INTISARI
Telah dilakukan kalibrasi timbangan elekironik dengan menggunakan anak timbangan standar kelas
E2 no seri 274 yang telah tertelusur ke Satuan Internasional (SI) melalui NMI, Australia. Kalibrasi
timbangan elektronik ini menggunakan metode CSIRO, Australia, meliputi pengukuran daya
ulangpembacaan, penyimpangan penunjukkan, efek pembebanan tidak dipusat pan dan histerisis.
Hasil kalibrasi menyatakan bahwa untuk timbangan elektronik berkapasitas 1210 g dengan resolusi
0,001 g diperoleh nilai standar deviasi untuk titik 500 g dan 1000 g adalah 0,0005 g dan 0,001 g.
Sedangkan nilai absolut koreksi maximum penunjukkan diperoleh 0,0080 g pada titik 1000 g. Nilai
ketidakpastian bentangan dari kalibrasi timbangan elekfronik ini adalah 0,002 g dengan limit of
performance (LOP) 0,010 g.
1. PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menjadi sumber ketidakpastian pengukuran pada kalibrasi anak
timbangan adalah kemampuan suatu instrumen menunjukkan nilai yang mendekati nilai
konvensional benda ukur tersebut. Instrumen yang biasa digunakan untuk mengkalibrasi anak
timbangan yakni timbangan. Terdapat beberapa jenis timbangan diantaranya adalah
timbangan sama lengan, timbangan elektronik, timbangan analitik maupun komparator massa
(mass comparator). Masing-masing timbangan tersebut digunakan sesuai dengan tingkat
kepentingan dan kebutuhan[1].
Dalam metrologi massa setidaknya terdapat dua jenis timbangan yang lazim digunakan,
timbangan elektronik dan komparator massa. Umumnya jenis timbangan yang digunakan
memiliki resolusi yang sangat kecil sampai dengan satu mikro. Dalam kalibrasi massa
dibutuhkan timbangan dengan tingkat akurasi yang setara dengan kelas E1 pada anak
timbangan standar. Sehingga diharapkan nilai ketidakpastian yang diperoleh menjadi kecil.
Karena konstribusi ketidakpastian yang besar berasal dari instrumen, maka dipandang perlu
melakukan kalibrasi timbangan. Terdapat berbagai macam metode yang sudah lolos verifikasi
dan dapat digunakan untuk mengkalibrasi timbangan. Salah satu metode kalibrasi timbangan
adalah menggunakan metode CSIRO. Metode ini pertama kali dibuat dan dikembangkan di
Australia dan dianggap metode yang cukup mudah untuk menjelaskan tentang kondisi
(perfomance) timbangan [2].
Dalam paper ini akan dijelaskan tentang prosedur untuk mengkalibrasi timbangan elektronik
sesuai dengan metode CSIRO, Australia. Prosedur ini ditujukan untuk timbangan elektronik
Sartorius E1200S yang memiliki kapasitas 1210 g dan resolusi 0,001 g. Prosedur kalibrasi
timbangan elektronik ini meliputi pengambilan data untuk daya ulang pembacaan,
penyimpangan penunjukkan, efek pembebanan tidak di pusat pan dan histerisis. Output
kalibrasi yang lain adalah persamaan regresi dan limit of performance (LOP) timbangan. Dari
kalibrasi inii, diharapkan dapat diketahui nilai ketidakpastian bentangan dan batas
kemampuan (LOP) dari timbangan tersebut.
2. TEORI DASAR
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi timbangan elektronik adalah penentuan
anak timbangan standar yang digunakan untuk mengkalibrasi.
1
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
Syarat utamanya adalah anak timbangan standar yang digunakan sudah dikalibrasi agar
menjamin rantai ketertelusuran. Sedangkan untuk menentukan anak timbangan standar yang
digunakan harus memenuhi persamaan (1).
