Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA RADIASI

DOSIMETRI DAN DASAR-DASAR PROTEKSI RADIASI

OLEH
KELOMPOK 14

SUCI AGUSTINAWATI (F1C1 18 026)


WA ODE MELANI HASAN (F1C1 18 028)
APRILYANTI (F1C1 18 030)
NUR INTAN (F1C1 18 032)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah
tentang“kimia radiasi ( dosimetri dasar-dasar proteksi radiasi )”.

Harapan kami, makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu kepada kami
sendiri mengenai “kimia radiasi( dosimetri dasar-dasar proteksi radiasi )”. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata yang
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran serta
usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang


membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN...................................... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.


B. Rumusan Masalah ....................................... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan ......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ....................................... Error! Bookmark not defined.

A. Pengertian Radiasi ....................................... Error! Bookmark not defined.


B. Pengertian dosis radiasi ............................... Error! Bookmark not defined.
C. Nilai batas dosis yang terjadi ...................... Error! Bookmark not defined.
D. Bahaya radiasi ............................................. Error! Bookmark not defined.
E. Proteksi terhadap radiasi ............................. Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ................................................ Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ................................................. Error! Bookmark not defined.


B. Saran ............................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dosimetri merupakan cabang salah satu cabang ilmu yang secara


kuantitatif berupaya untuk menentukan jumlah energi yang mengendap pada
suatu bahan tertentu oleh radiasi pengion. Beberapa contoh radiasi pengion
adalah partikel alfa, partikel beta, sinar gamma, sinar-X, dan neutron. Besaran
fisik merupakan besaran yang menggambarkan sifat penyerapan energi pada
suatu bahan. Namun demikian, untuk kepentingan proteksi radiasi diperlukan
suatu besaran yang dapat digunakan untuk mengkaji hubungan dosis dengan
risiko kesehatan akibat penyerapan energi tersebut. Untuk ini diperkenalkan
suatu besaran yang disebut dengan besaran proteksi.
Besaran proteksi secara operasional ternyata tidak dapat diukur secara
langsung pada jaringan tubuh. Untuk kepentingan pengukuran langsung
selanjutnya diperkenalkan besaran operasional, yang selanjutnya dapat
digunakan untuk mengkaji dosis pada besaran proteksi. TLD
(Thermoluminescence Dosimeter) merupakan jenis dosimeter personal yang
digunakan untuk mengukur dosis radiasi gamma, sinar-X, dan beta, serta
neutron. TLD ini menggunakan kristal anorganik termoluminensi, seperti
bahan LiF dan CaSO4. Dosimeter ini digunakan dalam jangka waktu tertentu,
misalnya satu bulan, yang kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis
radiasi yang sudah diterimanya.
Secara luas, dosimetri digunakan untuk perlindungan radiasi dan secara
rutin diterapkan untuk memantau pekerja radiasi pekerjaan, di mana radiasi
diharapkan, atau di mana radiasi tidak terduga, seperti setelah Three Island,
insiden pelepasan radiologis Chernobyl atau Fukushima. Pengambilan dosis
publik diukur dan dihitung dari berbagai indikator seperti pengkuran radiasi
gamma sekitar, pemantulan partikulat radioaktif, dan pengukuran tingkat
kontaminasi radioaktif.
Selain radiasi pengion, sebenarnya ada satu bentuk radiasi lain yang
disebut sebagai radiasi non-pengion. Berbeda dengan radiasi pengion, radiasi
non-pengion tidak memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi atom dari
materi yang dilintasinya. Beberapa contoh radiasi non-pengion adalah cahaya
tampak, gelombang radio, microwave, dan ultraviolet.
Buku ini hanya membahas dosimetri dan proteksi terhadap radiasi
pengion, mengingat jenis radiasi ini banyak digunakan dan telah memberikan
manfaat yang besar bagi kesejahteraan manusia. Untuk selanjutnya, istilah radiasi
pengion akan disebut hanya sebagai radiasi. Karena setiap jenis radiasi diatas
kemampuannya untuk menembus materi ini, radiasi telah banyak diaplikasikan di
berbagai bidang untuk meningkatkan taraf hidup manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu radiasi


