantara 40 MBq (empat puluh
megabecquerel) hingga 10 GBq (sepuluh gigabecquerel).
o Limbah Radioaktif selain zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan
yang memiliki konsentrasi aktivitas diantara 1000 (seribu) kali Tingkat
Klierens hingga 100 GBq/g (seratus gigabecquerel per gram) untuk
pemancar beta dan gamma atau konsentrasi aktivitas diantara 400 Bq/g
(empat ratus becquerel per gram) hingga 100 GBq/g (seratus gigabecquerel
per gram) untuk pemancar alfa.
Limbah Radioaktif tingkat rendah dibagi menjadi 3 (tiga) subklasifikasi yang
terdiri atas Limbah Radioaktif: i) waktu paruh sangat pendek; ii) tingkat sangat
rendah; dan iii) tingkat relatif rendah.
c)
d) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelasan a.l. Penghasil Limbah Radioaktif
tingkat rendah dan tingkat sedang mempunyai kewajiban mengumpulkan,
mengelompokkan, atau mengolah sebelum diserahkan kepada BATAN. Sedangkan
untuk Limbah Radioaktif tingkat tinggi, Penghasil Limbah Radioaktif diperbolehkan untuk
menyimpan sementara limbah tersebut di instalasinya sebelum dikembalikan ke negara
asal atau negara pembuat atau diserahkan kepada BATAN.
e) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan :
Klierens adalah pembebasan zat radioaktif terbuka, Limbah Radioaktif, atau
bahan dan peralatan terkontaminasi dan/atau teraktivasi dari pengawasan.
Tingkat Klierens adalah nilai konsentrasi aktivitas dan/atau aktivitas total
radionuklida tunggal atau campuran yang ditetapkan oleh BAPETEN, yang
apabila konsentrasi aktivitas dan/atau aktivitas total radionuklida di bawah nilai
tersebut, radionuklida dapat dibebaskan dari pengawasan.
f) (Penyimpanan secara lestari diperuntukan untuk limbah bahan bakar nuklir)
10. Materi sesuai tujuan pemanfaatan ZRA dan yang menyangkut bidang tugas PPR
a) Tanggung jawab PPR sesuai Perka BAPETEN no. 4 tahun 2013
b) Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi (Isi yang penting apa saja, bagaimana
memperkirakan terjadinya paparan potensial)
a) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan dan memahami Tanggung jawab
PPR sbb;
mengawasi pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi;
mengkaji ulang efektivitas penerapan program proteksi dan keselamatan radiasi;
memberikan instruksi teknis dan administratif secara lisan atau tertulis kepada Pekerja
Radiasi tentang pelaksanaan program Proteksi dan Keselamatan Radiasi;
mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan;
memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi Radiasi dan memantau
pemakaiannya;
membuat dan memelihara rekaman dosis yang diterima oleh Pekerja Radiasi;
melaporkan kepada Pemegang Izin jika Pekerja Radiasi menerima dosis melebihi
Pembatas Dosis;
memberitahukan kepada Pekerja Radiasi mengenai hasil evaluasi pemantauan dosis;
membuat dokumen yang berhubungan dengan Proteksi Radiasi;
melakukan kendali akses di Daerah Pengendalian;
melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian fakta dalam hal kedaruratan;
memberikan konsultasi yang terkait dengan Proteksi dan Keselamatan Radiasi di
Instalasinya.
b) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan dan memahami Program Proteksi
dan Keselamatan Radiasi seperti pada LAMPIRAN
11. Aplikasi Teknik Nuklir (Kamera Gamma, Pesawat Sinar-X, Iradiator, XRF, Gauging dengan Sumber
Radioaktif Aktivitas Tinggi, Well Logging); Perawatan, Prosedur Keselamatan, Uji Kebocoran dan
sejenisnya, serta Tes Usap
a) menguraikan spesifikasi teknis peralatan sesuai bidang pekerjaan, meliputi sistem/komponen
utama dan pendukungnya;
b) menjelaskan prinsip kerja dan pengoperasian peralatan sesuai bidang pekerjaan, mulai dari
persiapan, pelaksanaan, hingga pengamanan peralatan;
c) Menjelaskan Prosedur Perawatan dan Keselamatan secara ringkas;
5
d) Menjelaskan cara Uji Kebocoran Sumber Radiasi Pengion atau Uji Kebocoran Sumber
Radioaktif dan menjelaskan waktu Uji kebocoran
d) Peserta dinyatakan kompeten bila dapat menjelaskan cara uji kecoboran tingkat radiasi
pada tempat penyimpanan peralatan SRA dan fasilitas:
i. Uji kebocoran untuk Sumber Radiasi Pengion dilakukan dengan mengukur radiasi yang
bocor pada saat pesawat sinar-X windownya ditutup, dioperasikan pada tegangan kerja
maksimum dan arus kerja maksimum. Batasan uji kebocoran Sumber Radiasi Pengion
adalah 10 mGray/jam;
ii. Uji kebocoran Sumber Radioaktif dilakukan dengan Tes Usap pada Kamera Gamma dan
Iradiator (ambil titik-titik yang dapat mewakili). Batasan uji kebocoran Sumber Radioaktif
adalah 185 Bq atau 5 nCi.
Fasilitas Tertutup memiliki :
i. perisai pada dinding ruangan yang berhubungan dengan anggota masyarakat
sehingga Dosis Efektif yang diterima anggota masyarakat tidak melampaui 0,5
mSv/tahun (nol koma lima milisievert per tahun) atau 0,01 mSv/ minggu (nol koma
nol satu miliesievert per minggu).
ii. Perisai pada dinding ruangan yang berhubungan denga daerah kerja sehingga
Dosis Efektif yang diterima oleh pekerja radiasi tidak melampaui 10 mSv/tahun
(sepuluh milisievert per tahun) atau 0,02 mSv/per minggu (nol koma nol dua
milisievert per minggu)
Tempat penyimpanan Peralatan Radiografi dengan zat radioaktif harus didesain
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
iii. diberi pembatas yang kuat dan terkunci;
iv. tingkat radiasi di luar tempat penyimpanan tidak boleh melebihi 0,5 μSv/jam (lima
per sepuluh mikrosievert per jam);
Yogyakarta, ......................2018
Penanggungjawab Pelaksana
(.............................................) (..................................................)
LAMPIRAN:
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan
I.3. Ruang Lingkup
I.4. Definisi
BAB II. PENYELENGGARA PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
II.1.Struktur Penyelenggara Proteksi dan Keselamatan Radiasi
II.2. Tugas dan Tanggung Jawab
II.3. Personil yang bekerja di fasilitas atau instalasi termasuk
program pendidikan dan pelatihan mengenai Proteksi dan
Keselamatan Radiasi
II.4. Program jaminan mutu proteksi dan keselamatan radiasi yang
berisi antara lain prosedur kaji ulang dan audit pelaksanaan
program proteksi dan keselamatan radiasi secara berkala
BAB III. DESKRIPSI FASILITAS
III.1. Deskripsi Fasilitas
III.2. Deskripsi Pembagian Daerah Kerja
III.3. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi
BAB IV. PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
IV.1. Penetapan Pembatas Dosis
IV.2. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam operasi
normal.
IV.2.1. Prosedur Pengoperasian peralatan
IV.2.2. Pembatasan akses pada daerah kerja
IV.2.3.Pemantauan Paparan Radiasi dan/atau kontaminasi
radioaktif di daerah kerja
6
IV.2.4. Pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas
atau instalasi
IV.2.5. Pemantauan dosis yang diterima Pekerja Radiasi
IV.2.6. Pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi
IV.3. Rencana penanggulangan Keadaan Darurat
BAB V. REKAMAN DAN LAPORAN