Ketidakpastian anak timbangan standar ≤ 1/3 [e] (1)
dimana e adalah ketelitian timbangan, e = 10x resolusi timbangan. Output pengukuran
kalibrasi timbangan ini terdiri dari: daya ulang pembacaan, penyimpangan penunjukkan, efek
pembebanan tidak di pusat pan, histerisis, persamaan regresi dan limit of performance (LOP).
Daya ulang pembacaan adalah ukuran kemampuan timbangan untuk menunjukkan nilai yang
sama pada penunjukkan timbangan yang sama dan dinyatakan sebagai simpangan baku
(standar deviasi) dari satu seri pengamatan. Penentuan standar deviasi, s(Δmc) , suatu
timbangan dapat dinyatakan dalam persamaan (2).
√
n
1
n−1 ∑
S( Δmc )= ¿¿¿¿ (2)
i=1
dimana : n adalah banyaknya pengukuran dan Δmc adalah perbedaan pembacaan ketika tidak
ada heban, z, dan ketika ada beban, m.
Penyimpangan penunjukkan yaitu koreksi yang harus diberikan pada nilai yang ditunjnkkan
oleh timbangan. Dalam penyimpangan penunjukkan akan muncul faktor ketidakpastian
(uncertain@) timbangan. Model matematika untuk menentukan penyimpangan penunjukkan
seperti pada persamaan (3).
C i=M ci−r i (3)
2
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
[]
d
2 (8)
ud =
√3
dengan d adalah resolusi timbangan. Ketidakpastian akibat ketidakstabilan anak timbangan
standar yang digunakan (drift), us(mcr). Sedangkan ketidakpastian akibat buoyancy, U b
diperoleh dengan mengestimasi sebesar 1 ppm dari nominal massa yang digunakan.
Ketidakpastian akibat persamaan regresi, uregression. Nilai ketidakpastian ini diperoleh dari nilai
standar error persamaan regresi. Nilai ketidakpastian gabungan dari keenam unsur tersebut
diekspresikan dalam persamaan (9).
√
uc ( mct ) = u2 ( mcr ) +u 2w ( Δmc )+ u2b +u2d + u2s ( mcr ) +u2regression (9)
Selanjutnya nilai ketidakpastian bentangan dari timbangan seperti pada persamaan (10).
U ( mct )=k . uc ( m )
ct
(10)
dengan k adalah nilai faktor cakupan, diperoleh dari derajat kebebasan efektif seperti pada
persamaan (11).
3
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
4
u c ( mct )
V eff = 4
N
(ui . ci ) (11)
∑ vi
i=1
3. TEKNIK PENGUKURAN
Kalibrasi timbangan elektronik, Sartorius E1200S, menggunakan anak timbangan standar kelas
akurasi E, dengan nomor seri 274. Tahapan kalibrasi timbangan adalah sebagai berikut:
tahapan pra kalibrasi, pengambilan data pengukuran meliputi pengukuran daya ulang
pembacaan, penyimpangan penunjukkan, efek pembebanan tidak di pusat pan dan histerisis.
Tahapan pra kalibrasi dilakukan dengan cara pengecekan kondisi lingkungan tempat kalibrasi.
Pengecekan meliputi pencatatan suhu, tekanan udara dan kelembaban relative juga
memastikan kondisi lingkungan stabil. Kemudian dilakukan pengaturan posisi level timbangan
dan pastikan gelembung udara berada di tengah. Selain itu pula memastikan timbangan tidak
dalam keadaan off melainkan dalam keadaan standby. Berikutnya memastikan timbangan
dalam keadaan bersih. Tahapan pra kalibrasi terakhir adalah mengkondisikan standar dan
timbangan yang dikalibrasi. Pengkondisian terhadap standar meliputi pembersihan standar
dengan menggunakan kuas khusus dan selanjutnya meletakkan standar sedekat mungkin
dengan timbangan. Sedangkan pengkondisian timbangan dilakukan dengan kalibrasi internal
berdasarkan prosedur dalam pedoman pemakaiannya.