2. Dosis Radiasi
3. Nilai batas radiasi4
4. Bahaya Radiasi
5. Proteksi terhadap Radiasi

C. Tujuan

1. Apa itu radiasi


2. Dosis Radiasi
3. Nilai batas radiasi
4. Bahaya Radiasi
5. Proteksi terhadap Radiasi
BAB II

PEMBAHASAN

Radiasi pada dasanya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi
ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Gelombang radio, sinyal televisi,
sinar radar, cahaya tak terlihat, sinar-x dan sinar gamma merupakan contoh-contoh
gelombang elektromagnetik. Dalam ruang hampa, gelombang ini semuanya
merambat dengan kecepatan yang sama, 3 x 108 m/s. Sumber elektromagnetik ada
dimana-mana, matahari, bintang, lampu, dan tornado merupakan sumber alamiah dari
gelombang elektromagnetik. Ada juga sumber elektromagnetik buatan seperti
ledakan nuklir, rangkaian listrik dengan tube vakum atau transistor, diode microwave,
laser antena radio dan banyak lagiTingkat paparan gelombang elektromagnetik dari
berbagai frekuensi berubah secara signifikan sejalan dengan perkembangan teknologi
yang menimbulkan kekhawatiran bahwa paparan dari gelombang elektromagnetik ini
dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik manusia.

Dosis radiasi adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau
jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya. Besaran
dosis radiasi dengan menyatakan jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi
antara lain paparan, fluks, dan intensitas, sedangkan besaran dosis radiasi dengan
menyatakan jumlah energi radiasi yang diterima oleh materi yang dilaluinya adalah
dosis serap. Dengan modifikasi dosis serap, dalam bidang keselamatan radiasi,
dosis radiasi dinyatakan dengan dosis ekivalen.

Nilai batas dosis (NBD) adalah dosis terbesar yang diizinkan yang dapat
diterima oleh pekerja radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu
tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga
nuklir. Prinsip pembatasan dosis tidak diberlakukan pada kegiatan intervensi
(kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghindari terjadinya atau
kemungkinan terjadinya pajanan radiasi) mengingat dalam pelaksanaan kegiatan ini
melibatkan banyak pajanan radiasi yang tidak dapat dielakkan.

Nilai Batas Dosis (NBD) yang saat ini berlaku diberikan pada Tabel 3.1. Nilai
pada aplikasi dosis efektif adalah NBD untuk penyinaran seluruh tubuh, dan
dimaksudkan untuk mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Sedang nilai pada
aplikasi dosis ekivalen tahunan adalah NBD untuk penyinaran organ atau jaringan
tertentu, dan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya efek deterministik pada organ
atau jaringan tersebut.

Table 3.1 Nilai batas dosis

Aplikasi Pekerja radiasi Masyarakat umum


Dosis efektif 20 mSv per tahun, 1 mSv per tahun²
dirata-ratakan selama
periode 5 tahun'
Dosis ekivalen tahunan
pada:
Lensa mata 20 mSv 15 mSv
Kulit 500 mSv 50 mSv
Tangan dan kaki 500 mSv -

1. Dengan ketentuan tambahan bahwa dosis efektif tidak melampaui 50 mSv


dalam satu tahun tertentu. Pembatasan lebih lanjut berlaku untuk pajanan
kerja bagi wanita hamil.
2. Dalam keadaan khusus, nilai dosis efektif yang lebih tinggi dapat diijinkan
dalam satu tahun, asal rata-rata selama 5 tahun tidak melebihi 1 mSv per
tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vano et al pada tahun 2006 di


Spanyol, dosis radiasi yang dihasilkan dari aktivitas radiologi intervensi ini dapat
mencapai 25 mSv per tahun, dan dosis tersebut telah melebihi batas dosis yang
diijinkan yaitu 20 mSv per tahun. Batas dosis aman untuk pekerja tersebut tertera
pada Radiation Protection (Ionizing Radiation) Regulations tahun 2000 yang
mengacu padaInternational Commission on Radiological Protection (ICRP) tahun
1990.

Meskipun demikian, pada dasarnya dosis radiasi dalam lingkungan kerja yang
dihasilkan dari kedua prosedur intervensi ini masih tergolong tingkat rendah jika
dibandingkan dengan kecelakaan nuklir yang mampu menghasilkan efek
deterministik yang parah pada tubuh seperti gangguan sistem saraf pusat, sistem
pencernaan, hingga kematian. Akan tetapi, penting untuk memperhatikan risiko
jangka panjang atau risiko stokastik dari paparan radiasi dosis rendah secara terus
menerus pada pekerja medis pengguna radiasi, terutama pekerja dengan masa kerja
yang sudah lama.

