Anda di halaman 1dari 29

HYMEN IMPERFORATA

(CASE REFERAT)

Oleh:

Lina M. F. F. Naitkakin, S.Ked

PEMBIMBING:

dr . Jansen Lalandos, SpOG

BAGIAN/ SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG

2016
BAB I
PENDAHULUAN

Kelainan kongenital atau bawaan yang berupa tidak adanya himen


(HymenImperforata) tentu akan menimbulkan masalah bagi penderita, terutama
memberikan keluhan tidak dapat melakukan hubungan seksual dan jalan keluar darah
haid. Vagina merupakan suatu saluran muskulo membranosa yang menghubungkan
vulva dan uterus. Vagina terletak di antara vesika urinaria dan rektum. Fungsi vagina
terutama untuk melakukan hubungan seksual, jalan untuk janin pada saat lahir atau
partus, saluran ekskresi cairan terutama darah haid, disamping diperlukan oleh para
dokter terutama dokter kebidanan dan penyakit kandungan untuk mengetahui alat
genitalia interna dengan periksa dalam. 1
Hymen Imperforata merupakan kelainan yang dijumpai pada wanita usia
pubertas dengan keluhan perut membesar, teraba massa intraabdominal yang disertai
rasa sakit di abdomen secara periodik setiap bulan atau secara progresif terus menerus
akibat akumulasi dari darah menstruasi yang tertahan di dalam cavum uteri
(hematometra) serta di dalam vagina (hematokolpos) yang tidak dapat keluar. Insiden
terjadinya hymen imperforata adalah sebesar 0,014% - 0.1% dari seluruh wanita usia
pubertas. 1 kasus dari 1000 populsi sampai 1 kasus dari 10.000 populasi. Dari 147
gadis premennstruasi dengan usia 63 bulan, < 1% mengalami himen imperforata dan
2% mengalami septal hymen. Kelainan kongenital ringan ini sering dijumpai, yaitu
tidak terbentuk lubang himen (hiatus himenalis). Sehingga tidak mungkin terjadi
aliran darah pada saat menstruasi, molimina menstruasi (rasa sakit saat waktunya
menstruasi tanpa diikuti pengeluaran darah) terjadi tiap bulan. Suatu kegagalan
perkembangan vagina untuk membuat suatu saluran pada lingkaran himen. Kelainan
ini tidak diketahui sebelum menarche. Gambaran klinik hymen imperforata
merupakan manifestasi dari tidak tersalurnya darah menstruasi sehingga terjadi

Page 2
timbunan yang dapat mencapai ruangan abdomen yaitu hematokolpos, hematometra
dan hematosalping. Penanganan untuk kasus himen imperforata adalah dengan
dilakukan insisi berbentuk silang. 1

Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Hymen adalah lipatan membranosa yang menutupi seluruh atau sebagian
orifisium eksternal vagina. Hymen berupa selaput tipis yang cukup elastis yang
biasanya menutupi sebagian kanalis vaginalis tetapi jarang menutupinya secara total.
Persarafan dilalui oleh nervus pudenda dan suplai darah dari vena pudenda dan
hemoroidalis inferior.2

Hymen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari orifisium
vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang memungkinkan keluarnya
aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran lubang himen bervariasi, tetapi umumnya
robek pada waktu koitus pertama. hymen yang intak danggap suatu tanda
keperawanan, tetapi ini tidak dapat diandalkan karena beberapa kasus koitus tidak
berhasil menimbulkan robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat
manipulasi digital. Biasanya hymen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan
sabit atau sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar. Namun kadang kala
ada banyak lubang kecil (kribriformis), bercelah (septata), atau berumbai tidak
beraturan (fimbriata). Pada tipe himen fimbriata, pada gadis sulit membedakannya
dengan himen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus. 3
Hymen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan lubang (Hiatus
Himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang cukup sering dijumpai.
Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal sebelum menarche. Sesudah itu
molimina menstrualia dialami tiap bulan, tetapi darah haid tidak keluar. Darah itu
terkumpul di dalam vagina dan menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan

