Anda di halaman 1dari 13

Rabu, 19 Februari 2013 Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian

Laporan Praktikum Energi dan Listrik Pertanian

PENGENALAN ALAT ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN

Oleh : Nurbaiti Araswati (F14100082)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Mengenal alat alat laboratorium adalah materi yang harus dikuasai oleh seseorang yang bekerja di laboratorium. Mengenal alat-alat laboratorium menjadi mutlak karena setiap praktikum akan menggunakan alat yang berbeda. Fungsi dari masing-masing alat tersebut juga harus diketahui dengan baik oleh semua mahasisiwa, selain itu juga ada cara kerja dari tiap tiap alat harus diketahui dengan baik. Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alatalat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penelitian atau pun prktikum. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing. Alatalat laboratorium juga dapat terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Sehingga diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, dan kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin.hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. 1.2 Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diaharapkan mampu : 1. Mengetahui alat-alat yang di gunakan dalam praktikum Energi dan Listrik Pertanian. 2. Mengetahui prinsip kerja, fungsi, serta cara pengukuran dari masing-masing alat. 3. Membantu meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam penggunaan alat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengenalan Alat
Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang diukur serta hasil yang di inginkan. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran adalah : 1. Standart yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan 2. Tata cara pengukuran dan alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan. Pengetahuan yang harus dimiliki adalah bagaimana menetukan besaran yang akan diukur, bagaimana mengukurnya dan mengetahui dengan apa besaran tersebut harus diukur. Ketiga hal tersebut harus mutlak dimiliki oleh orang yang akan melakukan pengukuran. Pengetahuan akan alat ukur dan objek yang dihadapi adalah suatu syarat agar pengukuran yang benar dapat dilakukan. Ini juga berarti bahwa cara melakukan pengukuran yang benar akan diperoleh.

2.2 Kalibrasi Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi yaitu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran maupun internasional. Adapun tujuan Kalibrasi yaitu 1) Untuk menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukkan suatu instrumen ukur, atau devisiasi dimensi nasional yang seharusnya untuk suatu bahan ukur, 2) Menjamin hasil - hasil pengukuran sesuai dengan standard nasional maupun internasional, dan 3) Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan sampai ke standar yang lebih teliti (standar primer nasional dan internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. Kalibrasi juga memiliki beberapa manfaat, yaitu untuk 1) Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan sfesifikasinya, 2) Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki dan 3) Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan praktikum dilakukan pada 19 Februari 2013 pukul 10.00 WIB. 3.2 Alat dan Bahan a. Alat Tulis b 3.4 Metode Praktikum 1. Lakukan inventarisasi instrument yang dapat dipergunakan untuk mengukur parameter energi dan listrik pertanian berdasarkan informasi dari katalog atau website. 2. Sebutkan seluruh instrument ukur yang dimiliki laboratorium meliputi nama instrument, spesifikasi dan kegunaanya. 3. Uraikan paling sedikit 5 instrument prinsip kerja dari instrument tersebut. 4. Beberapa peralatan/instrument berikut dapat digunakan dalam menyusun laporan:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pyranometer Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Kinerja alat ini dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan adanya hantaman cahaya tepat pada sensor cahaya yang akan diteruskan pada tampilan komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut. Nilai maksimum yang memberikan fluks terbesar jika cahaya menghantam sensor sejajar dengan bidang vertikal dan nilai terkecil fluks cahaya saat cahaya jatuh sejajar bidang horizontal, sehingga besarnya simpngan fluks bergantung pada sudut cosinus terhadap sumbu vertikal selain dari besarnya muatan elektron yang menghantam sensor dari radiasi cahaya. Dengan adanya muatan elektron tersebut dapat diukur dengan rumus medan listrik sehingga simpangan fluks magnet berbanding lurus dengan peningkatan arus akibat penumpukan elektron. Pada saat kalibrasi digunakan saat diletakkan pyranometer di dalam ruangan gelap yang tidak ada cahaya dan pengaruh medan listrik maupun medan magnet sebagai keadaan ideal saat keadaan normal atau keadaan nol. Fungsinya mengukur pindah panas radiasi. Prinsip dasar pengukuran yaitu mengukur suhu dengan mengukur besarnya radiasi. Makin tinggi suhu benda maka makin beasr radiasi dan intensitas cahaya yang dipancarkan. Kapasitas dan sensitivisas alat ini memiliki sensitivitas 5 mv/ cal cm2 min-1. Prosedur pengukuran : alat diletakkan di bawah sinar matahari, kemudian dihubungkan dengan recorder supaya bisa terbaca skala pengukurannya.

