OLEH
KELOMPOK 14
JURUSAN KIMIA
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah
tentang“kimia radiasi ( dosimetri dasar-dasar proteksi radiasi )”.
HALAMAN JUDUL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Radiasi pada dasanya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi
ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Gelombang radio, sinyal televisi,
sinar radar, cahaya tak terlihat, sinar-x dan sinar gamma merupakan contoh-contoh
gelombang elektromagnetik. Dalam ruang hampa, gelombang ini semuanya
merambat dengan kecepatan yang sama, 3 x 108 m/s. Sumber elektromagnetik ada
dimana-mana, matahari, bintang, lampu, dan tornado merupakan sumber alamiah dari
gelombang elektromagnetik. Ada juga sumber elektromagnetik buatan seperti
ledakan nuklir, rangkaian listrik dengan tube vakum atau transistor, diode microwave,
laser antena radio dan banyak lagiTingkat paparan gelombang elektromagnetik dari
berbagai frekuensi berubah secara signifikan sejalan dengan perkembangan teknologi
yang menimbulkan kekhawatiran bahwa paparan dari gelombang elektromagnetik ini
dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik manusia.
Dosis radiasi adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau
jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya. Besaran
dosis radiasi dengan menyatakan jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi
antara lain paparan, fluks, dan intensitas, sedangkan besaran dosis radiasi dengan
menyatakan jumlah energi radiasi yang diterima oleh materi yang dilaluinya adalah
dosis serap. Dengan modifikasi dosis serap, dalam bidang keselamatan radiasi,
dosis radiasi dinyatakan dengan dosis ekivalen.
Nilai batas dosis (NBD) adalah dosis terbesar yang diizinkan yang dapat
diterima oleh pekerja radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu
tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga
nuklir. Prinsip pembatasan dosis tidak diberlakukan pada kegiatan intervensi
(kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghindari terjadinya atau
kemungkinan terjadinya pajanan radiasi) mengingat dalam pelaksanaan kegiatan ini
melibatkan banyak pajanan radiasi yang tidak dapat dielakkan.
Nilai Batas Dosis (NBD) yang saat ini berlaku diberikan pada Tabel 3.1. Nilai
pada aplikasi dosis efektif adalah NBD untuk penyinaran seluruh tubuh, dan
dimaksudkan untuk mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Sedang nilai pada
aplikasi dosis ekivalen tahunan adalah NBD untuk penyinaran organ atau jaringan
tertentu, dan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya efek deterministik pada organ
atau jaringan tersebut.
Meskipun demikian, pada dasarnya dosis radiasi dalam lingkungan kerja yang
dihasilkan dari kedua prosedur intervensi ini masih tergolong tingkat rendah jika
dibandingkan dengan kecelakaan nuklir yang mampu menghasilkan efek
deterministik yang parah pada tubuh seperti gangguan sistem saraf pusat, sistem
pencernaan, hingga kematian. Akan tetapi, penting untuk memperhatikan risiko
jangka panjang atau risiko stokastik dari paparan radiasi dosis rendah secara terus
menerus pada pekerja medis pengguna radiasi, terutama pekerja dengan masa kerja
yang sudah lama.
Salah satu upaya pemantauan dosis radiasi yang diterima pekerja pengguna
radiasi di lingkungan kerja adalah melalui penggunaan dosimeter perorangan. Hal
tersebut dilakukan untuk melindungi pekerja pengguna radiasi dari dosis radiasi
yang berlebihan. Sistem pemantauan lain yang dapat diaplikasikan untuk memonitor
kondisi lingkungan kerja yang terpapar radiasi pengion ini adalah melihat efek
aberasi atau kerusakan kromosom pada makhluk hidup.
Risiko bahaya yang mungkin terjadi pada pekerja radiasi yaitu efek
deterministik dan efek stokastik. Pengaruh sinar X dapat menyebabkan kerusakan
haemopoetik (kelainan darah) seperti: anemia, leukimia, dan leukopeni yaitu
menurunnya jumlah leukosit (dibawah normal atau <6.000 m3). Pada manusia
dewasa, leukosit dapat dijumpai sekitar 7.000 sel per mikroliter darah (Mayerni dkk,
2013). Selain itu, efek determinisitik yang dapat ditimbulkan pada organ reproduksi
atau gonad adalah strerilitas atau kemandulan serta menyebabkan menopause dini
sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi (Dwipayana, 2015).
1. Justifikasi
2. Limitasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dwipayana, Chrisantus AW. 2015. Proteksi Radiasi dalam Radiologi Diagnostik bagi Wanita
Usia Subur dan Wanita Hamil. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX Jateng & DIY,
Yogyakarta, 25 April,