Page 4
menonjol keluar (Hematokolpos). Bila keadaan ini dibiarkan, maka uterus akan terisi
juga dengan darah haid dan akan membesar (Hematometra). 3

Gambar 1: Gambaran tipe dan variasi hymen pada wanita. Parous Introitus (paling kanan) adalah gambaran
vagina dan sisa hymen pada wanita yang sudah melahirkan. (3)

2.2. Embriologi
Embriologi organ genitalia wanita atau vagina berasal dari duktus
paramesonefrik yang membentuk korpus dan serviks pada uterus. Duktus ini
dikelilingi lapisan mesenkim yang membentuk lapisan otot pada uterus yaitu
miometrium dan perimetrium. Duktus ini kemudian berproliferasi bertemu dengan
sinus urogenitalis.4

Apabila duktus paramesonefrikus bertemu sinus urogenitalis (Gambar 4A),


terjadi evaginasi (penjuluran) dari bagian pelvik pada sinus yang disebut bulbus
sinovaginalis (Gambar 4B). Evaginasi ini berproliferasi membentuk vaginal plate.
Proliferasi ini kemudian berlanjut sampai ke ujung kranial vaginal plate,
meningkatkan jarak antara uterus dengan sinus urogenitalis. Pada kehamilan bulan
ke-5, pembentukan vagina hampir lengkap. Bagian dari vagina yang tumbuh

Page 5
melebihi uterus, membentuk area yang disebut sebagai forniks. Forniks ini
merupakan bagian yang berasal dari paramesonefrik (Gambar 4C). 4

Gambar 2: Pembentukan uterus dan vagina

A. Minggu ke-9, septum uterus mulai menghilang B. Akhir bulan ke-3, penebalan pada jaringan
bulbus sinovaginalis/vaginal plate C. Bayi baru lahir. Forniks dan bagian atas vagina dibentuk oleh
vokuolisasi jaringan paramesonefrik dan bagian bawah vagina dibentuk oleh vokuolisasi bulbus
sinovaginalis. (4)

Pembentukan vagina secara umumnya berasal dari 2 bagian yang berbeda.


Bagian atas berasal dari kanalis uteri dan bagian bawah dari sinus urogenitalis.
Pembentukan himen memastikan lumen vagina dan sinus urogenitalis terpisah pada
saat lahir. Hymen biasanya membentuk lubang dengan sendirinya pada masa
perinatal. 4

Page 6
2.3. Etiologi
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi dapat juga
terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi cedera atau infeksi.
Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara bulbus sinovaginal dengan
sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa yang tipis. Hymen berasal dari
endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari duktus mullerian. Hymen
mengalami perforasi selama masa embrional untuk mempertahankan hubungan antara
lumen vagina dan vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane irregular dengan
berbagai jenis ketebalan yang menutupi sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari
dinding bawah uretra sampai ke fossa navikularis. 1
Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari
membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang
abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen
Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan jaringan lunak
antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia
vagina terjadi karena kegagalan perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina
tidak terbentuk dan lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka. 1

Gambar 3. Embryologic origin of the hymenal membrane

Page 7
Kelainan kongenital himen imperforata secara pasti belum jelas, akan tetapi
beberapa peneliti ada yang menganggap karena adanya gangguan pada gen autosomal
resesif (Jones, 1972), gangguan pada transmitted sex-linked autosommal dominant
(Shohiv, 1978), adanya hormon antimullerian. Selain itu diduga akibat produksi
faktor regresi Mulleri yang tidak sesuai pada gonad embrio wanita, tidak adanya atau
kurangnya reseptor estrogen yang terbatas pada saluran Muller bawah, terhentinya
perkembangan saluran Muller oleh bahan teratogenik. 1

2.4 Gejala Klinis


Terdapat 3 gejala khas yaitu hematokolpos, hematometra dan hematosalping.
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu akan terjadi
molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap
bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus atau anak kecil. Vagina
terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan
segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari
vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks. 2
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana gejala
mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi dari satu siklus
menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum menyebabkan
peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala. 5

