Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM UTR-NON RADIASI

Ultrasonic Testing Examination of Welds


dB Rating on Statically loaded nontubular Connection
(AWS)

Disusun Oleh:

Nama : 1. Syahnyoto Supriyadi NIM : 031700011


2. Abdurrahman Ibnul M. NIM : 031700012
3. Dicky Pratama R. NIM : 031700013

Asisten : Praptana A. Md.

PROGRAM STUDI ELEKTRO MEKANIKA


JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2019
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip kalibrasi pada probe sudut pada material plat.
2. Memami pemilihan pemilihan sudut probe sesuai ketebalan material.
3. Memahami perhitungan pada Indicatian Rating (dB Rating)
4. Menentukan Accepted atau rejected sebuah diskontinuitas sesuai American Welding
Society (AWS) .

II. ALAT DAN BAHAN


1. Ultrasonic Flaw Detector.
2. Probe sudut 70°.
3. Kabel probe.
4. Blok reverensi V1 atau V2(ASME Standard).
5. Kuplan.
6. Lasan Plat

III. DASAR TEORI


1.1. Acceptance Criteria for Statically Loaded Nontubular Connections.
Lasan yang dikenai uji ultrasonik, selain inspeksi visual, harus dapat diterima jika
memenuhi persyaratan pada Tabel 6.2. Untuk lasan penetrasi web-to-flange penetrasi
penuh, penerimaan diskontinuitas yang terdeteksi oleh gerakan pemindaian selain pola
pemindaian 'E' (lihat 6.32.2.2) dapat didasarkan pada ketebalan las yang sama dengan
ketebalan web aktual ditambah 1 inci (25 mm). ).
Diskontinuitas yang terdeteksi oleh pola pemindaian 'E' harus dievaluasi dengan
kriteria Tabel 6.2 untuk ketebalan web aktual. Ketika lasan penetrasi sambungan web-ke-
flensa yang lengkap tunduk pada tegangan tarik yang dihitung normal untuk lasan, maka
harus ditentukan pada gambar desain dan harus memenuhi persyaratan Tabel 6.2. Lasan
yang diuji secara ultrasonik dievaluasi berdasarkan diskontinuitas yang mencerminkan
ultrasound sebanding dengan pengaruhnya terhadap integritas lasan. Indikasi
diskontinuitas yang tetap ada pada tampilan ketika unit pencarian dipindahkan ke arah dan
menjauh dari diskontinuitas (gerakan pemindaian "b") dapat menjadi indikasi
diskontinuitas planar dengan dimensi signifikan melalui tenggorokan.
Karena permukaan pemantul utama dari diskontinuitas paling kritis berorientasi
pada minimum 20 ° (untuk unit pencarian 70 °) hingga 45 ° (untuk unit pencarian 45°) dari
tegak lurus ke balok suara, evaluasi amplitudo (dB rating) tidak tidak mengizinkan
disposisi yang andal. Ketika indikasi yang menunjukkan karakteristik planar ini hadir pada
sensitivitas pemindaian, diperlukan evaluasi yang lebih mendetail mengenai diskontinuitas
dengan cara lain (mis., Teknik ultrasonik alternatif, radiografi, penggilingan atau gouging
untuk inspeksi visual, dll.).

Note:
Catatan:
1.1.1. Diskontinuitas kelas B dan C harus dipisahkan oleh setidaknya 2L, L menjadi panjang
diskontinuitas yang lebih lama, kecuali bahwa ketika dua atau lebih diskontinuitas
tersebut tidak dipisahkan oleh setidaknya 2L, tetapi panjang gabungan dari
diskontinuitas dan jarak pemisahannya. sama dengan atau kurang dari panjang
maksimum yang diizinkan berdasarkan ketentuan Kelas B atau C, diskontinuitas
dianggap sebagai diskontinuitas tunggal yang dapat diterima.

