Anda di halaman 1dari 14

Multimeter Analog 1

1. Pengukuran Resistansi

a. Set knob saklar pemilih range pada bagian (W).


b. Hubungkan kabel merah pada terminal (+) dan kabel hitam pada terminal (COM)
c. Ambilah beberapa resistor dan catat warna atau nameplate yang berkaitan
dengan nilai resistansi.
d. Pilih range (W) pada beberapa range kemudian catat nilai pada skala terbaca.
e. Lingkarilah nilai resistansi pengukuran yang paling mendekati nilainya dengan
nilai resistansi berdasarkan cincin warna.

R Pengukuran
R Warna/Nameplate Resistansi
X1 X10 X1K X10K
R1
R2
R3
2. Pengukuran Tegangan DC

a. Untuk mengukur tegangan, maka alat ukur dipasang dalam hubungan


PARAREL.
b. Posisikan knob saklar pemilih range pada posisi DCV dengan range 10 DCV. Jika
nilainya terlalu kecil, maka perkecil rangenya hingga bisa terbaca. Jika jarum justru
bergerak ke kiri, artinya anda terbalik dalam menempatkan jarum tester (polaritas).
c. Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
d. Berikan tegangan masukan DC 10 V.
e. Variasikan nilai Ra dan Rb kemudian ukur nilai tegangan seperti yang tertera di
tabel berikut;

R V
No
Ra Rb VAB VBC VAC
1 R1 R3
2 R2 R1
3 R3 R2
Multimeter Digital
1. Pengukuran Resistansi

a. Set knob saklar pemilih range pada bagian (W).


b. Hubungkan kabel merah pada terminal (VWmA) dan kabel hitam pada terminal (COM)
c. Ambilah beberapa resistor dan catat warna atau nameplate yang berkaitan dengan nilai
resistansi.
d. Pilih range (W) pada beberapa range kemudian catat nilai resistansi pada penampil
e. Lingkarilah nilai resistansi pengukuran yang paling mendekati nilainya dengan nilai
resistansi berdasarkan cincin warna.

R Pengukuran
R Warna/Nameplate Resistansi
200 2000 20k 200k 2000k
R1
R2
R3
2. Pengukuran Arus DC

a. Untuk mengukur arus, maka alat ukur dipasang dalam hubungan SERI.
b. Posisikan knob saklar pemilih range pada posisi A- dengan range 200 m. Jika pada
penampil menunjukkan angka 1 pada sebelah kiri, artinya range yang digunakan kurang
besar. Jika penampil menunjukkan nilai (-) maka artinya salah dalam penempatan jarum
tester.
c. Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
d. Berikan tegangan masukan DC 5 V dan catat besarnya Vin setiap melakukan
pengukuran dengan melihat nilai tegangan yang terbaca pada power supply DC.
e. Variasikan nilai R kemudian ukur nilai arus seperti yang tertera di tabel berikut;

R Vin I
R1
R2
R3

3. Pengujian Dioda.
a. Set pemilih range pada
b. Untuk pengujian forward bias, hubungkan jarum tester merah pada kaki anoda dan
jarum tester hitam pada kaki katoda.
c. Untuk pengujian reserve bias, hubungkan jarum tester merah pada kaki katoda dan
jarum tester hitam pada kaki anoda.
d. Baca setiap data tertampil untuk setiap pengujian.

Forward Reverse Kondisi


No Nameplate Jenis
Bias Bias (Baik/Buruk)
1
2
Pengukuran LCR meter
1. Pengenalan Resistor
a. Setiap kelompok mendapatkan sebuah box berisi sejumlah komponen.
b. Kenali masing-masing komponen dan klasifikasikan sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
c. Gambarlah resistor-resistor tersebut, untuk tiap jenis dan bentuk yang sama cukup
digambar satu saja.
d. Berilah kode R1 dan seterusnya pada masing-masing gambar yang telah anda buat.
e. Identifikasi setiap resistor tersebut dan klasifikasikan sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.

