Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

POST PARTUM DENGAN HEMATOMA VULVA

NAMA KELOMPOK :

1. SEPTIANA RISTI AMALIA (201310201054)


2. SINTA WIDANAR BUDI (201310201055)
3. SITI ALFIATI (201310201056)
4. SITI FATIMATUL MUTI’AH (201310201057)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 3 Januari 2016

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hematoma adalah didapatkanya gumpalan darah sebagai akibat cidera atau robeknya
pembuluh darah wanita hamil aterm tanpa cidera mutlak pada lapisan jaringan
luar.Insiden hematoma pada masa nifas ditemukan bervariasi antara 1 dalam 300 hingga
1000 kelahiran.

Hematoma vulva timbul segera setelah persalinan selesai.Perdarahan ke dalam


jaringan subkutan vulva dan ataupun pada dinding vagina di sebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah.Hematoma vulva juga bisa terjadi karena trauma tekanan atau
berhubungan dengan perbaikan robekan perineum atau episiotomi.Ibu yang baru saja
melahirkan mengeluh rasa sakit dan hal ini sangat mungkin mengalami syok derajat
tertentu yang tidak berhubungan dengan besarnya hematoma.Diperlukan tranfusi darah
untuk mengatasi syok dan perdarahan yang lebih berat. Hematoma tersebut akan
memerlukan drainase dan penjahitan kembali yang biasanya di lakukan dengan anestesi
umum. Kecuali kalau hematoma itu kecil dan hanya menunjukan gejala-gejala yang
ringan.

Lokasi hematoma obstetrik dapat di daerah infra lefatorial, misalnya hematoma vulva,
perineum dan dalam fosa inschiorectal atau di daerah infra levatorial yaitu
pravaginal.Hematoma vulva paling sering berasal dari cabang-cabang ateri pudenda,
termasuk arteri labialis posterior.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Hematoma adalah didapatkannya gumpalan darah sebagai akibat cidera atau
robeknya pembuluh darah wanita.Penyebab terutama karena gerakan kepala janin
selama persalinan (spontan), akibat pertolongan persalinan, karena tusukan pembuluh
darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga karena penjahitan luka
epistomi atau ruptur perineal yang kurang sempurna.

B. JENIS – JENIS HEMATOMA

Tipe-tipe Hematoma Postpartum

Hematoma seringkali digambarkan berdasarkan lokasi mereka.Hematoma


mungkin terjadi dimana saja dalam tubuh. Tidak perduli bagaimana hematoma
digambarkan atau dimana ia berlokasi, ia tetap kumpulan dari darah-darah yang
menggumpal di luar pembuluh darah. Lokasi-lokasi yang paling umum untuk
hematoma postpartum/nifas adalah vulva, daerah vagina/paravagina, dan
retroperitoneum.
1. Hematoma pada Vulva
Hematoma vulva kebanyakan terjadi cedera pada cabang arteri pundenda
(rectal rendah, perineum, posterior labial, dan uretra arteri, arteri dari ruang
depan, dan arteri dalam dan dorsal clitoris) yang terjadi selama episiotomi atau
atau dari laserasi perineum. Hematoma vulva timbul segera setelah persalinan
selesai.Perdarahan ke dalam jaringan subkutan vagina disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah.Hematoma vulva juga bisa terjadi karena trauma
tekanan atau berhubungan dengan perbaikan robekan perineum atau
episiotomi.Hal ini dapat terjadi pada kala pengeluaran atau setelah penjahitan
luka robekan yang sembrono atau pecahnya varises yang terdapat di dinding
vagina dan vulva.Ibu yang baru saja melahirkan mengeluh rasa sakit dan hal
ini sangat mungkin mengalami syok derajat tertentu yang tidak berhubungan
dengan besarnya hematoma.Diperlukan trasfusi darah untuk mengatasi syok
dan perdarahan yang lebih berat. Hematoma itu akan memerlukan drainase dan
penjahitan kembali yang biasanya dilakukan dengan anastesi umum. Kecuali
bila hematoma tersebut kecil dan hanya menunjukkan gejala-gejala ringan
cukup dilakukan kompres.
2. Hematoma pada Paravagina
Hematoma ini umumnya terkait dengan persalinan penggunaan
ekstraksi forcep, terlebih apabila janin harus diputar.Tetapi juga dapat terjadi
pada saat melahirkan spontan. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru
terlihat pada pemeriksaan spekulum. Hematoma paravaginal mungkin
disebabkan oleh cabang desenden arteri uterina.Pada stadium awal, hematoma
membentuk pembengkakan bulat yang menonjol ke dalam bagian atas saluran
vagina dan mungkin hampir menutupi lumennya. Apabila berlanjut,
perdarahan dapat merembes ke arah retroperitoneum dan membentuk suatu
tumor yang teraba diatas ligamentum puoparti, atau kearah atas dan akhirnya
mencapai batas bawah diafragma.
3. Hematoma pada Retroperitoneum