2. Thermal Conductivity Sensors Penggunaan konduktivitas thermal dari gas untuk mengukur kelembapan dapat di ukur oleh sebuah sensor thermistor. Aplikasi Vacuum sensor pada industri misalnya untuk mesin pengeringan. Prinsip kerja: terdiri dari dua ruang masingmasing dengan sebuah sensor identik konduktivitas termal, Satu ruang yang ditutup dan diisi dengan gas referensi, dan yang lainnya menerima gas sampel, Perbedaan konduktivitas termal dari sampel gas referensi dan diterjemahkan ke dalam angka konsentrasi oleh sirkuit mikroprosesor dalam unit elektronik. Konduktivitas panas yang diartikan sebagai kemampuan suatu materi untuk menghantarkan panas, merupakan salah satu perameter yang diperlukan dalam eksplorasi panas bumi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur konduktifitas termal bahan adalah Thermal Conductivity meter yang dapat mengukur konduktivitas yang mempunyai rentang 0,02 10 W/mk ) atau bahan yang memiliki sifat isolator. 3. Kalorimeter

Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor. kalorimeter yang menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain: kalorimeter alumunium, elektrik, gas dan kalorimeter bom. Suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila dicelupkan kedalam fluida, maka benda tersebut akan melepaskan kalor yang akan diserap oleh fluida hingga tercapai keadaan seimbang (suhu benda = suhu fluida). Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda sama dengan jumlah kalor yang diserap fluida. Fungsi: Mengukur kalor jenis suatu bahan cp (J/kg C). Prinsip dasar pengukuran proses di dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada pertukaran energi dari luar maupun dalam. Menurut Bresnick (2000), prinsip pengukuran pada kalorimeter menggunakan hukum kekekalan energi dan Asas Black yaitu : Jika suatu benda yang suhunya berbeda didekatkan satu sama lain maka suhu akhir kedua benda akan sama, Jumlah kalor yang diterima sama dengan kalor yang diberikan.Dengan mengetahui jumlah kalor yang terlibat dalam suatu reaksi, kalor jenis dapat dihitung dengan rumus Q= m cp . Prosedur pengukuran : Kalorimeter terdiri dari wadah kecil yang dimasukkan ke dalam wadah besar berisi air. Wadah kecil terbuat dari bahan logam agar mudah pertukaran kalor dengan air, sedangkan wadah luar dilapisi dengan bahan yang tidak dapat menghantarkan kalor (resistor) 4. Adiabatic Boom Kalorimeter Fungsinya mengukur kalor jenis suatu bahan cp (J/kg C).Prinsip dasar pengukuran menggunakan prinsip perbandingan Asas Black. Prosedur pengukuran Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan dalam cawan platina dan sebuah"kumparan besi yang diketahui beratnya (yang juga akan dibakar) ditempatkan pula padacawan platina sedemikian sehingga menempel pada zat yang akan diuji. Kalorimeter bomkemudian ditutup dan tutupnya lalu dikencangkan. Setelah itu "bom" diisi dengan O2 hinggatekanannya mencapai 25 atm. Kemudian "bom" dimasukkan ke dalam kalorimeter yang diisiair. Setelah semuanya tersusun, sejumlah tertentu aliran listrik dialirkan ke kawat besi dansetelah terjadi pambakaran, kenaikan suhu diukur. Kapasitas panas (atau harga air) bom,kalorimeter, pengaduk, dan termometer ditentukan dengan percobaan terpisah denganmenggunakan zat yang diketahui panas pembakarannyadengan tepat (Biasanya asam benzoat). 5. Oven

Fungsi: Mengukur kadar air bahan. Prinsip dasar pengukuran dengan menguapkan air pada bahan sampai habis pada suhu 100C dalam waktu 24-72 jam. Kadar air yang terukur dalam basib basah dan basis kering. Kapasitas dan sensitivisas oven bermacam-macam mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar tergantung jenis dan merk oven tersebut. Prosedur pengukuran : Bahan yang akan di ukur ditimbang terlebih dahulu sebanyak 5-10 gram, usahakan berat seragam. Kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 100C. Setelah 24-72 jam bahan diambil kemudian ditimbang kembali dan diukur kadar air basis basah dan basis kering menggunakan rumus diatas.

Metode oven bisa memiliki kelebihan yaitu suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur sesuai keinginan , tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan higiene dapat dikendalikan. Selain kelebihan metode ini juga memiliki kekurangan keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengering alami. Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama uap misalnya alkohol, asam asetat,minyak atsir dan lain-lain. Moisture Tester Fungsi : Mengukur kadar air suatu biji-bijian. Prinsip dasar pengukuran, Prinsip kerja alat ini dengan resistansi, yaitu melakukan tekanan pada bahan yang akan diukur sampai dapat terukur kadar airnya, sehingga menimbulkan kerusakan pada bahan (destruktif). Kapasitas dan sensitivisas: Ketelitian alat ini tergantung pada pengkalibrasian. Prosedur pengukuran : a) Tuang gabah (biji-bijian) ketempat yang akan digiling, bahan digiling dengan memutar tuas sampai bahan tergiling semua. b) Ambil bahan yang telah digiling, masukkan ke dalam cawan. c) Masukkan cawan yang berisi bahan yang sudah ditumbuk ke dalam alat. d) Tekan tuas testing clamber e) Baca kadar air yang ditampilkan layar. 7. Grainer Moisture Tester 6.