Gambar 4. Hymen Buldging

Page 8
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen
tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya membran
mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut
selama menstruasi dan haid tidak keluar.Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka
darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga
terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra). 5

Gambar 5. Hematometra dan Hematokolpos dengan Ultrasonografi

Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga dapat
memasuki tubafallopi dan menyebabkan hemotosalfing karena terbentuknya adhesi
(perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya
sedikit yang dapat masuk ke kavum peritoneum membentuk hematoperitoneum.
Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa sakit
perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang. Gangguan
buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan
menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik
bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia
overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan
gangguan defekasi. Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya
pembesaran uterus, hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum,
bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis. 5

Page 9
Gambar 6. Hematokolpos, hematometra, hematosalping dan buldging.

2.5 Diferensial Diagnosis


1. Septum Vagina Transversal

Septum Vagina Transversal adalah kelainan congenital vagina dimana


terdapat pembentukan dinding horizontal intra-vaginal yang mengakibatkan obstruksi
pada vagina. Kelainan ini merupakan suatu kelainan pada masa pembentukan
embriologi vagina. Kebanyakan wanita yang mempunyai kelainan ini tidak
mengalami obstruksi total sehingga penderita masih secara reguler mengalami
menstruasi. Namun, siklus haid penderita biasa lebih panjang dari 4-7 hari. 6

Gambar 7: Septum Vagina Transversal. Septum/dinding horizontal intra-vaginal (kiri) dan derajat posisi
septum pada penderita (kanan). (6)

Page 10
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan pembukaan himen yang normal dan
ditemukan jaringan fibrous yang membentuk dinding horizontal pada pemeriksaan
dalam. Pada kasus dengan obstruksi total, cairan menstruasi yang tidak dapat
mengalir keluar mengakibatkan akumulasi sehingga terjadi hematokolpos dan
hematometra. Hal ini memberikan gambaran gejala klinis yang sama seperti himen
imperforata. 6

Gambar 8: Septum Vagina Transversal. Gambar menunjukkan penonjolan pada septum akibat akumulasi
atau hematokolpos dan hematometra pada penderita. (7)

Penanganan Septum Vagina Transeversal membutuhkan tindakan bedah


dengan cara reseksi jaringan fibrous septum tersebut. Tindakan post-reseksi seperti
penggunaan vaginal dilator penting untuk memastikan tidak terjadinya efek hour-
glass (penutupan kembali/stenosis akibat terbentuk jaringan parut pada luka) pada
masa penyembuhan. Setelah operasi, fungsi reproduksi pada kebanyakan penderita
berlangung normal sekiranya tidak ada komplikasi post-operatif.

Page 11
2. Agenesis Vagina / MRKH

Agenesis vagina merupakan sutau kelainan kongenital pada pembentukan


vagina. Pada kelainan ini, bisa terjadi agenesis pada vagina posterior saja atau pada
keseluruhan vagina. Agenesis vagina yang disertai kelainan pembentukan pada uterus
(uterus kecil atau agenesis uterus) disebut sebagai Sindrom Mayer-Rokitansky-
Kuster-Hauser (MRKH). MRKH didiagnosa pada 1 per 5000 wanita dan gangguan ini
bisa disertai dengan kelainan pembentukan ginjal. 6

Gambar 9 : Agenesis Vagina. Kelainan pada pembentukan vagina sehingga tidak adanya
vagina pada bagian posterior (kiri) atau secara total (kanan) 6

Pada agenesis vagina dengan uterus yang fungsional, terjadi akumulasi darah
saat menstruasi akibat hambatan aliran keluar sehingga terjadi hamatokolpos dan
hematometra. Hal ini memberikan gambaran gejala klinis yang sama dengan kelainan
obstruksi vagina yang lain yaitu penonjolan pada abdomen dan nyeri yang akut dan
siklik per bulan. Penanganan pada kasus seperti ini berupa tindakan bedah yang
disebut vaginoplasty pada agenesis vagina posterior dan neo-vaginoplasty pada
agenesis vagina yang total. Prognosis pada agenesis vagina posterior post-operatif
baik dan penderita bisa mempunyai fungsi reproduksi yang normal. Namun, pada
agenesis vagina yang total atau pada MRKH, tindakan bedah hanya untuk
memperbaiki fungsi seksual. 6