Terjadi hematoma pada retroperitoneal, menuju parametrium, menuju


ligamentul latum, sekitar vesika urinaria, vagina, vulva, dan
perineum.Diagnosisnya adalah nyeri yang semakin meningkat sekitar segmen
perut bagian bawah, keadaan umum makin memburuk atau menurun, anemis,
nadi meningkat, tensi turun tetapi perdarahan pervaginam tidak terlalu
banyak.Terapinya adalah pada bagian hematoma kearah bagian dalam sekitar
parametrium, retroperineal, perlu dilakukan laparatomi, untuk mencari dan
menghentikan sumber perdarahan, hematoma sekitar vagina, vulva, perineum
perlu dilakukan evaluasi untuk mencari sumber dan menghentikan
perdarahannya, hematoma kecil pada vulva mungkin dapat diabsorbsi.
C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala dari hematoma:

1. Nyeri berat pada vagina/vulva


2. Tekanan pada vagina/vulva tidak terhenti
3. Tampak masa pada deviasi vagina dan rectum
4. Pemeriksaan internal mungkin tidak bisa ditoleransi karena menyebabkan
nyeri yang tidak tertahan pada ibu,
5. Tanda lain meliputi : pembengkakan yang berubah warna dan terisi darah
jaringan edema, tanda syok hipovolemik. (Vicky Chapman, 2006)

Tanda dan gejala vagina/ vulva:

1. Tekanan pada perineum,vagina,rectum, kandung kemih, uretra


2. Nyeri berat
3. Tegang, bengkak yang berfluktuasi
4. Perubahan warna dari biru sampai biru kehitaman

D. FAKTOR RESIKO

Faktor resiko dari post partum dengan hematoma vulva :


1. Nuliparitas
2. Episiotomy
3. Kelahiran dengan forceps
4. Penyakit von willebrand.

Pada kasus lain hematoma dapat timbul setelah rupture pembuluh darah tanpa
adanya laserasi pada jaringan superfisial. Timbul pada kelahiran spontan atau
dengan bantuan alat dan perdarahan dapat timbul tertunda.
E. ETIOLOGI

Trauma adalah penyebab yang palig umum dari hematoma.

Hematoma terjadi karena kompresi yang sangat kuat yang terjadi pada traktus
genitalia, dan tampak sebagai warna unggu pada mukosa vagina atau perineum yang
ekimotik.Hematoma yang kecil diatasi dengan es, analgesic dan pemantauan yang
terus menerus.Bisanya hematoma ini dapat diserap kembali secara alami.

F. PATOFISIOLOGI

Trauma adalah penyebab yang paling umum dari hematoma. Hematoma terjadi
karena kompresi sepanjang traktus genitalis, dan tampak sebagai warna ungu pada
mukosa, vagina atau perineum yang ekimotik. Penyebab utama bisa dikarenakan
gerakan kepala janin selama persalinan (spontan), akibat pertolongan persalinan,
karena tusukan pembuluh darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga
karen penjahitan luka episiotomi atau ruptur perineum yang kurang sempurna.
Hematoma dapat terjadi akibat adanya cidera pada pembuluh darah tanpa adanya
laserasi jaringan supervisial dan dapat dijumpai baik pada persalinan spontan maupun
dengan operasi. Kadang-kadang baru terjadi kemudian, dan keadaan ini mungkin
disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang megalami nekrosis akibat tekanan
yang lama. Yang lebih jarang terjadi, pembuluh darah yang ruptur terletak diatas
vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan terbentuk diatasnya. Kadang-
kadang oleh perdarahan yang banyak. Proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang
berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. Uterus
akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya. Selama periode
tertentu puerperium, sebagian besar kasus sub involusi terjadi akibat etiologi setempat
(yang sudah diketahui) yaitu retensi fragmen plasenta dan infeksi pelvic dan lebih
lunak daripada keadaan normalnya.
G. KOMPLIKASI
1. Iritasi dari organ – organ dan jaringan- jaringan yang berdekatan
2. Satu komplikasi yang umum dari semua hematoma adalah resiko infeksi
3. Beresiko untuk colonisasi dengan bakteri – bakteri