Fungsi: Mengukur kadar air suatu biji-bijian. Prinsip dasar pengukuran kapasitansi, menggunakan sensor berdasarkan kapasitas suatu bahan. Kapasitas bahan ditentukan oleh jenis bahan dapat diatur dengan menekan kode pada tombol manual. Kode jenis dan kapasitas bahan dapat dilihat pada kertas panduan alat. Kapasitas dan sensitivitas ketelitian alat ini tergantung pada pengkalibrasian. Prosedur pengukuran : Sebelum diukur, bahan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan, kemudian dituangkan pada alat dan diratakan permukaannya, kadar air yang terukur akan ditampilkan pada display alat. 8. Hand Reftactometer Fungsi mengukur kadar gula dan konsentrasi padatan terlarut. Prinsip dasar pengukuran. Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Konsentrasi padatan terlarut berpengaruh pada sudut refraksi, sehingga dapat memutar prisma yang terdapat di dalam alat. Kapasitas dan sensitivisas: Skala penggunaan hand refractometer disesuaikan dengan skala penggunaannya,Refraktometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refraktometer untuk larutan garam, protein. Bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu merupakan persentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kapasitas pengukuran alat ini adalah 0-32%. Prosedur pengukuran : Pengukuran dengan alat ini menggunakan prinsip refraksi cahaya. Bahan yang akan diukur dilarutkan terlebih dahulu dengan komposisi yang sesuai. Larutan disaring , prisma pada alat

dibersihkan terlebih dahulu, kemudian larutan diteteskan pada prisma. Pastikan larutan merata di atas permukaan prisma, kemudian ditutup. Skala yang ditunjukkan merupakan kadar gula yang terukur. 9. Cambell Stokes Fungsi : Alat pencatat lama penyinaran matahari. Bagian-bagian alat : Bola gelas, lensa cembung mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api; tempat menyisipkan kertas pias; pengatur kertas pias; penunjuk yang menyatakan lintang pada waktu alat di setel; tiga buah sekrup menyetel kedudukan horisontal. Cara Kerja : Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagianbagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari. 10. Termokopel Secara harafiah termokopel berasal dari kata thermo yang berarti suhu dan couple yang berarti sepasang, dalam pengertian sebenarnya termokopel adalah sepasang kawat logam yang tidak sama jenisnya dihubungkan bersama-sama yang apabila kedua ujungnya dimasukan ke dalam dua tempat yang berbeda suhunya, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl), dimana tegangan gerak listik tersebut dipengaruhi oleh temperatur antara kedua ujungnya. Pembuatan termokopel didasarkan atas prinsip kerjanya yaitu prinsip sifat thermal bahan logam, dimana jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada ujung tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan menempati ruang yang semakin luas. Elektron pada ujung yang dipanaskan tersebut akan memiliki energi yang cukup untuk berpindah orbit. Perpindahan orbit ini adalah dari ujung yang dipanaskan menuju ujung yangtidak dipanaskan. Perpindahan elektron inilah yang mengakibatkan ujung yang dipanaskan memiliki polaritas yang lebih positif dibandingkan ujung yang tidak dipanaskan sehingga peristiwa ini menimbulkan tegangan.Hukum ini berlaku pada setiap logam yang memiliki ujung yang berbeda suhu. Pengubahan suhu tersebut menjadi tegangan dapat ditinjau dari sisi pergerakan atom-atom logam yang digunakan pada termokopel. Suatu logam apabila dipanaskan maka akan mengalami pemuaian, baik memuai panjang maupun memuai lebar (volum). Pemuaian ini diakibatkan oleh pergerakan atom-atom atau elektron dari suhu tinggi menuju ke suhu yang lebih rendah. Pada logam termokopel yang berbeda jenis akan memiliki kecepatan alir elektron yang berbeda pula, hal inilah yang kemudian menyebabkan beda potensial di ujung-ujung logam tersebut, yang mana telah dihubungkan ke alat ukur listrik sehingga timbul tegangan listrik di ujung-ujung logam tersebut.
8

