Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bellamy (dalam Berk, 2000) menyebutkan bahwa 40-60 % anak-anak di dunia tidak mendapat cukup
pangan. Anak yang kekurangan gizi akan mengalami perkembangan yang lebih lambat. Pertumbuhan
pada jaringan otak akan terpengaruh, yang akan berpengaruh pula dalam semua fungsi mental anak.
Anak akan memiliki tingkat kecerdasan yang kurang, koordinasi sensorik dan motoriknya sangat
buruk, dan kelak akan memiliki kesulitan berkonsentrasi di sekolah. Malnutrisi dapat diakibatkan
karena makanan yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan tubuh atau dapat juga diakibatkan
oleh gangguan dari penyerapan makanan yang tidak cukup.
Diseluruh dunia, malnutrisi merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mrtalitas pada masa
kanak-kanak. Keadaan ini lebih banyak diderita oleh bayi, anak-anak muda dan juga berhubungan
dengan infeksi.
Saat ini malnutrisi masih merupakan masalah yang perlu ditangani secara serius, maka usaha
pencegahan harus terus digalakan sejak dini dengan cara memberikan makanan dan pelayanan
kesehatan sebelum efek dari malnutrisi semakin meningkat, selain itu pemerintah perlu membuat
kebijakan dan menjalankan langkah-langkah praktis untuk menyediakan fasilitas layanan yang mudah
dijangkau oleh segenap lapisan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Malnutrisi kalori protein (PCM) merupakan keadaan tidak cukupnya masukan protein dan kalori
yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama marasmusdan kwashiokhor. Malnutrisi
kalori protein akan terjadi manakal kebutuhan tubuh terhadap kalori, protein atau keduanya tidak
tercukupi oleh diet (Udall et all, 2002).

B. Etiologi

Arisman (2007) menyebutkan terdapat 4 faktor yang melatarbelakangi terjadinya PCM, yaitu
masalah social, ekonomi, biologi, dan lingkungan. Kemiskinan merupakan salah satu dari banyak
determinan social-ekonomi, merupakan sumber masalah paling dasar sebagai penyebab
ketidaksediaan pangan, tempat tinggal yang padat, kumuh dan tidak sehat, serta ketidakmampuan
mengakses fasilitas kesehatan.

C. Klasifikasi

Bentuk malnutrisi kalori protein (PCM) dijumpai dalam bentuk kwashiorkor, marasmus dan
bentuk campuran (marasmus-kwasiokhor).
1. Marasmus
a. Definisi
Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan pada satu
atau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. Marasmus merupakan suatu bentuk malgizi
protein-energi karena kelaparan, semua unsur diet kurang (Catzel & Roberts, 1992). Dapat
terjadi pada semua umur, akan tetapi lebih banyak terjadi pada awal masa bayi.
Marasmus berhubungan dengan kegagalan pemberian ASI dan perkembangan
gastrointestinal. Factor psikologis ikut berperan, seperti adanya penolakan ibu dan
penolakan yang berhubungan dengan anoreksia, muntah, dan ruminasi. Marasmus dapat
disebabkan dan disertai dengan komplikasi berbagai penyakit, seperti infeksi, anomalit
traktur gastrointestinal, malabsorbsi, penyakit ginjal kronis, dan gangguan saraf pusat.
Malnutrisi berat pada bayi sering ditemukan di daerah dengan tidak cukup makanan,
informasi teknik pemberian makanan yang tidak cukup, atau karena hygine yang buruk.
b. Etiologi
Marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak memadai karena diet yang tidak
cukup, kebiasaan makanan yang tidak tepat seperti mempunyai masalah dalam hal
hubungan antara orangtua dan anak terganggu atau tidak harmonis, dapat pula karena
kelainan metabolic atau malformasi konginetal. Gangguan berat setiap system tubuh dapat
mengakibatkan terjadinya malnutrisi.
c. Manifestasi klinis
- Badan kurus kering
- Tampak seperti orang tua
- Lethargi
- Iritabel
- Kulit keriput
- Ubun-ubun cekung pada bayi
- Jaringan subkutan hilang
- Turgor kulit jelek
- Malaise
- Apatis
- Kelaparan
2. Kwashiorkor
a. Definisi
Kwashiorkor merupakan suatu bentuk gangguan gizi dengan penyebab utama
penyakit ini adalah akibat defisiensi protein (Catzel & Roberts, 1992; Sacharin, 1996 ;
staff pengajar ilmu kesehatan anak, 2007). Kwashiorkor hampir tidak ditemukan pada
bayi yang diberi ASI, tetapi lazim terjadi pada bayi yang telah disapih dengan makanan
tinggi karbohidrat dan rendah protein, terutama terjadi antara umur 4 bulan dan 2 tahun.
b. Etiologi
Malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup secara
biologis, gangguan penyerapan karena diare kronik, kehilangan protein abnormal pada
proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka bakar, dan gagal menyintesis
protein kronis (dalam penyakit hati kronis).
c. Manifestasi Klinis
- Muka sembab
- Lethargi
- Edema
- Jaringan otot mengecil
- Jaringan subkutan tipis dan lembut
- Warna rambut pirang atau seperti rambut jagung
- Kulit kering dan bersisik
- Alopecia
- Anorexia
- Gagal dalam tumbuh kembang
- Tampak anemia
D. Pathway

Intake makanan inadekuat, penyediaan makanan yang kurang,


gangguan penyerapan makanan, faktor emosi, dan kelainan
metabolisme tertentu.

Malnutrisi Energi Protein (MEP)

Marasmus Kwashiorkor

Defisiensi kalori Sintesis asam amino


esensial berkurang

Energi yang
dibutuhkan tubuh
berkurang

Gangguan Pembentukan
pembentukan albumin di hepar
lipoprotein β berkurang
Gangguan
pertumbuhan

Edema

Perlemakan hati

Gangguan transportasi lemak dari


hepar ke tempat penyimpanan
lemak

Anda mungkin juga menyukai