Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Hymen imperforata atau selaput dara imperforata adalah malformasi


bawaan yang jarang terjadi pada vagina. Tingkat kejadian bervariasi dari 1
dalam 1000 sampai 1 pada 10.000 wanita. Hal itu terjadi saat Bulbus
sinovagina gagal menyalurkannya dengan bagian vagina lainnya.
Kejadiannya sporadis, dan biasanya muncul pada masa pubertas dengan
menarche tertunda, nyeri perut bagian bawah dan massa siklik, dan selaput
vagina menonjol pada introitus vagina yang sekunder akibat akumulasi darah
menstruasi sebagai hematocolpos dan hematometra di atas selaput dara
imperforata.. 1,2,4
Diagnosis dari selaput dara imperforata dapat dilakukan dengan
tidak adanya lendir pada commissure posterior labia majora pada bayi baru
lahir atau dengan visualisasi selaput dara yang menonjol setelah pubertas.
Transabdominal dan transrectal ultrasound juga dapat membantu
mengkonfirmasikan diagnosis selaput dara imperforata. USG antenatal juga
dapat mendeteksi selaput dara imperforata yang menonjol karena akumulasi
hidrokolpos atau mucocolpos pada janin wanita yang terjadi sebagai respons
terhadap estrogen ibu. 4,6
Diagnosis banding selaput dara imperforata meliputi septum vagina,
agenesis vagina, kista vagina, ureter ektopik dengan ureterokele, kista
hymenal dan kista periurethral. Manajemen selaput dara imperforata yang
pasti adalah eksisi bedah selaput dara dari pangkal (hymenecotomy) dan
evakuasi akumulasi darah menstruasi dari vagina dan rahim. Hanya bagian
sentral selaput dara yang bisa dipotong sebagai hymenotomy bila ada
keinginan untuk melestarikan keperawanan. Pembedahan selalu ditunjukkan
saat selaput dara imperforata menjadi simtomatik sehingga pada kasus ini
pasien datang dengan keluhan belum menarche.2,4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Definisi
Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari
orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang
memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran
lubang himen bervariasi, tetapi umumnya robek pada waktu koitus
pertama. Himen yang “intak” danggap suatu tanda keperawanan, tetapi
ini tidak dapat diandalkan karena beberapa kasus koitus tidak berhasil
menimbulkan robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat
manipulasi digital. 1

Gambar 1. Hymen Imperforata.

Hymen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan


lubang (Hiatus Himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan
yang cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak
dikenal sebelum menarche. Sesudah itu menstruasi dialami tiap bulan,
tetapi darah haid tidak keluar. Darah itu terkumpul di dalam vagina dan
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar
(Hematokolpos). Bila keadaan ini dibiarkan, maka uterus akan terisi juga
dengan darah haid dan akan membesar (Hematometra). 3,4
B.   Etiopatogenesis
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital
tetapi dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya
terjadi cedera atau infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan
sambungan antara bulbus sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk
membrane mukosa yang tipis. Hymen berasal dari endoderm epitel sinus
urogenital, dan bukan berasal dari duktus mullerian. Hymen mengalami
perforasi selama masa embrional untuk mempertahankan hubungan
antara lumen vagina dan vestibulum. Hymen merupakan lipatan
membrane irregular dengan berbagai jenis ketebalan yang menutupi
sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari dinding bawah uretra
sampai ke fossa navikularis. 2,6
Berikut macam bentuk Hymen atau selaput dara:
Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten
dari membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive
streak yang abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran
cloacal. Hymen Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan
fibrous dan jaringan lunak antara labium minora sulit dibedakan dengan
tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karena kegagalan
perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk dan
lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka. 1,5

C.   Manifestasi Klinis
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah
itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid),
yang dialami setiap bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan pada
neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut
hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi
penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari
vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi
serviks. Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun,
dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah
menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang
terkumpul di vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum
menimbulkan gejala. 1,2,6
Hymen Buldging

Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos)


menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen
buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang
timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama
menstruasi dan haid tidak keluar. 2
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan
mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga
terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri
(Hematometra). Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi
vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit
di punggung bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi karena
penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat
pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik
bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi,
inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada
rectum yang menimbulkan gangguan defekasi. Gejala teraba massa di
daerah supra pubik karena terjadinya pembesaran uterus, hematometra,
distensi kandung kemih, hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi
menyebabkan peritonitis. 2,4,5

D.   Penegakkan Diagnosis
Penegakkan diagnosis pada hymen imperforata dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
pencitraaan. Berikut pemeriksaan yang dapat dilakukan: 1,4
a) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan
darah rutin dan urinalisis.
b) Pemeriksaan Imaging 
- Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal
dan pelvis dapat memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal
anomali.
- USG,dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam
membantu delineating complex anatomy. Apabila dengan USG
tidak jelas, diperlukan pemeriksaan MRI. USG dan MRI sebagai
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada kongenital
anomali traktus urinaria yang menyertai.

(a) (b)
Gambar 2. (a) Hematometra dan
(b) Hematokolpos dengan ultrasonografi
E. Penatalaksanaan
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran
hymen dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan
melakukan insisi silang atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah
jarum jam disebut insisi stellate. Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai
hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala,
maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih
jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen
imperforata atau aplasia vagina. 1,5
Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara
pada insisi stellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan
pinggir mukosa hymendi aproksimasi dengan jahitan mempergunakan
benang delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat
mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi
membrane hymen terjadi kembali. Untuk mencegah terjadinya jaringan
parut dan stenosis yang mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan jangan
dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina.Setelah dilakukan insisi
akan keluar darah berwarna merah tua kehitaman yang kental.Sebaiknya
posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler. Selama 2-3 hari darah
tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain
itu, pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan. 2,5
Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu
paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan
pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase
uterus berjalan dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen
intrauterine jangan dipergunakan karena bahaya perforasi dapat terjadi
akibat peregangan uterus yang berlebihan. 2,3,5
                                   
Gambar 3. Insisi pada Hymen Imperforata
.
BAB III
LAPORAN KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 03/03/2020


Ruangan : Pav. Matahari
Jam : 10.30 WITA

I. IDENTITAS
Nama : Nn. L
Umur : 16 tahun
Alamat : Jl. Yos sudarso
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Selalu nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang
Nn. L masuk RSUD Undata Palu dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah, pasien sering mengeluhkan adanya nyeri perut bagian
bawah yang hilang timbul hampir tiap bulan. Nyeri perut terasa seperti
kram-kram dan pasien mengatakan perut bagian bawah terlihat semakin
membesar. Sebelumnya pasien di rawat oleh dokter spesialis bedah anak
karena dicurigai appendisitis. Pada saat USG terdapat area perdarahan di
bagian perut bagian bawah. Pada saat akan dilakukan operasi, dokter
sudah melakukan insisi tetapi tidak menemukan area perdarahan,
kemudian dikonsul ke dokter spesialis obstetri dan gynecologi dan
dicurigai hymen imperforata. Keluhan demam (-), mual (-), muntah (-),
pusing (-), sakit kepala (-), perdarahan dari kemaluan (-). BAK (+) lancar
dan kadang disertai nyeri, BAB (+) seperti biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Hipertensi : Tidak ada
 Diabetes Melitus : Tidak ada
 Penyakit jantung :Tidak ada
 Batuk lama :Tidak ada
 Alergi : Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


Hipertensi, Diabetes Melitus, Penyakit jantung, Asma disangkal

Riwayat Gynecologi:
Riwayat amenore (-), Riwayat menarke (-)

Riwayat Perkawinan : Belum kawin


Riwayat Persalinan : Belum pernah melahirkan

III. PEMERIKSAAN FISIK


Dilakukan tanggal 03 Maret 2020
 Kesadaran : compos mentis
 Keadaan gizi : Baik
 Status gizi : BB: 46 kg TB: 155 cm IMT: 19,1
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Suhu : 36.50C
 Pernafasan : 18 x/menit

Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-/-), pembesaran kel.tiroid (-/-)
Paru-paru: VF simetris (+/+), vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung murni regular
Abdomen : cembung, BU (+) kesan normal, palpasi tidak teraba massa,
nyeri tekan epigastrium (+), Tympani (+)
Ekstremitas : RCT < 2 detik, akral hangat, sianosis (-), edema (-)

Status Ginekologi
Vulva dan Vagina
• Inspeksi : Tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina, warna
kemerahan, hymen buldging (+), darah (-) , labia mayor :
dalam batas normal, labia minor: dalam batas normal
klitoris : dalam batas normal.
• Inspekulo & VT : Tidak diperiksa
• RT : Tidak diperiksa

Gambar 1. Hymen Imperforata Pada Pasien


IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin (03 Maret 2020)
Leukosit 15,91 x103/μL
Eritrosit 4,91 x106/μL
Hemoglobin 13,7 g/dL
Platelet 427 x103/μL

Kimia Darah (03 Maret 2020)


Gula DarahSewaktu 87,6 mg/dL
HbsAG Non reaktif
SGOT 22 U/L
SGPT 19 U/L

Elektrolit (03 Maret 2020)


Kalium 4,2
Natrium 131
Chlorida 105

V. RESUME
Nn. L usia 16 tahun MRS dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah yang dirasakan hilang timbul setiap bulan (+), nyeri disertai rasa
kram kram pada perut (+). Pasien belum menarke. Semakin hari perut
bagian bawah pasien semakin membesar dan teraba hymen buldging
(+). BAK (+) kadang disertai dysuria (+) dan BAB (+) biasa
Pada pemeriksaaan fisik didapatkan:
Keadaan umum : Sakit ringan/ compos mentis,
Status gizi : baik (IMT 19,1)
Tanda vital :
TD: 110/70 mmHg Respirasi: 18 kali/menit
Nadi: 80 kali/menit Suhu: 36,6 °C
Konjungtiva: Anemis -/-
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : Tampak cembung regio suprapubik, peristaltik (+) kesan
normal, tympani (+), nyeri tekan epigastrium (+).
Status Ginekologi: Tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina,
warna kemerahan, hymen buldging (+)
Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, kimia darah dan elektrolit
dalam batas normal.

V. DIAGNOSIS
Hymen Imperforata

VI. PENATALAKSANAAN
Hymenotomy

(A) (B)

Gambar 2. Hymenotomi (A) ,


Pengeluaran darah (B)
 Rawat Inap :
- Antibiotik (Cefadroxyl 500 mg 2x1)
- Analgesic (Asam Mefenamat 500 mg 3x1)
- Obs. KU, TTV, PPV

VIII. Anjuran Pemeriksaan:


 Cek darah rutin post Hymenetomy
 USG post hymenetomy
FOLLOW UP

04 Maret 2020, jam 06.00 pagi

S : nyeri perut bawah dan pinggang (-), mual (-), muntah (-), pusing (-),
BAK (+), dan BAB (-), PPV (-), nyeri jahitan (+).
O : Ku : Baik
Konjungtiva: Anemis -/-
TD : 110/60 mmHg RR : 18 x/m
N : 76 x/m S : 36,6o-
A :Post Hymenetomy H1
P : Cefadroxyl 500 mg 2x1
Asam Mefenamat 500 mg 3x1
Boleh pulang, kontrol poli
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien berumur 16 tahun dimana merupakan masa