1.1.2. Diskontinuitas Kelas B dan C tidak boleh dimulai pada jarak kurang dari 2L dari
ujung las yang membawa tegangan tarik primer, L menjadi panjang diskontinuitas.
1.1.3. Diskontinuitas yang terdeteksi pada "level pemindaian" di area permukaan akar dari
sambungan lengkap dengan sambungan las alur ganda harus dievaluasi menggunakan
peringkat yang mengindikasikan 4 dB lebih sensitif daripada yang dijelaskan dalam
6.26.6.5 ketika las tersebut ditunjuk sebagai "las tegangan" pada gambar (kurangi 4
dB dari peringkat indikasi "d").

1.1.4. Lasan electroslag atau electrogas: diskontinuitas yang terdeteksi pada "level
pemindaian" yang panjangnya lebih dari 2 in. (50 mm) harus dicurigai sebagai
porositas pipa dan harus dievaluasi lebih lanjut dengan radiografi.

1.1.5. Untuk indikasi yang tetap ada pada tampilan saat unit pencarian dipindahkan, lihat
6.13.1. 'Ketebalan las harus didefinisikan sebagai ketebalan nominal lebih tipis dari
dua bagian yang disatukan.

Kelas A (diskontinuitas besar)


Setiap indikasi dalam kategori ini harus ditolak (terlepas dari panjangnya).
Kelas B (diskontinuitas sedang)
Setiap indikasi dalam kategori ini yang memiliki panjang lebih dari 3/4 inci (20 mm) harus
ditolak.
Kelas C (diskontinuitas kecil)
Setiap indikasi dalam kategori ini yang memiliki panjang lebih dari 2 inci (50 mm) harus
ditolak.
Kelas D (diskontinuitas minor)
Setiap indikasi dalam kategori ini harus diterima terlepas dari panjang atau lokasi di lasan.
1.2. Indication Rating
"Peringkat Indikasi, d," dalam Laporan UT, Lampiran D, Formulir D-ll, mewakili
perbedaan aljabar dalam desibel antara tingkat indikasi dan tingkat referensi dengan
koreksi untuk pelemahan seperti ditunjukkan dalam ungkapan berikut:
 Instrumen dengan gain dalam dB:
a-b-c = d
 Instrumen dengan atenuasi dalam dB:
b-a-c = d
a = Level indikasi diskontinuitas dalam dB
b = Level indikasi referensi dalam dB
c = Faktor autenasi material, (2x [panjang jalur suara dalam inci(SA) - 1 in.]) Dinyatakan
dalam dB

IV. LANGKAH KERJA


1. Pastikan semua alat sudah lengkap dan dalam kondisi baik
2. Hidupkan alat UT yang telah sediakan
3. Ukur dimensi plat lasan yang akan di inspeksi.
4. Pilih jenis tranduser/probe sesuai yang di tentukan oleh AWS berdasarkan material yang
akan diuji
5. Lakukan kalibrasi alat UT dengan blok standard yang telah di sediakan.
6. Lakukan inpeksi dengan teknik dB Rating(Indication Rating) tentukan nilai a,b,dan d
7. Masukan rumus a-b-c=d, setelah mendapatkan nilai d perhatikan tabel 6.2 pada AWS
8. Lakukan lagi tahap 4.5 hingga 4.7 untuk mencari diskontinuitas yang lainnya.
9. Setelah selesai buat laporan
V. DATA PENGAMATAN
1.3. Teknik : Teknik Kontak
1.4. Probe : 70°
1.5. Skan :
1.5.1. Skan pada percobaan 1
1.5.1.1. Skan B
PA= 39.14

