Disusun oleh :
Pembedahan
Gangguan Intoleransi
4.Tidur
Gejala KlinisAktivitas
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu akan
terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap
bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus atau anak kecil.
Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum
pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan
hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan
kumpulan dari sekresi serviks. Kebanyakan pasien datang berobat pada usia
13-15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah
menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di
vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
(Verma, 2009; Gasim and Al-Ajma, 2013; Sailer, 1979).
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Imaging
6. Komplikasi
• hematokolpus dan hematometra dengan hymen imperforata menyebabkan
hidronefrosis dan akute kidney injur. Hymen imperforata dengan insidensi
0,014 – 0,1 % biasanya asimptomatik hingga menarche. Akan tetapi,
adanya stimulasi hormon estrogen, produksi secret pada mukosa
uterovaginal dapat terakumulasi di uterus dan vagina yang dapat
menyebabkan hydrocolpos sebelum pubertas. Hal ini dapat memberikan
efek mekanik pada uretra dan bladder yang dapat menyebabkan
obstructive urinary symptoms. Adanya massa di rongga pelvis ini akan
menekan bladder dan ureter dalam jangka waktu yang lama sejak lahir
yang dapat menyebabkan hydrouretronefrosis yang kemudian berlanjut
pada hydronefrosis dan berujung pada gagal ginjal akut.
7. Penatalaksanaan
(1) The patient is placed in the dorsal (2) The hymenal tags are grasped by
lithotomy position. The perineum tissue forceps, and a small Metzenbaum
is prepped and draped. The labia scissors is inserted through the opening.
are retracted. Stellate incisions are made to open the
vaginal canal. If mucus is present, it is
gently irrigated away with saline
solution.
(3) As each stellate tag is elevated with
tissue forceps, it is excised at the
introital level, and its base is sutured
Atlas of Pelvic Surgery (online
withedition) Clifford
interrupted R. Wheeless,
3-0 synthetic absorbableJr., M.D. and
Marcella
suture. L. Roenneburg, M.D
8. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
Meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab dan identitas masuk.
b. Riwayat kesehatan,
meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat sosial ekonomi.
c. Status Obstetrikus,
meliputi :
1) Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau
2) Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan
3) Riwayat persalinan
4) Riwayat KB
d. Pengkajian pasca
operasi
1) Kaji tingkat kesadaran
2) Ukur tanda-tanda vital
3) Auskultasi bunyi nafas
4) Kaji turgor kulit
5) Pengkajian abdomen
- Inspeksi ukuran dan kontur abdomen
- Auskultasi bising usus
- Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa
- Tanyakan tentang perubahan pola defekasi
- Kaji status balutan
6) Kaji terhadap nyeri atau mual
7) Kaji status alat intrusive
8) Palpasi nadi pedalis secara bilateral
9) Evaluasi kembajinya reflek gag
10) Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan
lamanya waktu di bawah anestesi.
11) Kaji status psikologis pasien setelah operasi
e. Data penunjang
1) pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap (NB, HT,
SDP)
2) terapi : terapi yang diberikan pada post operasi baik injeksi maupun
peroral
3) Pemeriksaan USG
b. Resiko injuri
berhubungan dengan penurunan kesadaran (Carpenito, 2010)
Tujuan : Tidak terjadi injuri yang berhubungan dengan penurunan
kesadaran.
Kriteria hasil : GCS normal (E4, V5, M6)
Intervensi :
Gunakan tempat tidur yang rendah dengan pagar pengaman yang
terpasang.
Jauhkan benda-benda yang dapat melukai pasien dan anjurkan keluarga
untuk menemani pasien.
c. Resiko infeksi
berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap pembedahan
(Carpenito, 2010)
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil : TTV normal, tidak ada peningkatan leukosit
Intervensi :
Kaji tanda-tanda infeksi dan monitor TTV
Gunakan tehnik antiseptik dalam merawat pasien
Isolasikan dan instruksikan individu dan keluarga untuk mencuci
tangan sebelum mendekati pasien
Tingkatkan asupan makanan yang bergizi
Berikan terapi antibiotik sesuai program dokter
d. Resiko konstipasi
berhubungan dengan pembedahan hymenectomy
Tujuan : Tidak terjadi konstipasi
Kriteria hasil : Peristaltik usus normal (5-35 kali per menit), pasien akan
menunjukkan pola climinasi biasanya.
Intervensi :
Monitor peristaltik usus, karakteristik feses dan frekuensinya
Dorong pemasukan cairan adekuat, termasuk sari buah bila pemasukan
peroral dimulai.
Bantu pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.
e. Intoleransi aktivitas
dengan keletihan pasca operatif dan nyeri (Carpenito,2010)
Tujuan : Kebersihan diri pasien terpenuhi
Kriteria hasil : Pasien dapat berpartisipasi secara fisik Imaupun verbal
dalam aktifitas pemenuhan kebutuhan dirinya
Intervensi :
Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang kurangnya
kemampuan perawatan diri dan berikan bantun dalam mernenuhi
kebutuhan pasien.
Berikan pujian alas kemampuan pasien dan mclibatkan keluarga dalam
perawatan pasien.
f. Cemas berhubungan
dengan kurangnya informasi
Tujuan : Pasien mengetahui tentang efek sawing dari operasinya.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya.
g. Intervensi :
Tinjau ulang efek prosedur pembedahan dan harapan pada masa dating.
Diskusikan dengan lengkap masalah yang diantisipasi selama masa
penyembuhan.
Diskusikan melakukan kembali aktifitas
Identifikasi keterbatasan individu
Kaji anjuran untuk memulai koitus seksual
Identifikasi kebutuhan diet
Dorong minum obat yang diberikan secara rutin
Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medis.
Daftar Pustaka