pubertas bagi wanita. Masa pubertas merupakan waktu pematangan seksual
secara primer maupun sekunder. Pada wanita salah satu perubahan primer
yang terjadi adalah keluarnya darah akibat peluruhan ovum dan dinding
endometrium pertama kali yang disebut menarke. Kebanyakan pasien datang
berobat pada usia 13-15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi
tidak terjadi. Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua
yang terkumpul di vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum
menimbulkan gejala.
Pada anamnesis, pasien datang ke poli bedah dengan keluhan utama
nyeri perut bagian bawah. Pasien mengeluhkan adanya nyeri perut bagian
bawah yang hilang timbul hampir tiap bulan. Nyeri perut terasa seperti kram-
kram dan pasien mengatakan perut bagian bawah terlihat semakin membesar
dan terasa nyeri terutama dalam 10 hari terakhir. BAK (+) lancar dan kadang
disertai nyeri, BAB (+) seperti biasa.
Dokter spesialis bedah akan melakukan operasi karena pada saat USG
terdapat perdaraha di bagian perut pasien, tetapi pada saat di ruang operasi
setelah insisi tidak didaptkan adanya area perdarahan, sehingga di konsul ke
dokter spesialis Obgyn. Pada saat anamnesis pada keluarganya diketahui
pasien belum pernah menstruasi dan selalu nyeri perut yang hilang timbul
setiap bulan. Pada pemeriksaan fisik, inspeksi vulva didapatkan tampak
hymen menutupi seluruh introitus vagina, warna kemerahan dan hymen
buldging (+).
Molimenia menstrualia merupakan nyeri yang siklik tanpa haid dan
dialami setiap bulan. Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos)
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging)
akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada
pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak
keluar.
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan
mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi
dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra). Gejala yang
paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut
bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang. Gangguan
buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke uretra
dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra
pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi,
inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum
yang menimbulkan gangguan defekasi.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah secara hymenotomy dengan
insisi di daerah hymen. Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane
hymen. Setelah dilakukan insisi pada pasien keluar darah berwarna merah tua
kehitaman yang kental.
Terapi medikamentosa yang diberikan pada pasien antara lain,
Cefadroxyl 500 mg 2 kali sehari sebagai antibiotik profilaksis untuk
mencegah infeksi dan Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari sebagai
analgesik.. Setelah itu pasien dilakukan observasi terhadap tanda vital dan
perdarahan pervaginam.
BAB V
PENUTUP

Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan


pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kongenital
tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan
kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan-endometrium yang kurang subur,
kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya
infeksi virus. Salah satunya adalah himen imperforata. Himen adalah suatu
membran tipis tidak utuh yang melingkari orifisium vagina dan mempunyai
satu atau beberapa lubang yang memungkinkan keluarnya aliran darah
menstruasi.
Kelainan himen imperforata adalah kelainan kongenital ringan sering
dijumpai, yaitu tidak terbentuk lubang himen (hiatus himenalis). Sehingga
tidak mungkin terjadi aliran darah pada saat menstruasi, molimina menstruasi
(rasa sakit saat waktunya menstruasi tanpa diikuti pengeluaran darah) terjadi
tiap bulan. Suatu kegagalan perkembangan vagina untuk membuat suatu
saluran pada lingkaran himen. Kelainan ini tidak diketahui sebelum
menarche. Gambaran klinik himen imperforata merupakan manivestasi dari
tidak tersalurnya darah menstruasi sehingga terjadi timbunan yang dapat
mencapai ruangan abdomen yaitu hematokolpos,hematometra dan
hematosalping. Penanganan untuk kasus himen imperforata adalah dengan
dilakukan insisi berbentuk silang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Adaletli, Ibrahim et al. Congenital Imperforate Hymen with Hydrocolpod


Diagnosed Using Prenatal MRI. American Roentgen Ray Society; 2007
2. Joanna Mercado-Alvarado et al. Imperforated Hymen: An Unexpected
Cause of Pediatric Abdominal Pain. USA. Tropical Medicine & Surgery
Volume 1 • Issue 5 • 1000144 ISSN: 2329-9088 ;2013
3. Adam, Pauala J, et al. Imperforate Hymen. Medscape;2016
4. Ann S. Botash, MD et al. Imperforate Hymen: Congenital or Acquired
From Sexual Abuse?. PEDIATRICS Vol. 108 No. 3 ; 2001
5. Farrer, Helen. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta. EGC;1999
6. Okafor II, et al. Imperforate Hymen Presenting with Massive
Hematometra and Hematocolpos: A Case Report. Gynecol Obstet
(Sunnyvale) ISSN: 2161-0932 Gynecology journal ; 2015

Anda mungkin juga menyukai