Sedangkan sebelum proses pengambilan data dimulai dianjurkan untuk melakukan
pemanasan (warming up). Warming up dapat dilakukan selaman1 sampai dengan 3 menit [6].
Tahapan selanjutnya adalah pengambilan data. Sebelum pengambilan data dilakukan
pencatatan suhu, kelembaban dan tekanan yang terdapat di dalam ruang kalibrasi sebelum
dan sesudah proses kalibrasi dilaksanakan. Hal ini berguna untuk mengetahui hal-hal yang
menyebabkan keadaan timbangan tidak stabil atauberkurang tingkat akurasinya. Dikarenakan
factor lingkungan memberikan pengaruh besar pada hasil ketidakpastian proses kalibrasi
timbangan.
Pengambilan data pertama kali adalah daya ulang pembacaan timbangan. Daya ulang
pembacaan diambil pada dua titik pengukuran yaitu pada setengah kapasitas maksimum dan
pada kapasitas maksimum timbangan. Dalam hal ini diambil sepuluh kali pengambilan data
untuk masing-masing beban dengan nominal yang sama. Pengambilan data dilakukan pada
saat tidak ada beban (z) dan ketika beban diberikan (m) pada wadah timbangan (pan). Waktu
stabil saat tidak ada beban dan ketika ada beban ditetapkan selama 10 detik. Proses
pengukuran ini diiakukan juga untuk beban berkapasitas maksimum.
Pengambilan data untuk penyimpangan pengukuran dilakukan untuk 10 titik pengukuran (10%
..... 100% dari kapasitas maks). Sebelum proses pengambilan data penyimpangan
penunjukkan, ditentukan terlebih dahulu nominal anak timbangan standar yang digunakan
untuk mengkalibrasi. Tahapan selanjutnya adalah pengambilan data ketika tidak ada beban
(z1) dengan waktu stabil 10 detik. Kemudian diletakkan beban anak timbangan standar (10%)
tepat ditengah pan. Setelah penunjukkan stabil nilai tersebut dicatat sebagai m 1. Selanjutnya
anak timbangan standar diangkat sesaat dari pan. Kemudian diletakkan kembali pada pan.
Setelah penunjukkan stabil nilai tersebut dicatat sebagai m 2. Berikutnya anak timbangan
standar dikeluarkan dari pan. Kemudian catat nilainya setelah penunjukkan stabil ketika tidak
ada beban (z2). Nilai yang tertera pada z2 di 10 % akan sama dengan nilai z1 pada titik
pengukuran 20 %. Kemudian lakukan langkah-langkah diatas untuk titik pengukuran 20 %
sampai dengan 100 % dari kapasitas maksimum.
4
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
Pengambilan data untuk efek pembebanan tidak di pusat pan dilakukan dengan menyiapkan
anak timbangan standar yang memiliki nominal ½ kapasitas maks. Kemudian anak timbangan
standar diletakkan pada posisi tengah pan (0). Setelah penunjukkan stabil nilai tersebut
dicatat. Selanjutnya anak timbangan standar diangkat dari pan, kemudian letakkan pada posisi
1 yang berjarak ¼ dari pusat pan. Setelah stabil, catat nilainya. Kemudian lakukan pengambilan
data sesuai langkah-langkah di atas selanjutnya untuk posisi 2 dilanjutkan ke posisi 3, 4, dan
kembali ulangi pengambilan data dengan berlawanan arah dari posisi 4 dilanjutkan ke 3, 2, 1
dan kembali ke 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Posisi pengambilan data akibat pembebanan tidak di pusat pan dengan bentuk pan
seperti (a) persegi (b) bundar.
