NAMA KELOMPOK :
YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hematoma adalah didapatkanya gumpalan darah sebagai akibat cidera atau robeknya
pembuluh darah wanita hamil aterm tanpa cidera mutlak pada lapisan jaringan
luar.Insiden hematoma pada masa nifas ditemukan bervariasi antara 1 dalam 300 hingga
1000 kelahiran.
Lokasi hematoma obstetrik dapat di daerah infra lefatorial, misalnya hematoma vulva,
perineum dan dalam fosa inschiorectal atau di daerah infra levatorial yaitu
pravaginal.Hematoma vulva paling sering berasal dari cabang-cabang ateri pudenda,
termasuk arteri labialis posterior.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Hematoma adalah didapatkannya gumpalan darah sebagai akibat cidera atau
robeknya pembuluh darah wanita.Penyebab terutama karena gerakan kepala janin
selama persalinan (spontan), akibat pertolongan persalinan, karena tusukan pembuluh
darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga karena penjahitan luka
epistomi atau ruptur perineal yang kurang sempurna.
D. FAKTOR RESIKO
Pada kasus lain hematoma dapat timbul setelah rupture pembuluh darah tanpa
adanya laserasi pada jaringan superfisial. Timbul pada kelahiran spontan atau
dengan bantuan alat dan perdarahan dapat timbul tertunda.
E. ETIOLOGI
Hematoma terjadi karena kompresi yang sangat kuat yang terjadi pada traktus
genitalia, dan tampak sebagai warna unggu pada mukosa vagina atau perineum yang
ekimotik.Hematoma yang kecil diatasi dengan es, analgesic dan pemantauan yang
terus menerus.Bisanya hematoma ini dapat diserap kembali secara alami.
F. PATOFISIOLOGI
Trauma adalah penyebab yang paling umum dari hematoma. Hematoma terjadi
karena kompresi sepanjang traktus genitalis, dan tampak sebagai warna ungu pada
mukosa, vagina atau perineum yang ekimotik. Penyebab utama bisa dikarenakan
gerakan kepala janin selama persalinan (spontan), akibat pertolongan persalinan,
karena tusukan pembuluh darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga
karen penjahitan luka episiotomi atau ruptur perineum yang kurang sempurna.
Hematoma dapat terjadi akibat adanya cidera pada pembuluh darah tanpa adanya
laserasi jaringan supervisial dan dapat dijumpai baik pada persalinan spontan maupun
dengan operasi. Kadang-kadang baru terjadi kemudian, dan keadaan ini mungkin
disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang megalami nekrosis akibat tekanan
yang lama. Yang lebih jarang terjadi, pembuluh darah yang ruptur terletak diatas
vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan terbentuk diatasnya. Kadang-
kadang oleh perdarahan yang banyak. Proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang
berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. Uterus
akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya. Selama periode
tertentu puerperium, sebagian besar kasus sub involusi terjadi akibat etiologi setempat
(yang sudah diketahui) yaitu retensi fragmen plasenta dan infeksi pelvic dan lebih
lunak daripada keadaan normalnya.
G. KOMPLIKASI
1. Iritasi dari organ – organ dan jaringan- jaringan yang berdekatan
2. Satu komplikasi yang umum dari semua hematoma adalah resiko infeksi
3. Beresiko untuk colonisasi dengan bakteri – bakteri
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan hematoma:
1. Untuk ukuran kecil kurang dari 3 cm, observasi dan analgesi adalah tindakan
yang dilakukan.
2.Untuk hematoma yang lebih besar, analgesia dan tindakan segera adalah
penting.
3.Kebanyakan hematoma memerlukan intervensi bedah yaitu insisi drainasi, dan
pengikatan pembuluh darah, diikuti dengan tampon atau penjahitan bila jaringan
tidak terlalu rapuh atau rusak. Seharusnya dilakukan dengan menggunakan
anestesia yang sesuai.Antibiotika dapat diresepkan.
4.Tangani hipovolemik bila ada.
5.Diagnosis segera diperlukan.
6.Pindak ke rumah sakit dengan ambulan paramedis.
7.bagian hematoma kearah bagian dalam sekitar parametrium, retroperineal, perlu
dilakukan laparatomi, untuk mencari dan menghentikan sumber perdarahan,
hematoma sekitar vagina, vulva, perineum perlu dilakukan evaluasi untuk
mencari sumber dan menghentikan perdarahannya, hematoma kecil pada vulva
mungkin dapat diabsorbsi.