Page 12
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk menunjang
diagnosis himen imperforata pemeriksaan laboratorium dibutuhkan saat diagnosis
sudah ditegakkan dan akan dilakukan tindakan pembedahan (pemeriksaan
laboratorium rutin pre-operatif). 7

2. Radiologi
Pemeriksaan radiologi esensial dalam mendiagnosa Hymen Imperforata
adalah USG pelvik dan abdomen bisa dilakukan secara transabdominal, transperineal
atau transrektal. USG bisa menilai hematokolpos, hematometra dan hematosalping
pada pasien yang didiagnosa pada usia pubertas. USG juga bisa digunakan untuk
menentukan tipe kelainan pada pasien seperti defek Mullerian, Septum Vagina
Obstruktif atau anomali ginjal sehingga bisa menyingkirkan diagnosa Himen
Imperforata. Sekiranya USG dan pemeriksaan fisik tidak konklusif dalam
menegakkan diagnosis, dianjurkan pemeriksaan MRI pelvik dan abdomen. Hal ini
dapat menilai secara definitif letak dan kelainan anatomi pada pasien. 7

2.7 Terapi
Terapi pada himen imperforata yang paling utama adalah membebaskan aliran
keluar cairan menstruasi dari orifisium vagina. Secara umum terdapat 2 terapi pada
kasus ini; medikamentosa dan tindakan bedah.
1. Medikamentosa
Terapi medikamentosa pada kasus himen imperforata adalah bersifat
simptomatik untuk mengurangi gejala terutama nyeri. Pemberian NSAID (Non-
steroidal Anti-inflammatory Drugs) yang berfungsi sebagai analgesik dapat
mengurangi nyeri abdomen pada penderita. Contoh analgesik yang dapat diberikan
pada penderita: 7

1. Aspirin 325-650mg P.O. / 4 jam

Page 13
2. Paracetamol 500mg P.O /4-6 jam
3. Ibuprofen 200-400mg P.O / 4-6 jam
4. Ketorolac 10mg P.O / 4-6 jam
Penggunaan kontraseptif oral bermanfaat guna menekan proses menstruasi untuk
menghambat progesifitas penyakit dan akumulasi cairan menstruasi dalam vagina
sehingga memungkinkan pemeriksaan tambahan dilakukan pada pasien. 8
2. Pembedahan
Hymen imperforata yang dijumpai sebelum pubertas, membran hymen
dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan insisi silang
(gambar 1) atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam disebut insisi
stellate (gambar 2). Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada
anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai anak
lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah
yang terjadi hymen imperforata atau aplasia vagina. Pada insisi silang tidak dilakukan
eksisi membrane hymen, sementara pada insisi stellate setelah insisi dilakukan eksisi
pada kuadran hymen dan pinggir mukosa hymen di aproksimasi dengan jahitan
mempergunakan benang delayed-absorbable.8

Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat mengakibatkan membrane


hymen menyatu kembali dan obstruksi membrane hymen terjadi kembali. Untuk
mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan dispareunia,
eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina. Setelah
dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua kehitaman yang kental.
Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler. Selama 2-3 hari darah
tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain itu,
pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan. Evaluasi vagina dan uterus perlu
dilakukan sampai 4-6 minggu paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu
dilakukan pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase
uterus berjalan dengan lancar.

Page 14
Bila hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine jangan dipergunakan
karena bahya perforasi dapat terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan. 6

B. Insisi stellate

A. Insisi Silang

C. Insisi Stellate dilakukan pada posisi arah jam 2, 4, 8 dan 10

Gambar 10. Tiap kuadran dieksisi ke arah lateral, tepi dari mukosa hymen dijahit dengan benang
delayed absorbable. 9

Page 15
Beberapa Teknik Hymenektomi :

(1) The patient is placed in the dorsal (2) The hymenal tags are grasped by tissue forceps,
lithotomy position. The perineum and a small Metzenbaum scissors is inserted through
is prepped and draped. The labia the opening. Stellate incisions are made to open the
are retracted. vaginal canal. If mucus is present, it is gently
irrigated away with saline solution.