RESISTOR
Gambar: Simbol :

Warna Cincin Nilai


R
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Resistansi
R1
R2
R3

2. Pengukuran Resistansi

a. Set knob saklar pemilih range pada bagian (W)/ R .


b. Hubungkan kabel merah pada terminal (+) dan kabel hitam pada terminal ( -).
c. Ambilah beberapa resistor dancatat warna atau name plate yang
berkaitan dengan nilai resistansi.
d. Pilih range (W) pada beberapa range kemudian catat nilai pada skala terbaca
e. Lingkarilah nilai resistansi pengukuran yang paling
mendekati nilainya dengan nilai resistansi berdasarkan cincin warna

R Pengukuran
R
200 2K 20K 200K 2M 20M
R1
R2
R3
3. Pengukuran Kapasitor
a. Set knob saklar pemilih range pada bagian( C).
b. Hubungkan kabel merah pada terminal ( + ) dan kabel hitam pada terminal ( - )
c. Ambilah beberapa kapasitor dan catat name plate yang berkaitan dengan nilai
kapasitor.
d. Pilih range ( C ) pada beberapa range kemudian catat nilai kapasitor pada penampil
Lingkarilah nilai kapasitor pengukuran yang paling mendekati nilainya dengan nilai
kapasitor berdasarkan name plate

C Kapasitor
C Warna/Nameplate Kapasitansi
200mF 20mF 2mF 200nF 20nF 2nF
C1
C2
C3
4. Pengukuran Induktan
a. Set knob saklar pemilih range pada bagian (L)
b. Hubungkan kabel merah pada terminal ( + ) dan kabel hitam pada terminal ( - )
c. Ambilah beberapa induktor dan catat name plate yang berkaitan dengan nilai induktor.
d. Pilih range ( L) pada beberapa range kemudian catat nilai induktor pada penampil
e. Lingkarilah nilai induktor pengukuran yang paling mendekati nilainya dengan nilai induktor
berdasarkan name plate.

L Induktor
L Warna/Nameplate Induktansi
2mH 20mH 200mF 2H 20H
L1
L2
Pengukuran fluk luminus dengan Lux
meter
1. Tabel E.1. Hasil pengukuran fluks luminus pada lampu tunggal di bagian atas lampu
Hasil pengukuran (lumen)
No. Nama lampu
0 – 1999 2000 –19990 20000 –50000
1. 25 Watt
2. 40 Watt
3. 60 Watt
4. 100 Watt

2. Tabel E.2. Hasil pengukuran fluks luminus pada lampu tunggal di bagian samping
(barat)
Hasil pengukuran (lumen)
No. Nama lampu
0 – 1999 2000 –19990 20000 –50000
1. 25 Watt
2. 40 Watt
3. 60 Watt
4. 100 Watt
3. Tabel E.3. Hasil pengukuran fluks luminus pada lampu tunggal di bagian samping
(timur)
Hasil pengukuran (lumen)
No. Nama lampu
0 – 1999 2000 –19990 20000 –50000
1. 25 Watt
2. 40 Watt
3. 60 Watt
4. 100 Watt
4. Tabel E.4.Hasil pengukuran fluks luminus pada lampu tunggal di bagian samping
(selatan)
Hasil pengukuran (lumen)
No. Nama lampu
0 – 1999 2000 –19990 20000 –50000
1. 25 Watt
2. 40 Watt
3. 60 Watt
4. 100 Watt
5. Tabel E.5. Hasil pengukuran fluks luminus pada lampu tunggal di bagian samping
(utara)
Hasil pengukuran (lumen)
No. Nama lampu
0 – 1999 2000 –19990 20000 –50000
1. 25 Watt
2. 40 Watt
3. 60 Watt
4. 100 Watt

Pengukuran suhu dengan


Thermometer laser danThermovisi
• Pengukuran dengan Thermometer Laser
1. Pasang lampu pijar pada trainer
2. Nyalakan thermometer dengan menekan pemicu.
3. Atur satuan suhu yang diinginkan.
4. Arahkan laser pada lampu pijar dan usahakan tepat pada filamennya.
5. Lakukan pengujian sebagai berikut;

Alat Objek (Suhu)


No
25W 40W 60W 100W
1 Thermovisi

2 Thermogun
Pengukuran kWhmeter
1. Pemasangan kWh meter dengan beban motor 1 fasa
Langkah kerja:
a. Siapkan kWhmeter, kabel, MCB 1 fasa, beban motor 1 fasa.
b. Dalam memilih kWhmeter, pilihlah yang mempunyai konstanta putaran sebesar
900 putaran/kWh.
c. Pasang komponen-komponen sesuai gambar kerja.
d. Sebelum melakukan pengujian, lakukan penyetelan piringan ke nilai semulanya
(reset).
e. Setelah di reset, hubungkan rangkaian ke sumber tegangan.
f. Amati dan lakukan pengujian sesuai lembar kerja

Pada praktikum kali ini, akan dilaksanakan 3 kali pengukuran KWh Meter dimana beban
divariasikan untuk mengetahui secara pasti perhitungan daya yang digunakan dalam sehari-
hari. Pengujian pertama yaitu, mengukur daya pemakaian 4 bola lampu bernilai 25 Watt.
Kemudian, pengujian berikutnya adalah beban diganti dengan motor 1 fasa dan pada
pengujian terakhir kedua beban tadi digabungkan sehinggal terdapat dua beban sekaligus
yaitu Lampu dan Motor 1 Fasa.