Pengambilan data akibat histerisis yang harus dilakukan pertama kali adalah menyiapkan anak
timbangan standar yang memiliki nominal ½ kapasitas maks yang kemudian dinyatakan
sebagai M. Selanjutnya pencatatan display penunjukkan ketika tidak ada beban (z 1). Kemudian
Massa M diletakkan tepat ditengah pan dan kemudian diiyatakan sebagai m1. Setelah
penunjukkan stabil, nilai yang terdapat pada display dicatat. Langkah selanjutnya adalah
menambahkan massa ekstra ke atas pan hingga pembacaan timbangan mendekati nilai
kapasitasnya. Kemudian massa ekstra tersebut diangkat dari pan timbangan. Selanjutnya catat
penunjukkan timbangan dengan massa M yang masih berada pada pan dan dinyatakan dalam
m2. Setelah itu massa M diangkat dari pan timbangan dan kemudian catat penunjukkan
koreksi di 10 titik timbangan ketika tidak ada beban (z 2). Pengambilan data ini dilakukan
sebanyak 3 kali.
Tabel 2. Data daya ulang pengukuran pada beban 500g dan 1000g
N
o 500 g 1000 g
zi zi
(g) mi (g) (g) mi (g)
5
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
1 0 500,0070 0 1000,0100
2 0 500,0060 0 1000,0100
3 0 500,0070 0 1000,0080
4 0 500,0060 0 1000,0090
5 0 500,0070 0 1000,0080
6 0 500,0070 0 1000,0090
7 0 500,0060 0 1000,0090
8 0 500,0060 0 1000,0080
9 0 500,0060 0 1000,0080
10 0 500,0070 0 1000,0080
Dari data pada Tabel 2 dan dianalsis dengan menggunakan persamaan (2) diperoleh hasil
bahwa nilai standar deviasi pada titik ½ kapasitas maksimum (500 g) adalah 0,0005 g.
Sedangkan nilai standar deviasi pada titik kapasitas maksimum (1000 g) adalah 0,001 g. Dari
informasi tersebut dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi pada titik maksimum bernilai 2
kali dari standar deviasi pada titik ½ kapasitas maksimum. Hasil tersebut masih dianggap wajar
karena timbangan dinyatakan baik jika nilai diskriminasi yang diperoleh tidak lbih dari 3
kalinya. Standar deviasi timbangan juga menyatakan tingkat kepresisian timbangan.
Penyimpangan penunjukkan
Dari hasil pengukuran didapat niali penyimpangan penunjukkan untuk 10 titik adalah seperti
yang ditampilkan pada Tabel 3. Berdasarkan nilai koreksi yang tertera padaTabel 3 dan dengan
menggunakan persamaan (3) dapat diketahui bahwa pada titik pengukuran 100, nilai
pembacaan timbangan sebenamya adalah sebesar 100,0015 g - 0,0018 g = 99,9997 g.
Demikian halnya dengan 9 titik pengukuran yang lain. Dari Tabel 3 diketahui bahwa koreksi
absolut maksimum terjadi pada titik 1000 g yakni sebesar 0,0080 g.
6
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
7
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
Tabel 4 memperlihatkan bahwa maksimum perbedaan jika beban tidak tepat diletakkan pada
pusat pan adalah sebesar 0,0030 g seperti yang ditunjukkan pada posisi no. 2. Perbedaan
pembacaan sebesar 0,0030 g tersebut mengandung arti bahwa setiap peletakan beban tidak
pada pusat pan akan memberikan kontribusi ketidakpresisian sebesar nilai tersebut.
Histerisis
Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh data histerisis rata-rata pembacaan timbangan
pada beban 500 g dan 1000 seperti yang diberikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Data histerisis rata-rata pembacaan timbangan pada beban 500 g
z1 0
m1 500,0050
M : M' -
m2 500,0060
Z2 0
Persamaan (4) digunakan untuk menganalisis nilai kesalahan yang berasal dari histerisis
timbangan elektronik. Pada kasus ini nilai histerisis yang diperoleh dari pengukuran adalah
sebesar -0,001 g. Dari nilai yang didapat diketahui bahwa timbangan elektronik ini masih
dalam kondisi baik karena nilainya tidak melebihi 1x resolusi timbangan.