(3) As each stellate tag is elevated with tissue


forceps, it is excised at the introital level, and its
base is sutured with interrupted 3-0 synthetic
absorbable suture.

Gambar 11. Atlas of Pelvic Surgery (online edition) Clifford R. Wheeless, Jr., M.D. and Marcella L.
Roenneburg, M.D.

Page 16
2.8. Komplikasi

Hematokolpus dan hematometra dengan hymen imperforata menyebabkan


hidronefrosis dan akute kidney injury. Hymen imperforata dengan insidensi 0,014
0,1 % biasanya asimptomatik hingga menarche. Akan tetapi, adanya stimulasi
hormon estrogen, produksi secret pada mukosa uterovaginal dapat terakumulasi di
uterus dan vagina yang dapat menyebabkan hydrocolpos sebelum pubertas. Hal ini
dapat memberikan efek mekanik pada uretra dan bladder yang dapat menyebabkan
obstructive urinary symptoms. Adanya massa di rongga pelvis ini akan menekan
bladder dan ureter dalam jangka waktu yang lama sejak lahir yang dapat
menyebabkan hydrouretronefrosis yang kemudian berlanjut pada hydronefrosis dan
berujung pada gagal ginjal akut.

Penanganan dengan teknik operasi yang baik jarang menimbulkan komplikasi.


Infeksi pada post-operatif himen imperforata biasa bersifat asenderen dan akumulasi
cairan akibat obstruksi yang tidak ditangani dengan baik berisiko menjadi penyakit
radang panggul antara lain pyokolpos, pyometra, endomyometritis, salipingitis atau
abses tubo-ovarian. Penyakit radang panggul ini dapat mengakibatkan infertilitas. 6

2.9. Prognosis
Prognosis dari tindakan bedah sangat baik. Angka keembuhan mencapai 90%.
Pasien dengan traktus genitalia yang normal kebanyakan tidak mengalami
komplikasi. Wanita dengan himen imperforata dapat mengalami siklus haid normal
dan kehamilan seperti biasa. 8

Page 17
BAB III
LAPORAN KASUS DAN PEMBAHASAN

I. Identitas
Nama : Nn. Victoria Elisabeth Diaz
Umur : 17 Tahun
Agama : Katolik
Alamat : Cempaka lama, fontein
Pekerjaan : Pelajar
MRS : 23 05 2015 (09.00 wita)

II. Anamnesis:
Pasien masuk dari Poli kebidanan RSU Prof. Dr. W. Z. Johanes dengan
keluhan tidak pernah haid. Pasien mengatakan kalau ia mengalami hal ini setiap bulan
sejak bulan september tahun 2014. Hal ini dirasakan setiap bulan tanggal 16 sampai
20 atau 21. Pasien awalnya hanya merasakan sakit di pinggang dan nyeri perut, tapi
pada bulan maret saat nyeri perut dan pinggang timbul pasien mengeluh sulit buang
air kecil dan buang air besar. pasien juga mnegeluh perutnya semkin membesar sejak
bulan april. Pasien tidak pernah haid. Pasien juga belum pernah berobat sebelumnya.

III. Pemeriksaan Fisik


Kesadaran Compos Mentis
TD 110/ 80 mmHg
N 80x / m
T: 36,7
RR : 20x/m
Mata : Konjungtiva pucat -/- Sklera ikt -/-
Leher : tidak ada pembesaran Kalenjar Getah bening

Page 18
Cor : S1S2 reg, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesiculer +/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abd : I : tampak cembung
P : teraba massa pada regio suprapubis, konsistensi keras, nyeri tekan +
P : timpani
A : BU +
Pemeriksaan genitalia : tampak himen menonjol, kemerahan dan sedikit kebiruan.
Ekstremitas : udem (-/-)

IV. Pemeriksan Penunjang


DL Sebelum Insisi (23/05/15)
RBC : 4,22
HGB : 10,8
HCT : 34,3
MCV : 81,3
MCH : 25,6
WBC : 7,51
PLT : 307

Hasil USG (25/5/15) : tampak mssa kistik besar dan memanjang. Diferesial
Diagnosis : Hematocolpos + Hematometro (Hymen imperforata), Cystoma Ovarium.

