LATAR BELAKANG
Pesawat sinar-X mobile adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan diagnosa
medis dengan menggunakan sinar-X. Sinar yang dipancarkan dari tabung diarahkan pada bagian
tubuh yang akan didiagnosa. Sebelum pengoperasian pesawat sinar-X perlu dilakukan seting
parameter untuk mendapatkan sinar-X yang dikehendaki. Parameter-parameter tersebut adalah
tegangan (kV), arus tabung (mA) dan waktu paparan (s) . Tegangan tabung pada pesawat sinar-X
merupakan salah satu faktor yang dapat dikontrol untuk mengurangi radiasi hambur dan
mengurangi dosis yang digunakan dalam radiodiagniostik. Oleh karena itu, setiap pesawat sinar-
X salah satunya pesawat sinar-X mobile ini harus sesuai dengan spesifikasi keselamatan alat,
perlengkapan proteksi radiasi, keselamatan operasional proteksi pasien, dan uji kepatuhan/ uji
kesesuaian (compliance test). Uji kesesuaian dimaksudkan untuk memastikan bahwa peralatan
yang digunakan dalam prosedur radiologidiagnostik berfungsi dengan benarsehingga pasien
tidak mendapatpaparan yang tidak diperlukan, danmenerapkan program jaminan mutuuntuk
radiologi diagnostik (PujiHastuti et al., 2012)
Program yang dilakukan dalam uji kesesuaian ini adalah Program Quality Control (QC)
peralatan sinar-x radiodiagnostik adalah merupakan bagian dari Program Quality Assurance
(QA), yakni berupa aktivitas kegiatan pengukuran kinerja komponen signifikan peralatan sinar-x
secara kuantitatip dan berkesinambungan sehingga dapat diketahui kondisi kelaikan peralatan
untuk dapat dipergunakan dalam pemeriksaan radiografi bagi pasien (Permenkes RI No.
1250/2009). Menurut Papp (2006), dalam suatu program Quality Control yang berkaiatan
dengan peralatan Sinar-X di bidang Radiologi adalah dibedakan menjadi tiga tingkat pengujian
yakni pengujian yang bersifat non-invasive simple, non-invasive complex dan invasive complex.
Sedangkan uji kesesuaian yang dilakukan pada peralatan baru untuk menunjukkan bahwa
pesawat sinar-X sesuai dengan spesifikasi dan kriteria pabrik dikenaldengan routine
performance evaluations , biasanya pengujian tipe ini dilakukan enam bulan sekali atau setahun
sekali dan error correction test yang dilakukan pada peralatan rusak pasca perbaikan.
Pada modul ini kami akan membahas sepuluh QA/QC pesawat sinar-X mobile dengan
hasil yang diharapkan bahwa hasil dari pengukuran keluaran beberapa pesawat sinar-X dapat
sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (PERKA BAPETEN) Nomor
15 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Produksi Pesawat Sinar-X Radiologi
Diagnostik Dan Intervensional dan PERKA BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Uji
Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik.
Tujuan Review
Dengan melakukan review beberapa sumber yang telah didapatkan kemudian dengan ini kami
membuat sebuah modul dengan tujuan untuk memberikan 10 cara QA/QC pesawat sinar-X
mobile.
Metode Review
Metode penelitian yang digunakan yakni literature review dengan cara mencari referensi teori
yang relevan dan atau berkorelasi dengan pembahasan QA/QC pesawat sinar-X mobile yang
ditemukan. Data – data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode survei analitik.
Untuk kemudian di jabarkan menjadi modul dengan sepuluh QA/QC pesawat sinar-X mobile.
•Dengan
Kvp.sett = Tegangan pada panel kendali
Kvp.ukur = Tegangan yang terbaca pada Kvp meter
•Error yang diperoleh pada setiap perhitungan error kVp dibandingkan dan diambil nilai error
yang maksimum.
•Dari hasil uji akurasi tegangan tabung diketahui bahwa perbedaan nilai keluaran dengan nilai
yang tegangan yang diatur adalah kurang dari 10% (1,9 s.d. 4,8 %). Hal tersebut menunjukkan
bahwa akurasi tegangan tabung masih memenuhi kriteria, sesuai dengan Perka Bapeten no 9
tahun 2011 yang menyatakan bahwa batas toleransi untuk akurasi tegangan yaitu ± 10%. Batas
lolos uji: e ≤ 10 %
4) Akurasi Waktu Penyinaran
•Uji akurasi waktu penyinaran bertujuan untuk melihat kesesuaian antara setting waktu eksposi
pada panel kontrol dengan waktu eksposi yang terbaca pada alat ukur.