PENGUJIAN DENGAN BEBAN

Beban Kapasitas
Waktu V I W Nilai KwhMeter
Beban
Lampu
5 menit

Motor 1 Fasa
5 menit

Lampu dan Motor


5 menit 1 Fasa
Pengukuran Pentanahan
A. Langkah Percobaan
1. Pengecekan Baterai
Pengecekan baterai ini dilakukan sebelum dilakukan pengukuran untuk memberikan
jaminan bahwa alat ukur bisa bekerja dengan baik.
a. Set saklar setting ke posisi " B " lalu tekanlah saklar tekan.
b. Amati jarum penunjuk, jika bisa mencapai pita biru berarti baterai masih layak untuk
pengukuran. Namun jika jarum penunjuk tidak mencapai pita biru, maka baterai wajib
diganti.
2. Pengukuran Tegangan Tanah
Untuk pengukuran tegangan tanah dan tahanan tanah skema pemasangan alat ukur
adalah sebagai berikut:

a. Set saklar setting ke posisi " V ".


b. Usahakan antara E, batang P dan C membentuk garis lurus..
c. Usahakan jarak EP dan PC adalah sama yaitu sekitar 5 hingga 10 meter.
d. Baca tegangan tanah EV dari meter alat ukur.

Penting: Ketika melakukan pengukuran tegangan tanah, jangan sekali-sekali menekan saklar
tekan.
3. Pengukuran Tahanan Tanah
a. Set saklar setting ke posisi " Ω ".
b. Tekanlah saklar tekan.
c. Putarlah piringan skala sehingga galvanometer menjadi seimbang pada posisi " ◊
".
d. Angka yang terbaca pada piringan skala menunjukkan besarnya tahanan tanah
dengan satuan ohm

Tahanan Tegangan
Keadaan
Lokasi Nama Gedung Tanah Tanah Denah Lokasi
tanah (ohm) (volt)

1
Pengukuran Resistansi
• PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI
1. Cek kondisi battery megger dengan menekan tombol BATT CHECK. Jika jarum penunjuk
bisa mencapai zona BATT berarti battery masih layak untuk digunakan.

2. Ukurlah tahanan isolasi dari beberapa mesin listrik dengan menekan tombol pengukuran.

Terminal Tahanan
No Nama Mesin
Terukur Isolasi
1 MOTOR D1-D2
2 K1-K2
3 D1-Ground
4 D2-Ground
5 K1-Ground
6 K2-Ground
7 D1-K1
8 D2-K2
9 D1-K2
10 D2-K1
11 TRAFO P1-Ground
12 P2-Ground
13 P3-Ground
14 S1-Ground
15 S2-Ground
18 S3-Ground
19 P1-P2
20 P2-P3
21 S1-S2
22 S2-S3
23 P1-S1
24 P2-S2
25 P3-S3
Pengukuran AC
• PENGUKURAN DAYA AKTIF DAN REAKTIF Resistor Hubung Seri

1. Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;

2. Putar saklar resistor variabel sesuai dengan ukuran dalam tabel.


3. Pilih range pengukuran yang sesuai.
4. Ukurlah faktor daya masing-masing resistor sebagai berikut;

FAKTOR
KOMPONEN NAME DAYA
No PLATE
1 R1
2 C1
3 L1
4 R1+R2
5 R1//R2
6 C1+C2
7 C1//C2
8 L1+L2
9 L1//L2
Pengukuran Frekuensi Meter
1. Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;

2. Setelah rangkaian sudah selesai di rangkai, ukurlah nilai frekuensi yang tertera.
3. Jika sudah, coba ulangi percobaan diatas dengan beban yang berbeda.
4. Tulis hasil pengukuran ditabel hasil pengamatan dibawah ini :

NO BEBAN V I Hz

Anda mungkin juga menyukai