DIAGNOSIS
Suspec Hymen Imperforata
DD : Kista Ovarium

PENATALAKSANAAN
Hymenektomi

Page 19
Laporan Operasi
Ahli Bedah
dr. Hendriette, Sp.OG
Ahli Anastesi
dr. Harry, Sp.An
Diagnosa Pre operatif : Hymen Imperforata
Diagnosis post operatif : Post hyemenektomi
Operasi : Himenektomi
Tanggal operasi : 28/5/15
Jam 09.40-10.30
Laporan operasi
Pasien dibaringkan dalam posisi litotomi
Disinfektan lapangan operasi
Hymen diinsisi 4 titik
Keluar darah merah kecoklatan 4 liter
Hymen dijahit 4 sisi yaitu : atas, bawah, kanan dan kiri
Dipasang kateter
Operasi selesai

Page 20
FOLLOW UP PASEIN
Tanggal Perjalanan penyakit Instruksi
26/5/201 S: pasien mengeluh nyeri perut menjalar ke P/ kaltrofen supp
5 pinggang dan tidak BAB 3 hari, tidak pernah II/rectal
haid, perut terasa membesar. Rencana USG
O : kesadaran : CM
Td :100/70
N : 88
Mata : KA -/- Sklera Ikterik -/-
Cor : S1S2 reg, m(-), gall (-)
Pulmo : Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : perut teang teraba massa keras, nyeri
tekan (+).
Extremitas edema (-)
A : Hymen Imperforata
26/5/15 S : rasa tertikam di perut P/IVFD Rl 500
O : kesadaran : CM cc/8 jam
Td : 80/70 mmHg Kaltrofen supp II/
N : 82 x/ m rectal
RR : 20x/ m Rencana USG
Mata : Conjungtiva anemis -/- Sklera Ikterik -/-
Cor S1S2 reg, murmur(-), galop (-)
Pulmo : Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : tampak cembung pada bagian bawah
abdomen, teraba massa padat dan keras, NT +
Extremitas edema (-)
Pemeriksaan genitalia : tampak himen menonjol,
warna kemerahan, tidak kebiruan.
A : hymen imerforata

25/5/15 S:- P/IVFD RL 500cc/


8 jam
O : kesadaran : CM Kaltrofen supp
Td : 80/60 mmHg ii/rectal
N : 90x/m Rencana USG
RR : 20x/m
Mata : Conjungtiva anemis -/- Sklera Ikterik -/-
Leher : Pem KGB (-)
Cor S1S2 reg, murmur(-), galop (-)
Pulmo : Bnd Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : tampak cembung pada bagian bawah
abdomen hingga atas, teraba keras, NT -, BU +

Page 21
Extremitas : edema (-), akral hangat
Pem. Genitalia : tampak hitam, menonjol, warna
merah sedikit kebiruan.
A : Himen imperforata

26/5/201 S : nyeri perut tadi malam P/ IVFD RL 500cc/


5 O : KU : tampak sakit sedang 8 jam
kesadaran : CM Kaltrofen supp
Td : 90/60 mmHg ii/rectal
N : 90x/m
RR : 18x/m
Mata : Conjungtiva anemis -/-Sklera Ikterik -/-
Leher : Pem KGB (-)
Cor : S1S2 reg, murmur(-), galop (-)
Pulmo : Bnd Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : tampak agak cembung, NT -, BU +,
teraba massa pada abdomen dari bawah hingga atas,
konsistensi keras.
Extremitas : edema (-), akral hangat
Pem. Genitalia : tampak hitam, menonjol, warna
merah sedikit kebiruan.
A : Himen imperforata
Dd kista ovarium.