Salah satu upaya pemantauan dosis radiasi yang diterima pekerja pengguna
radiasi di lingkungan kerja adalah melalui penggunaan dosimeter perorangan. Hal
tersebut dilakukan untuk melindungi pekerja pengguna radiasi dari dosis radiasi
yang berlebihan. Sistem pemantauan lain yang dapat diaplikasikan untuk memonitor
kondisi lingkungan kerja yang terpapar radiasi pengion ini adalah melihat efek
aberasi atau kerusakan kromosom pada makhluk hidup.

Risiko bahaya yang mungkin terjadi pada pekerja radiasi yaitu efek
deterministik dan efek stokastik. Pengaruh sinar X dapat menyebabkan kerusakan
haemopoetik (kelainan darah) seperti: anemia, leukimia, dan leukopeni yaitu
menurunnya jumlah leukosit (dibawah normal atau <6.000 m3). Pada manusia
dewasa, leukosit dapat dijumpai sekitar 7.000 sel per mikroliter darah (Mayerni dkk,
2013). Selain itu, efek determinisitik yang dapat ditimbulkan pada organ reproduksi
atau gonad adalah strerilitas atau kemandulan serta menyebabkan menopause dini
sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi (Dwipayana, 2015).

Mengingat potensi bahaya radiasi yang besar dalam pemanfaatan sinar X,


faktor keselamatan merupakan hal yang penting sehingga dapat memperkecil risiko
akibat kerja di instalasi radiologi dan dampak radiasi terhadap pekerja radiasi. Untuk
mencegah hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan aspek manajemen
keselamatan radiasi dimana keselamatan radiasi merupakan tindakan yang dilakukan
untuk melindungi pasien, pekerja, dan anggota masyarakat dari bahaya radiasi. pada
instalasi radiologi memiliki potensi bahaya radiasi yang dapat berdampak pada
kesehatan pekerja radiasi. Salah satu cara mencegah dan meminimalisir radiasi yang
diterima adalah dengan adanya sistem manajemen keselamatan radiasi.

Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang ilmu radiologi yang


menggunakan pencitraan untuk mendiagnosis penyakit dengan memanfaatkan radiasi
pengion. Salah satu alat radiodiagnostik yaitu dental. Dental merupakan alat untuk
mendiagnosis gangguan pada gigi dengan memanfaatkan radiasi pengion.
Pemanfaatan radiasi pengion berupa sinar-X selain memberikan manfaat bagi dunia
kedokteran, juga berpotensi memberikan efek merugikan bagi pekerja, pasien dan
masyarakat. Proteksi radiasi merupakan aspek yang sangat penting dalam
pengendalian efek yang merugikan ini. Oleh sebab itu setiap instalasi radiologi harus
memperhatikan proteksi radiasi terutama proteksi untuk ruangan radiologi.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan
Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, yang dimaksud keselamatan
radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota
masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Sedangkan proteksi radiasi
adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak
akibat paparan radiasi. Proteksi radiasi dapat dilakukan dengan menerapkan tiga
azas yaitu justifikasi, limitasi dan optimisasi. Ketiga azas ini saling berkaitan dan
berurutan, berikut penjelasan masing masing azas tersebut:

1. Justifikasi

Setiap penggunaan radiasi pengion, harus dinilai terlebih dahulu


manfaat dan resikonya. Penggunaan radiasi pengion hanya dibolehkan jika
maanfaat yang diperoleh dari penggunaan tersebut lebih besar daripada
resikonya. Jika ada teknologi lain yang memiliki resiko lebih rendah namun
memiliki kehandalan yang hampirsama dengan teknologi penggunaan radiasi
pengion, maka penggunaan teknologi lain tersebut sangat dianjurkan.

2. Limitasi

Setelah penggunaan radiasi pengion untuk tujuan tertentu


terjustifikasi, maka penerapan pembatasan dosis radiasi yang diterima
manusia harus dibatasi. Menurut Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2007
tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif,
pembatasn ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain:

 melakukan pemantauan paparan radiasi dengan surveymeter;


 melakukan pemantauan dosis yang diterima pekerja; dan
 menyediakan perlengkapan proteksi radiasi.
Peralatan proteksi radiasi antara lain berupa tanda radiasi seperti ditunjukkan dalam
Gambar 1 :

Gambar 1. Pilihan tanda radiasi berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas


Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan
pesawat sinar X radiologi diagnostik dan intervensional.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dwipayana, Chrisantus AW. 2015. Proteksi Radiasi dalam Radiologi Diagnostik bagi Wanita
Usia Subur dan Wanita Hamil. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX Jateng & DIY,
Yogyakarta, 25 April,

Anda mungkin juga menyukai