H. PENATALAKSANAAN

Penanganan hematoma:
1. Untuk ukuran kecil kurang dari 3 cm, observasi dan analgesi adalah tindakan
yang dilakukan.
2.Untuk hematoma yang lebih besar, analgesia dan tindakan segera adalah
penting.
3.Kebanyakan hematoma memerlukan intervensi bedah yaitu insisi drainasi, dan
pengikatan pembuluh darah, diikuti dengan tampon atau penjahitan bila jaringan
tidak terlalu rapuh atau rusak. Seharusnya dilakukan dengan menggunakan
anestesia yang sesuai.Antibiotika dapat diresepkan.
4.Tangani hipovolemik bila ada.
5.Diagnosis segera diperlukan.
6.Pindak ke rumah sakit dengan ambulan paramedis.
7.bagian hematoma kearah bagian dalam sekitar parametrium, retroperineal, perlu
dilakukan laparatomi, untuk mencari dan menghentikan sumber perdarahan,
hematoma sekitar vagina, vulva, perineum perlu dilakukan evaluasi untuk
mencari sumber dan menghentikan perdarahannya, hematoma kecil pada vulva
mungkin dapat diabsorbsi.
Ny. H umur 22 tahun P1A0, ibu mengeluh bengak pada vagina, nyeri, dan perdarahan dari
jalan lahir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 90x menit, Respirasi
20x menit, suhu 37,5ºC, Ibu terlihat lemah,tampak gelisah kesadaran composmentis,
konjungtiva anemis, membran mukosa kering, mata tidak cekung. Pemeriksaan pada vagina,
vulva tampak asimetris, bengkak pada vulva, terdapat robekan perineum pada mukosa
vagina dan mengeluarkan darah. Hemoglobin 8,7 gr/dl, leukosit 16.700/mm3, trombosit
233.000/mm3.

Do:

 TD: 110/80 mmHg


 Nadi 90x menit
 Respirasi 20x menit
 Suhu 37,5ºC
 Ibu terlihat lemah
 Tampak gelisah
 Konjungtiva anemis
 Membran mukosa kering
 Vulva tampak asimetris
 Bengkak pada vulva
 Terdapat robekan perineum pada mukosa vagina dan mengeluarkan darah

Ds:

 Ibu mengeluh bengkak pada vagina


 Nyeri
 Perdarahan dari jalan lahir
ANALISA DATA

Data Problem Etiologi


Do: Nyeri akut Agen cedera biologis
 TD: 110/80 mmHg
 Tampak gelisah

Ds:
 Nyeri

Do: Kerusakan integritas Faktor mekanik (tekanan,


 Terdapat robekan jaringan robekan)
perineum pada mukosa
vagina dan mengeluarkan
darah
 Bengkak pada vulva

Ds:
 Ibu mengeluh bengkak
pada vagina

Do: Kekurangan volume cairan Kehilangan cairan aktif


 Ibu terlihat lemah
 TD: 110/80 mmHg
 Konjungtiva anemis
 Membran mukosa kering
Ds:
 Perdarahan dari jalan
lahir

Prioritas diagnosa:

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan aktif


2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan Faktor mekanik (tekanan,
robekan)
3. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis
PERENCANAAN

