PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari
orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang
memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran
lubang himen bervariasi, tetapi umumnya robek pada waktu koitus
pertama. Himen yang “intak” danggap suatu tanda keperawanan, tetapi
ini tidak dapat diandalkan karena beberapa kasus koitus tidak berhasil
menimbulkan robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat
manipulasi digital. 1
C. Manifestasi Klinis
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah
itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid),
yang dialami setiap bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan pada
neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut
hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi
penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari
vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi
serviks. Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun,
dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah
menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang
terkumpul di vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum
menimbulkan gejala. 1,2,6
Hymen Buldging
D. Penegakkan Diagnosis
Penegakkan diagnosis pada hymen imperforata dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
pencitraaan. Berikut pemeriksaan yang dapat dilakukan: 1,4
a) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan
darah rutin dan urinalisis.
b) Pemeriksaan Imaging
- Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal
dan pelvis dapat memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal
anomali.
- USG,dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam
membantu delineating complex anatomy. Apabila dengan USG
tidak jelas, diperlukan pemeriksaan MRI. USG dan MRI sebagai
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada kongenital
anomali traktus urinaria yang menyertai.
(a) (b)
Gambar 2. (a) Hematometra dan
(b) Hematokolpos dengan ultrasonografi
E. Penatalaksanaan
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran
hymen dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan
melakukan insisi silang atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah
jarum jam disebut insisi stellate. Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai
hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala,
maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih
jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen
imperforata atau aplasia vagina. 1,5
Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara
pada insisi stellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan
pinggir mukosa hymendi aproksimasi dengan jahitan mempergunakan
benang delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat
mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi
membrane hymen terjadi kembali. Untuk mencegah terjadinya jaringan
parut dan stenosis yang mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan jangan
dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina.Setelah dilakukan insisi
akan keluar darah berwarna merah tua kehitaman yang kental.Sebaiknya
posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler. Selama 2-3 hari darah
tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain
itu, pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan. 2,5
Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu
paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan
pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase
uterus berjalan dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen
intrauterine jangan dipergunakan karena bahaya perforasi dapat terjadi
akibat peregangan uterus yang berlebihan. 2,3,5
Gambar 3. Insisi pada Hymen Imperforata
.
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Nn. L
Umur : 16 tahun
Alamat : Jl. Yos sudarso
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Selalu nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang
Nn. L masuk RSUD Undata Palu dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah, pasien sering mengeluhkan adanya nyeri perut bagian
bawah yang hilang timbul hampir tiap bulan. Nyeri perut terasa seperti
kram-kram dan pasien mengatakan perut bagian bawah terlihat semakin
membesar. Sebelumnya pasien di rawat oleh dokter spesialis bedah anak
karena dicurigai appendisitis. Pada saat USG terdapat area perdarahan di
bagian perut bagian bawah. Pada saat akan dilakukan operasi, dokter
sudah melakukan insisi tetapi tidak menemukan area perdarahan,
kemudian dikonsul ke dokter spesialis obstetri dan gynecologi dan
dicurigai hymen imperforata. Keluhan demam (-), mual (-), muntah (-),
pusing (-), sakit kepala (-), perdarahan dari kemaluan (-). BAK (+) lancar
dan kadang disertai nyeri, BAB (+) seperti biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Penyakit jantung :Tidak ada
Batuk lama :Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Riwayat Gynecologi:
Riwayat amenore (-), Riwayat menarke (-)
Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-/-), pembesaran kel.tiroid (-/-)
Paru-paru: VF simetris (+/+), vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung murni regular
Abdomen : cembung, BU (+) kesan normal, palpasi tidak teraba massa,
nyeri tekan epigastrium (+), Tympani (+)
Ekstremitas : RCT < 2 detik, akral hangat, sianosis (-), edema (-)
Status Ginekologi
Vulva dan Vagina
• Inspeksi : Tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina, warna
kemerahan, hymen buldging (+), darah (-) , labia mayor :
dalam batas normal, labia minor: dalam batas normal
klitoris : dalam batas normal.
• Inspekulo & VT : Tidak diperiksa
• RT : Tidak diperiksa
V. RESUME
Nn. L usia 16 tahun MRS dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah yang dirasakan hilang timbul setiap bulan (+), nyeri disertai rasa
kram kram pada perut (+). Pasien belum menarke. Semakin hari perut
bagian bawah pasien semakin membesar dan teraba hymen buldging
(+). BAK (+) kadang disertai dysuria (+) dan BAB (+) biasa
Pada pemeriksaaan fisik didapatkan:
Keadaan umum : Sakit ringan/ compos mentis,
Status gizi : baik (IMT 19,1)
Tanda vital :
TD: 110/70 mmHg Respirasi: 18 kali/menit
Nadi: 80 kali/menit Suhu: 36,6 °C
Konjungtiva: Anemis -/-
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : Tampak cembung regio suprapubik, peristaltik (+) kesan
normal, tympani (+), nyeri tekan epigastrium (+).
Status Ginekologi: Tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina,
warna kemerahan, hymen buldging (+)
Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, kimia darah dan elektrolit
dalam batas normal.
V. DIAGNOSIS
Hymen Imperforata
VI. PENATALAKSANAAN
Hymenotomy
(A) (B)
S : nyeri perut bawah dan pinggang (-), mual (-), muntah (-), pusing (-),
BAK (+), dan BAB (-), PPV (-), nyeri jahitan (+).
O : Ku : Baik
Konjungtiva: Anemis -/-
TD : 110/60 mmHg RR : 18 x/m
N : 76 x/m S : 36,6o-
A :Post Hymenetomy H1
P : Cefadroxyl 500 mg 2x1
Asam Mefenamat 500 mg 3x1
Boleh pulang, kontrol poli
BAB IV
PEMBAHASAN