•Hitung nilai error setiap data dengan rumus:
t set −t ukur
error = x 100 %
t set
•Dengan
tset = waktu eksposi pada panel kendali
tukur = waktu eksposi pada alat ukur
•Error yang diperoleh pada setiap perhitungan error waktu eksposi dibandingkan dan diambil
nilai error yang maksimum.
•Batas lolos uji: e ≤ 10 %, Hal ini menunjukkan bahwa akurasi waktu eksposi masih memenuhi
kriteria, sesuai dengan Perka Bapeten No 9 tahun 2011 yangmenyatakan batas toleransi
perbedaan yang diperkenankan adalah ± 10%.
5) Linearitas
• Uji linearitas bertujuan untuk menguji konsistensi kenaikan nilai keluaran radiasi (mGy/mAs)
pada variasi mA atau mAs.
• Dosis hasil pengukuran dalam µGy/mAs
• Jika menggunakan Variasi mA, gunakan :
µGy
µGy/mAs
(mA . s)
• Menentukan (µGy/mAs) max dan (µGy/mAs) min
• Hitung koefisien linearitas
CL=⌊ ¿ ¿
• atau menggunakan software pengolah data (calculator, excel) hitung nilai (µGy/mAs), plot data
antara list mA atau mAs dengan (µGy/mAs), kemudian buat grafik garis lurus (linear) dan
hitung/tampilkan koefisien linearitas (CL)
• Nilai R adalah Koefisien linearitas (CL)
6) Reproduksibilitas
•Uji reproduksibilitas bertujuan untuk:
Reproduksibilitas
√
n 2
(µGyi−µGy)
Keluaran radiasi = ∑ n−1
i=1
√
n 2
(msi−ms)
Waktu eksposisi = ∑ n−1
i=1
√
n
(kVpi−kVp)2
Tegangan puncak = ∑ n−1
i=1
HVL=
t 1∈( 2DD02 )−t 2∈( 2DD01 )
¿¿¿
Ke = Ki x BSF
•Keterangan:
•Pengukuran dosis dengan menggunakan ion chamber tanpa dikalikan dengan BSF. ESAK
dibandingkan dengan tingkat panduan paparan medik, untuk abdomen = 10 mGy; thorax = 0,4
mGy.
9) Kebocoran Tabung
•Pengujian kebocoran wadah tabung bertujuan untuk mengetahui posisi dan nilai kebocoran
wadah tabung.
•Kebocoran radiasi tabung sinar-x dilakukan pengukuran pada jarak 1 meter pada area sebelah
bawah, sisi anoda, sisi katoda dan di sisi depan.
Leakage=X ( kVsett)
kVmax 2 mAcont 1mCy
. .
mAset 1000 Jam
Dimana :
X : Laju dosis terukur (µGy/jam)
kVmax : kVp maksimum mesin (kV)
kVset : kVp saat eksposi dilakukan (kV)
mAcont : arus kongtinu alat (mA)
mAset : pengaturan mA saat eksposi dilakukan (mA)
nilai lolos uji : L ≤ mGy/Jam
•Kebocoran tabung masih memenuhi kriteria Perka Bapeten No 9 tahun 2011 yang menyatakan
nilai kebocoran radiasi tabung sinar-X yang masih dapat ditoleransi yaitu 1 mGy/jam.
−1 r (FFD−h−x )
θ=tan ⌈ ⌉
FFD( h+ x)
•Nilai yang memenuhi criteria TOR ABC adalah lebih kecil rekomendasi sebesar 1,5°atau 3,0°.
Kesimpulan
Untuk mengetahui apakah pesawat sinar-X mobile yang ada di Universitas Aisyiyah Yogyakarta
dapat dilakukan dengan beberapa pengujian yang telah kami jabarkan diatas. Pengujian yang
dapat dilakukan meliputi Pengujian iluminasi kolimator, akurasi kolimator, kesejajaran berkas
sinar,kebocoran tabung, akurasi kVp, akurasi timer, linearitas mA, reproduksibilitas, been
alignment dan HVL. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah masih memenuhi kriteria,
sesuai dengan Perka Bapeten No 9 tahun 2011 yang menyatakan batas toleransi yang telah
ditetapkan untuk setiap pengujiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Papp J. 2006. Quality management in the imaging science, Mosby, st. Louis.
Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011. 2011. Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional , Jakarta.
Wibowo, Gatot M and all. 2014. Penerapan Program Uji Kesesuaian Pada Peralatan Sinar-X
Direct Digital Radiography (DDR) di Laboratorium Radiografi Dan Imejing Poltekkes
Kemenkes Semarang, Semarang.