Diagnosa Perencanaan
No
keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1. Kekurangan Setelah dilakukan Fluid management 1. Untuk
volume cairan asuhan keperawatan 1. Monitor hidrasi mengetahui
berhubungan selama 3 x 24 jam (membran tingkat
dengan pasien mencapai tujuan mukosa lembab) kekurangan
Kehilangan dengan kriteria hasil: 2. Monitor tanda- cairan pasien
cairan aktif. Blood Loss Severity tanda vital 2. Untuk
1. Perdarahan 3. Berikan cairan memantau
vagina skala 4 4. Distribusikan perkembangan
2. Penurunan masukan cairan pasien
tekanan darah lebih dari 24 jam 3. Untuk
sistol skala 4 memenuhi
3. Kepucatan kulit kebutuhan
dan membran cairan pasien
mukosa skala 4 4. Agar
Fluid balance kebutuhan
1. Tekanan darah cairan pasien
skala 4 yang hilang
2. Membran dapat teratasi
mukosa lembab
skala 4
2. Kerusakan Setelah dilakukan Pressure 1. Untuk
integritas asuhan keperawatan Management: mengurangi
jaringan selama 3 x 24 jam 1. Anjurkan pasien tekanan pada
berhubungan kerusakan integritas untuk badan yang
dengan Faktor kulit pasien teratasi menggunakan menimbulkan
mekanik dengan ktriteria hasil: pakaian yang nyeri
(tekanan, 1. Integritas kulit longgar 2. Agar tidak
robekan) yang baik bisa 2. Hindari kerutan tergesek degan
dipertahankan pada tempat kerutan
2. Tidak ada tidur 3. Untuk
luka/lesi pada 3. Jaga kebersihan mempercepat
kulit kulit agar tetap penyembuhan
3. Perfusi jaringan bersih dan luka pasien
baik kering 4. Untuk
4. Menunjukan 4. Monitor kulit mengetahui
pemahaman akan adanya adanya infeksi
dalam proses kemerahan 5. Agar aktivitas
perbaikan kulit 5. Monitor dan mobilitas
5. Menunjukan aktivitas dan dapat terpantau
terjadinya mobilitas pasien sesuai harapan
proses
penyembuhan
luka

3. Nyeri akut Setelah dilakukan Management nyeri: 1. Untuk


berhubungan asuhan keperawatan 1. Lakukan mengetahui
dengan Agen selama 3 x 24 jam pengekajian lokasi,
cedera biologis pasien mencapai tujuan nyeri secara karakteristik,
dengan kriteria hasil: komprehensif durasi,
Pain control (lokasi, frekuensi,
1. Kenali faktor karakteristik, kualitas, dan
penyebab nyeri durasi, faktor
skala 4 frekuensi, presipitasi
2. Kenali onset kualitas, dan yang
nyeri skala 4 faktor menimbulkan
3. Gunakan presipitasi) nyeri
pemberian non 2. Observasi reaksi 2. Untuk
analgesik skala non verbal dan mengetahui
4 ketidaknyamana tingkat nyeri
4. Gunakan n pasien
analgesik yang 3. Gunakan teknik 3. Agar pasien
direkomendisik komunikasi nyaman dan
an skala 4 terapeutik untuk mengetahui
5. Nyeri terkontrol mengetahui pengalaman
skala 4 pengalaman nyeri pasien
nyeri klien 4. Untuk
4. Berikan mengurangi
analgesik untuk nyeri yang
mengurangi dirasakan
nyeri pasien
5. Tingkatkan 5. Untuk
istirahat mengurangi
rasa nyeri dan
proses
pemulihan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Hematoma vulva adalah pecahnya pembuluh darah vena yang
menyebabkan perdarahan, yang dapat terjadi saat kehamilan berlangsung atau
yang lebih sering pada persalinan.Pada hematoma yang kecil tidak perlu tindakan
operatif, cukup dilakukan kompres.Hematoma yang besar lebih – lebih disertai
dengan anemia dan pre-syok, perlu segera dilakukan pengosongan hematoma
tersebut.Dilakukan sayatan disepanjang bagian hematoma yang paling
teregang.Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong.Dicari
sumber perdarahan, perdarahan dihentikan dengan mengikat atau menjahit sumber
perdarahan tersebut.Luka sayatan kemudian dijahit. Dipasang drain atau
dimasukan kassa steril sampai padat dan meninggalkan ujung kassa tersebut di
luar (tamponade). Perlu diberikan tranfusi darah untuk mengatasi syok dan
perdarahan yang lebih berat.
SARAN
Materi keperawatan maternitas tentang post partum dengan hematoma
vulva ini sangat perlu dipahami oleh mahasiswa keperawatan agar dapat
memudahkan mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kapita Selektra Kedokteran, Mansjoer Arif, Media Aesculaplus, Jakarta, 2000.
2. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, Ida Bagus Gede Manuaba, Jakarta : ECG, 1998
3. Bagian Obsetrik & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Obstetri Patofisiologi.Bandung:1984
4. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta:2008
5. Ilmu Kebidanan yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta.
1998.

Anda mungkin juga menyukai