Penggunaan termokopel dapat juga didasari oleh jenis-jenis termokopel itu sendiri. Adapun beberapa termokopel yaitu, a. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy)) Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu 200 C hingga +1200 C. b. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy)). Tipe E memiliki output yang besar (68 V/C) membuatnya cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik. c. Tipe J (Iron / Constantan) Rentangnya terbatas (40 hingga +750 C) membuatnya kurang populer dibanding tipe K. Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 V/C. d. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy)) Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 C. Sensitifitasnya sekitar 39 V/C pada 900C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K e. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh) Cocok mengukur suhu di atas 1800 C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu 0C hingga 42C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50C. f. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium) Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. g. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium) Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 C). h. Type T (Copper / Constantan) Cocok untuk pengukuran antara 200 to 350 C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 V/C. Pada Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya rendah (sekitar 10 V/C) merek a biasanya hanya digunakan untuk mengukur temperatur tinggi (>300 C). 11. Termometer Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (15641642) pada 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop, berupa labu kosong yang dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda. Raksa digunakan sebagai pengisi termometer karena raksa \mempunyai keunggulan tertentu, yaitu penghantar panas yang baik, pemuaianya teratur, titik didih-nya tinggi, warnanya mengkilap, dan tidak membasahi dinding. Sedangkan keunggulan alkohol adalah titik bekunya rendah, harganya murah, dan pemuaianya 6 kali lebih besar daripada raksa sehingga pengukuran mudah diamati. Termometer sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain:

1.Termometer raksa dan alkohol 2.Termometer laboratorium 3.Termometer ruangan 4.Termometer digital, dll Jenis Jenis Alat Ukur dengan metode pemuaian: 1. Termometer Air Raksa Prinsip kerja berdasarkan perubahan temperature menyebabkan perubahan volume, agar perubahan volume tersebut dapat tampak lebih jelas (lebih sensitive) maka digunakan system reservoir dan kapiler. 2. Termometer Bimetal Dua buah logam dengan koefisien muai panjang berbeda, dan diletakkan berdasarkan bersama-sama. Karena satu logam mempunyai koefisien muai panjang yang lebih besar, maka kenaikan temperature akan ditunjukkan oleh penyimpangan (defleksi) dari bimetal. Penurunan temperature akan disertai dengan gerakan pada arah yang berlawanan. Bimetal ini selain pengukur temperature sering pula digunakan sebagai elemen control pada system pengontrol temperature (pada kontroler jenis on-off). 12. Hybrid Recorder Hybrid Recorder berfungsi untuk mengkonversi pembacaan suhu dari sensor termokopel. Sensor ini diletakkan pada bagian yang diukur suhunya, yaitu lantai rumah tanaman dan langsung dihubungkan dengan hybrid recorder. Data suhu akan tersimpan secara otomatis di dalam hybrid recorder dan dapat diatur pembacaan suhunya sesuai pengulangan waktu yang dibutuhkan. Fungsinya : merekam data dari termokopel dari 12 socket, merekam tren analog di atas lebar pencatatan efektif dari 250 mm, nilai ukur digital, pesan berbagai rekaman zona dan sebagian dikompresi dan diperluas.

10

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan, praktikan dapat mengetahui alat-alat yang digunakan untuk mengukur aspek dalam lingkungan energy dan listrik pertanian tersebut. Masing-masing alat tersebut mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda-beda, namun memiliki kaitan satu sama lain dalam fungsinya untuk mengukur aspek energy dan listrik pertanian. Namun dalam praktikum kali ini belum dapat mengoperasikan alat-alat tersebut secara optimal dikarenakan masih dalam tahap pengenalan alat. 5.2 Saran Agar praktikan dapat lebih memahami praktikum pengenalan alat ini sebaiknyaada asisten memberikan contoh pengaplikasian alat tersebut. Sehingga pada saat memahami penjelasan asisten, praktikan sudah terbesit gambaran penggunaan serta pemanfaatan alat.

11

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K., et al., 1991. Energi dan Listrik Pertanian. JICA. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ahmad,Nasir. 1995. Ruang lingkup Klimatologi. PT Dunia Pustaka Jaya : Jakarta

www.alatuji.com/kategori/317/campbellstoke ( 19 Februari, 2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer ( 19 Februari, 2013)

12

Lampiran
Job Desk: 1. Nurbaiti Araswati (F14100082) 2. Rizkia Indi Novitasari (F14100104) 3. Candra Heri Susanto (F14100109) 4. Well Countryson (F14100111) 5. Buddy Heriansyah (F14100112) 6. Adhika Rozi Ahmad (F14100119) 7. Andyka Setio Aprianto (F14100115)

: Hasil dan Pembahasan, Daftar Pustaka : Hasil dan Pembahasan, finishing : Pendahuluan dan Penutup : Hasil dan Pembahasan : Pendahuluan dan Penutup : Tinjauan Pustaka dan Metodologi : Tinjauan Pustaka dan Metodologi

13

Anda mungkin juga menyukai