15mm
DA=13,78 SA=41,65

195mm

1.5.1.2. Skan C

100 mm

X=32 mm

Y=15 mm

195 mm

1.6. Tabel data


No. X Y a b c d Jenis Keterangan
cacat
1. 32 15 51,4 56,4 1,28 -6,3(Class A) IP Rejected
VI. PEMBAHASAN
Kali ini dilakukan praktikum Uji Tak Rusak “Ultrasonic Testing”. Tujuan dari praktikum
ini adalah 1. Memahami prinsip kalibrasi pada probe sudut pada material plat.
2. Memami pemilihan pemilihan sudut probe sesuai ketebalan material.
3. Memahami perhitungan pada Indicatian Rating (dB Rating)
4. Menentukan Accepted atau rejected sebuah diskontinuitas sesuai American
Welding Society (AWS) .
Pertama yaitu menginspeksi menggunakan probe normal dengan material plat. Sebelum
melakukan inspeksi harus dilakukan kalibrasi menggunakan probe sudut tersebut. Kalibrasi
probe sudut kali ini dilakukan dengan 2 metode yaitu metode normal dan metode auto
calibration (autocal). Pada kalibrasi dengan metode manual, range diatur terlebih dahulu.
Range yang digunakan pada praktikum ini yaitu 100 mm. Range diatur untuk menentukan
sumbu x maksimal pada layar. kemudian dilakukan perhitungan banyaknya pulsa dengan
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
rumus, n = 𝑡𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 . Berdasarkan perhitungan yang dilakukan didapatkan 4 pulsa. Lalu perhitungan
𝑛.𝑡𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖
dilanjutkan untuk menentukan letak pulsa, dengan rumus pulsa ke-n = 𝑅
x 100% lebar
layar. Dari rumus tersebut didapatkan hasil perhitungan letak pulsa yaitu untuk pulsa I pada
25% range, pulsa II pada 50% range, pulsa III pada 75% range dan pulsa IV pada 100% range.
Apabila tampilan pulsa pada layar masih belum sesuai maka nilai probe delay dan velocity
diatur. Jika telah sesuai maka proses kalibrasi probe normal dengan metode manual sudah
selesai. Setelah dilakukan kalibrasi menggunakan metode normal kemudian dilakukan
percobaan dengan kalibrasi metode autocal. Pada metode ini probe delay dan velocity tidak
perlu diatur. Metode kalibrasi ini mengatur gate hingga berada pada 1 pulsa menggunakan dB
reff pilih gate a width untuk memperbesar atau mengecilkan gate. Selanjutnya mengatur gate
berada pada pulsa/sinyal refferent pertama dengan mengubah nilai gate a start, kemudian
simpan dengan menekan tombol record, begitupun pada pulsa/sinyal refferent kedua. Setelah
letak pulsa sesuai dan gate berada pada masing-masing pulsa, maka dapat dikatakan telah
berhasil mengkalibrasi probe normal menggunakan metode auto cal.
Pada pengujian pertama didapatkan gain sebesar 56,4 dB dari 50% FSH yang mana ini
merupakan level indikasi referensi (b). Selanjutnya kami menjalankan & mendeteksi Indikasi,
maka kami memaksimalkan untuk menentukan ujung pulsa. Kemudian kami memberikan 50%
FSH dengan kontrol gain, kami mencatat gainnya lagi didapatkan sebesar 51,4 dB ini
merupakan level indikasi diskontinuitas (a), dan kami mencatat nilai sound path (SA) yaitu
41,65 mm (1,64 in), maka didapakatkan nilai Faktor autenasi material sebesar 1,28 maka
didapatkan nila untuk d rating sebesar -6,3 (sesuai rumus dB rating AWS), termsauk dalam
class A yang mana setiap indikasi dalam kategori ini harus ditolak (terlepas dari panjangnya)
dan diskontinuitas pada percobaan pertama ini adalah IP.

VII. KESIMPULAN
Pada kesimpulannya praktikum ini bertujuan :
1. Memahami prinsip kalibrasi pada probe sudut pada material plat.
2. Memami pemilihan pemilihan sudut probe sesuai ketebalan material.
3. Memahami perhitungan pada Indicatian Rating (dB Rating)
4. Menentukan Accepted atau rejected sebuah diskontinuitas sesuai American Welding
Society (AWS) .
Dan Hasil Data Menunjukan:

No. X Y a b c d Jenis Keterangan


cacat
1. 32 15 51,4 56,4 1,28 -6,3(Class A) IP Rejected

Anda mungkin juga menyukai