8
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
Karena persamaan regresi yang didapat berasal dari pengambilan data penyimpangan
penunjukkan maka untuk memperkecil factor tersebut dapat dilakukan dengan menempatkan
anak timbangan setepat mungkin di posisi tengah untuk setiap titik pengukuran. Jika
komponen ketidakpastian ini dapat diperkecil maka koreksi pembacaan timbangan juga
semakin kecil. Argumentasi ini berlaku juga untuk memperkecil kontribusi ketidakpastian
akibat daya ulang pembacaan.
LOP
Dari persamaan (5) dapat ditentukan rentang toleransi yang dimiliki oleh timbangan elektronik
ini adalah sebesar 0,010 g. Artinya bahwa jika nilai massa sebenarnya dari suatu benda
dinyatakan dengan m, dan pembacaan timbangan dinyatakan dengan m d, maka nilai m akan
berada pada range:
9
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008
Penentuan Limit of Performance (LOP) Timbangan Elektronik Nur Tjahyo Eka
md - 0,010 ≤ m ≤ md + 0,010
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa nilai LOP yang dihasilkan adalah 10 kali resolusi
timbangan (d= 0,001 g). Berdasarkan panduan teknis untuk mengkalibrasi timbangan seperti
yang tertera pada Tabel 1 diketahui bahwa jika nilai LOP yang diperoleh adalah sebesar 10 kali
resolusi timbangan maka hal ini berarti timbangan tersebut berada dalam kondisi sangat
buruk kinerjanya, sehingga disarankan untuk dilakukan adjustment atau menyetingan
kembali.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis pengukuran yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa untuk
timbangan elektronik berkapasitas 1210 g dengan resolusi 0,001 g diperoleh nilai standar
deviasi untuk titik 500 g dan 1000 g adalah 0,0005 g dan 0,001 g. Sedangkan nilai absolut
koreksi maksimum penunjukkan diperoleh hasil 0,0080 g pada titik 1000 g. Untuk nilai
ketidakpastian bentangan yang dihasilkan dari kalibrasi timbangan elektronik ini adalah
sebesar 0,002 g dengan limit of performance (LOP) sebesar 0,010 g. Sedangkan karakteristik
timbangan tersebut memenuhi persamaan garis m= -0,004 + z.
Nilai LOP yang dihasilkan adalah sebesar 10 kali resolusi maka jika timbangan tersebut masih
akan digunakan, maka disarankan untuk dilakukan adjustment atau menggunakan koreksi dari
hasil kalibrasi.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. OIML R 76-1, 1992 Non automatic Weighing Instruments Part 1: Metrological and Technical
Requirements-Tests, Organization Internationale de Metrologi Legal, Paris
2. Prowse, David B., 1985,The Calibration Balances, Commonwealth Scientific and Industrial
Research Organization, Australia
3. AS TG2, 2002 ,Technical Guide, Laboratory Balances Calibration Requirements, International
Accreditation New Zealand, New Zealand
4. OIML R 11 1-1,2004 ,Weights of Classes El, E2, FI, F2, MI, MI-2, MZ, M2-3 and M3 Part 1:
'Metrological and Technical Requirements, Organization Internationale de Metrologi Legal,
Paris
5. OIML R 33, 1979 ,Conventional Value of the Result of Weighing in Air, Organization
Internationale de Metrologi Legal, Paris C. Morris, Edwin & Kitty Fen, 2003, Monograph 4 : The
Calibration of Weights and Balances, NML-CSIRO, Australia
6. Guide Practice Guidance, 2002 ,Thermal Effects on Balances and Weights, National Physical
Laboratory, United of Kingdom
10
Instrumentasi Volume 32 No.1, Januari- Juni 2008