Ny. H umur 22 tahun P1A0, ibu mengeluh bengak pada vagina, nyeri, dan perdarahan dari
jalan lahir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 90x menit, Respirasi
20x menit, suhu 37,5ºC, Ibu terlihat lemah,tampak gelisah kesadaran composmentis,
konjungtiva anemis, membran mukosa kering, mata tidak cekung. Pemeriksaan pada vagina,
vulva tampak asimetris, bengkak pada vulva, terdapat robekan perineum pada mukosa
vagina dan mengeluarkan darah. Hemoglobin 8,7 gr/dl, leukosit 16.700/mm3, trombosit
233.000/mm3.
Do:
Ds:
Ds:
Nyeri
Ds:
Ibu mengeluh bengkak
pada vagina
Prioritas diagnosa:
Diagnosa Perencanaan
No
keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1. Kekurangan Setelah dilakukan Fluid management 1. Untuk
volume cairan asuhan keperawatan 1. Monitor hidrasi mengetahui
berhubungan selama 3 x 24 jam (membran tingkat
dengan pasien mencapai tujuan mukosa lembab) kekurangan
Kehilangan dengan kriteria hasil: 2. Monitor tanda- cairan pasien
cairan aktif. Blood Loss Severity tanda vital 2. Untuk
1. Perdarahan 3. Berikan cairan memantau
vagina skala 4 4. Distribusikan perkembangan
2. Penurunan masukan cairan pasien
tekanan darah lebih dari 24 jam 3. Untuk
sistol skala 4 memenuhi
3. Kepucatan kulit kebutuhan
dan membran cairan pasien
mukosa skala 4 4. Agar
Fluid balance kebutuhan
1. Tekanan darah cairan pasien
skala 4 yang hilang
2. Membran dapat teratasi
mukosa lembab
skala 4
2. Kerusakan Setelah dilakukan Pressure 1. Untuk
integritas asuhan keperawatan Management: mengurangi
jaringan selama 3 x 24 jam 1. Anjurkan pasien tekanan pada
berhubungan kerusakan integritas untuk badan yang
dengan Faktor kulit pasien teratasi menggunakan menimbulkan
mekanik dengan ktriteria hasil: pakaian yang nyeri
(tekanan, 1. Integritas kulit longgar 2. Agar tidak
robekan) yang baik bisa 2. Hindari kerutan tergesek degan
dipertahankan pada tempat kerutan
2. Tidak ada tidur 3. Untuk
luka/lesi pada 3. Jaga kebersihan mempercepat
kulit kulit agar tetap penyembuhan
3. Perfusi jaringan bersih dan luka pasien
baik kering 4. Untuk
4. Menunjukan 4. Monitor kulit mengetahui
pemahaman akan adanya adanya infeksi
dalam proses kemerahan 5. Agar aktivitas
perbaikan kulit 5. Monitor dan mobilitas
5. Menunjukan aktivitas dan dapat terpantau
terjadinya mobilitas pasien sesuai harapan
proses
penyembuhan
luka
KESIMPULAN
Hematoma vulva adalah pecahnya pembuluh darah vena yang
menyebabkan perdarahan, yang dapat terjadi saat kehamilan berlangsung atau
yang lebih sering pada persalinan.Pada hematoma yang kecil tidak perlu tindakan
operatif, cukup dilakukan kompres.Hematoma yang besar lebih – lebih disertai
dengan anemia dan pre-syok, perlu segera dilakukan pengosongan hematoma
tersebut.Dilakukan sayatan disepanjang bagian hematoma yang paling
teregang.Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong.Dicari
sumber perdarahan, perdarahan dihentikan dengan mengikat atau menjahit sumber
perdarahan tersebut.Luka sayatan kemudian dijahit. Dipasang drain atau
dimasukan kassa steril sampai padat dan meninggalkan ujung kassa tersebut di
luar (tamponade). Perlu diberikan tranfusi darah untuk mengatasi syok dan
perdarahan yang lebih berat.
SARAN
Materi keperawatan maternitas tentang post partum dengan hematoma
vulva ini sangat perlu dipahami oleh mahasiswa keperawatan agar dapat
memudahkan mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kapita Selektra Kedokteran, Mansjoer Arif, Media Aesculaplus, Jakarta, 2000.
2. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, Ida Bagus Gede Manuaba, Jakarta : ECG, 1998
3. Bagian Obsetrik & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Obstetri Patofisiologi.Bandung:1984
4. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta:2008
5. Ilmu Kebidanan yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta.
1998.