27/5/201 S : tidak ada keluhan P/ IVFD RL 500cc/


5 O : KU : tampak sakit sedang 8 jam
kesadaran : CM Kaltrofen supp
Td : 90/60 mmHg ii/rectal
N : 90x/m
RR : 18x/m konsul anastesi
Mata : Conjungtiva anemis -/-Sklera Ikterik -/-
Leher : Pem KGB (-)
Cor : S1S2 reg, murmur(-), galop (-)
Pulmo : Bnd Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : tampak agak cembung, NT -, BU +,
teraba massa pada abdomen dari bawah hingga atas,
konsistensi keras.
Extremitas : edema (-), akral hangat
Pem. Genitalia : tampak hitam, menonjol, warna
merah sedikit kebiruan.
A : Himen imperforata
Dd kista ovarium.

Page 22
28/5/201 S:- P : pro insisi di ok
5 O : KU : tampak sakit sedang IVFD RL 500cc/ 8
kesadaran : CM jam
Td : 100/80 mmHg Kaltrofen supp
N : 70x/m ii/rectal
RR : 20x/m
Mata : Conjungtiva anemis -/- Sklera Ikterik -/-
Leher : Pem KGB (-)
Cor : S1S2 reg, murmur(-), galop (-)
Pulmo : Bnd Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : teraba massa pada abdomen bawah
sampai atas.
Extremitas : edema (-), akral hangat
Pem. Genitalia : tampak hitam, menonjol, warna
merah sedikit kebiruan.
A : Himen imperforata
Dd kista ovarium.

29/5/201 Telah dilakukan insisi hymen imperforata. P : IVFD


5 S : Keluhan : - Inj. Cefotaxim 3x1
O : Kesadaran : CM gr (iv)
Td : 100/80 mmHg Asam mafenama
N : 86x/m 3x1 tab
SP02 : 99%
A : Post Insisi Himen imperforata

30/5/201 S : nyeri pinggang, keluhan lain (-) P : cefadroxil 3 x 1


5 O : Kesadaran : CM tab
Td : 100/80 mmHg Asam mafenamat 3
N : 86x/m x 1 tab
RR : 20x/m
Mata : Conjungtiva anemis -/- Sklera Ikterik -/-
Leher : Pem KGB (-)
Cor S1S2 reg, murmur(-), galop (-)
Pulmo : Bnd Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : tampak datar, BU +, NT -, tidak teraba
massa.
Extremitas : edema (-), akral hangat
Genitalia : terpasang drain volume 100cc
A : post insisi himen imperforata hari 1.

Page 23
31/5/201 S : mual, muntah P : aff IVFD
5 O : Kesadaran : CM Cefadroxil 3 x 1 tab
Td : 90/60 mmHg Asam mafenata 3 x
N : 80x/m 1 tab
RR : 22x/m
Mata : Conjungtiva anemis -/-Sklera Ikterik -/-
Leher : Pem KGB (-)
Cor S1S2 reg, murmur(-), galop (-)
Pulmo : Bnd Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : tampak datar, BU +, NT -, tidak teraba
massa.
Extremitas : edema (-), akral hangat
Genitalia : terpasang drain, darah pada selang.
A : post insisi Himen imperforata hari III
Hasil Lab :
RBC : 4.20
HGB : 10,3
HCT : 52,6
MCV : 79,5
MCH : 25,0
WBC : 4,90
PLT : 404

1/6/2015 S : keluhan - P : aff drain.


O : KU : tampak sakit sedang Follow up 2
kesadaran : CM minggu.
Td : 110/70 mmHg Contol poli 1
N : 80x/m minggu
RR : 18x/m KIE
Mata : Conjungtiva anemis -/- Sklera Ikterik -/- BPL
Leher : Pem KGB (-)
Cor : S1S2 reg, murmur(-), galop (-)
Pulmo : Bnd Vericuler _+/+ rhonky -/- wheezing -/-
Abdomen : tampak datar, BU +, NT -, massa -.
Genitalia : terpasang drain, darah +
Extremitas : edema (-), akral hangat
A : post insisi Himen imperforata

Page 24
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan
1. Nyeri perut
Pasien mengeluh nyeri perut yang siklik sejak bulan september 2014 tanpa keluar
darah atau haid. Hal ini paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya
rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang.
2. Sulit buang air besar dan air kecil
Pasien mengeluh sejak bulan april 2015 pasien sulit buang air besar dan kecil.
Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke
uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra
pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi,
inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang
menimbulkan gangguan defekasi.
3. Perut membesar
Pasien mengeluh perut semakin membesar akibat darah yang terkumpul di dalam
vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol
(hymen buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluahan yang
timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid
tidak keluar. Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan
mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi dilatasi
dan darah haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra).
4. Hymen tampak kebiruan
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen tampak
kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya membran mukosa
hymen.

Page 25
B. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1. RBC : 4,22
2. HGB : 10,8
3. HCT : 34,3
4. MCV : 81,3
5. MCH : 25,6
6. WBC : 7,51
7. PLT : 307
b. USG
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis hymen imperforata dapat
dilakukan pemeriksaan USG untuk menentukan ada dan luasnya perdarahan di uterus,
tuba, dan rongga perut. Pada pasien ini hasil USG di dapatkan tampak mssa kistik
besar dan memanjang. Diferesial Diagnosis : Hematocolpos + Hematometro (Hymen
imperforata), Cystoma Ovarium.
c. Penanganan
1. Insisi himen/ Himenektomi.
Pada pasien ini dilakukan himenektomi atau insisi himen setelah hasil USG ada.
2. Analgetik
Pada pasien ini diberikan kaltrofen supp sebagai analgetik untuk mengurangi nyeri.

Page 26
BAB IV
KESIMPULAN

Seorang wanita berusia 17 tahun MRS dengan Suspek hymen Imperorata.


Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Penanganan dengan
Himenektomi.Penanganan yang dilakukan sudah sesuai dan pasien dirawat hingga
sembuh dan tidak ada komplikasi.

Page 27
DAFTAR PUSTAKA

1. Herman M.I., MD, FACEP, FAAP, Zuckerman A.L., MD, Pediatric


Imperforata Himen. Updated : April 3rd, 2013. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/954252-overview#showall.

2. Kamus Saku KEDOKTERAN DORLAND. Edisis 25. Penerbit Buku


Kedokteran.
3. Saladin K., Anatomy and Physiology The unity of form and function, 3rd
edition, 2003; Mc-Graw Hill, Chapter 28- The Female Reproductive System;
p1056

4. Sadler T.W.. part two: Special Embryology. Langmans Medical Embryology


8th Edition.; Lippincott Williams & Wilkins; April 15, 1999. p346-7

5. Howard W., Jones I., Wentz A.C. Burnett L.S., Novaks textbook of
Gynecology, 14th Edition. Lippincott Williams and Wilkins, 2007.
P1006,1047-50

6. Laufner M.R, MD. Paediatric Adolescent Gynecology; Congenital


Anomalies. Brigham and Womens Hospital. T.A. Harvard Medical School.
Update : March 29th, 2013. Available from:
http://www.brighamandwomens.org/departments_and_services/obgyn/service
s/pediatric/services.aspx

7. Smith. R.P., MD, The Netter Collection of Medical Illustrations -


Reproductive System. 2nd Edition. Chapter: The Vagina. Transverse Vaginal
Septum. Elsevier. P.138. Available from
http://www.netterimages.com/image/9058.htm.

Page 28
8. Prakash V., Himenoplasty - how to do. Indian J Surg (July-August 2009)
71:221-223. Association of Surgeons of India 2009. Received: 18
November 2008 / Accepted: 15 March 2009

9. Cook J., Sankara B., Wasunna, A.E.O.,Surgery at the District Hospital:


Obstetric, Gynecology, Orthopaedics and Traumatology. Pub: WHO; 1991.
Image - cruciate incision. Available from :
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/40002/1/9241544139_eng.pdf?ua=1.

Page 29

Anda mungkin juga menyukai